Anda di halaman 1dari 2

Tugas Narasi

Climate Change and Biodiversity Loss

Bioekonomi dan Kelestarian Lingkungan Hidup


Prof. Dr. Dedy Darnaedi, MSc.

Oleh :
Putri Sakinah
21462151801

Baru-baru ini, perubahan iklim global menjadi isu yang mendapat perhatian dunia
internasional. Kenaikan suhu di bumi yang mengubah sistem iklim dapat mempengaruhi
berbagai aspek dari perubahan alam sehingga hal ini akan berdampak pada kehidupan manusia
seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, ekosistem wilayah
pesisir dan dan juga terhadap keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, baik dari segi
ekonomi, lingkungan maupun budaya. Secara ekonomi keanekaragaman hayati digunakan bagi
industri yang bergantung pada sumber daya alam, karena pertumbuhan ekonomi bagi beberapa
negara tergantung pada ekplorasi minyak dan gas, sumber makanan, tempat tinggal, udara yang
bersih dan juga bahan alam lainnya. Oleh karena itu keanekaragaman hayati berperan sebagai
jasa lingkungan seperti pengaturan iklim, pengendalian polusi serta erosi, keseimbangan ekologi,
lingkungan konservasi, polinasi, sebagai pendukung keanekaragaman spesies.
Perubahan Iklim merupakan salah satu ancaman langsung terhadap hilangnya
keanekaragaman hayati. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia mengakibatkan emisi
gas rumah kaca yang menjadi pendorong langsung yang sangat penting, karena dapat
memperkuat dampak pendorong lain (yaitu degradasi habitat, polusi, spesies invasif dan
eksploitasi berlebihan) melalui perubahan suhu, curah hujan dan frekuensi kejadian ekstrem dan
variabel lain (Fischer, et al, 2018). Kenaikan suhu mempengaruhi keanekaragaman hayati,
sementara perubahan pola curah hujan, peristiwa cuaca ekstrem, dan pengasaman laut memberi
tekanan pada spesies yang sudah terancam oleh banyak aktivitas manusia lainnya. Sehingga
dapat menyebabkan dampak buruk yang cukup parah pada ekosistem dan juga jasa lingkungan
yang disediakan oleh keanekaragaman hayati.
Perubahan iklim mengakibatkan meningkatnya temperature rata-rata secara global, cuaca
yang ekstrim dan juga presifikasi serta asidifikasi lautan. Peristiwa ini kemudian menyebabkan
pada meningkatnya frekuensi cuaca yang ekstrim seperti fenomena La Nina dan ENSO serta
variabilitas iklim. (Duenas, et al. 2021) . El Niño Southern Oscillation (ENSO) yang terdiri dari
tiga fase yakni EL Nino, La Nina dan Netral adalah peristiwa klimaks berskala besar yang
memiliki variasi efek pada keanekaragaman hayati, terutama di garis lintang yang lebih rendah.
(Mooersn, 2007)

Referensi :
Dueñas, A., Jiménez-Uzcátegui, G. and Bosker, T., 2021. The effects of climate change on
wildlife biodiversity of the galapagos islands. Climate Change Ecology, 2, p.100026.
Fischer, M., Rounsevell, M., Torre-Marin Rando, A., Mader, A., Church, A., Elbakidze, M., ... &
Christie, M. (2018). The regional assessment report on biodiversity and ecosystem
services for Europe and Central Asia: Summary for policymakers. Intergovernmental
Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES).
Mooersn, A. Ø., Meusern, E., & Cleary, D. F. (2007). El Niño and Biodiversity. 1-11.

Anda mungkin juga menyukai