Oleh:
WAHYU KURNIAWAN
NIM: 17151048
VALIDITY
A. Pengertian Validity
penelitian, karena penarikan kesimpulan yang tepat didasarkan pada data yang
kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
Indonesia valid sering diwakili oleh istilah sahih (Suharsini A., 1999;65).
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes dilakukan fungsi
ukurnya. Tes hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada
sesuatu yang diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, tes harus mengukur
Secara umum validitas merupakan kekuatan dari hasil interpretasi anda dan
antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
oleh peneliti.
1
2
Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan
pengukuran. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk
satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, anggapan valid seperti dinyatakan
dalam "alat ukur ini valid" adalah kurang lengkap. Pernyataan valid tersebut
harus diikuti oleh keterangan yang menunjuk kepada tujuan (yaitu valid untuk
B. Konsep Validity
besar (dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam diri seseorang,
Dalam hal pengukuran ilmu sosial, validitas yang ideal tidaklah mudah
lebih banyak sumber kesalahan (error) daripada pengukuran aspek fisik. Kita
tidak pernah dapat yakin bahwa validitas instrinsik telah terpenuhi dikarenakan
demikian, walaupun kita terbiasa melekatkan predikat valid bagi suatu alat ukur akan
tetapi hendaklah selalu kita pahami bahwa sebenarnya validitas menyangkut masalah
3
hasil ukur bukan masalah alat ukurnya sendiri. Sebutan validitas alat ukur hendaklah
diartikan sebagi validitas hasil pengukuran yang diperoleh oleh alat ukur tersebut.
yogya.ac.id) juga menyebutkan bahwa terdapat empat prinsip dari validity, yaitu:
C. Jenis-Jenis Validitas
Validitas suatu instrumen atau alat ukur dapat dilihat dari isi atau konsep
yang terdapat pada alat ukur itu. Disamping itu, dapat pula dilihat dengan
atau statistik.
yaitu:
Validitas eksternal dapat berupa hasil ukur tes baku atau tes yang
dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan
dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang
hendak diukur. Validitas eksternal diperlihatkan oleh suatu besaran yang
merupakan hasil perhitungan statistika.
instrumen itu dengan kriterium, atau melakukan analisis butir item. Untuk
x
y
atau,
{n x ( 2 } {n y 2
2
n xy( x)( y )
r xy=
x
y
( x )2 ( y)2
{( 2 )}{( 2 )}
n n
( x ) ( y )
xy
n
r xy=
x
y
( 2)( 2)
xy
r xy=
erat dengan validitas tiap butir soal tersebut. Validitas butir soal dicari dalam
hubungannya dengan skor total tiap individu yang ikut serta dalam evaluasi.
1. Validitas Isi
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana
No
Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3
Butir
1 4 3 3
2 2 4 4
3 4 2 3
s s
V= V=
n ( c1 ) mn ( c1 )
Keterangan:
V =Indeks kesepakatan ahli mengenai validitas butir
S =r-l0
r =skor kategori pilihan ahli
l0 =skor terendah dalam kategori penskoran
n =banyaknya ahli
m =banyaknya butir
c =banyaknya kategori yang dapat dipilih ahli
No
Buti Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 s1 s2 s3 s v
r
0,7
1 4 3 3 3 2 2 7
8
0,7
2 2 4 4 1 3 3 7
8
0,6
3 4 2 3 3 1 2 6
7
0,7
Jumlah 7 6 7 20
4
No
Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3
Butir
1 kuat kuat kuat
2 lemah kuat kuat
3 kuat lemah kuat
H 3
koefesiensi validitasisi= = =0,6
( A +B+ C+ D+ E+ F +G+ H ) 5
Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan, Jika indeks
kesepakatan tersebut kurang dari 0,4 maka dikatakan validitasnya
rendah, diantara 0,4-0,8 dikatakan validitasnya sedang (mediocare)
dan jika lebih dari 0,8 dikatakan tinggi. Pada kasus ini karena
koefisien validitas isinya 0,6, maka dikatakan validitasnya sedang.
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan
sejauhmana instrumen mengungkap suatu kemampuan atau konstruk
teoretis tertentu yang hendak diukurnya (Nunnally, 1978, Fernandes,
11
3. Validitas Kriteria
Validitas kriteria dibuktikan dengan melihat kebermanfaatan
dari interpretasi skor hasil pengukuran (usefulness). Validitas kriteria
diketahui dengan mengestimasi korelasi skor tes peserta dengan skor
kriteria. Korelasi ini disebut dengan koefisien validitas, yang
menyatakan derajat hubungan antara prediktor dengan kriteria. Dilihat
dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya, prosedur validasi
berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas
a. Validitas Konkuren : Jika kriteria yang telah ada saat skor
penilaian diperoleh atau rentang waktu perolehan kedua data
tidak terlalu lama.
b. Validitas Prediktif : Jika kriteria keberhasilan ditunggu beberapa
lama, misalnya kurun waktu tertentu.
13
Nitko & Brookhart (1995). Classroom assessment: What teachers need to know.
Boston,MA: Allyn and Bacon, Inc.