Anda di halaman 1dari 14

Nama , Abdurahman

Mapel, metode penelitian

Jawaban metode penelitian TTM 2

1.Pengertian Populasi dan Sampel


Baik populasi dan sampel keduanya merupakan dua hal yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sederhananya
sampel penelitian dapat diartikan sebagai bagian dari populasi dan
merupakan wakil dari anggota populasi yang diteliti. 
Keduanya menjadi hal yang sangat menentukan hasil penelitian karena
dapat memberikan generalisasi pada hasil penelitian yang didapat. Oleh
karenanya, penting sekali untuk kalian dapat bersikap cermat dan teliti
dalam menentukan besaran populasi dan sampel yang akan digunakan.
Bahkan hal tersebut harus sudah kalian perhatikan dengan matang jauh
sebelumnya.

Pengertian Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli


Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai subyek pada wilayah serta waktu tertentu
yang akan diamati atau diteliti oleh peneliti. 

 Sugiyono mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang


terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
 Gulo menyebutkan populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan dari
satuan analisis yang merupakan sasaran penelitian.
 Margono mengartikan populasi sebagai seluruh data yang menjadi
perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup juga waktu yang sudah
ditentukan sebelumnya.
 Arikunto mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan objek
penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai,
benda-benda hingga peristiwa yang menjadi sumber data suatu
penelitian.
Sampel
Hampir semua ahli memiliki pandangan yang sama tentang sampel yakni
merupakan bagian dari populasi. 

 Sugiyono menyebut sampel sebagai bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi.
 Gulo memiliki pengertian yang sama dengan Sugiyono tentang
sampel yaitu himpunan bagian atau subset dari suatu populasi.
 Arikunto pun menyebut hal yang sama yaitu sampel sebagai bagian
atau wakil dari populasi yang diteliti.
Selengkapnya : Pengertian Populasi dan Sampel dalam Penelitian
Kuantitatif
Perbedaan Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun begitu
ada beberapa orang yang sulit membedakan keduanya sehingga akhirnya
tertukar.  Untuk memahami perbedaan keduanya kalian harus memahami
juga bahwa terdapat beberapa hal yang dapat membedakan populasi dan
sampel. 

1. Perbedaan populasi dan sampel yang pertama dapat dilihat dari


pengertian keduanya.
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, populasi
merupakan keseluruhan objek yang diteliti sementara sampel
merupakan bagian dari populasi itu sendiri.
2. Perbedaan kedua adalah melihat dari fokus kerjanya.
Fokus dari populasi adalah identifikasi karakteristik anggota
populasi sementara fokus dari sampel adalah pendugaan atau generalisasi
karakteristik yang sudah ditentukan melalui populasi. 
3. Perbedaan ketiga adalah pada pengumpulan datanya.
Data populasi mengingat cakupannya yang luas dapat dilakukan melalui
kegiatan seperti sensus. Sementara sampel akan lebih efektif
pengumpulan datanya apabila menggunakan survei.

Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel mengacu pada sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
sampel. Terdapat dua karakteristik sampel yaitu akurasi dan presisi.
1. Akurasi
Akurasi berarti sejauh mana sampel didapatkan tanpa adanya bias sampel.

Sampel, apabila diambil dengan benar maka ukuran perilaku, sikap hingga
pengetahuan dari beberapa elemen sampelnya akan memiliki hasil kurang
dari variabel pengukuran yang diambil dari populasi yang sama.

2. Presisi
Karakteristik kedua adalah presisi. Presisi berkaitan dengan ketepatan
atau ketelitian.
Presisi ini mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan
karakteristik populasi. Semakin tinggi tingkat presisi maka semakin besar
kemungkinan sampel yang didapat bersifat representatif terhadap
populasi. 

2.....

3.Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian – Salah satu tahap


melakukan suatu penelitian yaitu tahap pengambilan data. Data yang
diharapkan tentunya adalah yang baik. Data yang baik yaitu data yang
sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan data tersebut bersifat ajeg,
tetap atau dapat dipercaya. Data yang sesuai dengan keadaan yang
sebebarnya inilah yang disebut dengan data yang valid. Sedangkan data
yang dapat dipercaya disebut dengan data yang reliabel. Supaya diperoleh
data yang valid dan reliabel, maka instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data baik tes maupun non tes harus mempunyai bukti
validitas dan reliabilitas.

Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen terebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak di ukur. Sehingga dapat dikatakan bahwa
validitas berhubungan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan
istrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula. Istilah valid
sukar untuk dicari penggantinya, sebagian peneliti ada yang menyebutknya
dengan “sahih”, “tepat”, dan juga “cermat”.

Secara garis besar validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu,


validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (eksternal validity)

1. Validitas Internal (Internal Validity)

Validitas internal berkaitan dengan kriteria yang berasal dari dalam suatu
instrumen penelitian, seperti tampilan instrumen, isi dan juga kemampuan
instrumen dalam mengukur. Validitas internal disebut juga dengan Validitas
Rasional, yang berarti validitas untuk sebuah instrumen penelitian
menunjuk pada kondisi yang memenuhi syarat valid berdasarkan pada
hasil penalaran atau rasionalitas. Instrumen dikatakan mempunyai validitas
Internal bila instrumen tersebut kriteria yang ada dalam instrumen secara
rasional telah mencerminkan apa yanga diukur. Validitas internal dibagi
menjadi dua, yaitu validitas isi (Content Validity) dan Validitas Konstruk
(Construct Validity).

a. Validitas isi (Content Validity)

Validitas ini harus dimiliki oleh instrumen yang mengukur hasil belajar
biasanya berbentuk tes. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi bila
bisa mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan
materi pembelajarannya. Untuk menguji validitasnya dapat dilakukan
dengan cara membandingkan instrumen penelitian yang dibuat dengan
materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam mengembangkan instrumen
tes dapat memakai spesifikasi domain isi tes, yang menjelaskan isi secara
rinci dengan spesifikasi cakupan isi dan tipe butir soal. Validitas ini
berkaitan dengan pertanyaan ” sejauh mana butir tes mencakup
keseluruhan indikator kompetensi yang dikembangkan dan materi atau
bahan yang ingin diukur.

Menurut Djemari (2008:19-20) validitas isi sering dijelaskan melalui


validitas tampang dan validitas logis.

1) Validitas Tampang

Validitas tampang didapatkan melalui pemeriksaan terhadap butir-butir tes


untuk membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang
relevan. Dasar penyimpulannya lebih banyak didasarkan pada akal sehat.

2) Validitas Logis

Validitas logis disebut juga validitas pencuplikan (sampling validity), yang


mana menuntut batasan yang seksama terhadap kawasan perilaku yang
diukur dan suatu desain logis yang bisa mencakup bagian kawasan
perilaku yang diukur. Salah satu cara untuk menunjukkan bukti validitas
logis yaitu dengn membuat spesifikasi tes untuk menunjukkan tuntutan
bukti validitas.

b. Valitias Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen penelitian


mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan
instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang dipakai
dalam penelitian itu sendiri. Sehingga harus ada pembahasan mengenai
teori tentang variabel yang akan diukur yang menjadi dasar penentuan
konstruk suatu instrumen. Berdasarkan teori tentang variabel tersebut baru
kemudian dirumuskan konseptual dan definisi operasional, yang
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.

Suatu instruemn dikatakan mempunyai validitas konstruk bila terdapat


keterkaitan antara butir instrumen dengan indikator, definisi operaional dan
konsep teori tentang variabel peneltian yang diukur. Untuk menguji
validitas konstruk bisa menggunakan pendapat para ahli (expert judgment).
Para ahli akan memberikan keputusan apakah instrumen tersebut bisa
sipakai tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
Menurut Sugono (2007:177) jumlah tenaga ahli yang dibutuhkan minimal
tiga orang dan biasanya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan ruang
lingkup yang diteliti.

2. Validitas Eksternal

Validitas Eksternal (esternal validity) dikenal juga validitas empiris


(empiricial validity). Pada validitas eksternal berdasarkan pada kriteria yang
ada dari luar isntrumen yaitu berdasarkan pada fakta empiris atau
pengalaman. Kriterian yang dipakai sebagai pembanding instrumen yaitu
sesuatu yang sudah tersedian dan sesuatu yang masih belum tersedia
akan tetapi terjadi diwaktu yang akan datang. Instrumen yang sesuai
dengan kriteria yang sudah ada dikenal dengan validitas kesejajaran
(concurrent validity), sedangan instrumen yang sesuai dengan kriteria yang
diprediksi akan terjadi disebut dengan valditas prediksi (predictive validity).

a. Validitas Kesejajaran (concurrent validity)

Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas kesejajaran bisa hasilnya


sesuai dengan kriteria yang sudah ada, yang mana mempunyai
kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada. Kriteria yang sudah ada dapat
berupa instrumen lain yang mengukur hal yang sama dan sudah diakui
validitasnya, misalnya berupa tes terstandar. Akan tetapi juga dapat
dibandingkan dengan catatan-catatan yang ada di lapangan. Validitas ini
dapat digunakan untuk mengukur validitas instrumen bentuk tes maupun
non tes.

b. Validitas Prediksi (predictive validity)


Suatu instrumen diaktakan memiliki validitas prediksi bila instrumen
penelitian tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi atau
meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
mengenai hal yang sama. Misalnya tes masuk perguruan tinggi, tes
tersebut diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan calonmahasiswa
dalam mengikuti kuliah di masa yang akan datang. Calon yang lolos
diperkirakan akan mampu perkuliahan di masa yang akan datang dan
begitu juga sebaliknya.

Validitas ini umumnya digunakan untuk menguji validitas dari suatu


instrumen dalam bentuk tes. Sebagai alat pembanding validitas prediksi
adalah nilai yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti perkuliahan di
perguruan tinggi. Apabila ternyata siapa yang mempunyai nilai tes yang
lebih tinggi gagal dalam ujian semester I dibandingkan dengan yang dulu
nilai tesnya rendah maka instrumen tersebut tidak mempunyai validitas
prediksi. Pengujaian valditas prediksi membutuhkan waktu yang lama dan
biaya yang besar karena prosedurnya yang cukup panjang dan berulang
agar mendapat tes dengan kemampuan prediktor yang baik.

Reliabilitas Instrumen

Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yaitu
reliability, yang mana asalnya dari kata reliable yang mempunyai arti dapat
dipercaya. Suatu instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) bila
memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) bila diteskan berkali-
kali. Misalnya suatu tes yang sama diberikan kepada siswa dalam satu
kelas pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada
dalam urutan (rangking) yang sama atau ajeg dalam satu kelas tersebut.

Ajeg atau tetap tidak harus skornya selalu sama, skor yang diperoleh dapat
berubah akan tetapi urutan dalam kelompoklah yang sama. Jika dikaitkan
dengan validitas maka validitas berhubungan dengan ketepatan
sedangkan reliabilitas berkaitan dengan ketepatan atau keajegan. Banyak
sekali istilah yang menuju pada reliabilitas, misalnya sperti konsistensi,
keajegan, ketetapan, kestabilan dan juga keandalan. Intrumen yang
reliabel belum tentu valid. Contohnya mistar yang patah diujungnya, bila
dipakai berulang akan selalu menghasilkan data yang sama (reliabel) akan
tetapi selalu saja tidak valid. Reliabilitasisntrumen merupakan syarat untuk
pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu meskipun instrumen yang
valid biasanya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen tetap
perlu dilakukan.
Berdasarakan pada cara pengujian instrumen, makam reliabilitas
instrumen dapat dibagi menjadi dua yaitu, Reliabilitas Eksternal (External
Reliability) dan Reliabilitas Internal (Intenal Relability)

1. Reliabilitas Eksternal (External Reliability)

Reliabialitas eksternal didapatkan bila ukuran atau kriteria tingkat


reliabilitasnya berada di luar instrumen yang bersangkutan. Terdapat dua
cara untuk menguji reliabilitas suatu instrumen yaitu dengan metode
bentuk paralel (equivalent method) dan metode tes berulang (test-retest
method)

a. Metode bentuk paralel (equivalent method)

Metode ini dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir
sama (equivalent), selanjutnya diujicobakan padaa sekelompok responden
yang sama (responden mengejadakan dau kali) kemudian dari hasil
ujicoba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment.
Intrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah instrumen yang
mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetap butir-
butir pertanyaan/pertanyaan berbeda. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan waktu dan biaya yang lebih karena harus menyusun dua
instrumen, dan harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua
kali tes.

b. Metode tes berulang (test-retest method)

Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pembuatan soal


dua kali. Pada metode ini peneliti hanya menyiapka satu perangkat
instrumen, yang selanjutnya diteskan dan dicatat. Kemudian diwaktu yang
berbeda perangkat tersebut diteskan kembali terhadap semua responden
yang sama dan hasilnya dicacat. Kedua hasil tersebut kemudia diuji
menggunakan korelasi yang sama dengn metode paralel.

Metode ini sebenarnya memiliki kelemahan yang berkaitan dengan


kemungkinan responden yang masih ingat butir-butir soal pada tes yang
pertama, sehingga dapat berpengaruh pada hasil tes yang kedua. Waktu
jeda antar tes menjadi masalah yang tersendiri , karena bila waktu terlalu
dekat ditakutkan masih banyak responden yang ingat soalnya, namun bila
terlalu lama kemungkinan kondisi responden sudah berbuah misalnya
responden telah belajar lagi.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian – Pengertian dan Jenis-jenis

2. Relaibilitas internal (Internal Reliability)

Reliabilitas jenis ini diperoleh dari menganalisis data dari satu kali
pengumpulan data. Berdasarkan pada sistem pemberian skor (scoring
system) instumen, ada dua metode analisis internal yaitu Instrumen Skor
Diskrit dan Instrumen Skor Non Diskrit.

a. Instrumen Skor Diskrit. Merupakan intrumen yang skor


jawaban/responnya hanya dua, satu dan nol, dengan
kata lain benar dan salah. Untuk Instrumen skor diskrit
tingkat reliabitiasnya dapat dicari dengan menggunakan
metode berikut, metode belah dua (split-hallf metode);
metode Flanagan; rumus Rulon; rumus K-R 20; rumus
K-R 21; dan rumus Hoyt.
b. Instrumen Skor Non Diskrit. Merupaka instrumen
pengukuran yang dalam sistem skoringnya bukan satu
dan nol, tetapi bersifat gradual, yaitu ada penjelasan
skor mulai dari skor tertinggi samoai skor terendah. Hal
ini umumnya terdapat pada tes bentuk uraian dan
pilihan ganda, dan instrumen non tes bentuk angket
dengan skal Likert dan skala lajuan (ratting scale).
Interval skor dapat mulai dari 1 sampai 4; 1 sampai 5;
dan sebagainya. Untuk instrumen skor non diskrit dapat
dianalisi menggunakan rumus Alpha.
4.Tahapan dan Proses Teknik Pengumpulan Data Secara
Lengkap

Teknik pengumpulan data menjadi suatu hal yang perlu untuk turut diperhitungkan
dalam melakukan suatu penelitian. Dengan adanya teknik yang tepat maka nantinya
pengumpulan data bisa membantu penelitian agar bisa berjalan dengan lancar. Oleh
karena itu teknik yang akan dipilih untuk melakukan pengumpulan data haruslah
dipertimbangkan dengan sangat baik.

Hal ini juga harus melihat kondisi agar teknik yang dipilih nantinya tidak membuat
penelitian mennjadi berantakan. Sebaliknya melalui teknik yang tepat maka nantinya
penelitian bisa memberikan hasil yang terbaik. maka dari itu segala hal yang berkaitan
dengan teknik dalam proses pengumpulan data juga harus iperhatikan dan turut
dipertimbangkan serta direncanakan secara matang.
Tahapan Teknik Pengumpulan Data
Tinjauan literatur
Hal pertama yang memang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum melakukan
pengumpulan data adalah meninjau literatur yang telah ada. Literatur ini bisa dari mana
saja asalkan berfungsi menyajikan pengetahuan yang sekiranya dibutuhkan oleh
peneliti. Literatur ini bisa berupa temuan substantif dan juga bisa berupa kontribusi
teoritis serta metodologis.

Konsultasi pada ahli


Setelah melakukan tinjauan literasi maka peneliti dapat berlanjut ke tahap berikutnya
yaitu berkonsultasi. tentu saja konsultasi ini dilakukan pada orang yang memang sudah
ahli. Konsultasi dianjurkan untuk dilakukan pada orang yang memang ahli di bidang
yang sekiranya sesuai dengan topik atau tema penelitian. Maka nantinya berbagai
petunjuk untuk melakukan penelitian bisa diperoleh dan dijalankan.

Mendekati kelompok masyarakat


Jika memang telah mendapatkan literasi dan melakukan konsultasi maka selanjutnya
Anda bisa menentukan metode penelitian untuk memperkirakan metode yang akan
digunakan dalam mengumpulkan data. Hal ini bertujuan agar kondisi masyarakat yang
akan dijadikan sebagai sumber data bisa dipahami secara lebih lagi. Maka nantinya
penentuan sumber data bisa dilakukan sehingga bisa dijalankan proses pendekatan
pada sumber data yang dibutuhkan.
Berhubungan baik dengan sumber data
Jika memang telah ditentukan kelompok masyarakat mana yang akan dijadikan sebagai
bagian dari sumber data maka selanjutnya mulailah hubungan yang baik dengan
kelompok masyarakat tersebut. Dengan adanya hubungan baik maka nantinya proses
pengumpulan data yang Anda lakukan akan menjadi lancar.

Adanya uji coba


yang dimaksud dengan uji coba dalam hal ini adalah uji coba terhadap segala instrumen
yang sekiranya dibutuhkan untuk melakukan proses pengumpulan data dalam suatu
penelitian. Tentunya proses uji coba ini haruslah dilakukan dengan urutan langkah yang
tepat. Maka nantinya setiap instrumen penelitian bisa berguna sesuai dengan fungsinya
sehingga dapat endukung proses pengumpulan data.

Penyusunan pertanyaan
Tahapan selanjutnya adalah proses perumusan atau penyusunan pertanyaan. Proses
penyusunan pertanyaan ini sudah seharusnya dilakukan dengan disesuaikan pada topik
atau tema penelitian. Dalam membuat pertanyaan tentu saja susunan pertanyaan
sebaiknya diuat semenarik mungkin. Selain itu pertanyaan yang diberikan juga harus
sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga nantinya bisa diperoleh hasil penelitian
yang memang berdasarkan jawaban dari sumber data.

Pencatatan data
Hal ini bisa dimaksudkan sebagai suatu proses yang dilakukan tepatnya setelah seluruh
data telah terkumpul. Pencatatan data ini perlu dilakukan tepatnya sebelum dilakukan
proses analisis data. Oleh karena itu proses pencatatan data haruslah dilakukan secara
teliti dan cermat.

Cek data
Jika memang proses pencatatan data telah dilakukan maka selanjutnya Anda juga perlu
melakukan proses cek data. Cek data ini bertujuan untuk mempersiapkan data sebelum
dilakukan analisis. Dengan melakukan cek data inilah maka nantinya seluruh data bisa
lebih dipastikan kebenarannya. Maka data akan membuat proses analisis menjadi lebih
tepat dan terhindar dari berbagai acam kesalahan.
Proses Teknik Pengumpulan Data

Observasi atau pengamatan

Dalam melakukan pengumpulan data rupanya teknik observasi atau pengamatan perlu
dilakukan. Bahkan hal ini enjadi langkah awal bagi sebuah proses pengumpulan data.
Melalui aktivitas observasi atau pengamatan inilah maka nantinya peneliti dapat
mengetahui dengan lebih pasti kondisi masyarakat yang akan dijadikan sebagai
responden ataupun nara sumber.

Pemberian kuesioner

Setelah melakukan tahap observasi maka selanjutnya bisa dilakukan proses


pengumpulan data. Proses pengupulan data bisa dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner pada sejumlah responden yag dibutuhkan. Biasnaya pemberian kuesioner
kepada responden ini dilakukan dalam menerapkan metode penelitian kuantitatif.
Umumnya pula jumlah responden dalam hal ini sangatlah banyak agar bisa diperoleh
hasil analisis data yang lebih valid.

Wawancara langsung

Selain teknik pemberian kuesinoer rupanya pengumpulan data juga bisa dilakukan
dengan cara wawancara langung. Umumnya wawancara kepada beberapa nara sumber
dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk
menggali informasi secara lebih dalam mengenai topik penelitian yang sedang dibahas.
Dari hasil wawancara inilah maka nantinya akan diperoleh hasil data dan kemudian
dilanjutkan dengan proses analisis data.

Pengumpulan dokumen

Proses terakhir yang bisa dilakukan dalam hal pengumpulan data adalah pengumpulan
dokumen. Dalam hal ini dokumen yang dapat dikumpulkan antara lain meliputi hasil
kuesioner dan hasil wawancara serta berbagai bukti lain yang mendukung proses
penelitian.
Pemilihan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada dasarnya menjadi suatu hal yang sangat penting bagi
seseorang atau bagi sebuah lembaga yang akan melakukan proses penelitian. Sebuah
teknik dalam proses pengumpulan haruslah dipilih dengan tepat sebab hal ini nantinya
berhubungan dengan data yang selanjutnya akan dianalisis. Teknik yang terdapat dalam
proses pengumpulan data umumnya memang ada beberapa jenis dan teknik ini bisa
dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Untuk memilih teknik pengumpulan data sebaiknya peneliti mengkaji ulang mengenai
proses penelitian yang akan dilakukannya. Misalnya bagaimana metode yang akan
diterapkan dalam hal mengumpulkan data. Apakah metode kuantitatif ataukah metode
kualitatif yang akan dipilih untuk menjalankan proses pengumpulan berbagai data yang
dibutuhkan.

Dari metode penelitian maka nantinya bisa ditentukan teknik apakah yang sebaiknya
dipilih dan diterapkan untuk mengumpulkan data. Nantinya teknik yang dipilih untuk
mengumpulkan data bisa ditentukan guna memberikan hasil tepat. Hingga akhirnya
proses penelitian bisa memberikan informasi yang sekiranya memang diutuhkan oleh
para pembaca.

Tentu saja teknik pengumpulan data ini seperti juga memilih absen terbaik yang dapat
digunakan oleh perusahaan. Sebaiknya gunakan aplikasi absen yang memadai
contohnya yaitu JojoTimes yang mampu membantu karyawan melakukan absen kapan
saja dan dimana saja.

Hal ini karena JojoTimes sendiri didukung oleh berbagai macam fitur yang menarik, di
antaranya yaitu sebagai berikut:

Pengenalan wajah biometris dengan geo-locator yang akurat

Mengelola laporan kehadiran, perizinan cuti dan jam kerja

Tarif lembur yang dapat disesuaikan

Terintegrasi dengan sistem absensi yang sekarang, serta pengaturan izin cuti dan
advance

5.

Anda mungkin juga menyukai