Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah blok 4.1 Critical Nursing
Disusun Oleh:
Kelompok 1B
OKTOBER, 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
3. 10 menit Evaluasi
1. Memberikan kesempatan 1. Bertanya
pada peserta untuk bertanya
2. Menanyakan kembali pada 2. Menjawab
peserta tentang materi yang
disampaikan
4. 5 menit Penutup
1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
D. STRATEGI PENGAJARAN
Hari/Tanggal :
Waktu : 45 menit
Tempat :
E. MEDIA PENGAJARAN
Video
F. MATERI ( terlampir )
1. Pengertian dari GBS
2. Tanda dan Gejala dari GBS
3. Penyebab dari GBS
4. Penatalaksanaan dari GBS
5. Komplikasi dari GBS
6. Pencegahan sekunder dari GBS
G. Metode penyuluhan
Diskusi (Tanya jawab)
Ceramah
LAMPIRAN MATERI
GBS (Guillain-Barre Syndrome)
1. Pengertian
Sulit di deteksi pada awal kejadian, namun gejala berupa flu, demam, headache, pegal dan
10 hari kemudian muncul gejala lemah. Selang 1-4 minggu, sering muncul gejala berupa :
Gejala awal antara lain adalah rasa seperti ditusuk-tusuk jarum di ujung jari kaki atau
tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku mengeras, lengan
terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa mengenggam erat atau memutar sesuatu dengan baik
(buka kunci, buka kaleng dan lain-lain). Gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa
minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim
dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat
diperiksa. Gejala tahap berikutnya pada saat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya : kaki
sudah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks
lengan telah hilang fungsinya (Anonim, 2006).
Gejala awal biasanya kelemahan atau rasa kesemutan pada kaki. Rasa itu dapat menjalar
ke bagian tubuh atas tubuh. Pada beberapa kasus bisa menjadi lumpuh, Hal ini bisa
menyebabkan kematian. Pasien kadang membutuhkan alat respirator untuk bernapas. Gejala
biasanya memburuk setelah beberapa minggu, kemudian stabil. Banyak orang bisa sembuh,
namun kesembuhan bisa didapatkan dalam minggu atau tahun (CDC, 2012 ; Marjo, 1978 ;
Sidarta, 2004 ; Walshe, 1978).
3. Penyebab GBS
Penyebab yang pasti sampai saat ini belum diketahui, tetapi pada banyak kasus sering
disebabkan oleh infeksi viral. Virus yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah
Cytomegalovirus (CMV), HIV, Measles dan Herpes Simplex Virus. Sedangkan untuk penyebab
bakteri paling sering oleh Campylobacter jejuni. Lebih dari 60% kasus mempunyai factor
predisposisi antara satu sampai beberapa minggu sebelum onset, antara lain :
Guillain Barre Syndrome dapat dikatakan tidak ada drug of choice. Yang diperlukan
adalah kewaspadaan terhadap kemungkinan memburuknya situasi sebagai akibat perjalanan
klinik yang memberat sehingga mengancam otot-otot pernapasan. Apa bila terjadi keadaan
demikian, maka penderita segera di rawat di ruang intensif.
a. Pengobatan imunosupresan:
1) Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan dibandingkan
plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg
BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15
hari sampai sembuh.
2) Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
a) 6 merkaptopurin (6-MP)
b) Azathioprine
c) Cyclophosphamid Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual
dan sakit kepala.
b. Plasmaferesis untuk beberapa penderita dapat memberi manfaat yang besar,terutama
untuk kasus yang akut. Di negara-negera barat, plasmaferesis mulai sering dilakukan
namun demikian belum diperoleh kesimpulan yang pasti. Dengan cara ini plasma
sejumlah 200-250ml/kgbb dalam 4-6x pemberian selang waktu sehari diganti dengan
cairan yang berisi kombinasi garam dan 5% albumin. Plasmaparesis atau plasma
exchange bertujuan untuk mengeluarkan factor autoantibodi yang beredar.
c. Perawatan umum dan fisioterapi
Perawatan yang baik sangat penting dan terutama di tujukan pada perawatan sulit,
kandung kemih. Saluran pencernaan, mulut,faring dan trakea.infeksi paru dan saluaran
kencing harus segera di obati.
Respirasi di awasi secara ketat, terhadap perubahan kapasitas dan gas darah yang
menunjukan permulaan kegagalan pernapasan. Setiap ada tanda kegagalan pernapasan
maka penderita harus segera di bantu dengan pernapasan buatan. Jika pernapasan buatan
di perlukan untuk waktu yang lama maka trakeotomi harus di kerjakan fisioterapi dada
secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps paru. Gerakan pasti pada kaki
lumpuh mencegah deep voin trombosis spientmungkin di perlukan untuk
mempertahankan posisi anggota gerak yang lumpuh, dan kekakuan sendi di cegah dengan
gerakan pasif. Segera setelah penyembuhan mulai fase rekonfaselen maka fisioterapi
aktif di mulai untuk melati dan meningkatkan kekuatan otot.
d. Roboransia saraf dapat diberikan terutama secara parenteral. apabila terjadi kesulitan
menguyah atau menelan,sebagai akibat kelumpuhan otot-otot wajah dan menelanmaka
perlu dipasang pipa hidung-lambung (nasogastric tube) untuk dapat memenuhi kebutuhan
makanan dan cairan.
e. Manfaat kortikosteroid untuk sindrom guillain-barre masih kontroversial.namun
demikian,apabila keadaan menjadi gawat akibat terjadinya paralisis otot-otot pernafasan
maka kortikosteroid dosis tinggi dapat diberikan. Pemberian kortikosteroid ini harus
diiringi dengan kewaspadaan terhadap efek samping yang mungkin terjadi (Center for
disease control (CDC). 2012)
Menurut Center for disease control(2012), komplikasi GBS yang paling berat adalah
kematian, akibat kelemahan atau paralisis pada otot-otot pernafasan. Tiga puluh persen%
penderita ini membutuhkan mesin bantu pernafasan untuk bertahan hidup, sementara 5%
penderita akan meninggal, meskipun dirawat di ruang perawatan intensif. Sejumlah 80%
penderita sembuh sempurna atau hanya menderita gejala sisa ringan, berupa kelemahan ataupun
sensasi abnormal, seperti halnya kesemutan atau baal. Lima sampai sepuluh persen mengalami
masalah sensasi dan koordinasi yang lebih serius dan permanen, sehingga menyebabkan
disabilitas berat. Dengan penatalaksanaan respirasi yang lebih modern, komplikasi yang lebih
sering terjadi lebih diakibatkan oleh paralisis jangka panjang, antara lain sebagai berikut:
6. Pencegahan sekunder
a. Konsumsi makanan yang dibutuhkan tubuh seperti protein hewani (daging dan
ikan)
b. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan
untuk menghindari infeksi kuman,bakteri yang dapat menyebabkan diare
c. Mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh seperti
tomat, wortel, brokoli, dan bayam
d. Mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, mangga, jambu biji,
apel, semangka, melon
DAFTAR PUSTAKA