Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GBS (Guillain-Barre Syndrome)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah blok 4.1 Critical Nursing

Disusun Oleh:

Kelompok 1B

1. Andini Putri Sundari 4002170041


2. Annisa Nurul Afifah 4002170093
3. Asril Mubarok 4002170089
4. Lenny Herlina Febiyani 4002170013
5. Michia Pratiwi Putri 4002170136
6. Muhamad Kurnia Nur R 4002170158
7. Rima Maulina 4002170026
8. Yuzar Roslan Fadhiilah 4002170002

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

OKTOBER, 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : GBS (Guillain-Barre Syndrome)


Materi : Memahami pentingnya pengetahuan baru tentang GBS
Sasaran : Masyarakat
Waktu : 45 menit
Tempat :

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


 Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang GBS selama 45 menit, peserta dapat
memahami tentang GBS serta dapat mengenali tanda dan gejala dari GBS.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


 Tujuan khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, maka peserta mampu :
a) Mengetahui Pengertian dari GBS
b) Mengetahui Tanda dan Gejala dari GBS
c) Mengetahui Penyebab dari GBS
d) Mengetahui Penatalaksanaan dari GBS
e) Mengetahui Komplikasi dari GBS
f) Mengetahui Pencegahan sekunder dari GBS

C. ALOKASI WAKTU : ( 45 menit )


No Kegiatan
Waktu
. Pembicara Peserta
1. 5 menit Pembukaan
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2-5. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan topic Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5. Melakukan kontrak waktu
25 menit Isi
1. Pengertian dari GBS
2. Tanda dan Gejala dari GBS Mendengarkan dan memperhatikan
3. Penyebab dari GBS
4. Penatalaksanaan dari GBS
5. Komplikasi dari GBS Mendengarkan dan memperhatikan
6. Pencegahan sekunder dari
GBS

3. 10 menit Evaluasi
1. Memberikan kesempatan 1. Bertanya
pada peserta untuk bertanya
2. Menanyakan kembali pada 2. Menjawab
peserta tentang materi yang
disampaikan
4. 5 menit Penutup
1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
2. Memberi salam 2. Menjawab salam

D. STRATEGI PENGAJARAN
Hari/Tanggal :
Waktu : 45 menit
Tempat :

E. MEDIA PENGAJARAN
 Video

F. MATERI ( terlampir )
1. Pengertian dari GBS
2. Tanda dan Gejala dari GBS
3. Penyebab dari GBS
4. Penatalaksanaan dari GBS
5. Komplikasi dari GBS
6. Pencegahan sekunder dari GBS
G. Metode penyuluhan
 Diskusi (Tanya jawab)
 Ceramah

LAMPIRAN MATERI
GBS (Guillain-Barre Syndrome)

1. Pengertian

Guillain-Barre Syndrome adalah penyakit autoimun yang menimbulkan peradangan dan


kerusakan myelin (material lemak, terdiri dari lemak dan protein yang membentuk selubung
pelindung di sekitar beberapa jenis serat saraf perifer. Kerusakan saraf ini dianggap sebagai hasil
dari reaksi kekebalan yang abnormal terhadap mielin sistem saraf perifer. Kelemahan dan mati
rasa di kaki biasanya merupakan gejala pertama. Sensasi ini dapat dengan cepat menyebar,
akhirnya melumpuhkan seluruh tubuh (Inawati, 2010)

Guillain-Barre Syndrome (GBS) atau yang dikenal dengan Acute Inflammatory


Idiopathic Polyneuropathy (AIIP) atau yang biasa juga disebuat sebagai Acute Inflammatory
Demyelinating Polyneuropathy (AIDP) adalah suatu penyakit pada susunan saraf yang terjadi
secara akut dan menyeluruh, terutama mengenai radiks dan saraf tepi, kadang-kadang mengenai
saraf otak yang didahului oleh infeksi. Penyakit ini merupakan penyakit dimana system imunitas
tubuh menyerang sel saraf.

2. Tanda dan Gejala dari GBS

Sulit di deteksi pada awal kejadian, namun gejala berupa flu, demam, headache, pegal dan
10 hari kemudian muncul gejala lemah. Selang 1-4 minggu, sering muncul gejala berupa :

a. Paraestasia (rasa baal, kesemutan)


b. Otot-otot lemas (pada tungkai, tubuh dan wajah)
c. Saraf-saraf cranialis sering terjadi patologi, sehingga gangguan gerak bola mata,
mimic wajah, bicara dan sebagainya
d. Gangguan pernafasan (kesulitan inspirasi)
e. Gangguan saraf-saraf otonom (simpatis dan para simpatis)
f. Gangguan frekuensi jantung
g. Gangguan irama jantung
h. Gangguan tekanan darah
i. Gangguan proprioseptive dan persepsi terhadap tubuh
j. Diikuti rasa nyeri pada bagian punggung dan daerah lainnya.

Gejala awal antara lain adalah rasa seperti ditusuk-tusuk jarum di ujung jari kaki atau
tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku mengeras, lengan
terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa mengenggam erat atau memutar sesuatu dengan baik
(buka kunci, buka kaleng dan lain-lain). Gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa
minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim
dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat
diperiksa. Gejala tahap berikutnya pada saat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya : kaki
sudah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks
lengan telah hilang fungsinya (Anonim, 2006).

Gejala awal biasanya kelemahan atau rasa kesemutan pada kaki. Rasa itu dapat menjalar
ke bagian tubuh atas tubuh. Pada beberapa kasus bisa menjadi lumpuh, Hal ini bisa
menyebabkan kematian. Pasien kadang membutuhkan alat respirator untuk bernapas. Gejala
biasanya memburuk setelah beberapa minggu, kemudian stabil. Banyak orang bisa sembuh,
namun kesembuhan bisa didapatkan dalam minggu atau tahun (CDC, 2012 ; Marjo, 1978 ;
Sidarta, 2004 ; Walshe, 1978).

3. Penyebab GBS

Penyebab yang pasti sampai saat ini belum diketahui, tetapi pada banyak kasus sering
disebabkan oleh infeksi viral. Virus yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah
Cytomegalovirus (CMV), HIV, Measles dan Herpes Simplex Virus. Sedangkan untuk penyebab
bakteri paling sering oleh Campylobacter jejuni. Lebih dari 60% kasus mempunyai factor
predisposisi antara satu sampai beberapa minggu sebelum onset, antara lain :

a. Peradangan saluran nafas bagian atas


b. Vaksinasi
c. Diare
d. Kelelahan
e. Peradangan masa nifas
f. Tindakan bedah
g. Demam yang tidak terlalu tinggi

4. Penatalaksanaan dari GBS

Guillain Barre Syndrome dapat dikatakan tidak ada drug of choice. Yang diperlukan
adalah kewaspadaan terhadap kemungkinan memburuknya situasi sebagai akibat perjalanan
klinik yang memberat sehingga mengancam otot-otot pernapasan. Apa bila terjadi keadaan
demikian, maka penderita segera di rawat di ruang intensif.

a. Pengobatan imunosupresan:
1) Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan dibandingkan
plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg
BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15
hari sampai sembuh.
2) Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
a) 6 merkaptopurin (6-MP)
b) Azathioprine
c) Cyclophosphamid Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual
dan sakit kepala.
b. Plasmaferesis untuk beberapa penderita dapat memberi manfaat yang besar,terutama
untuk kasus yang akut. Di negara-negera barat, plasmaferesis mulai sering dilakukan
namun demikian belum diperoleh kesimpulan yang pasti. Dengan cara ini plasma
sejumlah 200-250ml/kgbb dalam 4-6x pemberian selang waktu sehari diganti dengan
cairan yang berisi kombinasi garam dan 5% albumin. Plasmaparesis atau plasma
exchange bertujuan untuk mengeluarkan factor autoantibodi yang beredar.
c. Perawatan umum dan fisioterapi
Perawatan yang baik sangat penting dan terutama di tujukan pada perawatan sulit,
kandung kemih. Saluran pencernaan, mulut,faring dan trakea.infeksi paru dan saluaran
kencing harus segera di obati.
Respirasi di awasi secara ketat, terhadap perubahan kapasitas dan gas darah yang
menunjukan permulaan kegagalan pernapasan. Setiap ada tanda kegagalan pernapasan
maka penderita harus segera di bantu dengan pernapasan buatan. Jika pernapasan buatan
di perlukan untuk waktu yang lama maka trakeotomi harus di kerjakan fisioterapi dada
secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps paru. Gerakan pasti pada kaki
lumpuh mencegah deep voin trombosis spientmungkin di perlukan untuk
mempertahankan posisi anggota gerak yang lumpuh, dan kekakuan sendi di cegah dengan
gerakan pasif. Segera setelah penyembuhan mulai fase rekonfaselen maka fisioterapi
aktif di mulai untuk melati dan meningkatkan kekuatan otot.
d. Roboransia saraf dapat diberikan terutama secara parenteral. apabila terjadi kesulitan
menguyah atau menelan,sebagai akibat kelumpuhan otot-otot wajah dan menelanmaka
perlu dipasang pipa hidung-lambung (nasogastric tube) untuk dapat memenuhi kebutuhan
makanan dan cairan.
e. Manfaat kortikosteroid untuk sindrom guillain-barre masih kontroversial.namun
demikian,apabila keadaan menjadi gawat akibat terjadinya paralisis otot-otot pernafasan
maka kortikosteroid dosis tinggi dapat diberikan. Pemberian kortikosteroid ini harus
diiringi dengan kewaspadaan terhadap efek samping yang mungkin terjadi (Center for
disease control (CDC). 2012)

5. Komplikasi dari GBS

Menurut Center for disease control(2012), komplikasi GBS yang paling berat adalah
kematian, akibat kelemahan atau paralisis pada otot-otot pernafasan. Tiga puluh persen%
penderita ini membutuhkan mesin bantu pernafasan untuk bertahan hidup, sementara 5%
penderita akan meninggal, meskipun dirawat di ruang perawatan intensif. Sejumlah 80%
penderita sembuh sempurna atau hanya menderita gejala sisa ringan, berupa kelemahan ataupun
sensasi abnormal, seperti halnya kesemutan atau baal. Lima sampai sepuluh persen mengalami
masalah sensasi dan koordinasi yang lebih serius dan permanen, sehingga menyebabkan
disabilitas berat. Dengan penatalaksanaan respirasi yang lebih modern, komplikasi yang lebih
sering terjadi lebih diakibatkan oleh paralisis jangka panjang, antara lain sebagai berikut:

a. Gagal nafas, dengan ventilasi mekanik


b. Aspirasi
c. Paralisis otot persisten
d. Hipo ataupun hipertensi
e. Tromboemboli, pneumonia, ulkus
f. Aritmia jantung
g. Retensi urin
h. Masalah psikiatrik, seperti depresi dan ansietas
i. Nefropati, pada penderita anak
j. Ileus

6. Pencegahan sekunder
a. Konsumsi makanan yang dibutuhkan tubuh seperti protein hewani (daging dan
ikan)
b. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan
untuk menghindari infeksi kuman,bakteri yang dapat menyebabkan diare
c. Mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh seperti
tomat, wortel, brokoli, dan bayam
d. Mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, mangga, jambu biji,
apel, semangka, melon

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.2006.Pengenalan Penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS).


http://www.gauli.com/2006/05/31/pengenalan-penyakit-gbs/.
Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020 pukul 09.00
2. Guillain Barre Syndrome (GBS).
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/guillainbarresyndrome.html.
Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020 pukul 09.00
3. Center for disease control (CDC). 2012. Guillain Barre Syndrome (GBS)
http://www.cdc.gov/flu/protect/vaccine//guillainbarre.htm.
Diakses pada tanggal 6 Oktober pukul 09.15 .
4. Mangedong,Dian.2013.Asuhan Keperawatan Guillain Bare Sindrom.
Online: http://diandayen- beanurse.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-guillain-
bare-syndrom.html.
Diakses pada 6 Oktober 2020 pukul 11.00
5. Rahayu,Tutik.2014. MENGENAL GUILLAIN BARRE SYNDROM atau GBS .
Jurnal Keperawatan:Journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3532.pdf.html.
Di akses pada 6 Oktober 2020 pukul 11.24

Anda mungkin juga menyukai