Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG NARKOBA

OLEH
MARIA SATRIA MUDA

KELAS : XI IIS1

SMA NEGERI I NANGAPANDA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun makalah yang berjudul “NARKOBA” ini  tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

                                                                   Nangapanda, 25 Mei 2022 


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Narkoba

B. Pengertian Narkoba

C. Jenis-Jenis Narkoba

D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

E. Dampak Narkoba

F. Efek Samping Pemakaian Narkoba

G. Bahaya Narkoba bagi Remaja

H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya, sering kali
kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak sekolah. Jika hal tersebut berlanjut bukan
tidak mungkin bahwa akan banyak hal negatif yang akan menimpa mereka. Salah satunya adalah
terjerumusnya dalam dunia penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba. Di kota-kota besar di
Indonesia, penyebarannya pada kalangan remaja sudah tidak terkendali lagi. Bandar-bandar
narkoba bahkan sudah berani masuk ke lingkungan sekolah.
Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan khawatir atas
perkembangan serta pertumbuhan anaknya di luar sana. Mungkin saja di rumah mereka terlihat
biasa-biasa saja atau berkelakuan baik. Namun, bagaimana perilaku mereka di luar sana. Remaja
sebenarnya tahu kalau itu sangat berbahaya bagi mereka. Namun, tetap saja ada beberapa di
antara mereka yang menggunakannya entah karena ingin coba-coba atau ikut-ikutan temannya.
Tentu kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena remaja adalah generasi penerus
bangsa, bagaimana nasib bangsa di masa mendatang jika banyak generasi penerusnya terlibat
penyalahgunaan narkoba.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat tentang narkoba?
2. Apa pengertian dari narkoba?
3. Apa saja jenis-jenis narkoba?
4. Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?
5. Bagaimana dampak dari narkoba?
6. Apa saja efek samping pemakaian narkoba?
7. Apa bahaya narkoba bagi remaja?
8. Bagaimana cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?

C. Tujuan
Penulisan makalah tentang Narkoba ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara
konferhensif kepada pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi muda. Sehingga para
generasi muda mengetahui pengaruh buruknya, sebab dapat merusak masa depan generasi muda
yang menjadi tumpuan harapan orang tua, agama, bangsa dan negara.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah tentang Narkoba ini untuk memberikan informasi
tentang bahaya narkoba agar kita tidak terjerumus di dalamnya serta kita bisa menjadi penerus
bangsa yang bersih dari narkoba.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Narkoba
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelm Adam
Sertürner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai
Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856 waktu
pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa
sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut “ketagihan” disebut sebagai
“penyakit tentara”. Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) campuran ini
membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan,
mengantuk dan muntah-muntah.
Namun tahun 1898 pabrik obat “Bayer” memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin,
sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an sampai dengan 70-an pusat
penyebaran candu dunia berada pada daerah “Golden Triangle” yaitu Myanmar, Thailand dan
Laos, dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah “Golden Crescent” yaitu Pakistan,
Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika.
Selain morfin dan heroin ada lagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari
tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan
Asma dan TBC. Pada akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta teknologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu
tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil.

B. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik
“narkoba” ataupun “napza”, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya.
Pada tahun 2015 terdapat 35 jenis yang dikonsumsi pengguna di Indonesia dari yang
paling murah hingga yang mahal seperti LSD, di dunia terdapat 354 jenis. Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009). Narkotika digolongkan
menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang
termasuk jenis narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

C. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Penjelasan mengenai jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat
yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan ke
dalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui
dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan
manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan
menjadi 3 kelompok yaitu:
 Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh: ganja, heroin,
kokain, morfin, dan opium.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin, benzetidin, dan betametadol.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi
menjadi 4 kelompok adalah:
 Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan
ekstasi.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), dan
diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, di antaranya adalah:
 Rokok.
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila
dihirup akan dapat memabukkan.

D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba pada seseorang.
Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan
narkotika, terdiri dari:
1. Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor
yang mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Alasan-alasan
yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA antara lain:
 Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai
akibatnya;
 Keinginan untuk bersenang-senang;
 Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya;
 Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok;
 Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup;
 Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan;
 Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan
untuk menggunakan napza;
 Tidak dapat berkata tidak terhadap napza.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan
anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong
seseorang pada gangguan penggunaan zat.
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang memberi kesempatan
pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna
napza merupakan faktor kontributif terjadinya penyalahgunaan napza.
c. Lingkungan Teman Sebaya
Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima
sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan napza merupakan suatu hal yang
penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.

E. Dampak Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan
mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan
terganggunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial. Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya
pecandu telah dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum.
Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi
pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak
diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar
atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati. Sebenarnya
juga tidak sedikit para pengguna ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk
seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang dibayangkan.

F. Efek Samping Pemakaian Narkoba


Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian, pemakaian
sebelumnya dan harapan pengguna. Selain kegunaan medis untuk mengobati nyeri, batuk dan
diare akut, narkotika menghasilkan perasaan “lebih membaik” yang dikenal dengan euforia
dengan mengurangi tekanan psikis. Efek ini dapat mengakibatkan ketergantungan. Tanda-tanda
fisik, dapat dilihat dari tanda-tanda fisik si pengguna, seperti mata merah, mulut kering, bibir
berwarna kecokelatan, perilakunya tidak wajar, bicaranya kacau, daya ingatannya menurun.

G. Bahaya Narkoba bagi Remaja


Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-
zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya,
generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari
penyebaran ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran adalah usia
pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun.
Di Indonesia, perkembangan pencandu semakin pesat. Para pencandu itu pada umumnya
berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar
tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas,
5. Tidak memedulikan kesehatan diri,
6. Suka mencuri untuk membeli narkoba.

H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini belum benar-
benar terpadu dan terlihat setiap instansi atau kelompok masyarakat bekerja sendiri-sendiri
sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Sebenarnya banyak instansi selain Polri yang
memiliki tugas memberantas penyalahgunaan narkoba. Belum ada upaya pembinaan khusus
terhadap pengguna sebagai korban, karena masih beranggapan bahwa para pengguna itu adalah
penjahat dan tanpa mendalami lebih jauh mengapa mereka sampai mengonsumsi atau
menyalahgunakan narkoba.
Peran serta masyarakat sangat rendah karena mereka masih berpandangan bahwa
pemberantasan penyalahgunaan Narkoba adalah tugas dan tanggung jawab polisi. Dengan
demikian mereka kurang peduli dan kurang berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan
penyalahgunaan Narkoba. Ada beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunaan narkoba
seperti granat, geram, ganas, dan lain-lain. Namun sayangnya kegiatan mereka masih cenderung
belum konsisten dan belum berkesinambungan. Mereka lebih banyak untuk menyoroti dan
mencari kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh penyidik/aparat penegak hukum dari
pada melakukan kemitraan, dengan kata lain kadar kemitraannya dengan aparat penegak hukum
masih meragukan.
Sedangkan di lingkungan internal Polri sendiri, kegiatan antar fungsi masih belum terpadu
dan belum terencana secara baik. Yang terkesan hanya kegiatan represif saja oleh fungsi Reserse.
Fungsi Binamitra, Intelijen dan Samapta kurang proaktif dalam melakukan upaya perfektif dan
preventif, sebagai contoh bahwa penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat lebih banyak menunggu jika ada permintaan dari pihak lain (kelompok masyarakat).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa
merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber dari
tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketenteraman umum, dan dapat
menimbulkan dampak negatif yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun
psikologis.
Bahaya narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak
sosial yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan juga menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam keluarga
dan juga dari peran pendidikan di sekolah sangatlah besar pengaruhnya untuk pencegahan
penanggulangan narkoba. Dan perlunya peningkatan pengetahuan bahaya narkoba bagi para
remaja. Penanganan dini bagi para penggunaan narkoba sangatlah penting.

B. Saran
Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan
kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di
kegiatan majelis taklim, belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian berarti kita dapat
menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga
membahagiakan mereka. Dengan membahagiakan mereka tanpa disadari kita telah membuka
pintu kemudahan dan kesuksesan bagi diri kita sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya
dengan cara tidak mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Bewana, Satya. 2008. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya. Jakarta: Balai
Pustaka. 

Martono, Lydia Harlina. 2008. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka. 

Tanjung, Ain. 2004. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan


Anti Narkoba. 

Anda mungkin juga menyukai