Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................................1
D. Manfaat ...................................................................................................................................1
PEMBAHASAN .........................................................................................................................2
A. Sejarah Narkoba ......................................................................................................................2
B. Pengertian Narkoba .................................................................................................................2
C. Jenis-Jenis Narkoba .................................................................................................................2
1. Narkotika ..................................................................................................................................2
2. Psikotropika .............................................................................................................................3
3. Zat adiktif lainnya.....................................................................................................................3
D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba ............................................................................3
1. Faktor Individu .........................................................................................................................3
2. Faktor Lingkungan ...................................................................................................................3
a. Lingkungan Keluarga ...............................................................................................................3
b. Lingkungan Sekolah ................................................................................................................3
c. Lingkungan Teman Sebaya ......................................................................................................4
E. Dampak Narkoba .....................................................................................................................4
F. Efek Samping Pemakaian Narkoba .........................................................................................4
G. Bahaya Narkoba bagi Remaja .................................................................................................4
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba ............................................................................5
PENUTUP ...................................................................................................................................6
A. Kesimpulan .............................................................................................................................6
B. Saran ........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................7

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya, sering kali kegiatan mereka
sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak sekolah. Jika hal tersebut berlanjut bukan tidak mungkin bahwa
akan banyak hal negatif yang akan menimpa mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya dalam dunia
penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba. Di kota-kota besar di Indonesia, penyebarannya pada kalangan
remaja sudah tidak terkendali lagi. Bandar-bandar narkoba bahkan sudah berani masuk ke lingkungan
sekolah. Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan khawatir atas perkembangan
serta pertumbuhan anaknya di luar sana. Mungkin saja di rumah mereka terlihat biasa-biasa saja atau
berkelakuan baik. Namun, bagaimana perilaku mereka di luar sana. Remaja sebenarnya tahu kalau itu
sangat berbahaya bagi mereka. Namun, tetap saja ada beberapa di antara mereka yang menggunakannya
entah karena ingin coba-coba atau ikut-ikutan temannya. Tentu kenyataan tersebut sangat
mengkhawatirkan karena remaja adalah generasi penerus bangsa, bagaimana nasib bangsa di masa
mendatang jika banyak generasi penerusnya terlibat penyalahgunaan narkoba.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah singkat tentang narkoba?
Apa pengertian dari narkoba?
Apa saja jenis-jenis narkoba?
Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba?
Bagaimana dampak dari narkoba?
Apa saja efek samping pemakaian narkoba?
Apa bahaya narkoba bagi remaja?
Bagaimana cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba?

C. Tujuan
Penulisan makalah tentang Narkoba ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif
kepada pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi muda. Sehingga para generasi muda mengetahui
pengaruh buruknya, sebab dapat merusak masa depan generasi muda yang menjadi tumpuan harapan
orang tua, agama, bangsa dan negara.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah tentang Narkoba ini untuk memberikan informasi tentang bahaya
narkoba agar kita tidak terjerumus di dalamnya serta kita bisa menjadi penerus bangsa yang bersih dari
narkoba.

1
PEMBAHASAN

A. Sejarah Narkoba
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelm Adam Sertürner menemukan
modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama
dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin
ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-
tahanan tersebut “ketagihan” disebut sebagai “penyakit tentara”. Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama
Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada
sejenis jamur) campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap,
ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat “Bayer” memproduksi obat
tersebut dengan nama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer). Tahun 60-an sampai
dengan 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah “Golden Triangle” yaitu Myanmar,
Thailand dan Laos, dengan produksi 700 ribu ton setiap tahun. Pada daerah “Golden Crescent” yaitu
Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika.
Selain morfin dan heroin ada lagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca
yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC. Pada akhir
tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta teknologi mendukung maka
diberilah campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat dan pil.

B. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”, mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius
pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Pada tahun 2015 terdapat
35 jenis yang dikonsumsi pengguna di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD,
di dunia terdapat 354 jenis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang
tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah: Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu,
jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. Garam-garam
dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang
mengandung bahan tersebut di atas.

C. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai
jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan ke dalam tubuh.
Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi
atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia
medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain. Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh: ganja, heroin, kokain,
morfin, dan opium.

2
2) Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: petidin, benzetidin, dan betametadol.
3) Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: kodein dan turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki
khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah:
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya
untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, di antaranya adalah:
Rokok. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan
dapat memabukkan.

D. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba pada seseorang. Berdasarkan
kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan narkotika, terdiri dari:
1. Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang
mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi. Alasan-alasan yang
biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA antara lain:
 Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai akibatnya;
 Keinginan untuk bersenang-senang;
 Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya;
 Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok;
 Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup;
 Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan;
 Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan
untuk menggunakan napza;
 Tidak dapat berkata tidak terhadap napza.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada
gangguan penggunaan zat.

b. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna napza merupakan
faktor kontributif terjadinya penyalahgunaan napza.

3
c. Lingkungan Teman Sebaya
Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya
dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan napza merupakan suatu hal yang penting bagi remaja
agar diterima dalam kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.

E. Dampak Narkoba
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental dan
perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di
otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif (alam
pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial. Berbagai
upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu telah dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum.
Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan
pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh
pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5
gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati. Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna ingin
lepas dari dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak
semudah yang dibayangkan.

F. Efek Samping Pemakaian Narkoba


Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian, pemakaian sebelumnya dan harapan
pengguna. Selain kegunaan medis untuk mengobati nyeri, batuk dan diare akut, narkotika menghasilkan
perasaan “lebih membaik” yang dikenal dengan euforia dengan mengurangi tekanan psikis. Efek ini dapat
mengakibatkan ketergantungan. Tanda-tanda fisik, dapat dilihat dari tanda-tanda fisik si pengguna, seperti
mata merah, mulut kering, bibir berwarna kecokelatan, perilakunya tidak wajar, bicaranya kacau, daya
ingatannya menurun.

G. Bahaya Narkoba bagi Remaja


Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan
menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh
dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran ini adalah kaum muda atau remaja.
Kalau dirata-ratakan, usia sasaran adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun.
Di Indonesia, perkembangan pencandu semakin pesat. Para pencandu itu pada umumnya berusia antara
11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar
yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah,
pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang
yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut:
 Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
 Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
 Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
 Sering menguap, mengantuk, dan malas,
 Tidak memedulikan kesehatan diri,
 Suka mencuri untuk membeli narkoba.

4
H. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini belum benar-benar terpadu
dan terlihat setiap instansi atau kelompok masyarakat bekerja sendiri-sendiri sehingga hasil yang
diperoleh belum optimal. Sebenarnya banyak instansi selain Polri yang memiliki tugas memberantas
penyalahgunaan narkoba. Belum ada upaya pembinaan khusus terhadap pengguna sebagai korban, karena
masih beranggapan bahwa para pengguna itu adalah penjahat dan tanpa mendalami lebih jauh mengapa
mereka sampai mengonsumsi atau menyalahgunakan narkoba.
Peran serta masyarakat sangat rendah karena mereka masih berpandangan bahwa pemberantasan
penyalahgunaan Narkoba adalah tugas dan tanggung jawab polisi. Dengan demikian mereka kurang
peduli dan kurang berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba. Ada
beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunaan narkoba seperti granat, geram, ganas, dan lain-lain.
Namun sayangnya kegiatan mereka masih cenderung belum konsisten dan belum berkesinambungan.
Mereka lebih banyak untuk menyoroti dan mencari kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh
penyidik/aparat penegak hukum dari pada melakukan kemitraan, dengan kata lain kadar kemitraannya
dengan aparat penegak hukum masih meragukan.
Sedangkan di lingkungan internal Polri sendiri, kegiatan antar fungsi masih belum terpadu dan belum
terencana secara baik. Yang terkesan hanya kegiatan represif saja oleh fungsi Reserse. Fungsi Binamitra,
Intelijen dan Samapta kurang proaktif dalam melakukan upaya perfektif dan preventif, sebagai contoh
bahwa penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat lebih banyak menunggu
jika ada permintaan dari pihak lain (kelompok masyarakat).

5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah
sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber dari tindakan
kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketenteraman umum, dan dapat menimbulkan dampak negatif
yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Bahaya narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang
saja, melainkan juga menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran
pendidikan di sekolah sangatlah besar pengaruhnya untuk pencegahan penanggulangan narkoba. Dan
perlunya peningkatan pengetahuan bahaya narkoba bagi para remaja. Penanganan dini bagi para
penggunaan narkoba sangatlah penting.

B. Saran
Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan kegiatan
bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di kegiatan majelis
taklim, belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti
kepada kedua orang tua, dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan
membahagiakan mereka tanpa disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan kesuksesan bagi diri
kita sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya dengan cara tidak mencoba narkoba walaupun itu
hanya sedikit.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bewana, Satya. 2008. Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya. Jakarta: Balai Pustaka.
Martono, Lydia Harlina. 2008. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka.
Tanjung, Ain. 2004. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti
Narkoba.

Anda mungkin juga menyukai