A. Latar Belakang
Narkotika adalah zat atau obat yang bersal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan (Undang-undang No. 35 Tahun 2009). Narkotika di golongkan
menjadi 3 golongan sebagai mana tertuang di dalam lampiran 1 Undang-undang
tersebut, yang termasuk jenis narkotika adalah :
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morpina, kokaina, ekgiona, tanaman ganja, dan gambar ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morpina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut
diatas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang narkoba diharapkan siswa/i dapat
memahami tentang narkoba.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang narkoba diharapkan :
a. Siswa/i dapat mengetahui jenis narkoba
b. Siswa/i dapat mengetahui penyebab narkoba
c. Siswa/i dapat mengetahui dampak narkoba
C. Pelaksanaan
1. Judul Kegiatan
Penyuluhan Narkoba
2. Sasaran Kegiatan
Siswa/i SD MIN Medan Petisah
3. Metode
Ceramah
4. Pengorganisasian
a. Ketua : Nur Cahaya Sinaga
b. Sekretaris : Renianti Panjaitan
c. Bendahara : Riti Wira Angelina Gultom
d. Penyaji : Mifta Al-Uliah.H
e. Moderator : Desi Kristina
f. Notulen : Tumesas Kadupe Laia
g. Fasilitator : Yogi Andika Barus
h. Dokumentasi : Yefita Realisman Zebua
5. Waktu
Hari/Tanggal : Jumat, 13 November 2015
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Di SD Medan Petisah
6. Media
a. Laptop
b. Leaflet
c. Gambar
D. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Waktu pelaksanaan sudah ditentukan yaitu pada hari Jumat, 13 November
2015
b. Alat sudah dipersiapkan
c. Proposal tersedia dan telah mendapat persetujuan dari kepala lingkungan
2. Evaluasi Hasil
a. Siswa/i aktif mendengarkan penyuluhan
b. Siswa/i dapat memahami tentang narkoba
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. Leaflet
3. Gambar
F. Evaluasi
1. Sebutkan gelaja ketergantungan narkoba
2. Bagaimana cara penanggulangan bahaya narkoba
MATERI
A. Pengertian
Dalam menentukan seseorang terdiagnosa ketergantungan obat sangat diperlukan
adanya bukti penggunaan dan kebutuhan yang terus-menerus.Obat yang
diberikan oleh dokter tidak termasuk dalam pengertian diatas.Istilah
ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada ketagihan atau
adiksi. Ketagihan obat adalah ; keracunan yang periodic atau menahun yang
merugikan individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan oleh
penggunaan suatu obat yang berulang-ulang dengan cirri-ciri : keinginan atau
kebutuhan yang luar biasa untuk meneruskan penggunaan obat itu dan usaha
untuk mendapatkannya dengan segala cara, kecenderungan untuk menaikin
dosis, ketergantungan fisik pada obat itu.
Sehat remaja melibatkan cepat perubahan fisik dan emosional serta peningkatan
tuntutan kemerdekaan dan privasi.Peningkatan kemerdekaan dan kebebasan
sosial adalah persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
diperlukan untuk gerakan dari masa kanak-kanak status yang dewasa muda.Sehat
remaja kebutuhan mungkin membuat kesulitan untuk orang tua, atau orang lain,
dalam menentukan apakah remaja menjadi obat pelaku atau pecandu.Gejala-gejal
yang berbeda dari penyalahgunaan zat dan ketergantungan ada, namun, dalam
populasi remja.
B. Jenis-jenis Narkoba dan Akibatnya
1. Opiat atau Opium (Candu)
2. Morpin
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia.Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya
disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah
(intravena).Akibatnya :
a. Menimbulkan euforia
b. Mual,muntah,sulit buang hajat besar (konstipasi).
c. Kebingungan (konfusi)
d. Berkeringat
e. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar
f. Gelisah dan perubahan suasana hati
g. Mulut kering dan warna muka berubah
Akibat :
a. Denyut nadi melambat
b. Tekanan darah menurun
c. Otot-otot menjadi lemas/relaks
d. Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
e. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri
f. Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat
g. Penyimpangangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal
h. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari
Akibat :
a. Denyut jantung atau nadi lebih cepat
b. Mulut dan tenggorokan kering
c. Merasa lebih santai, banyak bicara dan gembira
d. Sulit mengingat suatu kejadian
e. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi
f. Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan
g. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual
yangberkepanjangan, rasa letih/capek
h. Gangguan kebiasaan tidur
i. Sensitif dan gelisah
j. Berkeringat
k. Berfantasi
l. Selera makan bertambah
5. LSD atau Lysergic acid atau acid, trips, tabs
Akibat :
a. Timbul rasa yang disebut tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna
dan waktu
b. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi
terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya
c. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan
membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
d. Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
e. Diafragma mata melebar dan demam
f. 54Disorientasi
g. Depresi
h. Pusing
i. Panik dan rasa takut berlebihan
j. Flashback (mangingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan
kemudian
k. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
6. Kokain
Mempunyai 2 bentuk yaitu bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa
(free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah
larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama
jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain
menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang
mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot
atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang serng
disebut cocopuff. Menghirup kokain beresiko luka pada sekitar lubang hidung
bagian dalam.
Akibat :
a. Meninbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy)
b. Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks
c. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan
d. Timbul masalah kulit
e. Kejang-kejang kesulitan bernafas
f. Sering mengelurkan dahak atau lendir
g. Merokok kokain merusak paru (emfisema)
h. Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan
i. Paranoid
j. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (coaine bugs)
k. Gangguan penglihatan (snow light
l. Kebingungan (konfusi)
m. Bicara seperti menelan (slurred speech)
2. Faktor Lingkungan
a. Orang Tua
Sikap orang tua terhadap remaja maerupakan faktor yang sangat penting
bagi perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau
perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak
rukun, maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan
sering mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaiknya disiplin
yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang
hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan kebijaksana jangan sampai
seakan-akan dilain pihak.
a. Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudara-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada
anak pertama dan lebih besar diantara anak-anak dengan jenis kelamin yang
sama. Perasaan ini akan bertambah keras bila orang tua mempelakukan anak-
anaknya tidak sama ( pilih kasih ). Untuk menarik perhatian dan simpati dari
orang tua, biasanya remaja menunjukan perilaku agresif atau negraivistik.
b. Orang-orang lain dirumah
Seperti nenek, saudara orang tua atau pelayan, juga dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian pada remaja.Nenek pada umumnya menunjukan
sikap memanjakan terhadap cucunya.
c. Hubungan di sekolah
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya,
teman sekolahnya.Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru
menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya.
d. Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-
ekonom tinggi atau rendah.Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka
terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas) atau sibuk
denga mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan
waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para reamja. Menurut
Rosenheim, Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja
dengan ketergantungan obat sering menunjukan sikap menolak terhadap anak
mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
perkawinan yang tidak bahagia. Istri mengira bahwa dengan adanya anak,
hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak
demikian, maka anaklah yang dpersalahkan (mungkin secara tidak disadari)
sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelunya ibunya takut hamil lagi
karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambahkan
beban keluarga.
Sikap menolak dari orang tua terhadap mereka terutama pada remaja
diantaranya adalah :
a. Menghukun anaknya/remaja secara berlebih lebihan.
b. Anka / remaja kurang diperhatikan mengenai makanan, pakaian, kemajuan
disekolah dan kegiatan sosial.
c. Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah
d. Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja
e. Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan
saudara-saudaranya.
f. Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut
Tidak jarang terjadi efek paradoksal yaitu efek yang muncul berbeda dengan
apa yang diinginkan. Missal yang terjadi adalah banyangan-banyangan yang
menakutkan, mimpi buruk sepanjang hari, halusinasi, sikap agresif dan lain-
lain. Penghentian obat secara mendadak bias menimbulkan kesakitan yang
hebat (withdrawal syndrome), kematian. Jika berhasil disembuhkan tetap akan
meninggalkan gejala sisa (skuele) misalnya menjadi bodoh, idiot bahkan
lumpuh.
2. Keluarga,Masyarakat dan Negara
Menjadi beban keluarga, terutama bagi mereka yang mereka terlanjur
kecanduan.Menguras keuangan keluarga untuk mengobati.Dan biaya
pengobatan ini tidak murah, sebab pasien harus menjalani perawatan isolasi
selama berbulan-bulan.Merugikan Negara dalam sumber daya manusia,
apabila NAPZA tidak diperangi dikhawatirkan terjadinya Lost Generation
(hilangnya generasi penerus bangsa).Keluarga dapat menderita kehancuran
total penyalahgunaan narkoba ditengah-tengah anggota keluarga. Hubungan
menjadi sulit dan sering menakutkan bagi pasangan, mitra, dan anak-anak.Hal
ini bahkan dapat memperpanjang kepada orang tua ketika anak-anak
menyalahgunakan narkoba.Sering kali keluarga mencoba untuk menutupi
masalah atau menyangkal bahwa salah satu bahkan ada. Tindakan ini sering
berasal dari cinta baik atau takut akan hukuman.
a. Cara penanggulangannya
1) Prevansif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang
mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan
adalah lebih baik dari pada pembenrantasan. Pencegahan penyalahgunaan
narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan
penyeuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat,
pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam
oleh pihak keamanan, pengawasan distribusi obat-obatan illegal dan
melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi atau
meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan narkoba.
2) Represif (penindakan), yaitu menidak atau memberantas penyelahgunaan
narkoba melalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hokum
atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak
boleh main hakim sendiri.
3) Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara
medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan
tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba seperti
Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesntren, yayasan pondok Bina Kasih
dll.
4) Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para
korban tidak kambuh kembali”ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi
berupanya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban
narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban narkoba yang
sudah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai
pecandu narkoba.