Anda di halaman 1dari 61

6

Pengantar ke Perhitungan
Teknik Kimia
6.1. Satuan dan Dimensi
6.2. Konversi Satuan dan Faktor Konversi
6.3. Sistem Satuan
6.4. Gaya dan Berat
6.5. Kehomogenan Dimensi
6.6. Perhitungan aritmetika : Notasi Ilmiah,
Angka Penting dan Ketelitian
6.7. Representasi dan Analisis Data Proses
6.1. Satuan dan Dimensi
 Rousseau, 1986
Dimensi : Property yang dapat dihitung
mis : panjang, waktu, massa, suhu, dll.
atau:
dihitung dari perkalian/pembagian dimensi
mis :  kecepatan : (panjang/waktu);
 volume = (panjang)3

Satuan (unit) : Cara untuk menyatakan dimensi


mis :  cm atau ft untuk panjang
 menit atau detik untuk waktu
 o
C atau R untuk suhu
o
 Kegunaan pembubuhan “satuan” pada
angka yang mempunyai dimensi

1. Penafsiran yang mudah terhadap arti fisis dari


angka-angka yang digunakan
2. Menghilangkan kemungkinan terbalik yang tidak
disengaja dalam perhitungan-perhitungan
3. Mengurangi perhitungan tengah (intermediate) dan
waktu dalam memecahkan soal-soal
4. Pendekatan logis kepada soal, bukannya menghapal
rumus-rumus dan memasukkan angka-angka ke
dalamnya
 Aturan Penggunaan “satuan (unit)”

1. Nilai numerik 2 buah besaran (kuantitas) dapat dijumlahkan/


dikurangkan hanya jika satuannya sama
Contoh :
a. 3 cm - 1 cm = 2 cm ( 3X - X = 2X
b. 3 cm - 1 mm = ? ( 3X - y = ?

2. Nilai numerik dari satuanyang tidak sama dapat


dikombinasikan dengan cara perkalian/ pembagian
Contoh :
a. 3 N x 4 m = 12 Nm
b. 3 m x 3 m = 9 m2
c. 6 cm x 5 cm/det = 30 cm2/det
6,0 g
d. m
 3 3 besaran tak berdimensi
2 g
6.2. Konversi Satuan dan Faktor Konversi

Faktor Konversi : Rasio nilai yang ekivalen


dari suatu besaran yang
dinyatakan dalam satuan
yang berbeda

mis :
1 cm
a. 1 cm per 10 mm
10 mm
2
b. 10 mm  100 mm 2
 1 cm  
  1 cm 2
 Cara mengkonversi satuan :
Cara : Kalikan besaran yang diberikan dengan faktor
konversi
 satuan yg   satuan baru 
diberikan  x  satuan lama 
    Faktor konversi

Besaran yg diberikan

Contoh :
1. Konversikan 36 mg menjadi ekivalennya dalam gram

Penyelesaian :
 1 g 
Cara 1 :  36 mg  x    0,036 g
 1000 mg 

Cara 2 : 36 mg 1 g
 0,036 g
1000 mg
Contoh :
2. Ubahlah 400 in3/hari menjadi ekivalennya dalam cm3/men
Penyelesaian :

3 3
400 in  2,54 cm  1 hari 1 jam cm 3
   4,56
hari  1 inc  24 jam 60 men men

Contoh :
3. Ubahlah percepatan 1 cm/det2 menjadi km/thn2
Penyelesaian :
2 2 2
1 cm  3600 det   24 jam   365 hari   1 km   1 m 
         
det 2  1 jam   1 hari   1 tahun  1000 m  100 cm 
km
 9,95 x 10 9
tahun 2
1. SI (MKS dan CGS)
6.3. Sistem Satuan 2. English System

1). Satuan Dasar (base units)


Yaitu : satuan untuk dimensi : massa,
panjang, waktu, suhu, jumlah senyawa,
arus listrik dan intensitas cahaya
Penggo
2). Satuan Turunan
longan
Yaitu : Hasil perkalian atau pembagian
sistem satuan dasar atau satuan multiple
satuan: mis : cm2 ; ft/cm ; kg.m/det2 ; dll

3). Satuan alternatif


mis : waktu  menit, jam, hari, dll
massa  ton; kg; g ; dll
Tabel 1. Satuan Internasional (SI)

Besaran Fisis Nama satuan simbol Defenisi


Satuan SI Dasar
Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon / detik s
Suhu Kelvin K
Jlh senyawa mol mol
Satuan Turunan SI
Energi Joule J kg. m2. . s-2
Newton Newton kg. m. . s-2
Daya Watt kg. m . s-3
Tekanan Newton/ meter2 N.m-2 ; Pa
Kapasitas panas Joule per (kg. K)
Tabel 1. Satuan Internasional (SI)

Besaran Fisis Nama satuan simbol Defenisi


Satuan Alternatif
Waktu Sekon; jam ; hari; dll
Suhu Derajat Celcius
Volume Liter (dm)3
Massa Ton ; (Mg); gram

1. Contoh : Konversikan 23 lbm. ft/men2 menjadi ekivalennya kg.cm/det2

Jawab
lbm . ft  0,454 kg  100 cm  1 men 2  kg . cm
23      0,088
men 2  1 lbm   3,281m   1   det 2
2. Contoh : Konduktivias termal dalam satuan “ Sistem American
Engineering : Btu
k 
 jam .  ft 2  o F  ft 

kJ
Ubahlah satuan tersebut menjadi : k 
hari . m 2    C  cm
o

Jawab
Btu  1 J   1 kJ   24 jam   3,28 ft 
k 

 jam  ft 2  0 F / ft   9,484 x 10  4 Btu 
 
1000 J   1 hari   1 m 
     
1,8 0F   1 m   100 cm 
 0     
 1 C   3,28 ft   1 m 
kJ
 14.940,53
hari  m 2  0C / cm
3. Contoh : Sebuah orifice meter digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran di dalam pipa. Kecepatan aliran
dihubungkan dengan penurunan tekanan
dengan sebuah persamaan berbentuk :
Dimana :
p u = kecepatan fluida
u  c
 p = penurunan tekanan
 = berat jenis fluida yang mengalir
c = konstanta pembanding
Apakah satuan c dalam sistem SI ?

Jawab

u dalam (m/det)  dalam (kg/m3)


N kg . m det 2
p dalam 2
atau
m m2
Maka :
N m 
1 1
2
m  kg . m  2
 1  2
 c 3
 c   2 2  . 3
det kg m  det . m   kg m 
1 2 1
m  kg  2
m  3 2
m
 c   2  .   c 
det  det . m   kg  det

Jadi : c tanpa satuan Bilangan tanpa dimensi


4. Konduktivitas termal k suatu logam cair diperkirakan
dengan menggunakan persamaan empiris :
J
B  k dalam
k  A exp   det . m . K
T 
T dalam K
Apakah satuan A dan B ?

Jawab

Argumen “ exp” adalah tanpa dimensi


J
J B  A dalam
 A exp  o  det . m . K
det . m . K  K
B dalam oK
6.4. Gaya dan Berat (force & weight)
 Hukum Newton II tentang gerak :
Gaya (force) sebanding dengan hasil kali massa dengan
percepatan (panjang / waktu2)

 Satuan Gaya :
Satuan gaya = kg. m/det2 dalam (SI)
= g. cm/det2 dalam (CGS)
= lbm. ft/ det2 dalam (English atau
American engineering system)
 Turunan Satuan Gaya :
Satuan gaya = Newton ; N dalam (SI)
= dyne dalam (CGS)
= lbf. dalam (English
 Note :
1 Newton (N) = 1 kg. m/det2
1 dyne = 1 g. cm/det2
ft 
1 pond gaya (lb f )  1 lbm. 32,174
 det 2 
lbm ft
 32,174
det 2

 Konversi Satuan Gaya


faktor konversi
 satuan   satuan
 gaya     . gC
  baru  gaya  lama

kg . m det 2 g . cm det 2 lbm ft det 2


gC  1  1  32,174
N dyne lb f
SI/ mks SI/ cgs english
Berat suatu objek : Yaitu gaya
Berat yang bekerja pada objek tersebut
(weight) akibat gaya tarik gravitasi
m
m. g
g W 
gc
Dimana :
W = berat objek
m = massa objek
g = percepatan gravitasi
= 9,8066 m/det2 (SI)
= 32,174 ft/det2
(English)
gc = konversi percepatan gravitasi
5. Contoh
Air mempunyai densitas 62,4 lbm/ft3. Berapa berat dari 2,00 ft3 air :
a. Pada permukaan laut (g = 32,174 ft/det2)
b. Di Medan (bila g = 32,139 ft/det2)

Penyelesaian :
lbm
Massa air, m   V  62,4 3 2,0 ft
ft
 3

 124,8 lbm
mg g
Berat air, W   124,8 lbm 
………..………………. (1)
gc gc
a. Pada permukaan laut (g = 32,174 ft/det2)
 
mg  32,174 ft det 2 
W   124,8 lbm     124,8 lb f
gc  32,174 lbm ft 
 lb det 2 
 f 
5. Contoh

Penyelesaian :

b. Di Medan (bila g = 32,139 ft/det2)


 
mg  32,139 ft det 2 
W   124,8 lbm     124,7 lb f
gc  32,174 lbm ft 
 lb det 2 
 f 
6.5. Kehomogenan Dimensi dan Besaran
Takberdimensi
Sebuah persamaan harus konsisten (homogen)
secara dimensional
atau
Prinsip
Setiap unsur dalam sebuah persamaan harus
Dasar : memiliki dimensi dan satuan bersih yang sama
dengan unsur lain yang ditambahkan atau
disamakan
Perhatikan contoh persamaan berikut :
 m 
V m det   V0 m det   g  2  . t det 
 det 
Persamaan di atas : Homogen secara dimensi, karena masing-masing
suku V ; V0 dan gt mempunyai dimensi yang sama , yakni [panjang/
waktu]
Contoh :
6). Misalkan, bahwa persamaan : v  v0  gt
adalah homogen secara dimensi, dimana  dan 0
dalam (m/det); g dalam (m/det2) dan t (det).
Diinginkan untuk menyatakan waktu (t) dalam menit dan
besaran-besaran lain dalam satuan yang diberikan di atas.
Penyelesaian :
 m   m   m   60 det 
v   v0    g  2  . t men   
 det   det   det   1 men 
v  v0  60 gt ; t dalam menit
7). Perhatikan persamaan : D  ft   3 t det   4
a. Jika persamaan ini benar, bagaimana dimensi konstanta 3 dan 4
b. Jika persamaan tersebut konsisten/ homogen dalam sa tuannya,
bagaimana satuan dari 3 dan 4 ?
c. Turunkan persamaan untuk jarak (meter) dan waktu (menit)

Penyelesaian :
a. Agar persamaan tersebut benar, harus homogen secara dimensi, jadi
tiap suku harus mempunyai dimensi “panjang”
Konstanta 3 harus mempunyai dimensi :  panjang waktu 
Konstanta 4 harus mempunyai dimens  panjang 
b. Untuk konsistensi satuan, maka konstanta 3 & 4 mempunyai satuan :
Konstanta 3 mempunyai satuan : 3 ft/det
Konstanta 4 mempunyai satuan : 4 ft
c. Misalkan variabel baru : D’ (m) dan t’ (men)
Hubungan ekivalen antara variabel baru dan lama adalah

D , (m) 3,2808 ft
D  ft    3,28 D ,
1 m
t , (men) 60 det
t det    60 t ,
1 men
Subtitusi ke persamaan awal :

3,28 D ,  3 60 t ,  4 dibagi dengan : 3,28


D m  
,
55 t men  1,22
,
8. Persamaan yang menggambarkan perilaku gas dan dikenal sebagai
Persamaan Van der Waals, yang berlaku untuk 1 mol gas adalah
sebagai berikut :
 a 
 p  2 
 V  b   RT
V 
p dalam atm ; V dalam cm3 dan T dalam oK
Bila persamaan tersebut konsisten/ homogen dalam satuannya,
bagaimana satuan dari : a ; b dan R ?

Penyelesaian :
 a 
 p atm     3
 V cm  b   R T  K
o

 V 2
cm 
3 2


Satuan harus sama Satuan harus sama

Satuan harus sama


Jadi :
a. Konstanta a mempunyai satuan : (atm) . (cm)6
b. Konstanta b mempunyai satuan : (cm)3
c. Konstanta R mempunyai satuan : atm . cm3 
o
K

Catatan : Karena persamaan di atas berlaku untuk 1 mol gas, maka


konstanta R harus dibagi dengan 1 gmol; sehingga :
atm . cm3 
R menjadi
gmol . o K 
 Besaran Tak Berdimensi
(dimensionless quantity)
Dapat berupa :
1. Bilangan murni : 2 ; 1,5 ; 5/2 ; dll
2. Hasil kombinasi variabel-variabel :
m g  Dv Dimana : D (cm) ;  (cm/det) ;
misal : ;
m0 g    (g/cm3 ;  (g/cm.det)

3. Fungsi Transient
misal : log ; exp atau e ; sin ; cos ; tan ; dll
4. Eksponensial
misal : 2 dalam x2
5. Argumen fungsi transient
misal : x dalam Sin x
Contoh
9. Besaran k tergantung pada temperatur T menurut
persamaan :
 mol  5   20.000 

k 3 
  1,2 x 10 exp  
 cm det   1,987 T 
Satuan dari besaran 20.000 adalah (kal/mol) ; T (K).
Bagaimana satuan dari konstanta 1,2 x 105 dan 1,987 ?

Penyelesaian
Karena persamaan tersebut harus konsisten/ homogen
secara dimensi, dan fungsi exp adalah grup takberdimen-
si, maka :
 mol 
a. Satuan dari 1,2 x 105 harus sama dengan satuan k  3 
 cm det 
Penyelesaian
b. Argumen “ exp “ harus tak berdimensi, maka :
20.000 kal 1 1 mol K
mol T K  1,987 kal
 kal 
maka : 1,987 mempunyai satuan :  
 mol K 

Contoh
10. Sebuah penelitian tentang laju perpindahan massa SO2
dari aliran udara ke air menunjukkan bahwa koefisien
perpindahan massa dapat dihubungkan dengan pers. :
kX  K  0, 487
kx = koefisien perpindahan massa (mol/ cm2 . det)
 = laju perpindahan massa (cm/det)
K = konstanta
a. Apakah konstanta K mempunyai dimensi ? Apa dimensi
konstanta tersebut ?
b. Bila laju () dinyatakan dalam satuan ft/det, dan kita
ingin mempertahankan hubungan tersebut dalam bentuk
yang sama :
 apa yang harus menjadi satuan dari K’ ?
Jika kx masih dalam satuan mol/ (cm2. det) ; dengan
K’ adalah koefisien baru di dalam rumus tersebut

Penyelesaian
Agar persamaan tersebut benar, dimensi harus homogen
0 , 487
mol  cm 
2
 K   
cm det  det 
mol det 
0 , 487
mol
a). K  
cm 2 det cm 0, 487 cm2, 487 det 0,513
Penyelesaian

b). Misalkan : ‘ (ft/det)




cm   ,
 ft  100 cm
 30,48  ,
 
 det  det 3,2808 ft
Subtitusi ke persamaan awal :

kX  K 30,48  
, 0 , 487
 5,281 K  
, 0 , 487

mol ,  ft 
0 , 487
K'
 K  
cm 2 det  det 

maka :
mol det 
0 , 487
mol
K 
,

cm 2 det  ft 0, 487

cm2  ft 0, 487 det 0,513
6.6. Perhitungan Aritmetik :
Notasi Ilmiah, Angka Penting dan Ketelitian

A. Notasi Ilmiah (scientific notation)  Angka Ilmiah


Yaitu : Bilangan yang dinyatakan sebagai hasil kali bilangan
lain (biasanya antara 0,1 dan 10) dengan pangkat 10

Contoh
a). 123.000.000 = 1,23 x 108 atau 0,123 x 109
b). 0,000028 = 2,8 x 10-5 atau 0,28 x 10-4
B. Angka Penting (significant figures) suatu bilangan
Yaitu : digit dari digit bukan nol pertama dari sebelah kiri
sampai :
a. Digit terakhir (nol atau bukan-nol) sebelah kanan bila
merupakan angka desimal
b. Digit bukan-nol terakhir bila merupakan bukan desimal

Contoh angka penting


1). 2300 atau 2,3 x 103 2
2). 2300, atau 2,300 x 103 4
3). 2300,0 atau 2,3000 x 103 5
4). 23.040 atau 2,304 x 104 4
5). 0,035 atau 3,5 x 10-2 2
6). 0,03500 atau 3,500 x 10-2 4
B. Angka Penting (significant figures) suatu bilangan

 Bila 2 atau lebih besaran (quantities)


dikombinasikan dengan perkalian dan/atau
Aturan pembagian, jumlah angka penting dalam
Perkalian hasilnya harus sama dengan jumlah angka
penting paling rendah dari suatu perkalian
atau atau pembagian
Pembagian  Bila hasilnya tidak memenuhi aturan ini,
lakukan pembulatan hasil

Contoh
3 4 7 3
1). (3,57) x (4,286) = 15,30102 15,3

2 4 3 9 2
2). [5,2 x 10-4] x {0,1635 x 107 / 2,67 } = 318,426966 = 3,2 x 102
B. Angka Penting (significant figures) suatu bilangan

 Bila 2 atau lebih besaran (quantities)


Aturan dijumlahkan atau dikurangkan, posisi
angka penting terakhir dari masing-masing
Penjumlahan besaran harus sebanding
dan  Dari posisi tersebut, salah satu yang
Pengurangan paling jauh ke sebelah kiri merupakan
posisi angka penting terakhir yang
didizinkan

Contoh
1530
1 -2,56
1527,44 1530
B. Angka Penting (significant figures) suatu bilangan

Contoh

2 1,000 + 0,036 + 0,22 = 1,2560 1,26

1,000

0,036

0,22 +

1,2560 1,26

3 2,75x106 + 3,400x104 = [2,75 + 0,03400] x 106

2,78400 x 106 2,78 x 106


B. Angka Penting (significant figures) suatu bilangan

Contoh angka
penting
4 Berapa banyaknya angka penting dari soal berikut :
3 4
8 3
5,74 . 38,27  = 175.735,84 = 1,76 x 105 3
a
0,001250
4

3 3 4 3
b 1,76 x10  0,12 x10 
4 6
= 0,002112 = 2,11 x 105 3

18,76
c 18,76 - 7
7 

11,76 12
6.7. Representasi & Analisis Data Proses

• Operasi proses kimia pada akhirnya didasarkan


pada pengukuran variabel proses

• Data Proses : T ; P ; laju alir (Q) ;


konsentrasi, pH, dll

• Cara memperoleh data Pengukuran


Jenis Variabel Proses
1). Pengukuran Cara langsung

Dihitung sacara langsung dengan/ tanpa alat


Misal : panjang, massa, volume,  ; dan turunannya,
konsentrasi, grafimetri/ titrimetri

2). Pengukuran Secara Tak langsung

Dihitung dengan cara membandingkan hasil pengukuran


dengan sederetan data kalibrasi

Misal : a. Konsentrasi (C) :


- Metode deret standar ----- konvensional/ modren
- Kurva kalibrasi ----- umum/ modren dan luas
Metode Deret Standar : Pembanding, al. :

─ warna ------------ kolorimetri/ fotometri


─ pH
─ Konduktometri/ Amperometrik
─ Serapan atom ---------- AAS (Spekrometri)
─ Daya larut --------- Kromatografi (GC ; HPLC)
─ Turbiditas ------- turbidimetri
─ Indeks Bias, dll
Contoh :
Diinginkan untuk mengukur konsentrasi solute (c) dalam
larutan. • Biasanya diukur besaran x (x = varia bel lain),
seperti : konduktivitas termal/ listrik, absorbansi
cahaya, indeks bias, volume titer, dll
Cara • Kemudian nilai konsentrasi (c) dihitung dari
umum nilai “x”.

Hubungan nilai C dengan X dapat ditentukan


dengan melakukan eksperimen secara terpisah:
• Mula-mula dibuat larutan dengan konsentrasi
yang diketahui
• Nilai x diukur untuk tiap larutan yang
disiapkan.
• Kemudian buat tabel/ grafik hubungan antara
C dengan x
Kurva yang diplot disebut “Kurva Kalibrasi”
Contoh : Pembuatan Kurva Kalibrasi
• Misal, diperoleh data sebagai berikut :
X : 1,0 2,0 3,0 4,0
Y : 0,3 0,7 1,2 1,8
Note :
X : variabel yang ditetapkan (mis : konsentrasi larutan)
Y : Nilai hasil pengukuran untuk tiap variabel larutan (mis : konduktivitas
atau absorbance cahaya

• Hubungan antara X dan Y diplot pada kertas grafik yang


sesuai
2
1.8
1.6
Absorbansi, Y

1.4
1.2
1 Plot X versus Y
0.8
0.6
0.4 absorbansi
2,6 Linear (absorbansi)
0.2
0
1,0 2,0 3,0 4,0
Konsentrasi, X atau C

Kurva Kalibrasi
a. Estimasi nilai Y tertentu
Guna untuk nilai X di dalam range
Kurva data

Kalibrasi
INTERPOLASI

b. Estimasi nilai Y tertentu untuk


nilai X di luar range data

EKSTRAPOLASI
Metode 1. Interpolasi linear 2 titik; bila data
Inter- dalam bentuk tabel
polasi/
2. Interpolasi Grafik, untuk grafik
Ekstra-
polasi 3. Interpolasi Newton

4. Interpolasi Lagrange

5. Pencocokan kurva (curve fitting)


Sangat penting bagi insinyur, karena
Guna sering dijumpai, bahwa data yang
disajikan dalam bentuk tabel
Metode
Inter- Misalnya :

polasi/ — Tabel steam (tekanan uap)


Ekstra- — Data-data fisika dan kimia lainnya
polasi — Fungsi trigonometri (sin, cos, dan
tangen)
Interpolasi Linear “ Dua Titik”
Syarat :
y • Harus diketahui 2 buah titik :
[x1; y1]; dan [x2 ; y2]
(x2 , y2)
• Hubungkan kedua titik (1) dan
(2) harus linear)
(x , y) • Persamaan garis melalui [x1; y1]
dan [x2 ; y2] :

y2  y1 y  y1
(x1 , y1) tan   
x2  x1 x  x1
x  x1
x  y  y1   y2  y1 
x2  x1

y  y1 
x  x1  y  y 
Rumus interplasi dua titik :
x2  x1  2 1
Contoh :
1. Nilai variabel tekanan (Bar) dengan temperatur air mendidih
dapat diperoleh dari Tabel Steam Jenuh (saturated steam)
Suhu air mendidih, T (oC) Tekanan, P (Bar)
90 0,70
93,5 0,80
98,2 0,95
100,0 1,01325
Berapa nilai tekanan uap steam pada suhu 95oC ?

Penyelesaian :
(x1 , y1) = [ 93,5 oC ; 0,8 Bar)
(x , y) = [ 95 ; y)
(x2 , y2) = [ 98,2 ; 0,95)
x  x1  y  y   95  93,5 0,95  0,8
maka : y  y1  0,8 
x2  x1  2 1 98,2  93,5
y  0,8  0,048  0,848

Jadi, tekanan uap steam pada 95oC = 0,848 Bar

Pencocokan Garis Lurus


(Fitting a stright line)

Contoh :
Andaikan nilai variabel tak bebas (dependent variable) y telah diukur untuk
beberapa nilai variabel bebas x. Bila plot data y - vs – x pada koordinat
rectangular berupa garis lurus, maka hubungan x dan y dapat ditulis :

Y = aX + b
Y Bila garis lurus
(x2 , y2) tersebut melalui 2
buah titik : (x1 , y1)
dan (x2 , y2) maka :

(x1 , y1) Slope = a Slope ( a) :


a
y2  y1
a 
(0,b) titik potong x2  x1
b intercept

Intercept (b) : y2  y1 y1  b y2  b
Slope  a   
x2  x1 x1  0 x2  0
y1 — b = a x1 y2 — b = a x 1
atau
b  y1  ax1 b  y2  ax2

Contoh :
2. Data kalibrasi rotameter [laju alir (Q) - Vs - pembacaan
rotameter (R)] adalah :
Q (l/men) 20 52,1 84,6 118,3 151,0
R 10 30 50 70 90

a. Gambarkan kurva kalibrasi dan tentukan persamaan untuk


hubungan laju alir (Q) dan pembacaan rotameter (R)
b. Berapa laju alir bila pembacaan rotameter , R = 36 ?
Penyelesaian :
a. kurva kalibrasi
200 Q2  Q1
Slope  a 
180
Kurva Kalibrasi
R2  R1
160 102  20
a   1,62
140 60  10
Laju alir, Q (l/men)

2
120
b = Q1 - aR1
100
= 20 - (1,62) (10)
80
= 3,8
60 1
Garis tsb melalui titik
40
(R1 ; Q1) dan (R2 ; Q2)
20

0
(R1 ; Q1) = (10 ; 20)
10 30 50 70 90 (R2 ; Q2) = (60 ; 101)
Pembacaan Rotameter, R
Penyelesaian :
Persamaan garis tsb melalui titik (R1 ; Q1) dan (R2 ; Q2) :
Q = aR + b = 1,62 R + 3,8

b. Laju alir (Q) bila R = 36 :


Q = 1,62 R + 3,8
= 1,62 (36) + 3,8
= 62,1 l/men
C. Pencocokan Data Non-Linear
(Fitting non-linear data)
 Bila plot data y – Vs – x tidak berupa garis lurus (non-linear),
maka persamaan tersebut harus dimodifikasi sehingga plot
data menjadi garis lurus

Contoh :
2 3
Bila hubungan x dan y adalah y  ax  b
maka :
Metode  Plot y – Vs – x : membentuk kurva (non-
linear)

 Plot y2 – Vs – x3 : membentuk garis lurus


dengan slope = a dan intercept = b
Untuk beberapa hubungan lain, plot yang
menghasilkan garis lurus :
2
1). y  a x  b ; Plot : y – Vs – x2
2 a
2). y   b ; Plot : y2 – Vs – 1/x
1 x
3).  a  x  3 ; Plot : 1/y – Vs – (x –
3)y
Metode 2

4). sin y  a x  4  ; Plot : sin y – Vs – (x2 –
4)
1
5). y  ; diubah menjadi :
c1 x  c2
1
 c1 x  c2 Plot : 1/y - Vs - x
y
Slope = C1
Intercept = - C2
Cara Mengubah
Persamaan Non-linear menjadi linear
Bila data (x,y) sesuai dengan persamaan garis lurus :
f ( y )  a . g ( x)  b
Cara pengubahan :
1). Hitung f(y) dan g(x) untuk tiap titik (x,y) dan plot f(y) – Vs – g(x)
2). Bila titik-titik tersebut membentuk garis lurus, maka pilih 2 titik pada garis
tersebut : [g1 ; f1] dan [g2 ; f2]
Hitung slope (a) dan intercept (b) seperti cara sebelumnya.
f 2  f1
Slope  a 
g 2  g1
b  f1  a g1 atau b  f 2  a g 2
Contoh : (Pencocokan kurva linear dari data non-linear)
Laju alir massa, F (g/det) diukur sebagai fungsi suhu (K) :

T (K) 10 20 30 40
F (g/det) 14,76 20,14 27,73 38,47

Misalkan, diyakini bahwa laju alir massa F bervariasi linear dengan akar
pangkat dua suhu, T (K) : 12
F  aT  b
Gunakan plot garis lurus untuk memverifikasi rumus tersebut, dan tentukan
konstanta a dan b.

Penyelesaian
agar diperoleh garis lurus dari plot data, maka Plot F - Vs - T1/2
T (K) 10 20 30 40
T1/2 3,162 4,472 6,325 8,944
F 14,76 20,14 27,73 38,47
Penyelesaian
Plot F - Vs - T1/2 :

Plot F - Vs - T^1/2

55
50
45
Laju alir, F (g/det)

40 [6,325 ; 38,47]
35 2
30
25
20 1
15 [3,162 ; 14,76]
10
5
0
2 4 6 8
Temperatur, T^1/2
Penyelesaian
a. Kurva membentuk garis lurus, jadi rumus yang diusulkan adalah benar
b. Garis tersebut melalui 2 titik :
Titik 1 : T
1
12
 3,162 ; F1  14,76 
Titik 2 : T
12
2  6,325 ; F2  38,47 
Maka :
F2  F1 38,47  14,76 g
Slope  a  1 2 12
  7,496
T2  T1 6,325  3,162 det . K 1 2
Intercept  b  F1  a T11 2  14,76  7,496 3,162
b   8,94235 g det

Jadi, Persamaan tersebut menjadi : F  7,496 T 1 2  8,94235


 Fungsi-fungsi non-linear yang sering diumpai dalam
analisis proses

a. Fungsi Eksponen : y  a e
bx
atau y  a exp bx 

Logaritmakan kedua ruas , diperoleh : ln y  ln a  bx


Plot : ln y - Vs - x
Slope = b dan intercept = ln a

bx
b. Hukum Pangkat : y  a x
Logaritmakan kedua ruas , diperoleh : ln y  ln a  b . ln x
Plot : ln y - Vs - ln x
Slope = b dan intercept = ln a
 Soal Latihan

1. Plot berikut diperoleh dari data eksperimen :

Tuliskan persamaan yang menghubung


kan X dan y

X2 - 2
 Soal Latihan

1. Plot berikut diperoleh dari data eksperimen :


a. y  a x  b

Penyelesaian :
Plot y - Vs X :
misalkan : (x1 , y1) dan (x2 , y2) merupakan 2 buah
titik pada garis tersebut, maka :
y2  y1
Slope  a  dan y  a x  b
x2  x1

y  a x  b 

Anda mungkin juga menyukai