BAB 1
SISTEM SATUAN
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan besaran pokok, besaran turunan, dimensi, sistem satuan dan
simbol yunani. Serta dapat mengkonversikan sistem satuan dari CGS ke MKS atau sebaliknya.
Dari sistem satuan dasar di atas dapat diperhatikan faktor konversi satuan SI ke British
atau sebaliknya seperti diuraikan berikut
Tabel 1.2 Konversi satuan
BESARAN KONVERSI
1 m = 39,37 inci = 3,281 ft
1 inci = 2,54 cm
Panjang 1 km = 0,61 mil
1 mil = 5280 ft = 1,609 km
1 ft = 12 inci = 0,3048 m = 30,48 cm
1 liter = 1000 cm3 = 3,531 x 10-2 ft3 = 10-3 m3
Volume
1 ft3 = 2,832 x 10-2 m3 = 7,48 galon
1 galon = 231 in3 = 3,786 liter
Massa 1 kg = 103 gram = 6,85 x 10-2 slug
1 slug = 14,59 kg
Gaya 1 N = 0,2448 lbf = 105 dyne
1 lbf = 4,448 N
Asrori dkk 1
Sistem Satuan
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 2
Modul Ajar Mekanika Fluida
Asrori dkk 3
Sistem Satuan
Contoh 1.1
Buktikan bahwa persamaan v2 = u2 + 2 ax.
Penyelesaian:
Persamaan v2 = u2 + 2 as
Dimana v = kecepatan akhir
u = kecepatan awal
a = percepatan
s = jarak
Dimensi v = LT-1
u = LT-1
a = LT-2
s=L
Sehingga dimensi dari v2 = (LT-1)2 = L2T-2
u2 = (LT-1)2 = L2T-2
2as = (LT-2).L = L2T-2
Kesimpulannya bahwa dimensinya sama, dengan demikian persamaan di atas adalah benar.
Nama Huruf kecil Huruf besar Nama Huruf kecil Huruf besar
alpha nu
beta xi
gamma omicron
delta pi
epsilon rho
zeta sigma
eta tau
theta upsilon
iota phi
kappa chi
lambda psi
mu omega
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 4
Sifat-sifat Fluida
BAB 2
SIFAT-SIFAT FLUIDA
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan dan menghitung kerapatan, kekentalan, kemampatan,
tegangan permukaan, tekanan uap, dan kapilaritas
dimana: = berat jenis dengan satuan N/m3 untuk sistem SI atau kgf/m3 untuk sistem MKS ;
= kerapatan zat, dalam kg/m3 untuk sistem SI, atau kgm (kilogram massa) untuk sistem
MKS; g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 6
Modul Ajar Mekanika Fluida
Contoh 2.1
Satu liter minyak mempunyai berat 7,0 N. Hitung berat jenis, rapat massa dan rapat relatif?
Pembahasan:
7N
Berat jenis () = = 7,0 x 1000 = 7. 103 N/m3
0, 001 m3
7.10 3
Rapat massa () = = = 713,56 kg/m3
g 9,81
min yak 713,56
Rapat relatif (SG) = = = 0,713
air 1000
Contoh 2.2
A reservoir of oil has a mass of 825 kg. The reservoir has a volume of 0.917 m3. Compute
the density, specific weight, and specific gravity of the oil.
Pembahasan:
mass m 825
Density oil 900 kg/m3
volume V 0.917
weight mg
Spesific Weight = oil g 900 x9,81 8829 N/m3
volume V
Asrori dkk 7
Sifat-sifat Fluida
Gambar 2.1 Distribusi kecepatan dalam zat cair akibat pergerakan plat
Apabila sebuah papan di tarik dengan gaya (F) sebagaimana gambar 2.1 di atas, maka
akan terjadi distibusi kecepatan sepanjang jarak antar papan (y) maka besar gaya (F) yang
diperlukan untuk menggeser papan pada kecepatan tetap (v), dapat dituliskan:
dv
F = A (2.7)
dy
F
Karena adalah tegangan geser () maka pers. 2.7 menjadi,
A
dv
(2.8)
dy
Dengan demikian berdasarkan hukum newton maka persamaan viskositas dapat ditulis,
(2.9)
dv
dy
Dimana: = Kekentalan dinamis (Pa.s atau Ns/m2 atau kg/ms), persamaan ini berlaku pada
fluida newtonian dan aliran yang terjadi adalah laminer; = tegangan geser (N/m2); dv/dy =
gradien kecepatan (s-1)
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 8
Modul Ajar Mekanika Fluida
d) Pada zat cair pada umumnya viskositas akan menurun apabila suhu dinaikkan,
sedangkan pada gas berlaku sebaliknya yaitu viskositas akan naik jika suhu naik. Aliran
gas jauh lebih kompleks dibandingkan dengan aliran zat cair karena besarnya pengaruh
kompresibilitas, densitas dan temperatur. Pembahasan mengenai aliran gas lebih detail
dipelajari dalam dinamika gas. Oleh karena itu dalam diktat ini lebih banyak membahasan
aliran zat cair dan dibatasi pada gas yang densitasnya dapat diabaikan.
e) Peralatan untuk mengukur kekentalan disebut viskometer. Ada beberapa macam metode
pengukuran kekentalan suatu cairan yaitu:
Viskosimeter kapiler ( contoh : viskometer Ostwald )
Viskometer bola jatuh ( viscometer Hoeppler )
Viskometer Cup dan Bob ( Brookfield, Viscotester)
Asrori dkk 9
Sifat-sifat Fluida
Contoh 2.3
Suatu pelat terletak sejauh 0,5 mm dari pelat yang lain tetap. Pelat tersebut bergerak dengan
kecepatan 0,25 m/s dan memerlukan suatu gaya tiap satuan luas sebesar 2 Pa (N/m2) untuk
menjaga kecepatan yang tetap. Tentukan viskositas cairan yang terletak di antara dua pelat
tersebut.
Pembahasan:
= 2/(0,25/0,5.10-3) = 4 .10-3 N.s/m2
dv v
dy y
Contoh 2.4
Hitung kekentalan kinematik zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan kekentalan
dinamik 0,0011 Pa.s
Pembahasan:
Zatcair
SG zat cair = SG. air = 0,95x1000 = 950 kg/m3
air
kekentalan kinematik
= 0,0011/950 = 1,16 x 10-6 m2/s
2.3 KEMAMPATAN/KOMPRESIBLITAS (COMPRESSIBILITY)
Kemampatan adalah perubahan (pengecilan) volume karena adanya perubahan
(penambahan) tekanan, yang ditunjukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan (dp) dan
perubahan volume (dV) terhadap volume awal (V0). Perbandingan tersebut dikenal dengan
modulus elastisitas atau modulus bulk (K).
dp
K (2.11)
dV
V0
Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan tekanan mengurangi
volume. Karena dV/V0 tidak berdimensi maka : K dinyatakan dalam satuan dari tekanan p atau
gaya tiap satuan luas yaitu pascal (N/m2). Apabila besaran K ditinjau dari satuan massa cairan
maka pers. 2.11 dapat ditulis :
dp
K (2.12)
d
0
Karena ρV = tetap dan d (ρV) = 0 atau dV/V0 = -dρ/ρ
Sedangkan besarnya kompresibitas berbanding terbalik dengan dengan modulus bulk
atau, C=1/K, Nilai K untuk air sangat besar yaitu 2,1 x 109 N/m2, sehingga perubahan volume
karena perubahan tekanan akan sangat kecil dan dapat diabaikan, oleh karena itu secara
umum zat cair merupakan fluida yang tidak dapat termampatkan (incompressible). Tetapi
pada kondisi tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan
zat cair ter kompresibel tidak bisa berlaku. Contoh: misalnya terjadi pada penutupan katup
turbin PLTA secara mendadak, sehungga mengakibatkan perubahan (kenaikan yang sangat
besar) atau dikenal dengan istilah water hammer.
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 10
Modul Ajar Mekanika Fluida
Contoh 2.5
A liquid compressed in cylinder has a volume of 1000 cm3 at 1 MN/m2 and a volume of 995
cm3 at 2 MPa. What is its bulk modulus of elasticity (K)?
Penyelesaian:
dp 2 1
K = = 200 MPa
dV (995 1000) / 1000
V0
Asrori dkk 11
Sifat-sifat Fluida
2.5 KAPILARITAS
Kapilaritas terjadi akibat adanya gaya kohesi dan adhesi antar molekul, jika kohesi
lebih kecil dari pada adhesi maka zat air akan naik (meniskus cekung) dan sebaliknya jika
lebih besar maka zat cair akan turun (meniskus cembung). Hal ini dapat dilihat pada suatu
pipa vertikal diameter kecil (pipa kapiler) yang dimasukkan ke dalam suatu cairan. Seperti
pada Gbr. 2.3a dn Gbr 2.3b kapilaritas akan membuat air naik pada tabung gelas yang berisi
air sementara pada air raksa akan turun.
c)
Kenaikan atau penurunan zat cair di dalam suatu pipa kapiler dapat dihitung dengan
menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.
Dengan demikian keseimbangan gaya-gaya pada gambar 2.3c adalah:
Gaya angkat = gaya berat
2π r σ cos θ = π r2 h
2 cos
h (2.14)
.r
dimana: h = kenaikan atau penurunan zat cair (m); = tegangan permukaan (N/m); = berat
jenis zat cair (kg/m3); = sudut antara tegangan permukaan terhadap dinding pipa vertikal,
Pada kondisi tabung bersih: θ = 0o untuk air dan θ = 140o untuk air raksa; r=jari-jari tabung (m)
Catatan: Pers 2.14 tersebut berlaku untuk d < 3 mm
Contoh 2.7
Berapa kenaikan kapilaritas dari air dengan temperatur kamar yang terjadi pada sebuah pipa
kaca bersih berdiameter 2,5 mm? (Jika diketahui tegangan permukaan air di udara sekitar
0,073 N/m)
Penyelesaian
Dari pers. 2.12 diperoleh,
2 cos
h dimana pada pipa kaca bersih θ = 0o
.r
(2)(0,073)(1)
h= = 0,012 m = 12 mm
(9810)(0,00125)
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 12
Modul Ajar Mekanika Fluida
Pembahasan mengenai tekanan uap dapat dilihat pada fenomena kavitasi yang terjadi
pada pompa atau turbin. Air dengan kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada tekanan
1 atm pada suhu 100oC, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air pada suhu udara
lingkungan (20oC-33oC) akan mendidih dan menguap. Penguapan akan menghasilkan
gelembung gelembung uap. Tempat-tempat bertekanan rendah atau berkecepatan tinggi inilah
akan mudah terjadi kavitasi, terutama pada bagian sisi isap mesin-mesin hidrolik tersebut.
Contoh 2.8
Berapa besar tekanan uap yang dapat menyebabkan terjadinya kavitasi pada inlet dari suatu
pompa yang mengalirkan air pada temperatur 35oC.
Penyelesaian:
Kavitasi terjadi apabila tekanan berkurang sampai mencapai tekanan uap, Dari tabel A-1.
sifat-sifat air (Lampiran) diperoleh:
pu
0,58 m pu = (0,58)( 9752) = 56,56 N/m2
Asrori dkk 13
Statika Fluida
BAB 3
STATIKA FLUIDA
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan dan menghitung tekanan statis, hukum pascal beserta
aplikasinya, hukum archimedes, pengukuran dan alat ukur tekanan
PRESSURE UNITS
pound-force
technical
per
pascal bar atmosphere atmosphere torr
square inch
(Pa) (bar) (at) (atm) (Torr)
(psi)
1 Pa 1 N/m2 10−5 1.0197×10−5 9.8692×10−6 7.5006×10−3 145.04×10−6
1 Torr =
1 torr 133.322 1.3332×10−3 1.3595×10−3 1.3158×10−3 1 mmHg 19.337×10−3
Variasi satuan tekanan ini dikarenakan range pengukuran tekanan ini sangat lebar dari
ukuran tekanan yang sangat kecil (contoh : tekanan darah) atau bahkan vakum sampai dengan
tekanan yang besar (tangki bertekanan). Aplikasi satuan tekanan contohnya sebagai berikut
pada pengukuran tekanan darah (mmHg), Tekanan paru-paru/jantung (cmH2O), Tekanan gas
pada pipa (inH2O), sistem vakum (micron Hg, torr, inHg) dan pada meteorologi (kPa, Atm,
hPa, mbar)
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 15
Modul Ajar Mekanika Fluida
Asrori dkk 16
Statika Fluida
Contoh 3.1
Ban sepeda motor yang kempes sedang di isi angin, setelah di isi di ukur dengan alat ukur
tekanan menunjukkan 200 kPa. Berapa tekanan absolut (dalam kPa) angin dalam ban tersebut ?
Penyelesaian:
Dari per. 3.1 pabs = patm + pukur
pabs = 101,3 + 200 = 301,3 kPa
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 17
Modul Ajar Mekanika Fluida
Lebih jelasnya hubungan antara tekanan atmosfir, tekanan terukur, tekanan absolut
dan vakum dapat dilihat dalam diagram pada gambar 3.4.
Asrori dkk 18
Statika Fluida
Contoh 3.2
Bila seorang penyelam sedang bekerja pada kedalaman air 18 m(di bawah permukaan air
laut), sedangkan berat jenis air laut adalah 10.000 N/m3, maka berapa besar tekanan yang di
terima oleh penyelam tersebut
Penyelesaian:
p = h = (10.000)(18) = 180 kN/m2
Contoh 3.3
Tekanan di dalam tangki tertutup adalah 100 kN/m2. Berilah bentuk tekanan tersebut dalam
tinggi tekanan terhadap air (mka) dan air raksa (dengan ; SG = 13,6).
Penyelesaian:
Dari data diperoleh: air = 1000 kg/m3 ; Hg = SG. air = 13,6 . 1000 = 13600 kg/m3
Dengan pers. 3.5 diperoleh untuk
p 100000
Tinggi tekanan terhadap air hair = = = 10,194 m (air) atau mka
air g 1000.9,81
p 100000
Tinggi tekanan terhadap air raksa hHg = =
Hg g 13600.9,81
= 0,749 m (air raksa) = 74, 9 cmHg
Contoh 3.4
For the vessel containing glycerin ( = 1261 kg/m3) under pressure as shown fig. 3.6, find the
pressure at the bottom of the tank .
Penyelesaian :
P = 50 + h
= 50 + (12 ,37)(2)
= 74,74 kPa
Gbr 3.6
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 19
Modul Ajar Mekanika Fluida
Gambar 3.7 Distribusi tekanan pada bagian terkecil fluida berbentuk prisma ABC
Asrori dkk 20
Statika Fluida
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 21
Modul Ajar Mekanika Fluida
tekanan ke kampas (brake pads) sehingga gaya gesek akan menahan laju disk brake yang
terpasang pada peleg dan akhirnya mobil akan berhenti.
Contoh 3.5
Gaya sebesar 850 N menekan pada silinder (a) pada dongkrak hidrolisnya yang mempunyai
luasan 15 cm2, sedangkan yang besar luasnya A= 150 cm2. Jika massa jenis cairan dalam
dongkrak adalah 1000 kg/m3. Berapa besar beban yang mampu diangkat oleh silinder (A)
apabila:
(a) Silinder terletak pada ketinggian yang sama (Gbr. 3.11a)
(b) Bila silinder (A) yang lebih besar berada 75 cm lebih rendah dari pada silinder kecil.
Gbr. 3.11b)
Penyelesaian:
(a) Dari pers . 3.16 diperoleh,
F w A
w=F
a A a
Sehingga ,
150
w = (850 ) ( ) = 8500 N = 868 kg
15
(b) Dari pers. 3.17 diperoleh,
F
w A h
a
850
= 150.10-4 ( 4
) (103.9,81)(0, 75) = 8650 N = 882 kg
15.10
Asrori dkk 22
Statika Fluida
Gambar 3.12 Distibusi gaya pada benda terapung dalam zat cair
Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada
dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak pada
bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki
kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2 > h1). Gaya-gaya
dalam arah horisontal pada benda tersebut ada pada kondisi setimbang, akan tetapi tidak
demikian dengan arah vertikal.
Besarnya tekanan fluida pada kedalaman h2 adalah :
F2
p2 F2=P2A = gh2A (3.18)
A
Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h1 adalah :
F1
p1 F1=P1A = gh1A (3.19)
A
F2 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda, F1 = gaya yang diberikan oleh
fluida pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda. Selisih antara F2 dan F1 merupakan
gaya total yang diberikan oleh fluida pada benda, yang kita kenal dengan istilah gaya apung.
Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2 –F1
Fapung = (gh2A)- (gh1A) = g(h2-h1) = FgAh
Fapung = FgV (3.20)
Pers. 3.20 menunjukan resultan gaya (gaya apung) sama dengan berat fluida yang di
pindahkan dan inilah pembuktian dari prinsip archimedes.
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 23
Modul Ajar Mekanika Fluida
Asrori dkk 24
Statika Fluida
Contoh 3.6
Sebuah Barometer pada level diatas permukaan air laut menunjukan 760,5 mmHg dan diatas
sebuah gunung terbaca 650 mmHg (Gbr. 3.15). Jika apabila rata-rata rapat massa udara di
asumsikan 1,2 kg/m3 dan rapat massa air raksa adalah 13600 kg/m3. Hitunglah ketinggian
gunung tersebut!
Penyelesaian:
Persamaan untuk menghitung tinggi (H) gunung pada Gbr.3.14 di atas adalah;
Tekanan udara setinggi H = Tekanan pengukuran di atas gunung – Tekanan
pengukuran di atas permukaan air laut
Dengan pers. 3.21 maka dapat dihitung;
Tekanan di atas gunung = Hg.g.h = (13600)(9,81)(0,65) = 86720 N/m2
Tekanan diatas permukaan air laut = Hg.g.h = (13600)(9,81)(0,7605) = 101463 N/m2
Sedangkan,
Tekanan udara setinggi H = ud.g.H
Sehingga,
(1,2)(9,81)(H) = 101463 – 86720
11,772 H = 14743 H = 1252,38 m
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 25
Modul Ajar Mekanika Fluida
Kelemahan piezometer :
Hanya untuk mengukur tekanan pengukuran pada permukaan cairan
Tidak cocok untuk pengukuran cairan yang bertekanan tinggi
Tidak cocok untuk mengukur fluida yang bertekanan negatif (vakum)
Lambat mendeteksi perubahan tekanan yang cepat
Contoh 3.7
Sebuah tabung piezometer dipasang pada pipa yang dilewati air. Pada tabung ukur tersebut air
naik setinggi 10 cm di atas sumbu pipa.
(a) Hitung tekanan air dalam pipa?
(b) Jika tekanan air = 1 bar, berapa panjang piezometer agar bisa untuk mengukur tekanan
ini?
Penyelesaian:
Data:
h = 10 cm = 0,1 m (b) Diketahui 1 bar = 105 N/m2, maka
air = 1000 kg/m2 p = gh
Solusi: 105 = 1000.9,81. h
(a) p = gh h = 10,2 m
p = 1000.9,81.0,1
= 981 N/m2
Asrori dkk 26
Statika Fluida
a b
) )
Contoh 3.8
Sebuah manometer berbentuk U berisi air raksa dipakai untuk mengukur tekanan, bila dalam
pipa-U berisi air raksa yang mempunyai kerapatan relatif =13,6 seperti Gbr.3.19 di bawah.
Dimana h1 = 30 cm, h2 = 20 cm, Hitung berapa tekanan ukur (gauge pressure) dititik A?
Penyelesaian:
px = px’
pA+ air.h1 = patm + Hg(h2+h1)
untuk tekanan terukur, patm = 0
pA = Hg(h2+h1) - air.h1
pA = SGHg air(h2+h1) - air.h1
pA = air (SGHg(h2+h1) - h1)
Gbr. 3.19 pA = 9,81.103 (13,6(0,2+0,3) – 0,3 )
pA = 63,765.103 N/m2 = 63,8 kN/m2
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 27
Modul Ajar Mekanika Fluida
tekanan tersebut bisa berbeda dan fluida yang digunakan dalam pipa-U bisa lebih dari satu
macam.
Asrori dkk 28
Statika Fluida
Contoh 3.9
Pada manometer seperti pada Gbr.3.22 diketahui SG1 = SG3 = 1 ; SG2 = 0,95 ; h1 = h2 = 0,3 m
dan h3 = 1m. Hitunglah perbedaan tekanan antara A dan B (PAB) dalam cm air.
Penyelesaian:
Persamaan untuk perbedaan tekanan antara penampang (1) dan penampang (2) adalah:
p1+h11 = h22 + (h1- h2+z) 1 + p2
p1 - p2 = 1 (z - h2) + 2 h2 (3.28)
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 29
Modul Ajar Mekanika Fluida
Sebagai contoh seperti gambar 3.25. tekanan pengukuran pada manometer ini dapat
diuraikan dengan meninjau tekanan di x dan x’ (garis putus-putus x-x’),
Penyelesaian persamaan pada kasus manometer pada gambar 3.24 di atas, sama halnya
dengan uraian pembahasan perhitungan tekanan pada manometer sebelum. Maka tekanan
terukur (pgauge) pada titik A untuk manometer pipa miring Gbr. 3.25 adalah;
Catatan: *Penggunakan rumus dan notasi tergantung dari kasus manometer yang digunakan.
Contoh 3.10
Salah satu ujung tabung U miring dihubungkan dengan sebuah sistem membawa udara
bertekanan kecil. Jika ujung lain terhubung dengan atmosfer dan sudut kemiringan 30
terhadap horizontal dan tabung mengandung oli dengan kerapatan relatif 0,8. Hitung tekanan
udara di sistem untuk bacaan manometer 500 mm sepanjang kemiringan, dan tinggi ekivalen
untuk kolom air vertikal (mka).
Asrori dkk 30
Statika Fluida
Pembahasan:
Data:
Kerapatan relatif oli (SGo) = 0,8
Sudut manometer () = 30
Panjang kemiringan (h) = 0,5 m
Solusi:
Persamaan pada pot. X – X’:
X X’ p = o.g.z = SGo. air.g.h sin
p = (0,8)(1000)(9,81)(0,5 sin 3o)
p =205,36 N/m2
Jika dinyatakan dalam mka, gunakan pers. 3.5
p 205,36
hair = = = 0,0209 meter kolom air
air 9810
(b) Manometer dengan ujung yang diperbesar (Manometer with enlarged ends)
Persamaan manometer pada gambar 3.26 di atas dapat di uraikan dengan melihat garis
potongan X-X’. sehingga diperoleh tekanan terukur pada titik A adalah;
a
pA(gauge) = air [(SG2. h2 - SG1.h1) + .h2(SG2-SG1)] (3.30)
A
Keterangan:
h = selisih ketinggian
A = luas penampang tabung besar
a = luas penampang tabung kecil
h2 = tinggi cairan pada tabung kecil
dimana:
a
h h2
A
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 31
Modul Ajar Mekanika Fluida
Dengan berdasar gambar 3.27 perbedaan tekanan antara p2 – p1 atau (p21) dapat di
hitung, yaitu;
p21 = 1.y [SG1(1+a/A) - SG2(1-a/A)] (3.31)
Asrori dkk 32
Statika Fluida
Diaphragm pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan dengan range normal
dan vacuum hingga 200 psig. Misalnya, untuk memantau tekanan dari tabung gas, mengukur
tekanan atmosfer, dan mengukur tekanan vakum dalam pompa vakum.
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 33