Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

AGAMA KRISTEN
“Seks Bebas”

Julia Ebrina Perangin-angin (190405170)


Adolf Parasian Ritonga (190405172)
Andini Juliana Pakpahan (190405175)
Anrocki Sirait (190405176)
Dosen Pembimbing : Drs. Pilemon Bukit, S.Th, M.Th

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Seks Bebas” dengan baik tanpa hambatan apapun. Kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
Protestan, Bapak Drs. Pilemon Bukit, S.Th, M.Th, yang telah membimbing dan
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah
tersebut dengan baik dan tepat waktu. Oleh sebab itu besar harapan kelompok kami
semoga karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menambah
wawasan para pembaca.

Dengan demikian pada karya tulis ilmiah agama ini kami selesaikan,
kelompok kami berharap supaya para remaja mengerti tentang bahayanya seks
bebas bagi kalangan remaja, dan masyarakat umum lainnya. Agar negara kita
mendapatkan pemuda pemudi yang Takut Akan Tuhan sebagai penerus generasi di
era globalisasi sekarang ini.

Walaupun demikian, kelompok kami menyadari adanya kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan para pembaca mau memaklumi
kekurangan itu. Kami berharap dengan makalah ini, para remaja dapat menyadari
akibat dari seks bebas. Akhir kata, kiranya karya tulis ilmiah tersebut dapat berguna
bagi para pembaca. Sekian dan terima kasih.

November, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Bab I : Pendahuluan
1.1 Alasan Pemberian Judul
1.2 Tujuan penulisan
1.2.1. Menambah wawasan penulis
1.2.2. Memberi informasi kepada pembaca
1.2.3. Syarat mengikuti mata kuliah PAK

Bab II : Pandangan Kristen tentang Seks Bebas


2.1 Definisi seks bebas
2.2 Jenis-jenis seks bebas
2.3 Alasan melakukan seks bebas
2.4 Teknik seks bebas
2.5 Akibat melakukan seks bebas
2.6 Pandangan masyarakat tentang seks bebas
2.7 Pandangan hukum tentang seks bebas
2.8 Cara mencegah Aborsi
2.9 Cara menolong pelaku seks bebas
2.10 Pandangan Kristen tentang seks bebas
2.11 Keterlibatan Kristen dalam mencegah seks bebas
2.12 Keterlibatan Kristen dalam menolong korban seks bebas

Bab III : Penutup


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-saran

Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan

1.1. Alasan pemilihan judul


Kami dari kelompok 20 (dua puluh) membuat laporan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pandangan Kristen Tentang Seks Bebas”. Adapun alasan kami memilih
pembahasan tersebut karena berdasarkan pembagian tugas yang dilakukan oleh
dosen, kami mendapatkan tema laporan mengenai seks bebas.

1.2. Tujuan Penulisan

Setelah setiap kelompok mendapatkan tema pembahasan yang telah dibagikan,


setiap kelompok diwajibkan membuat laporan karya tulis ilmiah sesuai tema yang
ditentukan.
adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain:
1. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis
2. Sebagai tambahan pengetahuan dan awasan kepada pembaca pada umumnya
3. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Agama
kristen Protestan.
Bab II Pandangan Kristen Tentang Aborsi

2.1.Definisi Seks Bebas


Seks bebas merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana
kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi
tradisional dn bertentangan dengan sistem norma yang berlakku dalam masyarakat
(kartono 1997).

Seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan


seksual yang berasal dari kematangan organ seksual seperti berkencan intim,
bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut tidak sesuai
dengan norma karena remaja belum mengalami pengalaman tentang seksual
(Desmita 2005)

Perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita
meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik (Nevid 1995).
Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) berpendapat bahwa terdapat kebutuhan
kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis
mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang
bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh
individu, terutama dorongan seks.

Seks bebas juga merupakan kebiasaan melakukan seksual secara bebas


dilakukan oleh mereka yang menentang atau merasa enggan jika diri mereka terikat
dalam suatu pernikahan yang suci.Orang yang telah mempertaruhkan hawa
nafsunya sendiri, akan merasa sangat tidak puas jika menyalurkan hawa nafsu
biologisnya kepada istri atau suami sahnya.Jika mereka dengan bebas dan leluasa
dapat menyalurkan hasrat kelaminnya kepada siapapun yang dikehendakinya dan
yang menghendakinya, maka pernikahan tentu saja hanya menjadi belenggu atau
rantai amat kuat yang akan memasung habis keinginannya untuk mempertaruhkan
nafsunya sendiri. Selain itu tujuan dari sekas bebas adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan manusia.Seks bebas bukan
hanya dilakukan oleh kaum remaja.Seks bebas sangat tidak layak dilakukan
mengingat resiko yang sangat besar.Pada remaja biasanya akan mengalami
kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Aborsi dapat beresiko
kemandulan bahkan kematian. Selain itu juga para pelaku seks bebas sangat
beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular
seksual lainnya.

Dengan demikian, pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang
dilakukan di luar hubungan pernikahan dan bertentangan dengan norma-norma
tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
2.2.Jenis-jenis seks bebas

 Proterrisme         : Senang menggosok-gosoksn alat kelamin kepada orang


lain ditengah-tengah keramain.
 Scoptophia         : Suka melihat orang lain bersetubuh
 Voyeuurisme      : Suka mengintip wanita mandi telanjang
 Pedophilia          : Suka melakukan hubungan seks dengan anak-
anak,tidak berminat dengan orang dewasa.
 Bestially              : Suka berhubungan seks dengan hewan atau binatang
peliharaan seperti; Ayam,itik,sapi,kambing,anjing dan lain-lain.
 Fetishisme           : Suka menyimpan dan mengumpulkan barang-barang
perempuan seperti bra,celana dalam dan lain-lain.
 Nyamphomania  : Perempuan yang kuat nafsu seksnya tidak puas
berhubungan seks dengan satu laki-laki,melakukan seks dengan banyak laki-
laki,tapi bukan jablai.
 Satiriasis             : Sebaliknya dari nyamphomania.Laki-laki yang kuat
melakukan hubungan seks dengan banyak perempuan.
 Nechophilia        : Suka melakukan hubungan seks dengan mayat.
 Incest                  : Suka melakukan hubungan seks dengan saudara /
keluarga sendiri.Seperti adik,kakak,ibu atau ayah.
 Zoophilya           : Suka lihat hewan melakukan hubungan seks.
 Molested           : Mencari kesempatan untuk bisa melakukan hubungan
seks paksa dengan terlebih dahulu raba-raba punggung,buah
dada.Contohnya dokter,dukunyang berpura-pura akan memeriksa.
 Trollisme           : Laki-laki yang suka pacar / istrinya disetubuhi oleh
orang lain,Selain itu baru dia yang horny.
 Wifeswapping    : Suka mengganggu istri orang lain dan melakukan
hubungan seks dengan istri orang lain temasuk tuker-tukeran istri untuk
melakukan hubungan seks.
 Exhibitionisme   : Suka memperlihatkan bagian-bagian tubuh sehingga
menimbulkan gairah seks.
 Sado-masokisme : Suka memukul objek seksualnya sehingga dapat
kepuasan.
 Masokisme : Suka dipukul untuk dapat kepuasan seksual.
2.3. Alasan Melakukan Seks Bebas

1. Rendahnya taraf pendidikan keluarga, seperti keluarga yang


mengizinkan sang anak berpacaran tanpa ada pengawasan yang
menyebabkan anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
2. Orang tua yang kurang memperhatikan pergaulan anak, orang tua
yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak tidak bisa
diperhatikan dengan maksimal.
3. Kurang berhati-hati dalam berteman, contohnya teman menuntun
kita kearah yang negative, terjadi karena berteman dengan orang
yang tidak baik.
4. Keadaan ekonomi keluarga, contohnya anak yang putus sekolah
karena ekonomi keluarga yang rendah membuat perilaku sang anak
menjadi tambah parah.

2.4.

2.5. Akibat Seks Bebas

1.Ketergantungan dan susah diatasi


Salah satu dampak seks bebas yang tidak selalu berhubungan dengan
kesehatan adalah ketergantungan. Masalah psikis ini muncul karena
pria atau wanita terbiasa menjalani hubungan dengan banyak orang.
Dengan kebiasaan ini mereka akan bosan kalau harus menjalin
hubungan dengan satu orang saja seperti pasangan dari
pernikahannya.
Seseorang yang sudah mengalami ketergantungan ini sedikit suah
menjalin hubungan jangka panjang, Bahkan meski sudah menikah pun
mereka akan tetap berusaha mendapatkan hal baru. Kondisi ini bisa
memicu pertengkaran. Agar hal ini tidak terjadi, seorang yang terbiasa
berganti pasangan lebih memilih tidak menikah.

2. Kanker serviks
Salah satu penyakit yang bisa menyebar melalui aktivitas seks bebas
adalah kanker serviks. Kanker serviks ini memang tidak langsung
muncul, tapi bertahap selama bertahun-tahun. Infeksi HPV yang
memunculnya kutil ini menjadi penyebab utama. Beberapa virus
dengan strain tertentu masuk ke dalam vagina dan menginfeksi leher
rahim.
HPV mudah sekali menular meski seks yang dilakukan akan seperti
menggunakan kondom. Hal ini bisa terjadi karena virus tidak
ditularkan melalui cairan kemaluan saja, tapi kontak fisik. Selama
bagian kemaluan pria dan wanita bersentuhan virus HPV tetap saja
bisa menular dan menyebabkan infeksi.

3.Kerusakan organ intim


Berganti-ganti pasangan akan membuat organ intim mengalami
kerusakan. Kerusakan ini bisa terjadi baik pada pria dan juga wanita.
Kerusakan yang akan terjadi pada organ intim bisa berupa robek,
perdarahan, hingga mungkin patah pada penis dengan derajat yang
bermacam-macam.
Berganti pasangan akan membuat seks tidak bisa menyesuaikan diri
dengan keadaan. Tidak semua pasangan tahu apa yang bisa membuat
seseorang lebih nikmat atau malah merasakan sakit. Akibat kondisi ini,
kerusakan organ intim karena dampak seks bebas tidak bisa dihindari.

4. Gangguan psikologi yang cukup parah


Gangguan psikologi juga akan menyebabkan pria dan wanita tidak bisa
menikmati kehidupannya. Mereka mungkin bisa merasakan seks yang
nikmat setiap saat, namun mereka tidak akan bisa merasakan
bahagia.
Seseorang yang terbiasa berganti-ganti pasangan akan merasa tidak
senang dengan kehidupannya. Bahkan, dampak seks bebas akan
membuat seseorang terus merasa sendiri, sehingga depresi yang akut
bisa saja terjadi.

5.Tertular penyakit kronis lainnya


Selama ini kita selalu menganggap kalau HIV adalah satu-satunya
penyakit yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini pasti
ditularkan saat melakukan seks tidak aman dan berganti-ganti
pasangan. Selain HIV, masih ada penyakit menular berbahaya lain
akibat dampak seks bebas pada pria dan wanita.
Penyakit itu terdiri dari gonore, klamidia, herpes, dan hepatitis.
Penyakit yang ditularkan melalui seks yang tidak sehat ini bisa
menginfeksi tubuh dan menyebabkan pelemahan organ. Pada kondisi
yang parah seperti hepatitis juga bisa menyebabkan terjadinya
kematian dengan cepat.

2.6. Pandangan masyarakat tentng seks bebas

2.7. Pandangan Hukum Tentang Seks Bebas

Kebebasan dalam hidup adalah hak asasi setiap manusia, namun kebebasan
tersebut tentu saja merupakan kebebasan yang bertanggung jawab. Untuk
mencegah kebebasan yang tidak terbatas maka terciptalah norma-norma yang yang
membatasi kebebasan seseorang agar tidak melanggar nilai-nilai moral yang
berlaku di masyarakat. Sesuai dengan topik makalah ini tentang perilaku seks bebas
di kalangan remaja, ada norma sosial maupun norma hukum yang membatasi
pergaulan seseorang agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik seperti
kelakuan seks bebas.

Yang pertama, norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat , antara lain:

1. Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana


penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena
berasal dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan antara mana yang
dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.
3. Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar dalam
kehidupan bermasyarakat.
Norma-norma tersebut tentu saja dengan tegas melarang adanya seks bebas yang
merusak moral siapapun yang melakukannya.
Yang kedua, norma hukum di Indonesia yang mengatur tentang pelarangan tentang
pelarangan seks bebas adalah UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografidan
KUHP pasal 284. Walaupun pada kenyataannya perangkat hukum tersebut masih
rapuh karena belum bisa menindak tegas para pelaku seks bebas. Pelaku seks
bebas tidak bisa disebut melanggar UU Pornografi bila perbuatan itu tidak
dimaksudkan untuk konsumsi masyarakat. Juga tidak bisa dikategorikan zina
menurut KUHP, karena zina menurut KUHP merupakan delik aduan, jadi mereka
baru bisa dikatakan berzina bila ada yang mengadukan.

2.8. Mencegah Seks Bebas


Ada banyak cara untuk mencegah terjadinya perilaku seks bebas pada remaja.
Berikut ini seperti ditulis dalam buku Diskusi Seksologi Modern.

Pertama, adanya kasih sayang, perhatian dari orangtua dalam hal apa pun
serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang. Salah satu faktor
terbesar yang mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam perilaku seks
bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya.
Peranan agama dan keluarga sangat penting untuk mengantisipasi
perilaku remaja.

Kedua, melakukan pengawasan secara intensif dan selektif terhadap media


massa dan komunikasi. Pada usia remaja, mereka selalu mempunyai
keinginan untuk mengetahui, mencoba, dan mencontoh segala hal. Seperti
dari media massa dan elektronik, yang mengakibatkan remaja sering kali
terpicu untuk mengikuti seperti yang ada dalam tayangan tersebut. Karena
itu, diperlukan adanya pengawasan, misalnya dengan mendampingi
mereka saat melihat tayangan itu.
Ketiga, menambah kegiatan yang positif di luar sekolah. Misalnya kegiatan
olahraga. Selain menjaga kesehatan tubuh, kegiatan di luar sekolah seperti
olahraga, dapat mengalihkan perhatian mereka terhadap pikiran tentang
seks dan dapat memperkecil kemungkinan untuk melakukan perilaku seks
bebas.

Keempat, perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang


berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Perlu adanya wadah untuk
menampung permasalahn reproduksi remaja yang sesuai dengan
kebutuhan. Informasi yang terarah, baik secara formal dan informal yang
meliputi pendidikan seks, penyakit menular seks dan kegiatan lain juga
dapat membantu menekan angka kejadian perilaku seks bebas di kalangan
remaja.

Kelima, perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil


tindakan terhadap perilaku seks bebas. Dengan memberikan hukuman
yang sesuai bagi pelaku seks bebas, diharapkan ada efek jera dan mereka
tidak akan mengulangi perbuatan itu.

2.9. Menolong Pelaku Seks Bebas

2.10. Pandangan Kristen Tentang Seks Bebas


Sama dengan percabulan, seks sebelum menikah berulangkali dicela di
Alkitab (Kisah Rasul 15:20; 1 Korintus 5:1; 6:13; 18; 7:2; 10:8, 2 Korintus
12:21; Galatia 5:19; Efesus 5:3; Kolose 3:5; 1 Tesalonika 4:3; Yudas 7).

Alkitab melarang manusia berhubungan seks sebelum menikah. Seks


sebelum menikah sama salahnya dengan perzinahan dan bentuk-bentuk
percabulan lainnya, karena semua itu tersangkut paut dengan “hubungan
seks dengan orang yang tidak dinikahi.”

Seks antara suami dan istri adalah satu-satunya bentuk hubungan seks
yang Allah restui (Ibrani 13:4).

Seks sebelum menikah menjadi begitu awam dipraktekkan karena


berbagai sebab. Terlalu sering manusia memusatkan perhatian pada
aspek “rekreasi” dari seks tanpa memperhatikan aspek “re-kreasi” dari
seks.

Benar, seks itu menyenangkan. Allah mendesain seks untuk itu.

Dia menghendaki pria dan perempuan menikmati aktivitas seksual, tapi


hanya dalam lingkup pernikahan. Walaupun demikian, tujuan utama dari
seks bukanlah kesenangan, tapi reproduksi.
Allah melarang hubungan seks sebelum pernikahan bukan supaya manusia
tidak mendapat kesenangan, tapi untuk melindungi manusia dari
kehamilan yang tidak dikehendaki, anak-anak yang lahir dari orangtua
yang menolak mereka atau tidak siap punya anak.

Bayangkan, betapa dunia kita akan menjadi lebih baik jika model seks
dari Allah diikuti semua orang: penyakit kelamin akan berkurang, ibu yang
tidak menikah akan berkurang, aborsi akan berkurang. Tidak berhubungan
seks sebelum menikah adalah satu-satunya solusi dari Allah.

Abstinensi (tidak berhubungan seks sebelum menikah) menyelamatkan


nyawa, melindungi para bayi, memberi hubungan seks nilai yang
sebenarnya, dan yang paling penting: menghormati Allah.

2.11. Keterlibatan Kristen Dalam Mencegagah Seks Bebas

2.12. Keterlibatan Kristen Dalam Menolong Pelaku Seks Bebas

Anda mungkin juga menyukai