Anda di halaman 1dari 11

MODUL FISIKA

PENGUKURAN

BESARAN POKOK DAN


TURUNAN
SATUAN
INTERNASIONAL
KONVERSI SATUAN
DIMENSI
ALAT UKUR
PENGUKURAN DAN
KETIDAKPASTIANNYA

SMA NEGERI 2 NEGARA


PENGUKURAN

A. BESARAN POKOK

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan


terlebih dahulu, yang berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada besaran lain.

Tabel 1.1 Besaran Pokok dan Satuannya


Simbol
No Besaran Pokok Lambang Satuan Baku
satuan
Panjang l meter m
1
Massa m kilogram kg
2
Waktu t sekon s
3
Kuat Arus Listrik I ampere A
4
Suhu T kelvin K
5
Jumlah zat N mol mol
6
Intensitas Cahaya IV candela cd
7

Satuan Standar (Satuan Sistem Internasional)


Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan.

Tabel 1.2 Tabel Sistem Metriks Satuan


Awalan Orde Awalan Orde
1012 deci (d) 10-1
Tera (T)
109 centi (c) 10-2
Giga (G)
106 mili (m) 10-3
Mega (M)
103 mikro (µ) 10-6
Kilo (K)
102 nano (n) 10-9
Hekto (h)
101 piko (p) 10-12
Deka (da)
- 1
B. KONVERSI SATUAN
Panjang Massa

1 inci = 2,54 cm 1 sma = 1,6605 × 10-27kg


1 cm = 0,394 inci 1 kg = 103 g
1m = 3,28 ft (kaki) 1 slug = 14,59 kg
1 km = 0,621 mil 1 ton = 103 kg
1 yd (yard) = 3 ft (kaki)
Waktu
1 Å (Angstrom) = 10-10 m
1 tahun cahaya = 9,46 × 1015m 1 Menit = 60 sekon
1 Parsec = 3,09 × 1016m 1 Jam = 3600 sekon
1 fermi = 10-15m 1 hari = 3,154 × 107 sekon

C. BESARAN TURUNAN

Besaran Turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau didefinisikan


dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disesuaikan dengan satuan
besaran pokoknya.

Tabel 1.3 Besaran Turunan


Satuan Dalam
Besaran
Persamaan (Rumus) Nama Satuan
Turunan Simbol
satuan Dasar
Meter m2 m2
Luas panjang×lebar
persegi
Volume panjang×lebar×tinggi Meter kubik m3 m3
perpindaha n Meter per
Kecepatan m/ s m/ s
waktu sekon
perubahan kecepa tan Meter per
Percepatan sekon m / s2 m / s2
waktu
kuadrat
massa benda Kilogram
Massa Jenis per meter kg / m 3 kg / m 3
volume benda
kubik
Gaya massa×percepatan newton N kg m / s 2
Energi dan
gaya×perpindahan joule J kg m 2 / s 2
Usaha
Daya gaya
watt W kg m / s 3
waktu
D. DIMENSI BESARAN

Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol


(lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan
cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.

Tabel 1.4 Lambang Dimensi Besaran Pokok


Besaran Pokok Satuan Lambang Dimensi
Panjang meter (m) [L]
Massa kilogram (kg) [M]
Waktu sekon (s) [T]
Suhu kelvin (K) [θ]
Kuat Arus Listrik ampere (A) [I]
Jumlah Zat mol (mol) [N]
Intensitas Cahaya candela (cd) [J]

Tabel 1.5 Lambang Dimensi Besaran Turunan


Besaran Turunan Persamaan (Rumus) Dimensi

Luas panjang×lebar [ L ]2

Volume panjang×lebar×tinggi [ L ]3
perpindaha n
Kecepatan [ L ] [ T ]-1
waktu
perubahan kecepa tan
Percepatan [ L ] [ T ]-2
waktu
massa benda
Massa Jenis [ M ][ L ]-3
volume benda

Gaya massa×percepatan [ M ] [ L ] [ T ]-2

Energi dan Usaha gaya×perpindahan [ M ] [ L ]2 [ T ]-2


energi
Daya [ M ] [ L ] [ T ]-3
waktu

Contoh Soal
Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.
1. Volume
2. Massa Jenis benda
Penyelesaian:
1. Volume merupakan hasil kali panjang, lebar dan tinggi, ketiganya
memiliki dimensi panjang [ L ].
Volume = panjang  lebar  tinggi
dimensi volume = [ L ]  [ L ]  [ L ] = [ L ]3
2. Massa jenis benda merupakan perbandingan massa benda
terhadap volume benda tersebut. Massa benda memiliki dimensi
[M] sedangkan volume benda memiliki dimensi [ L ]3.
massa
massa jenis =
volume
[M ]
dimensi massa jenis = = [ M ][ L] −3
[ L ]3

Soal Latihan
Tentukan dimensi dari besaran turunan berikut.
1. Kecepatan
2. Momentum

Penyelesaian:
jarak
1. kecepatan =
waktu
[.........]
Dimensi kecepatan = = [.........]
[.........]
2. Momentum = massa × kecepatan
Dimensi momentum = [……..] × [……..] = [……..]

E. ALAT UKUR
1. Alat Ukur Besaran Panjang
Nilai
No Alat Ukur Satuan Gambar Alat Fungsi
Terkecil
a. Mistar 1 mm Mengukur
panjang
benda yang
berukuran
kecil

b. Jangka 0,1 mm Mengukur


Sorong diameter
luar,
diameter
dalam, dan
kedalaman
benda.
Nilai
No Alat Ukur Satuan Gambar Alat Fungsi
Terkecil
c. Mikrometer 0,01 mm Mengukur
sekrup ketebalan
benda

d. Roll Meter 1 mm Mengukur


(meter panjang,
kelos) keliling
benda

Sumber: http://dapurteknik.com/dnews/100016/mengenal-jenis-
alat-ukur-panjang-dan-fungsinya.html

2. Alat Ukur Besaran Massa


a. Neraca
sama lengan

b. Neraca
Analog

c. Neraca
lengan
Gantung

d. Neraca
Ohhaus/
Neraca tiga
lengan

e. Neraca
Pegas

Sumber: https://www.haruspintar.com/alat-ukur-massa/
3. Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu yang sering digunakan adalah jam dinding, arloji, dan
stopwatch. Alat ukur waktu ada yang analog (menggunakan jarum
penunjuk detik, menit, dan jam) serta digital.

4. Alat Ukur Suhu


Alat ukur Suhu adalah termometer. Jenis-jenis Termometer dapat
dibedakan berdasarkan:
a. Skala
Titik Tetap Titik Tetap Rentang
No Jenis Termometer
Atas Bawah Skala
1. Celcius 100°C 0°C 100°C
2. Reamur 80°R 0°R 80°R
3. Fahrenheit 212°F 32°F 180°F
4. Kelvin 373 273 100

b. Zat Pengisi
1) Termometer Air Raksa
2) Termometer Alkohol

F. ANGKA PENTING

Angka Penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Dalam berbagai kesempatan kita menggunakan deretan angka untuk
menyatakan ukuran atau jumlah sesuatu. Apakah semua angka itu adalah
angka penting?

1. Syarat Angka Penting


Syarat-syarat dalam penulisan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 2.325 (4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol bukan angka
penting.
Contoh: 2.100 (2 angka penting)
3. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka
penting.
Contoh: 2.015 (4 angka penting)
4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan angka penting.
Contoh: 0,0025 (2 angka penting)
5. Angka nol di belakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan
nol adalah angka penting jika diperoleh dari hasil pengukuran
langsung dan bukan hasil konversi.
Contoh: 2,30 (3 Angka penting)
2. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Penulisan hasil operasi penjumlahan dan pengurangan hanya boleh
memiliki satu angka ragu-ragu / taksiran / angka tak pasti.
Contoh:
2, 1 2 5
5, 0 4
+
7, 1 6 5
Hasil penjumlahan hanya boleh mengandung satu angka taksiran,
sehingga menjadi 7,16. (Ingat, aturan pembulatan angka 5. Angka 5
akan dibulatkan ke atas jika angka didepannya adalah ganjil.
Sebaliknya, angka 5 dibulatkan ke bawah jika angka di depannya
adalah genap).

3. Aturan Perkalian dan Pembagian Angka Penting


Operasi perkalian dan pembagian mengikuti aturan sebagai berikut.
a. Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah AP
yang paling sedikit.
b. Untuk perkalian dan pembagian angka penting dengan angka
eksak, hasil akhir mengikuti jumlah AP tersebut.
Contohnya :
125 cm × 15 cm = 1.875 cm2
Sesuai aturan perkalian 125 cm (3 AP) dikalikan 15 (2 AP) = 1.875,
karena masih ada 4 angka, maka harus dijadikan 2 AP saja.
Sehingga hasilnya menjadi 1.900 (2 AP).

G. PENULISAN NOTASI ILMIAH

Notasi ilmiah adalah cara kita menuliskan notasi angka dalam bentuk

a  10 n
dengan a merupakan bilangan asli antara 0 dan 10.

Contoh:
a. 23.000 menjadi 2,3  10 4
b. 345 menjadi 3,45  10 2
c. 0,00024 menjadi 2,4  10 −4
d. 0,0356 menjadi 3,56  10 −2
H. PENGUKURAN
1. Ketidakpastian Pengukuran

Saat melakukan pengukuran mengunakan alat, tidaklah mungkin Anda


mendapatkan nilai yang pasti benar (xo), melainkan selalu terdapat
ketidakpastian. Apakah penyebab ketidakpastian pada hasil pengukuran?

Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga,


yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
a. Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan
keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala
kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat,
terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
b. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh
alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang
memengaruhi kinerja alat.
➢ Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada
saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi
dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.
➢ Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau
jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol.
Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau
pengurangan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya.
Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi pada
penulisan hasil pengukuran.
➢ Kesalahan Komponen Alat, misalnya, pada neraca pegas. Jika
pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan
berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini
menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka
nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
➢ Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk
dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak
lurus dengan jarum.

c. Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya


fluktuasi-fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran.
➢ Gerak brown molekul udara. Molekul udara seperti Anda
ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur atau
rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat
cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus
seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan
dengan molekul udara.
➢ Fluktuasi Tegangan Listrik. Tegangan listrik PLN atau
sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami
perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga
menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak
konsisten.
➢ Landasan yang bergetar. Getaran pada landasan tempat alat
berada dapat berakibat pembacaan skala yang berbeda,
terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti
seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika
landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada
penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
➢ Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada
alat elektronik. Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang
cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
➢ Radiasi Latar Belakang. Radiasi gelombang elektromagnetik
dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan
dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh
digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat
ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan
gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur
pada SPBU atau pesawat.

2. Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

Pengukuran Tunggal adalah pengukuran yang dilakukan sekali saja terhadap


objek yang diukur. Besar ketidakpastian dalam pengukuran tunggal adalah
setengah dari nilai satuan terkecil alat ukur yang digunakan.

1 x = ketidakpastian pengukuran
x =  nst
2 nst = nilai satuan terkecil
HP = x0  x HP = hasil pengukuran
x0 = hasil pengukuran berdasarkan
pembacaan alat ukur
x KR = kesalahan relatif
KR =  100%
x0

3. Ketidakpastian Pengukuran Berulang

Pengukuran Berulang adalahpengukuran yang dilakukan berulang kali


terhadap satu objek dengan alat ukur yang sama. Ketidakpastian dalam
pengukuran berulang diperoleh dari simpangan baku rata-rata.
x1 + x 2 + .... + x n
x=
n
x x = ketidakpastian pengukuran
x= n
n nst = nilai satuan terkecil
( xi − x ) 2 HP = hasil pengukuran
x = x = rerata hasil pengukuran
n (n − 1) berdasarkan pembacaan alat
1 nxi2 − (xi ) 2 ukur
x = KR = kesalahan relatif
n n −1
HP = x  x
x
KR =  100%
x

Anda mungkin juga menyukai