Anda di halaman 1dari 26

Materi 1 : OPTIK

MATERI

KONSEP (BESARAN FISIS)

A.
PEMANTULAN
CAHAYA

a.

CARA MENERANGKAN

Hukum Pemantulan :
1. Sinar datang, sinar pantul, dan

Sinar datang

Garis normal

Sinar pantul

garis normal berpotongan pada


satu titik dan terletak pada satu
bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan

sudut pantul(r).
Gambar A.1. Hukum Snellius Pemantulan
Dari gambar tersebut, guru dapat menjelaskan kepada siswa
mengenai hukum Snellius pemantulan kepada siswa sebagai
berikut :
- Dari gambar tersebut, terdapat suatu bidang datar yang rata
(hitam), kemudian ada sinar datang (biru) yang menuju
bidang tersebut dengan sudut tertentu, maka sinar tersebut
akan dipantulkan (diteruskan) dengan besar sudut yang
-

sama (merah) yang kemudian disebut dengan sinar pantul.


Kemudian dari sinar datang dan sinar pantul tersebut, dapat
berpotongan pada suatu garis dengan member garis putus-

putus biasanya disebut sebagai garis normal.


Sehingga antara sinar datang dan garis normal dapat disebut

sebagai sudut datang yang diberi simbol (i). Sedangkan


antara garis normal dan sinar pantul dapat disebut sebagai
-

sudut pantul yang biasa diberi simbol (r).


Maka dapat disimpulkan bahwa bunyi hukum Snellius pada
pemantulan adalah sebagai berikut :
A. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu
bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul(r).

C. Jenis-jenis Pemantulan :
1. Pemantulan Baur
2. Pemantulan Teratur

Sinar
Garis
Sinar

pantul

normal

datang

Gambar A.2. Pemantulan Baur

Gambar A.3. Pemantulan Teratur


Setelah menggambar dua gambar di atas, guru menjelaskan
kepada siswa sebagai berikut :
Ketika terdapat suatu bidang pantul yang tidak rata
(bergelombang) yang dilalui sinar datang maka akan
terbentuk suatu pantulan dimana pantulannya (sinar pantul)
tersebut tidak teratur (Gambar A.2). Oleh karena itu,

pemantulan ini disebut pemantulan baur.


Sedangkan pada Gambar A.3 terlihat bahwa ketika ada suatu
bidang datar yang dilalui sinar datang maka menyebabkan
terbentuknya pantulan (sinar pantul) yang menyebar rata
(teratur). Oleh sebab itu, pemantulan ini disebut pemantulan
teratur.

B. CERMIN
1. Cermin Datar

a.

Sifat-sifat Bayangan :
1. Maya
2. Tegak
3. Sama Besar (M = M)
4. Jarak Bayangan = Jarak Benda
ke Cermin (s = s)
5. Tinggi Bayangan = Tinggi

Cara guru menjelaskan cermin kepada siswa dengan bertanya


terlebih dahulu sebagai berikut :
Kalian tahu cermin?
Pernahkah kalian bercermin?
Saat kalian bercermin, apa yang terjadi?

Bayangan siapa yang ada di cermin?


Benda ke Cermin (h = h)
6. Posisi Bayangan Berlawanan Untuk lebih jelasnya seperti gambar berikut :
dengan Bendanya

Dari gambar di atas, terlihat bahwa ada seekor kucing yang


sedang bercermin pada cermin datar. Dari cermin tersebut,
terlihat sebuah bayangan dari kucing yang besar bayangannya
sama dengan besar kucing. Tampak juga bahwa bayangan
kucing berlawanan arah dengan kucing tersebut. Begitu juga
ketika kita bercermin.

Jika digambarkan dengan sebuah sketsa garis, gambarnya


seperti berikut :

Gambar B.1 Pemantulan pada Cermin Datar

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa jika ada suatu benda


dengan tinggi h dan jarak s yang terletak di depan bidang
datar lurus (cermin datar) maka akan terbentuk bayangan di
belakang cermin yang tinggi dan jaraknya juga sama,
begitupun dengan perbesaran benda tersebut sama dengan

perbesaran bayangan tersebut.


Dari kedua gambar di atas, di dapatkan sifat bayangan pada
cermin datar yaitu : maya, tegak dan sama besar .

b.

Menentukan Jumlah Bayangan


Benda diantara 2 Cermin Datar :

n=

benda

360
m

(dengan adalah besar sudut yang


diberikan).

Gambar B.2 Benda diantara dua buah cermin datar

Syarat:
Jika

360

hasilnya genap maka m=1

Jika

360

hasilnya ganjil maka m=0

Jika ada suatu benda tertelatak di depan dua buah cermin


datar yang saling berhimpitan dengan sudut tertentu, maka
akan terbentuk bayangan pada dua buah cermin tersebut.
Jumlah bayangan yang terbentuk, tergantung dengan besar
sudut yang diberikan. Semakin besar yang yang dibentuk
maka semakin sedikit jumlah bayangan yang terbentuk. Jika
dirumuskan adalah sebagai berikut :
360
n=
m

(dengan adalah besar sudut yang diberikan).


Syarat:
Jika

360

hasilnya genap maka m=1

360
hasilnya ganjil maka m=0

Untuk lebih jelasnya, dapat diperlihatkan pada gambar


Jika

berikut:

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa ada sebuah benda yang


diletakkan di depan dua buah cermin datar yang saling
berhimpit dengan sudut tertentu. Terlihat adanya jumlah
bayangan sebanyak 4, sehingga untuk mencari besar sudut
dapat dihitung sebagai berikut :
360
n=

360
4=

Sehingga besar sudut tersebut adalah 900

2.

Cermin Cekung

a. Sifat-sifat Bayangan :
1. Maya
2. Tegak
3. Diperbesar
b. Sinar Istimewa Cermin Cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu
utama

akan

dipantulkan

melalui titik fokus f


2. Sinar datang melalui titik fokus
f

akan dipantulkan sejajar

sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat
kelengkungan

Gambar B.2. Pemantulan pada Cermin Cekung

akan Setelah menggambar tersebut, guru dapat menjelaskannya


dipantulkan kembali melalui
kepada siswa seperti :
titik

pusat

(M)

kelengkungan

tersebut.
c. Menghitung Jarak Bayangan :
1 1 1
= +
f s s'
Dengan:
f = fokus cermin

Pada sebuah cermin cekung, jika ada sinar datang yang


sejajar dengan sumbu utama maka sinar tersebut dipantulkan
melalui titik fokus f (orange). Saat sinar datang melalui titik
fokus f maka sinar tersebut akan dipantulkan sejajar sumbu
utama (ungu). Dan ketika sinar datang melalui titik pusat

s = jarak benda dari cermin (cm)


s= jarak bayangan drai cermin (cm)
d. Menghitung Perbesaran
Bayangan:
s ' h'
M= =
s h
Dengan :
s = jarak benda dari cermin
s= jarak bayangan dari cermin
h = tinggi benda
h= tinggi bayangan

kelengkungan (M) maka sinar tersebut akan dipantulkan

kembali melalui titik pusat kelengkungan (hijau).


Sehingga didapatkan tiga sinar istimewa cermin cekung

seperti pada kolom konsep.


Penerapan cermin cekung ini dalam lingkungan sekitar adalah
pada sendok bagian depan. Jika kita bercermin pada sebuah
sendok depan, maka akan terbentuk bayangan kita seperti
berikut :

Dari ketiga sinar istimewa yang telah disebutkan dan dari


gambar bayangan pada sendok, maka didapatkan sifat
bayangan dari cermin cekung yaitu maya, tegak, dan

diperbesar.
Setelah diketahui sifat bayangannya, maka jarak bayangan
dan perbesaran bayangan dapat dicari dengan rumus :

1 1 1

f s s'
1
s ' h'

M s h
3.

Cermin Cembung

Jarak bayangan
Perbesaran bayangan

a. Sifat-sifat Bayangan :
1. Maya
2. Tegak
3. Diperkecil
b. Sinar Istimewa Cermin Cembung:
1. Sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan seolah-olah
datang dari titik fokus f.
2. Sinar datang menuju titik fokus
f

akan dipantulkan sejajar

sumbu utama.
3. Sinar datang menuju ke titik
pusat kelengkungan (M) akan
dipantulkan seolah-olah datang
dari titik pusat kelengkungan
tersebut.
c. Menghitung Jarak Bayangan :
1 1 1
= +
f s s'
Dengan:

Gambar B.3. Pemantulan pada Cermin Cembung


Setelah menggambar tersebut, guru dapat menjelaskannya
kepada siswa seperti :

Pada sebuah cermin cembung, jika ada sinar datang yang


sejajar

dengan

sumbu

utama

maka

sinar

tersebut

dipantulkan seolah-olah datang titik fokus f (hijau). Saat


sinar datang menuju titik fokus f maka sinar tersebut akan

f = fokus cermin
dipantulkan sejajar sumbu utama (biru). Dan ketika sinar
s = jarak benda dari cermin (cm)
datang menuju titik pusat kelengkungan (M) maka sinar
s= jarak bayangan drai cermin (cm)
d. Menghitung Perbesaran Bayangan:
tersebut akan dipantulkan seolah-olah datang melalui dari
s ' h'
M= =
titik pusat kelengkungan tersebut (orange).
s h
Sehingga didapatkan tiga sinar istimewa cermin cembung
Dengan :
s = jarak benda dari cermin
seperti yang telah disebutkan pada kolom konsep.
s= jarak bayangan dari cermin
Penerapan cermin cembung ini dalam lingkungan sekitar adalah
h = tinggi benda
pada sendok bagian belakang dan kaca spion.
h= tinggi bayangan

D.

PEMBIASAN

CAHAYA

a. Hukum Snellius tentang Pembiasan :


Untuk menjelaskan mengenai pembiasan, guru dapat
1. Sinar datang, sinar bias/ sinar
menggambarkan sebuah pensil yang dicelupkan ke dalam

pantul, dan garis normal terletak

sebuah gelas berisi air seperti gambar berikut :

pada satu bidang datar.


2. Jika sinar datang dari medium
kurang rapat ke medium rapat
maka

sinar

mendekati

akan

dibelokkan

garis

normal,

sebaliknya jika sinar datang dari


medium rapat ke medium kurang
rapat maka sinar akan dibelokkan
menjauhi garis normal.
b. Persamaan Pembiasan :
n2 sin 1

n1 sin 2
Dengan :
n1= indeks bias medium 1
n2= indeks bias medium 2
sin 1 = sudut datang medium 1

sin 2 = sudut bias medium 2

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa keadaan pensil dalam


gelas seolah-olah patah (membelok). Mengapa hal tersebut
terjadi? Ya, hal tersebut terjadi karena adanya pembiasan.

Untuk menjelaskan yang lebih detail mengenai pembiasan,


makaguru
berikut :

guru dapat menjelaskannya dengan gambar

Garis normal

Sinar bias

Gambar C.1 Pembiasan dari medium kurang rapat ke medium


rapat
Dari gambar tersebut, guru dapat menjelaskan bahwa ketika ada
sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang
rapat maka akan menyebabkan terjadinya pembiasan dari
sinar datang tersebut yang mendekati garis normal. Begitu
pula sebaliknya, ketika ada sinar datang dari medium rapat
ke medium kurang rapat maka akan menyebabkan
terjadinya pembiasan dari sinar datang tersebut yang

menjauhi garis normal.

Gambar C.1 Pembiasan dari medium rapat ke medium kurang


rapat

E. LENSA

a.

Sifat-sifat Bayangan :

Untuk mencari indek bias adalah :


n 2 sin 1

n1 sin 2
1

1. Lensa Cekung

1. Maya
2

2. Tegak
3. Rbenda < Rbayangan = bayangan
diperbesar
c. Sinar Istimewa pada Lensa Cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama
dibiaskan seakan-akan berasal dari

O
3

Dari gambar tersebut, guru dapat menjelaskan kepada siswa

titik fokus aktif f1


2. Sinar datang seakan-akan menuju

bahwa ketika ada sebuah lensa cekung yang dilalui sinar

titik fokus pasif f2 akan dibiaskan

akan berasal dari titik fokus aktif f1 (pink). Saat sinar datang

datang sejajar sumbu utama maka akan dibiaskan seakan-

sejajar sumbu utama.


3. Sinar datang melalui titik pusat

seakan-akan menuju titik fokus pasif f2 maka akan dibiaskan


sejajar sumbu utama (biru). Dan ketika sinar datang melalui

optik O akan diteruskan tanpa


membias.
d. Menghitung Jarak Bayangan :
1 1 1
= +
f s s'
Dengan:
f = fokus lensa
s = jarak benda dari lensa (cm)
s= jarak bayangan drai lensa (cm)
e. Menentukan Daya/kuat Lensa :
100
P=
f
P = daya/ kuat lensa (dioptri)

titik pusat optik O maka akan diteruskan tanpa membias.


Sehingga didapatkan tiga sinar istimewa pada lensa cekung

seperti yang telah dijelaskan di kolom konsep.


Untuk mencari jarak bayangan dan daya kuat lensa sebagai
berikut :
1 1 1

f s s'
100
P
f

Jarak bayangan
Daya lensa

f = titik fokus (cm)


2. Lensa Cembung

a.

b.

Sifat-sifat Bayangan :
1. Nyata ,Terbalik
di belakang

lensa
2. Maya diperbesar
di depan lensa
Sinar Istimewa pada Lensa Cembung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama

O
2
3

dibiaskan melalui titik fokus aktif


f1
2. Sinar datang melalui titik fokus

Dari gambar tersebut, jika sinar datang sejajar sumbu

pasif f2 akan dibiaskan sejajar

utama maka sinar tersebut akan dibiaskan melalui titik

sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat

fokus aktif f1. Ketika sinar datang melalui titik fokus pasif f2

optik O akan diteruskan tanpa

Dan ketika sinar datang melalui titik pusat optik O maka

membias.
Menghitung Jarak Bayangan :
1 1 1
= +
f s s'
Dengan:
f = fokus lensa
s = jarak benda dari lensa (cm)
s= jarak bayangan drai lensa (cm)
d. Menentukan Daya/kuat Lensa :
100
P=
f

maka sinar tersebut akan dibiaskan sejajar sumbu utama.


akan diteruskan tanpa membias. Sehingga didapatkan tiga

c.

sinar istimewa seperti yang telah dijelaskan pada kolom

konsep.
Untuk mencari jarak bayangan dan daya kuat lensa sebagai
berikut :
1 1 1

f s s'
100
P
f

Jarak bayangan
Daya lensa

F. MATA

Dengan :
P = daya/ kuat lensa (dioptri)
f = titik fokus (cm)
a. Bagian-bagian Mata
Retina
- Pupil
Iris
- Lensa
Kornea - Bintik Kuning

b. Cacat Mata
Rabun Jauh (Miopi)
Rabun Dekat (Hipermetropi)
Mata Tua (Presbiopi)
Astigmatisma

Untuk menjelaskan mata guru dapat menampilkan gambar


bagian-bagian mata seperti :

Rabun Jauh (Miopi)

Gambar a.
Gambar b.
Pada rabun jauh, bayangan terletak di depan retina (Gambar
a) dan ketika ditolong menggunakan lensa cekung (-) maka

bayangan tepat di retina (Gambar b)


Rabun jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi
karena lensa mata tidak dapat menipis sebagaimana

mestinya.
Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa
negatif (cekung), yang bersifat menyebarkan berkas cahaya.
Lensa ini berfungsi membentuk bayangan maya di titik jauh
mata dari benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan
demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan
membentuk bayangan tepat di retina, sehingga terlihat jelas.

Rabun Dekat (Hipermetropi)

Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek


yang letaknya dekat dengan mata (hanya dapat melihat

objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun dekat atau


hipermetropi merupakan cacat mata yang terjadi karena
lensa mata tidak dapat mencembung atau tidak dapat
berakomodasi sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas
cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan
membentuk bayangan di belakang retina (jadi benda tidak
terlihat jelas).

Mata Tua (Presbiopi)


Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh orang-orang
lanjut usia. Cacat mata ini disebabkan oleh berkurangnya
daya akomodasi mata (otot mata sudah lemah). Akibatnya,
baik titik dekat maupun titik jauh mata letaknya bergeser,
yaitu titik dekat bergeser menjauhi mata, sedangkan titik

jauh bergeser mendekati mata.


Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata
berlensa ganda, yaitu lensa untuk melihat jauh dan lensa

untuk membaca.
Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh bentuk permukaan kornea
mata yang tidak sferis, artinya kelengkungan pada satu
bidang tidak sama tajamnya dengan kelengkungan pada

bidang yang lain.


Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata
berlensa silindris.
G. LUP

Sifat Bayangan : maya, tegak,


diperbesar.
Perbesaran Sudut (anguler)
25
M
1
f
(mata berakomodasi maksimum dan f

Untuk

menjelaskan

memberikan

mengenai

pertanyaan

Lup,

dengan

guru

sebelumnya

mengaitkan

dengan

peristiwa sehari-hari, yaitu :


Pernahkah kalian memakai kaca pembesar (lup) untuk
mengamati suatu benda? Bagaimana bayangan yang
terbentuk?

dalam cm)
25
M
1
f
(mata tidak berakomodasi dan f dalam
cm)

Dari gambar tersebut terlihat bahwa ketika mata dilihat


dengan menggunkan lup maka bayangannya akan semakin
besar. Hal itu terjadi karena bayangan yang terjadi pada

retina lebih besar jika sudut penglihatan diperbesar (h3 > h2


> h1 karena sudut penglihatan >

> ).

H. MIKROSKOP

Sifat bayangan : maya, terbalik,


diperbesar.

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua buah lensa
yaitu : lensa positif (obyektif) yang diletakkan dekat dengan

lensa positif (okuler) yang dipisahkan dengan jarak tertentu.


Guna : Mengamati benda- benda renik agar tampak lebih
besar dan jelas.
Untuk mata berakomodasi manimum:
Bayangan jatuh tepat pada fokus okuler, sehingga bayangan

yang dibentuk oleh lensa okuler di jauh tak terhingga.

Jika d adalah jarak antara lensa obyektif dan okuler, maka :


Perbesarannya

Untuk mata berakomodasi manimum:


Bayangan jatuh pada titik dekat dari pengamat.
Perbesarannya :

I.

TEROPONG

Teropong Bintang Astronomi


Teropong Bumi
Teropong Panggung

Mempergunakan dua lensa positif yaitu :


- lensa obyektif
lensa okuler
Benda letak jauh tak berhingga, sehingga bayangan jatuh
pada fokus obyektif.

Fokus obyektif berikpit dengan fokus okuler.

Perbesaran linier
Untuk mata tidak berakomodasi:

atau
Untuk mata berakomodasi:

atau
Teropong Bumi
- Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang,
perbedaannya terletak pada bayangan terakhirnya (yaitu
-

tegak). Untuk itu harus dipasang lensa pembalik.


Oleh karena itu, teropong ini terdiri dari 3 buah lensa
yaitu :
a. obyektif : terdiri dari lensa positif
b. lensa cembung : berfungsi sebagai lensa

pembalik

(terletak antara lensa obyektif dan lensa okuler)


c. lensa okuler : terdiri dari lensa positif dan berfungsi
-

sebagai loupe.
Jarak obyektif okuler :

Untuk mata tak berakomodasi:

Untuk mata berakomodasi:

Teropong Panggung

Teropong panggung dibuat sebagai pembaharuan dari


teropong bumi (karena teralau panjang). Untuk itu
dipakai lensa negatif (-) berfungsi sebagai lensa

pembalik sekaligus sebagai okuler.


- Oleh karena itu teropong ini terdiri dari :
a. Obyektif : lensa positif
b. Okuler : lensa negatif
- Jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler

Mata tak berakomodasi

Mata berakomodasi

Anda mungkin juga menyukai