PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang
menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan
orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran
perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan,
terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahanperubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Kemajuan teknologi yang berkembang pesat, banyak menghasilkan beberapa
produk-produk canggih justru malah menciptakan kondisi yang tidak ramah
lingkungan.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang
terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian
yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah
terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming.
Global warming membuat keadaan dibumi tidak stabil dikarenakan
peningkatan
suhu
bumi.
Global
warming
terjadi
disebabkan
oleh
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Global Warming dan kesepakatan dunia untuk mengatasi global
warming
Pemanasan global atau global warming adalah adanaya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer. Global Warming secara harfiah
diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di
bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal
dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas
pada permukaan bumi secara Global.
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global
pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara
tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa
mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor
lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahanperubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibatakibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gasgas rumah kaca.pada tahun 1997 di Jepang,160 negara merumuskan persetujuan
Protokol Kyoto.perjanjian ini belum diimplementasikan pada 38 negara industri yang
memegang presentase paling besar dalam melepaskan gas rumah kaca untuk
memotong emisi mereka sebesar 5 % dibawah emisi 1990.
Gas Alam Sebagian Besar Merupakan Metana - Gas Rumah Kaca yang
Kuat
Gas alam sebagian besar terdiri dari metana, yang merupakan gas
rumah kaca yang sangat kuat. Metana dapat bocor ke atmosfer dari tambang
batubara, sumur minyak dan gas, tangki penyimpanan gas alam, pipa, dan
lokasi pengolahannya. Kebocoran ini merupakan salah satu sumber emisi
gas rumah kaca. Industri minyak dan gas alam berusaha untuk mencegah
kebocoran gas, dan di tempat gas alam diproduksi tetapi tidak dapat
6
diangkut secara ekonomi, gas alam akan "dinyalakan" atau dibakar di lokasi
tersebut. Hal ini dianggap lebih aman dan lebih baik daripada melepaskan
metana ke atmosfer karena CO2 lebih sedikit bahayanya sebagai gas rumah
kaca dibandingkan metana.
Eksplorasi, Pemboran, dan Produksi Gas Alam Memiliki Banyak
Dampak Pada Lingkungan
Ketika ahli geologi mengeksplorasi deposit gas alam di darat, mereka
mungkin harus mengganggu tanah dan vegetasi dengan kendaraan mereka.
Sebuah sumur gas di darat memerlukan pembukaan jalan, pembersihan dan
perataan daerah untuk membuat bor pad.
Kegiatan pengeboran sumur menghasilkan polusi udara dan dapat
mengganggu satwa liar. Dibutuhkan pipa untuk mengangkut gas dari sumur,
dan biasanya akan dilakukan pembukaan lahan untuk mengubur pipa.
Produksi gas alam juga dapat mengakibatkan kontaminasi pada sejumlah
besar volume air. Air ini harus ditangani dengan baik, disimpan, dan didisinfectan sehingga tidak mencemari tanah dan air.
Gas alam yang kita gunakan sebagai bahan bakar sebagian besar
merupakan metana, namun gas yang belum diolah dari sumur mungkin
mengandung senyawa lain, termasuk hidrogen sulfida, gas sangat beracun.
Gas alam yang padat hidrogen sulfida biasanya akan menyala berkobar.
Pembakaran gas alam menghasilkan CO2, karbon monoksida, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, dan senyawa lain tergantung pada komposisi
kimia dari gas alam dan seberapa baik gas tersebut dapat terbakar. Sumur
gas alam dan pipa sering membutuhkan mesin untuk menjalankan peralatan
dan kompresor, yang mengakibatkan kebisingan dan polusi udara tambahan
.
"Suhu-suhu permukaan laut ini bertindak sebagai pendorong. Dan saat ini
suhu di Pasifik cukup panas, yang telah meningkat karena perubahan iklim,"
ujar Ward seperti dilansir voanews.com, Rabu, (13/12).
2.5 Rancangan strategi Penanggulangan Dampak Global Warming
1) Pajak Karbon
Harga merupakan salah satu faktor penentu jenis bahan bakar apa yang
dipilih orang dan berapa jumlah konsumsinya. Para ahli ekonomi
menyarankan bahwa harga bahan bakar dapat dinaikkan dengan menambah
pajak karbon, sebagai cara mengurangi pemanasan global. Pajak karbon
akan dikenakan pada bahan bakar sesuai dengan jumlah karbon dioksida yang
dipancarkan. Dengan rancangan ini, batu bara akan dikenakan pajak yang
lebih tinggi daripada bahan bakar bensin karena batu bara merupakan sumber
energi fosil yang menghasilkan emisi gas karbon dioksida paling tinggi saat
dibakar, dan gas bumi dikenakan pajak paling rendah.
Gagasan lain yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi adalah
penggunaan "ijin yang dapat dipertukarkan" atau tradable permits dalam emisi
karbon dioksida. Ijin ini membolehkan sebuah negara atau sebuah organisasi
untuk mengemisi karbon dioksida dalam jumlah tertentu. Jumlah tingkat emisi
global karbon dioksida akan ditentukan oleh sebuah badan internasional. Di
dalam sebuah negara, ijin tersebut akan dibagi di antara pengguna bahan
bakar.
2) Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen
per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat
ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan.
Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di
masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah
pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di
10
pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti
Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap
menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum
dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada
dua
pendekatan
utama
untuk
memperlambat
semakin
11
Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti
penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi
atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering dinyatakan sebagai
usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah.
Di negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada
sektor industri dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga
ada dalam sektor industri, perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negaranegara berkembang.
Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada
gedung-gedung pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim
tropis yang membentuk sebuah rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan
biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk mendinginkan ruangan.
Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat dengan
mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis
melalui penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah lampu neon kompak 18
watt yang dipasang di lubang lampu biasa dapat menghasilkan cahaya setara
dengan lampu biasa 75 watt. Selama masa pakai sekitar 10.000 jam, lampu ini
dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon dioksida (> 500 kg karbon
dioksida)!
12
emisi
karbon
dioksida
karena
tumbuhan
yang
ditanam
akan
13
Selain tenaga air, dapat digunakan energi matahari dan tenaga angin Energi.
Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi
keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan
memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.
dan
"Program
Langit
Biru"
14
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. pemanasan global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya,
peningkatan suhu rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata
pemanasan global, serta perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhirakhir ini.
2. pemanasan global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir
merupakan peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan
tahun-tahun kedepan dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun
sekarang apabila tidak ada perbaikan dan pelestarian lingkungan.
3. Dampak
global
warming
yakni
korbanakibattopanbadai
yang
16