Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang
menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan
orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran
perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan,
terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahanperubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Kemajuan teknologi yang berkembang pesat, banyak menghasilkan beberapa
produk-produk canggih justru malah menciptakan kondisi yang tidak ramah
lingkungan.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang
terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian
yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah
terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming.
Global warming membuat keadaan dibumi tidak stabil dikarenakan
peningkatan

suhu

bumi.

Global

warming

terjadi

disebabkan

oleh

perkembangansegala aspek kehidupan dimana manusia mengalami sindrom


tidak pernah puas dan berusaha mendapatkan lebihdari yang dia miliki. Hal
tersebut alam dan lingkungan sekitar menjadi tereksploitasi tanpa dijaga
keseimbangannya.
Sudah banyak program pemerintah untuk selalu menekankan pada
masyarakat untuk selalu menanam pohon, tidak menggunakan AC di alam
terbuka, tidak membangun bangunan bertingkat dengan kaca pembalik.
Dari latar belakang itulah penulis akan membahas mengenai Global
Warming berkaitan dengan dampak dan bencana dari dampak global warming
serta rancangan penaggulangan dampak Global Warming. Untuk lebih
jelasnya,akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi global warming dan kesepakatan dunia untuk mengatasi
global warming?
1.2.2 Bagaimanakah dampak terjadinya global warming?
1.2.3 Apa saja bencana yang ditimbulkan akibat dampak global warming?
1.2.4 Bagaimana rancangan strategi penaggulangan dampak global warming?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Definisi Global Warming dan kesepakatan dunia untuk
mengatasi global warming.
1.3.2 Mengetahui dampak terjadinya global warming.
1.3.3 Mengetahui bencana yang ditimbulkan akibat dampak global warming.
1.3.4 Mengetahui rancangan strategi penaggulangan dampak global warming.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Global Warming dan kesepakatan dunia untuk mengatasi global
warming
Pemanasan global atau global warming adalah adanaya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer. Global Warming secara harfiah
diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di
bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal
dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas
pada permukaan bumi secara Global.
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global
pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara
tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa
mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor
lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahanperubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibatakibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gasgas rumah kaca.pada tahun 1997 di Jepang,160 negara merumuskan persetujuan
Protokol Kyoto.perjanjian ini belum diimplementasikan pada 38 negara industri yang
memegang presentase paling besar dalam melepaskan gas rumah kaca untuk
memotong emisi mereka sebesar 5 % dibawah emisi 1990.

2.2 Dampak Global Warming


1. Dampak Global Warming: Kenaikan permukaan air laut di seluruh
dunia.

Para ilmuwan memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia


karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland,
terutama di pantai timur AS. Namun, banyak negara di seluruh dunia akan
mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa memaksa jutaan
orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu negara
yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan laut
2. Dampak Global Warming : Korban akibat topan badai yang semakin
meningkat.

Tingkat keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin


meningkat, dan penelitian yang dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global
secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim
di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat
meningkat secara signifikan sejak tahun 1981.Hal tersebut diperkirakan
didorong oleh suhu air laut yang semakin meningkat, tidak mungkin
mengalami penurunan dalam waktu dekat. "
3. Dampak Global Warming: Gagal panen besar-besaran.

Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia


harus memilih untuk pindah ke wilayah

beriklim sedang karena

kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam


100 tahun. "Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling
parah pada pasokan air. "Kekurangan air di masa depan kemungkinan
akan mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat
pembangunan ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan
perubahan suasana lebih ekstrim antara banjir dan kekeringan." Menurut
Guardian,pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per tahun.
5. Dampak global warming: Hilangnya terumbu karang.

Sebuah laporan tentang terumbu karang dari WWF mengatakan


bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada tahun
2100 karena suhu dan keasaman laut meningkat. 'Pemutihan' karang akibat
kenaikan suhu laut yang terus-menerus sangat berbahaya bagi ekosistem
laut, dan banyak spesies lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang
untuk kelangsungan hidup mereka. "Meskipun luasnya lautan 71 persen
dari permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata hampir 4 km - ada
indikasi bahwa hal ini mendekati titik kritis. Bagi terumbu karang,
pemanasan dan pengasaman air mengancam hilangnya ekosistem global.
Jadi diperlukan upaya yang besar untuk menyelamatkan terumbu karang
dari kepunahan
2.2.1 Penggunaan Gas Alam

Gas Alam Sebagian Besar Merupakan Metana - Gas Rumah Kaca yang
Kuat
Gas alam sebagian besar terdiri dari metana, yang merupakan gas
rumah kaca yang sangat kuat. Metana dapat bocor ke atmosfer dari tambang
batubara, sumur minyak dan gas, tangki penyimpanan gas alam, pipa, dan
lokasi pengolahannya. Kebocoran ini merupakan salah satu sumber emisi
gas rumah kaca. Industri minyak dan gas alam berusaha untuk mencegah
kebocoran gas, dan di tempat gas alam diproduksi tetapi tidak dapat
6

diangkut secara ekonomi, gas alam akan "dinyalakan" atau dibakar di lokasi
tersebut. Hal ini dianggap lebih aman dan lebih baik daripada melepaskan
metana ke atmosfer karena CO2 lebih sedikit bahayanya sebagai gas rumah
kaca dibandingkan metana.
Eksplorasi, Pemboran, dan Produksi Gas Alam Memiliki Banyak
Dampak Pada Lingkungan
Ketika ahli geologi mengeksplorasi deposit gas alam di darat, mereka
mungkin harus mengganggu tanah dan vegetasi dengan kendaraan mereka.
Sebuah sumur gas di darat memerlukan pembukaan jalan, pembersihan dan
perataan daerah untuk membuat bor pad.
Kegiatan pengeboran sumur menghasilkan polusi udara dan dapat
mengganggu satwa liar. Dibutuhkan pipa untuk mengangkut gas dari sumur,
dan biasanya akan dilakukan pembukaan lahan untuk mengubur pipa.
Produksi gas alam juga dapat mengakibatkan kontaminasi pada sejumlah
besar volume air. Air ini harus ditangani dengan baik, disimpan, dan didisinfectan sehingga tidak mencemari tanah dan air.
Gas alam yang kita gunakan sebagai bahan bakar sebagian besar
merupakan metana, namun gas yang belum diolah dari sumur mungkin
mengandung senyawa lain, termasuk hidrogen sulfida, gas sangat beracun.
Gas alam yang padat hidrogen sulfida biasanya akan menyala berkobar.
Pembakaran gas alam menghasilkan CO2, karbon monoksida, sulfur
dioksida, nitrogen oksida, dan senyawa lain tergantung pada komposisi
kimia dari gas alam dan seberapa baik gas tersebut dapat terbakar. Sumur
gas alam dan pipa sering membutuhkan mesin untuk menjalankan peralatan
dan kompresor, yang mengakibatkan kebisingan dan polusi udara tambahan
.

2.2.2 Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.


Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk
cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari
panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,
sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu ratarata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan
suhu rata-rata sebesar 15 C (59 F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C
(59 F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya
-18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi

sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan


mengakibatkan pemanasan global.Proses terjadinyaefekrumahkaca:
Bumi kita tetap hangat di tengah suhu di luar angkasa yang dingin karena
adanya proses efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini terjadi ketika adanya
radiasi matahari menuju bumi ketika sampai pada atmosfer bumi sebagian dari
radiasi tersebut dipantulkan melalui sinar infra merah dan sebagian lagi
diteruskan melalui permukaan bumi.
Panas tersebut dipantulkan oleh permukaan bumi dan sebagian di serap
oleh gas-gas rumah kaca. Penyerapan panas yang dilakukan oleh gas rumah
kaca ini menyebabkan bumi kita menjadi hangat. Namun yang tejadi saat ini
dengan bertambahnya gas-gas rumah kaca membuat bumi menyerap lebih
banyak panas dan terjadilah apa yang kita sebut dengan pemanasan global.
2.4 Contoh Real Bencana Dampak Global Warming

Seorang warga berjalan melewati pemukiman yang hancur akibat Topan


Haiyan di kota Tacloban, Leyte provinsi Leyte, Filipina tengah, Ahad
(10/11). (AP/Bullit Marquez) Para ilmuwan mengatakan Topan Haiyan
merupakan salah satu dari badai terkuat yang pernah mencapai daratan.
Beberapa ahli mengatakan perubahan iklim akibat ulah manusia adalah
penyebabnya. Bob Ward, ilmuwan dari Lembaga Riset Grantham untuk Perubahan
Iklim di London School of Economics, mengatakan ada bukti situasional yang kuat
karena kita tahu bahwa kekuatan siklon tropis, badai dan topan sangat bergantung
pada suhu-suhu permukaan laut.
9

"Suhu-suhu permukaan laut ini bertindak sebagai pendorong. Dan saat ini
suhu di Pasifik cukup panas, yang telah meningkat karena perubahan iklim,"
ujar Ward seperti dilansir voanews.com, Rabu, (13/12).
2.5 Rancangan strategi Penanggulangan Dampak Global Warming
1) Pajak Karbon
Harga merupakan salah satu faktor penentu jenis bahan bakar apa yang
dipilih orang dan berapa jumlah konsumsinya. Para ahli ekonomi
menyarankan bahwa harga bahan bakar dapat dinaikkan dengan menambah
pajak karbon, sebagai cara mengurangi pemanasan global. Pajak karbon
akan dikenakan pada bahan bakar sesuai dengan jumlah karbon dioksida yang
dipancarkan. Dengan rancangan ini, batu bara akan dikenakan pajak yang
lebih tinggi daripada bahan bakar bensin karena batu bara merupakan sumber
energi fosil yang menghasilkan emisi gas karbon dioksida paling tinggi saat
dibakar, dan gas bumi dikenakan pajak paling rendah.
Gagasan lain yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi adalah
penggunaan "ijin yang dapat dipertukarkan" atau tradable permits dalam emisi
karbon dioksida. Ijin ini membolehkan sebuah negara atau sebuah organisasi
untuk mengemisi karbon dioksida dalam jumlah tertentu. Jumlah tingkat emisi
global karbon dioksida akan ditentukan oleh sebuah badan internasional. Di
dalam sebuah negara, ijin tersebut akan dibagi di antara pengguna bahan
bakar.
2) Mengurangi konsumsi bahan bakar fosil
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen
per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat
ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan.
Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di
masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah
pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di

10

pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti
Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap
menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum
dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada

dua

pendekatan

utama

untuk

memperlambat

semakin

bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke


atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di
tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon).
Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
3)

Vertikal Green/Green roof

Ruang hijau dalam bangunan biasanya diwujudkan dalam bentuk taman,


baik dalam bangunan maupun konsep atap hijau yang biasa dikenal dengan
istilah green roof. Green roof pertama kali dikembangkan di tanah Eropa.
Konsep ini biasa digunakan pada konteks kota yang padat dan minim ruang
hijau yang biasanya digunakan sebagai ruang publik sehingga ruang hijau
yang terbentuk di tanah hanya merupakan ruang sisa dari perancangan.
Penerapan ruang hijau pada atap tak lepas dari kemajuan teknologi khususnya
adanya penemuan-penemuan yang bahan pendukung baik bahan baru maupun
komposit yang mendukung dalam kegiatan rancang bangun.

11

Keuntungan pemakaian green roof yakni :


a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbondioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam
seperti burung.
c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga
mengurangi penggunaan AC dengan kata lain mengurangi pemakaian
energi pada bangunan.
d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat
sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena
terdapat tanah yang dapat membantu memadamkan api.

Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti
penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi
atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering dinyatakan sebagai
usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah.
Di negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada
sektor industri dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga
ada dalam sektor industri, perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negaranegara berkembang.
Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada
gedung-gedung pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim
tropis yang membentuk sebuah rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan
biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk mendinginkan ruangan.
Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat dengan
mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas.
Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis
melalui penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah lampu neon kompak 18
watt yang dipasang di lubang lampu biasa dapat menghasilkan cahaya setara
dengan lampu biasa 75 watt. Selama masa pakai sekitar 10.000 jam, lampu ini
dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon dioksida (> 500 kg karbon
dioksida)!

12

Transportasi menggunakan sepertiga dari keseluruhan konsumsi bahan


bakar minyak dunia. Pada 1993 terdapat sekitar 500 juta kendaraan di jalanjalan raya dunia, sekitar 400 juta adalah mobil. Seluruh sektor transportasi
memerlukan peningkatan dalam efisiensi.
Mobil peminum bensin buatan Amerika Serikat mempunyai angka konsumsi
bahan bakar dua atau tiga kali lebih tinggi daripada mobil buatan Eropa atau
Jepang. Peraturan perpajakan dan bea masuk untuk mencegah masuknya
mobil yang boros, dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida
sekaligus membantu negara-negara berkembang mengurangi beban impor
bahan bakar minyak.

Bahan Bakar Biomassa


Bahan bakar biomassa berasal dari kayu atau sisa-sisa tanaman
pertanian. Bahan ini dapat digunakan secara berkelanjutan, dengan jumlah
penggunaan setara dengan jumlah penanaman. Jika hal ini dilakukan, tidak
ada

emisi

karbon

dioksida

karena

tumbuhan

yang

ditanam

akan

mengkonsumsi karbon dioksida sebanyak yang dilepaskan ketika bahan


dibakar. Jika energi yang dihasilkan digunakan sebagai pengganti bahan bakar
fosil, maka ada pula pengurangan emisi karbon dioksida.
Bahan bakar biomassa sudah digunakan secara berkelanjutan di
berbagai industri pedesaan pada negara-negara berkembang. Pabrik gula dan
penggilingan padi, minyak kelapa sawit dan agro-industri lainnya, secara
berkala mengandalkan limbah mereka sendiri untuk menghasilkan energi yang
diperlukan. Industri penggergajian kayu sering menggunakan potongan kayu
dan limbah kayu lainnya untuk menghasilkan energi panas guna
mengeringkan kayu. Usaha-usaha seperti ini harus didorong untuk beralih dari
penggunaan bahan bakar fosil ke bahan bakar biomassa.

Teknologi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarui


Pemanfaatan sumber energi terbarui diyakini tidak menghasilkan emisi karbon
dioksida. Karena itu, peningkatan pemanfaatan energi dari sumber-sumber
energi terbarui harus dianggap sebagai unsur utama dalam strategi mengurangi
emisi karbon dioksida. Namun sejauh ini, sumbangan sumber-sumber energi
terbarui terhadap pemasokan energi dunia amat kecil, kecuali dari tenaga air.

13

Selain tenaga air, dapat digunakan energi matahari dan tenaga angin Energi.

Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi
keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan
memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.

Gambar . Pemanfaatan Sumber-sumber Energi Terbarui

Strategi Antisipasi di Indonesia


Untuk mengantisipasi dampak dari pemanasan global, pemerintah
Indonesia membentuk Komisi Nasional untuk Evaluasi dan Monitoring
Dampak Perubahan Iklim pada Lingkungan pada tahun 1990.
Komisi tersebut pernah merangkum satu "Strategi Antisipasi Dampak
Perubahan iklim".
Selain itu sudah dikeluarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup tentang "Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor" (KEP35/MENLH/10/93), "Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak" (KEP13/MENLH/3/95),

dan

"Program

Langit

Biru"
14

(KEP-15/MENLH/4/96) yang dimaksudkan mencegah terjadinya pencemaran


udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan.
Berbagai kebijakan tersebut sudah menampakkan hasilnya tetapi
langkah tersebut belum cukup, diperlukan tindakan menyeluruh misalnya
dalam bidang konservasi energi, penggunaan sumber energi terbarui,
penghutanan kembali dan penerapan teknologi ramah lingkungan guna
mengatasi serta mengurangi ancaman pemanasan global.

15

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. pemanasan global telah benar-benar terbukti secara ilmiah keberadaanya,
peningkatan suhu rata-rata atmosfer tiap tahunnya menjadi bukti nyata
pemanasan global, serta perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akhirakhir ini.
2. pemanasan global telah terjadi sejal lama, tercatat 10 tahun terakhir
merupakan peningkatan pemanasan global yang paling tajam, diperkirakan
tahun-tahun kedepan dapat mencapai dua kali lipat dari pada tahun
sekarang apabila tidak ada perbaikan dan pelestarian lingkungan.
3. Dampak

global

warming

yakni

korbanakibattopanbadai

yang

semakinmeningkat, Gagalpanenbesar-besaran, Hilangnyaterumbukarang,


Kenaikanpermukaan air laut di seluruhdunia.
4. RancanganstrategiPenanggulanganDampak Global Warming yakni Pajak
Karbon, mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, pembuatan Vertikal
Green/Green roof
3.2 Saran
1. hendaknya generasi muda sekarang memberikan perhatian yang lebih
terhadap fenomena pemanasan global yang berimbas pada kelangsungan
hidup manusia serta lingkungan.
2. sebaiknya pemerintah membuat peraturan tertentu akan pentingnya
memelihara lingkungan.

16

Anda mungkin juga menyukai