A. Jenis Pemantulan
Pemantulan dibagi menjadi dua yaitu pemantulan biasa dan pemantulan
baur. Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan
membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk
bayangan benda.Pemantulan semacam ini disebut pemantulan
teratur atau pemantulan biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai
suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Gambar 2 memperlihatkan
bagaimana sinar-sinar yang datang ke permukaan kayu dipantulkan ke berbagai arah
sehingga kita dapat melihat kayu ini pada posisi A, B dan C. Perhatikan bahwa sinar-sinar
yang datang ke permukaan kayu merupakan sinar-sinar yang sejajar, namun sinar-sinar
pantulnya tidak. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur .
Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya
pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap kita dapat
melihat apayang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur
yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam mengurangi
kesilauan sinar matahari.
Gambar 3. Pemantulan cahaya lampu mobil di malam hari (a) jalanan kering dan
kasar (b) jalanan basah karena hujan.
Pemantulan baur juga sangat membantu pengemudi mobil saat malam hari yang
gelap. Pada saat jalanan kering di malam yang gelap sinar lampu mobil akan dipantulkan
ke segala arah oleh permukaan jalanan yang tidak rata ke segala arah termasuk ke mata
pengemudi sehingga jalanan terlihat terang Gambar 3.a. Namun saat jalanan basah karena
hujan, permukaan jalanan menjadi rata sehingga sinar lampu mobil hanya dipantulkan ke
arah tentu saja, yakni ke arah depan jalanan sehingga pengemudi mengalami kesulitan
karena tidak dapat melihat jalanan di depannya dengan baik seperti diperlihatkan
Gambar 3.b.
Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada cermin
datar, haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu?
Marilah kita jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal tinggi anak
dari ujung kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala, maka sinar harus
datang dari kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan sinar itu ke mata. Untuk
melihat ujung kaki, sinar harus datang dari ujung kaki ke cermin lalu oleh cermin
dipantulkan ke mata.Pada Gambar 6 jarak atas kepala (topi) ke mata = d.
Gambar 6. Menentukan tinggi minimal cermin untuk melihat tinggi seluruh bayangan
benda
Dari gambar terlihat bahwa tinggi minimal cermin datar L = s + ½ d, sedangkan h =
2s + d atau s = ½ (h – d) sehingga kita dapatkan tinggi minimal cermin
L = ½ (h – d) + ½ d
atau
dengan
L = tinggi minimal cermin datar (m)
h = tinggi benda (m)
Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah cermin datar
maka tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi benda dengan posisi seperti
diperlihatkan oleh gambar 6 di atas.
Mungkin Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin datar,
berpengaruhkah hal ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak. Perubahan jarak
benda dari cermin datar, hanya merubah besar sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut
pantul (r) selalu sama dengan sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan
berubah sesuai dengan perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak merubah
bayangan yang terbentuk.
Kini Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat keseluruhan
bayangan dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin adalah 75 cm. Mudah,
ya?
Gambar 10. Sinar yang melalui fokus utama dipantulkan sejajar sumbu utama.
Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda
cukup menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak
menentukan bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi benda
itu ada di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s > f seperti pada
gambar 10. Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis dua sinar istimewa
yang melewati titik B (kepala panah), yakni sinar yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar
yang melalui fokus utama cermin (2). Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin
dan kedua sinar pantul ini akan berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan
bayangan kepala anak panah tadi.Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB,
maka garis A'B' inilah yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja
bukan?
Gambar 11. Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara pusat kelengkungan dan
titik fokus cermin cekung tampak terbalik diperbesar.
Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran
keduanya, tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan terlihat
terbalik. Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa bayangan benda AB
dilewati oleh sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini
disebut bayangan sejati . Bayangan sejati tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita,
tetapi dapat ditangkap oleh layar. Dengan kata lain kita hanya dapat melihat bayangan
sejati melalui layar seperti saat kita menonton film di bioskop. Itu sebabnya bayangan
sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari bayangan nyata
adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap layar, namun dapat
langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin datar. Dilihat
dari cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul
seperti Anda lihat pada uraian selanjutnya.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 11
di atas akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dan diperbesar . Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran
bendanya? Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan
nyata?
1. Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.
Gambar 12. Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik
diperkecil.
Gambar 13 Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga dari cermin berupa titik di fokus
utama.
Dengan cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda
yang sama besar, terbalik dan nyata.
Gambar 15. Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama cermin cekung ada di
jauh tak terhingga.
Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung,
bayangan yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul
sehingga bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan tampak
tegak, diperbesar dan berada di belakang cermin sementara kemungkinan-kemungkinan
terdahulu bayangan benda selalu di depan cermin cekung. Jadi dapat juga disimpulkan
bahwa bila bayangan dari suatu benda nyata di depan cermin cekung terbentuk di depan
cermin tersebut, maka bayangan benda itu merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila
bayangan terletak di belakang cermin bayangannya adalah bayangan maya. Dapat
ditambahkan juga bahwa bayangan maya dari suatu benda nyata selalu tegak dan
diperbesar.
Gambar 17. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali
Gambar 19. Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama
Untuk dapat melukis banyangan pada cermin cembung di perlukan minimal dua
sinar istimewa, sama caranya pada cermin cekung. Coba perhatikan contoh lukisan di
bawah ini.
G. Mencari Hubungan Antara Jarak Benda Jarak Fokus dan Jarak Bayangan
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s’) pada
cermin cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik. Pada Gambar 21 benda AB
yang tingginya (h) berada di ruang 3 cermin cekung. Bayangan benda tentunya di ruang 2
(dalil Esbach).
Gambar 21. Mencari hubungan antara jarak benda, jarak fokus dan jarak bayangan.
Pada gambar di atas juga tampak bahwa segitiga GFO dan A'B'F sebangun sehingga
Sehingga
bila ruas kiri dan ruas kanan persamaan di atas sama-sama dibagi ss'f, akan didapat
atau
dengan
bila diketahui jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat kelengkungan cermin f = ½ R,
sehingga persamaan cermin cekung dapat juga dituliskan dalam bentuk
Persamaan yang disebut persamaan cermin cekung ini juga berlaku untuk cermin
cembung dengan persyaratan khusus seperti akan di bahas nanti.
dengan
M = perbesaran bayangan
Contoh
Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm, R = 20 cm jadi f = 10 cm
Ditanya :
a. sifat-sifat bayangan
b. s'
c. M
Jawab :
a. Dari data soal diketahui s < f sehingga sesuai dengan dalil Esbach dapat ditentukan
bahwa benda berada di ruang 1, sedangkan bayangannya di ruang 4 sehingga sifat
bayangan pastilah maya, tegak diperbesar.
b. Gunakan persamaan:
c. Perbesaran bayangan
jadi ukuran bayangan 2 kali lebih besar dari ukuran bendanya. Bagaimana, Anda dapat
memahaminya? Selanjutnya perhatikan contoh lain berikut ini.
Contoh
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 4 cm
s = 15 cm
R = 20 cm maka f = 10 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
h’ = 8 cm
Jadi, tinggi bayangan 8 cm yang berarti lebih besar dari tinggi bendanya.
Persamaan pada cermin cembung sama dengan cermin cekung, hanya pada cermin
cekung focus (F) dan jari-jari kelengkungan (R) bertanda positif sedangkan F dan R pada
cermin cembung bertanda negatif . Untuk jelasnya perhatikan contoh 3 di bawah ini.
Contoh:
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 12 cm
s = 10 cm
R = -30 cm maka f = -15 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
s’ = - 30/5 = -6 cm
Jadi, jarak bayangan 6 cm. Tanda negatif berarti bayangan ada di
belakang cermin dan merupakan bayangan maya.
h’ = 7,2 cm
Contoh:
Penyelesaian:
Diketahui:
s’ = 3 s
R = 60 cm maka f = 30 cm
Ditanya: s?
Jawab:
Gunakan persamaan umum cermin cekung:
Jadi, agar diperoleh bayangan 3 kali lebih besar dari bendanya, maka benda harus
diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin.
Penyelesaian:
Diketahui:
RA = 40 cm = RA = 40 cm
Jarak antara dua cermin cekung d = RA + RB = 80 cm
s A = 25 cm
Ditanya:
a. s'A ?
b. s'B ?
c. MT ?
Jawab:
Perhatikan gambar di bawah!
a. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin A s'A
Berarti benda di ruang 2 cermin A dan bayangannya pasti di ruang 3 atau sebelah
kanan CA . Untuk tepatnya kita hitung saja.
S’A = 100 cm
Jadi, jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A adalah 100 cm di depan
cermin A dengan sifat bayangan nyata, terbalik diperbesar (ingat Dalil Esbach dI atas!).
Jarak bayangan ini lebih besar dari jarak antara kedua cermin cekung itu yang hanya 80
cm. Dengan kata lain bayangan benda berada 20 cm di belakang cermin B.
Selanjutnya bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A ini menjadi benda maya bagi
cermin cekung B dengan kata lain terdapat benda maya di ruang 4 cermin cekung B yakni
pada jarak 20 cm di belakang cermin tersebut.
b. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin B
FB = 20 cm
Tanda minus pada s B karena benda merupakan benda maya (di belakang cermin
cekung). Jarak bayangan benda maya ini dapat ditentukan, yakni
S’B = 10 cm
Artinya, cermin cekung B membentuk bayangan nyata dari benda maya (sB ) pada jarak s'
B = 10 cm (s'B tidak bertanda negatif berarti positif) di depan cermin tersebut
Perbesaran bayangan total maksudnya adalah perbesaran bayangan yang dilakukan oleh
kedua cermin cekung A dan B sekaligus, yaitu
Jadi, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A dan B 2 kali lebih besar dari
bendanya.
Related Posts