Disusun Oleh :
Dengan Memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Berbak Divisi Pencegahan dan Hubungan
Antar Lembaga ( P H L ), telah selesai membuat susunan Laporan Tahun 2018 tentang
Kepengawasan Pemilu ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bawaslu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Bapak Samsedi, S.Sos selaku Kordiv PHL selalu
membimbing serta memberika arahan kepada kami. Selanjutnya penulis berterimaksih
kepada staf Divisi PHL Bawaslu Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang selalu menerima
setiap laporan dari Panwaslu Kecamatan Berbak.
Semoga Allah SWT., selalu memberikan petunjuk-Nya, dan kita selalu dalam
lindungan-Nya. Amin.
Berbak,
Koordiv PHL
PENDAHULAN
A. Gambaran Umum
Dalam sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia, istilah pengawasan pemilu
sebenarnya baru muncul pada era 1980-an. Pada pelaksanaan Pemilu yang pertama
kali dilaksanakan di Indonesia pada 1955 belum dikenal istilah pengawasan Pemilu.
Pada era tersebut terbangun trust di seluruh peserta dan warga negara tentang
penyelenggaraan Pemilu yang dimaksudkan untuk membentuk lembaga parlemen
yang saat itu disebut sebagai Konstituante.
Kelembagaan Pengawas Pemilu baru muncul pada pelaksanaan Pemilu 1982,
dengan nama Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu). Pada saat
itu sudah mulai muncul distrust terhadap pelaksanaan Pemilu yang mulai dikooptasi
oleh kekuatan rezim penguasa. Pembentukan Panwaslak Pemilu pada Pemilu 1982
dilatari oleh protes-protes atas banyaknya pelanggaran dan manipulasi penghitungan
suara yang dilakukan oleh para petugas pemilu pada Pemilu 1971. Karena
palanggaran dan kecurangan pemilu yang terjadi pada Pemilu 1977 jauh lebih masif.
Protes-protes ini lantas direspon Pemerintah dan DPR yang didominasi Golkar dan
ABRI. Akhirnya muncullah gagasan memperbaiki Undang-Undang yang bertujuan
meningkatkan 'kualitas' Pemilu 1982. Demi memenuhi tuntutan PPP dan PDI,
pemerintah setuju untuk menempatkan wakil peserta pemilu kedalam kepanitiaan
Pemilu. Selain itu, Pemerintah juga mengintroduksi adanya badan baru yang akan
terlibat dalam urusan Pemilu untuk mendampingi Lembaga Pemilihan Umum (LPU).
Pada era reformasi, tuntutan pembentukan penyelenggara Pemilu yang
bersifat mandiri dan bebas dari kooptasi penguasa semakin menguat. Untuk itulah
dibentuk sebuah lembaga penyelenggara Pemilu yang bersif atindependen yang
diberi nama Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini dimaksudkan untuk
meminimalisasi campur tangan penguasa dalam pelaksanaan Pemilu mengingat
penyelenggara Pemilu sebelumnya, yakni LPU, merupakan bagian dari Kementerian
Dalam Negeri (sebelumnya Departemen Dalam Negeri). Di sisi lain lembaga
Pengawas Pemilu juga berubah nomenklatur dari Panwaslak Pemilu menjadi Panitia
Pengawas Pemilu (Panwaslu).
Perubahan mendasar terkait dengan kelembagaan Pengawas Pemilu baru
dilakukan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003. Menurut UU ini dalam
pelaksanaan Pengawasan Pemilu dibentuk sebuah lembaga Adhoc terlepas dari
struktur KPU yang terdiri dari Panitia Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu
Provinsi, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilu
Kecamatan.
Selanjutnya kelembagaan Pengawas Pemilu dikuatkan melalui Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu dengan dibentuknya
sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Adapun
aparatur Bawaslu dalam pelaksanaan Pengawasan berada sampai dengan tingkat
Kelurahan/Desa dengan urutan Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas
Pemilu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu
Lapangan (PPL) di tingkat Kelurahan/Desa.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, sebagian
kewenangan dalam pembentukan Pengawas Pemilu merupakan kewenangan dari
KPU. Namun selanjutnya berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap
judicial review yang dilakukan oleh Bawaslu terhadap Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2007, rekrutmen Pengawas Pemilu sepenuhnya menjadi kewenangan dari
Bawaslu. Kewenangan utama dari Pengawas Pemilu menurut Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2007 adalah untuk mengawasi pelaksanaan tahapan Pemilu, menerima
pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi, pelanggaran
pidana pemilu, serta kode etik.
Selanjutnya Panwaslu Kecamatan Berbak di bawah kinerja BAWASLU
Kabuapten Tanjung Jabung Timur diharapkan dapat bekerjasama dalam segala hal
baik temuan, laporan dan merekomendasikan untuk di tindak lanjut dalam hal
PEMILU 2019.
Panwaslu Kecamatan Berbak diharapkan dapat menampung laporan baik dari
masyarakat maupun peserta Pemilu Tahun 2019.
B. Tujuan Laporan
Laporan ini di tulis agar memperdalam dan mengingat sejauh mana kinerja
Panwaslu Kecamatan Berbak selama menjadi penyelenggara Pemilu dari awal
tahapan sampai akhir kususnya Divisi Pengawasan.
Besar harapan kami bahwa akan ada masukan dari pembaca maupun BAWASLU
Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam proses pelaporan yang kami kirimkan selama kami bertugas sebagai Pengawas
Pemilu.
C. Landasan Hukum
Landasan hukum di buatnya laporan ini adalah mengacu kepada UU Pemilu yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
2. Peraturan Bawaslu Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum; dan
3. Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Komisi Pemilihan UmumNomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.
D. Sistematika Laporan
Dalam laporan sebelumnya telah dijelaskan oleh ketua BAWASLU Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Bapak Samsedi, S.Sos agar laporan Pengawasan dibuat
perbulan dan ada kalender kerjanya dan itu sudah tercapai dan terlaksana.
Jadi dalam pemaparan laporan yang kami buat ini hanya mengutip laporan yang
menjadi tanggung jawab kami sebagai Divisi Pengawasan.
BAB II
PELAKSANAAN PENGAWASAN
TAHAPAN PEMILIHAN
Lampiran I S
N
O
Pen
gawasan Ve
Pengawasan Verifikasi Faktual Keanggotaan
yang dilakukan Panwaslucam
Formulir VF.CAM.01
1. Kegiatan I
2. Kegiatan II
a. Bentuk :
b. Tujuan :
c. Sasaran :
d. Waktu Dan Tempat :
Sk 3 Rt 03 Dusun 06 Desa Rantau Makmur ada didatangi Caleg atas nama H. UMAR
MAHMUD. Dalam kesempatan itu pula Caleg tersebut juga memperkenalkan diri dan
doa restu dan dukungan nya dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Padahal Panitia Pengajian telah melarang untuk memberikan sambutan
No Foto Keterangan
Tampak Caleg
Bapak Umar
Mahmud sedang
menyampaikan
sambutan
berkenalan
1. sekaligus
memohon doa
restu dan
dukungan nya
dalam Pemilu 17
April 2019
mendatang.
1
Diisi bila hasil pengawasan menunjukkan adanya dugaan pelanggaran
a. Nama : Wahyu
b. Alamat : Rt 03 Desa Rantau Makmur
Barang Bukti :
Berbak, 20 Maret
2019
Pelaksana tugas
Divisi PHL
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian yang dapat kami sampaikan dari beberapa tahapan pengawasan yang
kami laporkan, kami dapat menyimpulkan bahwa tahapan demi tahapan yang
kami lakukan sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab kami selaku Panwaslu
Kecamatan Berbak, selanjutnya kami akan bertanggung jawab atas laporan yang
kami buat dengan mencantumkan form A pengawasan.
B. Rekomendasi
Beberapa Rekomendasi yang kami lakukan adalah saat penertiban APK/APS yang
melanggar ketentuan tempat pemasangan, kami merekomendasi ke PPK dan
pihak Kepolisian untuk di tindak lanjuti.