Pada saat sinar mendatangi permukaan cermin datar, cahaya akan dipantulkan seperti pada
Gambar 7. Garis yang tegak lurus bidang pantul disebut garis normal . Pengukuran sudut
datang dan sudut pantul dimulai dari garis ini. Sudut datang (i) adalah sudut yang
dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar datang (2), sedangkan sudut pantul (r) adalah
sudut yang dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar pantul (3).
1. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada bidang yang sama; dan
2. besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).
Contoh:
Pada gambar di bawah sudut manakah yang merupakan sudut datang dan yang manakah
sudut pantul?
Penyelesaian:
Garis (2) pada gambar di atas melukiskan sinar datang ke permukaan cermin sedangkan
garis (1) adalah garis normal. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang
dan garis normal. Jadi sudut datang adalah c, sedangkan sudut pantul dibentuk oleh garis
normal (1) dan sinar pantul (3) dan besarnya sama dengan sudut datang. Pada gambar
sudut pantul adalah b.
Contoh lain dan uraian lebih mendalam tentang pemantulan cahaya ini akan dibahas pada
kegiatan selanjutnya. Sekadar untuk mendapat gambaran awal tentang peristiwa
pemantulan cahaya, uraian di atas dirasa cukup memadai.
Hal yang perlu Anda pahami adalah pertama, proses melihat pada manusia erat kaitannya
dengan gejala pemantulan cahaya.
Kedua, ada dua jenis pantulan cahaya yaitu pemantulan baur dan pemantulan biasa.
Pemantulan baur dihasilkan oleh permukaan pantul yang tidak rata (kasar), pemantulan
baur memungkinkan kita melihat benda yang disinari dari berbagai arah, sementara
pemantulan biasa menyebabkan terbentuknya bayangan benda yang hanya dapat dilihat
pada arah tertentu saja. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan yang rata seperti pada
cermin.
Ketiga, pada peristiwa pemantulan biasa sinar datang, garis normal dan sinar pantul
terletak pada satu bidang yang sama serta sudut datang sama dengan sudut pantul.
Tugas Kegiatan 1
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik. Seperti pada modul-modul sebelumnya,
pelajari kembali uraian di atas apa bila Anda menemui kesulitan menyelesaikan tugas ini.
Anda dapat melanjutkan belajar Anda ke kegiatan 2 bila Anda dapat menjawab seluruh
pertanyaan berikut ini dengan benar.
Untuk melukis bayangan pada cermin datar sangat mudah. Gunakan saja hukum
pemantulan cahaya yang telah Anda pelajari pada Kegiatan 1. Misalkan saja Anda hendak
menentukan bayangan benda O sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di bawah. Misalkan
sinar datang dari O ke C, lalu dari titik C ditarik garis normal tegak lurus permukaan cermin.
Dengan bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang (i) yakni sudut yang dibentuk
oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah sudut pantul (r) yaitu sudut antara garis
normal dan sinar pantul CD yang besarnya sama dengan sudut datang. Posisi bayangan
dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul CD dari C ke O' yang berpotongan
dengan garis OO' melalui B.
Berapakah Tinggi Minimal Cermin Datar Agar Saat Bercermin Seluruh Bayangan
Tubuh Kita Ada Di Dalam Cermin Tersebut?
Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada cermin datar,
haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu?
Marilah kita jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal tinggi anak dari ujung
kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala, maka sinar harus datang dari
kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan sinar itu ke mata. Untuk melihat ujung
kaki, sinar harus datang dari ujung kaki ke cermin lalu oleh cermin dipantulkan ke mata.
Pada Gambar 10 jarak atas kepala (topi) ke mata = d.
Menentukan tinggi minimal cermin untuk melihat tinggi seluruh bayangan benda
atau
dengan
Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah cermin datar maka
tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi benda dengan posisi seperti
diperlihatkan oleh gambar 11 di atas.
Mungkin Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin datar, berpengaruhkah
hal ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak. Perubahan jarak benda dari cermin
datar, hanya merubah besar sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu
sama dengan sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan berubah sesuai dengan
perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak merubah bayangan yang terbentuk.
Kini Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat keseluruhan bayangan
dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin adalah 75 cm. Mudah, ya?
Bila tinggi cermin datar kurang dari ½ tinggi badan anak yang hendak bercermin,
bagaimana bayangan anak itu? Perhatikanlah contoh soal di bawah ini!
Contoh:
1. Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri di
depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas meja
yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan bagian badan orang itu
yang dapat dilihatnya di cermin?
Penyelesaian:
Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja. Namun, ini
tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi badan dari mata ke
atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini kita membutuhkan bantuan
gambar seperti gambar di bawah.
Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.
Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar
sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.
Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.
Tinggi DA
= BA – BD
= 150 cm – 80 cm
Jadi DA = 70 cm
= CD = 70 cm
Tinggi BC = BA – CA =10 cm
Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm
Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang
Digabung Berhadapan?
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.
Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.
Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar
sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.
Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.
Tinggi DA = BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
Jadi DA = CD = 70 cm
Tinggi BC = BA – CA =10 cm
Tinggi FD = BD – BF
= 80 cm – 70 cm
= 10 cm.
Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm
Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang
tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai dengkul).
Bagaimana, sulitkah? Cobalah amati gambar dan baca uraian di atas sekali lagi, perlahan
saja. Anda pasti bisa!
Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang
Digabung Berhadapan?
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.
Agar sinar datang selalu sejajar dengan sinar keluar, maka besar sudut a harus 90° .
Pada gambar 12 sinar datang dan sinar keluar tampak sejajar. Untuk mendapatkan hasil
seperti ini, besar yaitu sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B harus berharga
tertentu. Besar sudut ini dapat ditentukan dengan bantuan geometri sebagai berikut.
Berdasarkan gambar 12 sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B, yaitu = 1 +
2 yang besarnya sama dengan 180°– ( 90° - r 1 ) – ( 90°– i 2 ) sehingga dapat ditulis,
=r1+i2
=i1+i2
Andaikan pada Gambar 12 adalah sudut antara sinar datang dan sinar keluar yang
besarnya,
= 1 + 2 + 3 + 4
atau
atau
= 2 ( 90°– i 1 ) + 2 ( 90°– i 2 )
= (180°– 2i 1 ) + (180°– 2i 2 )
= 360°– 2(i 1 + i 2 )
agar sinar yang mendatangi cermin datar (sinar datang) sejajar dengan sinar yang keluar
dari cermin datar (sinar keluar)l, maka = 180° sehingga
atau
180° = 2(i 1 + i 2 )
akhirnya
(i 1 + i 2 ) = 90°
Jadi, pada sistem dua cermin datar yang digabung berhadapan agar sinar datang sejajar
dengan sinar keluar , maka besar = 90°.
Contoh :
2. Pada gambar di bawah sinar AO mendatangi cermin datar CC dalam arah tegak lurus
permukaan cermin itu. Bila kemudian cermin di putar sebesar sehingga posisinya
menjadi C'C'. Berapakah besar sudut AOB?
Penyelesaian:
us cermin CC sehingga garis normal bidang cermin CC berhimpit dengan sinar AO. Saat
cermin diputar sebesar sehingga posisi cermin berubah dari CC menjadi C'C' garis normal
juga berputar sebesar a menjadi ON yang tegak lurus cermin C'C'. Sekarang sinar AO
mendatangi cermin datar C'C' dengan sudut datang AON yang besarnya sama dengan sudut
, sedangkan sudut NOB adalah sudut pantulnya yang besarnya sama dengan juga.
Dari gambar di atas juga terlihat Sudut AOB = sudut AON + sudut NOB = 2 sehingga
dapat disimpulkan bahwa bila cermin diputar sebesar , maka sinar pantul akan berputar 2
.
Latihan
Berapakah perputaran sinar pantul bila cermin datar yang disoroti sumber cahaya diputar
15° ?
Mulai sekarang ingatlah selalu bahwa sudut perputaran sinar pantul sama dengan 2 kali
perputaran cermin datar. Tentu saja ini hanya berlaku bila arah sinar datang tidak diubah.
Kini, saatnya kita menghitung bayangan yang dapat dibentuk oleh gabungan dua cermin
datar.
Gambar 13 memperlihatkan dua cermin datar yang digabung berhadapan membentuk sudut
90° satu dengan lainnya. Sebuah sumber cahaya P (misalnya lampu listrik) berada di antara
dua cermin.
Sesuai dengan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar sebagamana telah diuraikan
sebelumnya, bayangan benda P pada cermin A adalah A' dan pada cermin B adalah B'.
Bayangan A' berada di depan cermin B sehingga tercipta bayangan B'' di belakang cermin B.
Hal yang sama terjadi pada B' yang berada di depan cermin A sehingga terbentuk bayangan
A'' di belakang cermin A dan ternyata A'' berhimpit dengan B''. Karena keduanya berada di
belakang cermin, maka tidak ada lagi bayangan yang terbentuk. Jadi, gabungan dua cermin
datar seperti ini hanya menghasilkan 3 buah bayangan.
Perhatikan gambar 14. Untuk membedakan bayangan benda oleh cermin A diberi notasi A 1
, A 2 dan seterusnya, sedangkan bayangan yang dibentuk oleh cermin B diberi notasi B 1 ,
B 2 dan seterusnya.
Dua cermin yang digabung berhadapan membentuk sudut 60°
menghasilkan 5 bayangan benda.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin A yang pertama adalah A 1 , sedangkan bayangan
yang dibentuk oleh cermin B yang pertama adalah B 1 . Karena A 1 ada di depan cermin B,
maka terbentuklah bayangan B 2 oleh cermin B. Sebaliknya karena B 1 ada dihadapan
cermin A, maka terbentuklah bayangan A 2 .
Bila berpusat di C yang merupakan titik perpotongan cermin datar A dan B dibuat sebuah
lingkaran dengan jari-jari CP, maka tampak bahwa lingkaran tersebut melewati semua
posisi-posisi atau titik-titik bayangan yang dibentuk oleh cermin A dan B seperti tampak
pada Gambar 14. Mengetahui hal ini, maka melukis bayangan yang dibentuk oleh dua
cermin yang digabung berhadapan dengan sudut tertentu akan menjadi lebih mudah bila
terlebih dahulu dibuat sebuah lingkaran dengan pusat (poros) di titik perpotongan kedua
cermin datar tersebut.
Latihan:
Lukis bayangan dari sebuah benda yang berada di antara cermin A dan cermin B yang
digabung berhadapan satu sama lain dengan sudut 45° .
Bila sudut antara dua cermin datar 90 menghasilkan 3 bayangan dari suatu benda yang
diletakkan di antara kedua cermin tersebut dan sudut 60° menghasilkan 5 bayangan,
berapakah jumlah bayangan yang dibentuk bila sudut antara dua cermin 30° , 22,5° , 15°
dan seterusnya?
Secara empirik artinya berdasarkan hasil-hasil percobaan menggunakan dua cermin datar
yang digabung berhadapan seperti dicontohkan di atas dengan berbagai variasi sudut
antara dua cermin datar itu, didapatlah sebuah persamaan yang disebut persamaan
jumlah bayangan seperti tertulis di bawah ini.
Persamaan jumlah bayangan gabungan dua cermin datar yang
berhadapan
dengan
n = jumlah bayangan
Coba Anda terapkan persamaan ini untuk = 90° , = 60° dan = 45° , sesuaikah
dengan hasil lukisan bayangan di atas?
Gabungan dua cermin datar dapat Anda jumpai misalnya di toko sepatu atau toko pakaian
dan digunakan oleh para pelanggan toko tersebut saat mencoba sepatu atau pakaian yang
hendak mereka beli. Gabungan dua cermin ini dapat juga Anda temui di salon-salon
kecantikan.
Latihan
1. Berapakah jumlah bayangan yang dibentuk oleh gabungan dua cermin datar jika a =
120° ?
Untuk jawaban Latihan nomor 1 di atas, Anda benar bila jawaban Anda 3. Anda dapat
membuktikan hal ini dengan gambar. Gunakanlah busur derajat untuk mengukur sudut a .
Sedangkan untuk jawaban Latihan nomor 2 silahkan Anda coba bersama teman Anda. Bila
Anda kesulitan mendapatkan cermin datar Anda dapat meminjamnya di Laboratorium Fisika
di sekolah Induk melalui Guru Bina Anda. Selanjutnya untuk mengakhiri kegiatan ini,
kerjakanlah tugas di bawah ini.
1.
Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat
kelengkungan itu lagi.
Gambar 19
Sinar yang melewati titik pusat kelengkungan akan dipantulkan cermin cekung melewati titik tersebut.
2.
Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.
Gambar 20
Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama
3.
Sinar yang melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 21
Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda cukup
menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak menentukan
bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi benda itu ada di
antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s > f seperti pada gambar 21.
Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis dua sinar istimewa yang melewati
titik B (kepala panah), yakni sinar yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar yang melalui
fokus utama cermin (2). Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin dan kedua sinar
pantul ini akan berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan bayangan kepala anak
panah tadi. Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB, maka garis A'B' inilah
yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja bukan?
Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin cekung tampak
terbalik diperbesar.
Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran keduanya,
tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan terlihat terbalik.
Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa bayangan benda AB dilewati oleh
sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini disebut bayangan sejati . Bayangan sejati
tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita, tetapi dapat ditangkap oleh layar. Dengan kata
lain kita hanya dapat melihat bayangan sejati melalui layar seperti saat kita menonton film
di bioskop. Itu sebabnya bayangan sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari
bayangan nyata adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap layar,
namun dapat langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin datar. Dilihat dari
cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul seperti
Anda lihat pada uraian selanjutnya.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 22 di atas
akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dan diperbesar . Pertanyaan yang muncul
kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran bendanya?
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata?
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari
cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-
kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22. Mari kita cermati
mereka satu-persatu.
1. Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.
Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik diperkecil.
Untuk melukis bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti pada
gambar terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil perpotongan dari
pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang terbentuk tampak diperkecil,
terbalik dan nyata.
2.
Posisi benda di jauh tak terhingga atau s = ~ .
Sinar-sinar yang berasal dari benda yang jauh tak terhingga datang ke cermin berupa
sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus utama
sehingga bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama
Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga dari cermin berupa
titik di fokus utama.
3.
Posisi benda tepat di pusat kelengkungan cermin atau s = R.
Gambar 25
Bayangan dari suatu benda yang berada tepat di pusat kelengkungan cermin cekung tepat berada di pusat
kelengkungan cermin cekung itu. Sifat-sifat bayangan adalah sama besar, terbalik dan nyata.
Dengan cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama besar,
terbalik dan nyata.
Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama cermin cekung ada di jauh tak terhingga.
Sinar-sinar yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama dipantulkan oleh
cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan sering juga
dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak terhingga.
Gambar 27
Bayangan benda yang diletakkan di antara O dan F atau s < f akan diperbesar, tegak dan maya
Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung, bayangan
yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul sehingga
bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan tampak tegak,
diperbesar dan berada di belakang cermin sementara kemungkinan-kemungkinan terdahulu
bayangan benda selalu di depan cermin cekung. Jadi dapat juga disimpulkan bahwa bila
bayangan dari suatu benda nyata di depan cermin cekung terbentuk di depan cermin
tersebut, maka bayangan benda itu merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan
terletak di belakang cermin bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga
bahwa bayangan maya dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.
Untuk memudahkan kita mengingat letak dan sifat-sifat bayangan suatu benda yang
diletakkan di depan cermin cekung, maka jarak antara dua titik tertentu pada cermin
cekung diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang 1, sepanjang FC
= ruang 2, sebelah kiri C = ruang 3 dan sebelah kanan O atau di belakang cermin = ruang
4 seperti diperlihatkan gambar 27.
Berdasarkan penomoran ruang seperti pada gambar 28 ini dengan mudah kita dapat
menentukan letak dan sifat bayangan suatu benda di depan cermin cekung. Sebagai
contoh, misalnya benda diletakkan di ruang 2. Bayangan benda itu pasti terletak di ruang 3
dan sifatnya nyata, diperbesar dan terbalik (bandingkan dengan gambar 22). Sebaliknya
bila benda diletakkan di ruang 3, maka bayangan yang terbentuk akan terletak di ruang 2
dan sifatnya nyata, terbalik, diperkecil (bandingkan dengan gambar 23). Apa rahasianya?
Untuk dapat menentukan posisi bayangan dengan metode yang disebut dalil Esbach ini,
maka haruslah
dalil
Bila benda di ruang 3, maka agar penjumlahan dengan ruang bayangan sama dengan 5,
maka bayangan benda harus di ruang 2. Bila Anda perhatikan, nomor ruang benda (yaitu 3)
lebih besar dari nomor ruang bayangan (yaitu 2) berarti bayangan diperbesar, terbalik dan
nyata. Pada saat benda di ruang 3, maka agar mendapatkan 5, maka nomor ruang
bayangan = 2. Benda di ruang 3, sedangkan bayangan di ruang 2 berarti dari nomor besar
(yakni 3) ke nomor kecil (yakni 2) berarti bayangan benda diperkecil, terbalik dan nyata.
Cara ini berlaku untuk semua ruang benda/bayangan menurut Gambar 28 di atas. Cara ini
tidak melingkupi benda yang tepat terletak di pusat kelengkungan cermin C dan titik fokus
utama F. Untuk benda nyata yang terletak tepat di pusat kelengkungan cermin C
bayangannya terletak di pusat kelengkungan itu juga, namun dengan posisi terbalik, sama
besar dengan bendanya dan nyata. Sedangkan bayangan benda nyata yang berada tepat di
titik fokus utama F berada di titik tak terhingga seperti dijelaskan di atas.
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s’) pada cermin
cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik. Pada Gambar 29 benda AB yang
tingginya (h) berada di ruang 3 cermin cekung. Bayangan benda tentunya di ruang 2 (dalil
Esbach).
Mencari hubungan antara jarak benda, jarak fokus dan jarak bayangan.
Pada gambar di atas juga tampak bahwa segitiga GFO dan A'B'F sebangun sehingga
Sehingga
bila ruas kiri dan ruas kanan persamaan di atas sama-sama dibagi ss'f, akan didapat
atau
dengan
Seperti telah diuraikan di atas bahwa jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat
kelengkungan cermin f = ½ R, sehingga persamaan cermin cekung dapat juga dituliskan
dalam bentuk
Persamaan yang disebut persamaan cermin cekung ini juga berlaku untuk cermin cembung
dengan persyaratan khusus seperti akan di bahas nanti.
dengan
M = perbesaran bayangan
1. Sebuah benda terletak 5 cm di depan sebuah cermin cekung yang berjari-jari 20 cm.
Tentukan (a) sifat-sifat bayangan (b) jarak bayangan (c) Perbesaran bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm, R = 20 cm jadi f = 10 cm
Ditanya :
a. sifat-sifat bayangan
b. s'
c. M
Jawab :
a. Dari data soal diketahui s < f sehingga sesuai dengan dalil Esbach dapat ditentukan
bahwa benda berada di ruang 1, sedangkan bayangannya di ruang 4 sehingga sifat
atau
c. Perbesaran bayangan
jadi ukuran bayangan 2 kali lebih besar dari ukuran bendanya. Bagaimana, Anda dapat
memahaminya? Selanjutnya perhatikan contoh lain berikut ini.
Contoh
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 4 cm
s = 15 cm
R = 20 cm f = 10 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
s' = 30 cm
Jadi jarak bayangan 30 cm di depan cermin.
Jadi, tinggi bayangan 8 cm yang berarti lebih besar dari tinggi bendanya.
Sama dengan cermin cemkung, cermin cembung jg mempunuai tiga sinar istimewa. Karena
jarak fokus dan pusat kelengkungan cermin cembung berada di belakang cermin maka
ketiga sinar istimewa pada cermin cembung tersebut adalah :
3. Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama
Untuk dapat melukis banyangan pada cermin cembung di perlukan minimal dua sinar
istimewa, sama caranya pada cermin cekung. Coba perhatikan contoh lukisan di bawah ini.
Benda AB di depan cermin cekung, lukisan bayangannya menggunakan dua sinar istimewa
(1) sinar datang sejajar sumbu utama di pantulkan seolah-olah dari fokus (2) sinar datang
menuju pusat kelengkungan di pantulkan kembali sehingga di peroleh bayangan A'B'.
Apakah persamaan-persamaan yang ada pada cermin cekung berlaku untuk cermin
cembung? Jawabnya, ya! Persamaan-persamaan tersebut tetap berlaku. Hanya saja untuk
cermin cembung, jarak fokus dan jari-jari kelengkungan pada persamaan bertanda negatif.
Untuk jelasnya perhatikan contoh 3 di bawah ini.
Contoh:
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 12 cm
s = 10 cm
R = -30 cm f = -15 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
Jadi, jarak bayangan 6 cm. Tanda negatif berarti bayangan ada di belakang cermin dan
merupakan bayangan maya.
Jadi, tinggi bayangan = 7,2 cm berarti ukuran bayangan lebih kecil dibanding ukuran
c. bendanya
Berdasarkan jawaban a dan b sifat-sifat bayangan adalah maya, tegak dan diperkecil
Contoh:
4. Di manakah sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari
kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk cermin itu bersifat nyata dan
berukuran 3 kali ukuran bendanya?
Penyelesaian:
Diketahui:
M = 3 x s' = 3 s
R = 60 cm f = 30 cm
Ditanya: s?
Jawab:
Gunakan persamaan umum cermin cekung:
atau
Jadi, agar diperoleh bayangan 3 kali lebih besar dari bendanya, maka benda harus
diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin. Anda dapat memeriksa logis tidaknya
jawaban ini dengan menggunakan Dalil Esbach, bagaimana?
Contoh:
5.
Dua cermin cekung A dan B yang masing-masing berjari-jari 40 cm disusun saling
berhadapan dengan sumbu utama dan pusat kelengkungannya berhimpit. Sebuah benda
diletakkan 25 cm di depan cermin A. Tentukan (a) jarak bayangan benda yang dibentuk
oleh cermin A (b) jarak bayangan benda yang dibentuk oleh cermin B (c) perbesaran
bayangan total!
Penyelesaian:
Diketahui:
RA = 40 cm = RA = 40 cm
Jarak antara dua cermin cekung d = RA + RB = 80 cm
s A = 25 cm
Ditanya:
a. s'A ?
b. s'B ?
c. MT ?
Jawab:
Perhatikan gambar di bawah!
Berarti benda di ruang 2 cermin A dan bayangannya pasti di ruang 3 atau sebelah kanan
CA . Untuk tepatnya kita hitung saja.
s'A = 100 cm
Jadi, jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A adalah 100 cm di depan cermin A
dengan sifat bayangan nyata, terbalik diperbesar (ingat Dalil Esbach dI atas!). Jarak
bayangan ini lebih besar dari jarak antara kedua cermin cekung itu yang hanya 80 cm.
Dengan kata lain bayangan benda berada 20 cm di belakang cermin B.
Selanjutnya bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A ini menjadi benda maya bagi
cermin cekung B dengan kata lain terdapat benda maya di ruang 4 cermin cekung B yakni
pada jarak 20 cm di belakang cermin tersebut.
Tanda minus pada s B karena benda merupakan benda maya (di belakang cermin cekung).
Jarak bayangan benda maya ini dapat ditentukan, yakni
Perbesaran bayangan total maksudnya adalah perbesaran bayangan yang dilakukan oleh
kedua cermin cekung A dan B sekaligus, yaitu
Jadi, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A dan B 2 kali lebih besar dari bendanya.
Aberasi Sferis
Aberasi sferis bermakna ketidakmampuan cermin cekung untuk membuat bayangan benda
yang tajam (bagus, terfokus). Hal ini berkaitan dengan sinar-sinar sejajar yang tidak tepat
melewati fokus utama saat dipantulkan oleh permukaan cermin cekung. Seperti telah
diuraikan di atas dalam melukis bayangan suatu benda yang dibentuk oleh cermin cekung,
kita menggunakan tiga sinar istimewa salah satu dari tiga sinar tersebut adalah sinar yang
sejajar sumbu utama. Dalam hal ini hanya sinar-sinar yang dekat sumbu utama (sinar-sinar
paraksial) saja yang dipantulkan tepat melalui fokus utama. Sinar-sinar yang jauh dari
sumbu utama tidak dipantulkan tepat melalui fokus utama, melainkan memotong sumbu
utama di suatu titik di antara fokus utama F dan verteks O seperti diperlihatkan gambar 31.
Hal inilah yang membuat bayangan benda menjadi tidak tajam.
Gambar 31
Aberasi sferis: Sinar-sinar yang jauh dari sumbu utama tidak dipantulkan tepat melalui fokus utama.
Gambar 32
Untuk mendapatkan bayangan yang sangat tajam biasanya digunakan cermin parabola .
Pada cermin parabola semua sinar sejajar yang mendatangi cermin dapat diarahkan
melewati fokus utama saat dipantulkan (gambar 33).
Gambar 33
Cermin parabola mengarahkan semua sinar sejajar yang mendatangi cermin agar dipantulkan melewati
fokus utama.
Karena tajamnya dalam memfokuskan sinar, cermin parabola dapat digunakan untuk
memanaskan benda-benda, yakni pada saat sinar yang difokuskan itu adalah sinar
matahari.
Sampai di sini berakhir sudah seluruh uraian kegiatan 3. Pastikan Anda telah memahami
uraian di atas dengan cara menyelesaikan tugas di bawah
Tugas Kegiatan 3
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar. Sediakan kertas kosong, pensil dan
penggaris untuk melukis proses pembentukan bayangan. Anda dinyatakan berhasil mengerjakan
tugas ini jika dapat menjawab minimal 5 dari 7 pertanyaan/soal dengan benar.
Tulislah persamaan yang menyatakan hubungan antara jarak fokus (f), jarak benda (s) dan jarak
bayangan (s') pada cermin cekung1!
Lukislah bayangan sebuah benda yang tingginya 5 cm saat diletakkan 10 cm di depan cermin
cekung yang jari-jari kelengkungannya 20 cm!
Sebuah benda diletakkan 8 cm di depan cermin cekung yang yang jari jari kelengkungannya 22
cm. Tentukan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin itu dengan menggunakan Dalil
Esbach!
Sebuah cermin cekung mempunyai jari-jari kelengkungan 5 cm. Bila sebuah benda diletakkan 2
cm di depan cermin itu, tentukanlah (a) jarak bayangan (b) perbesaran bayangan dan (c) sifat-
sifat bayangan yang terbentuk!
Sebuah benda yang tingginya 4 cm diletakkan 30 cm di depan cermin cekung yang jari-jari
kelengkungannya 20 cm. Tentukan (a) posisi bayangan (b) tinggi bayangan dan (c) sifat-sifat
bayangan!
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi
terbesar.
Sudut dispersi
= u - m
= (nu - nm)
Catatan :
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan susunan
Prisma Akhromatik.
Untuk menghilangkan deviasi suatu warna, misalnya hijau, kita gunakan susunan prisma
pandang lurus.
m = Orde = 1, 2, 3, ........
= panjang gelombang cahaya di udara
n= indeks bias lapisan
Polarisasi
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.
tg ip = n2/n1
ip + r = 90º
ip = sudut polarisasi
I = ½ Io cos²
Polarisasi karena pembiasan ganda, terjadi pada hablur kolkspat (CaCO3), kuarsa, mike,
kristal gula,topaz, dan es.
Contoh:
1. Pada interferensi Young dipergunakan sinar dengan panjang gelombang 5000 Angstrom.
Jarak kedua celah 1 mm, jarak layar ke celah 1 m. Berapakah jarak antara pita terang
pertama den pita terang keenam?
Jawab:
2. Cahaya putih diarahkan ke kisi yang memiliki 5000 goresan/cm. Hitunglah sudut difraksi
orde ke-2 untuk cahaya merah yang panjang gelombangnya 800 nm!
Jawab:
m = d sin
eristiwa terjadinya pola-pola difraksi karena suatu kisi (celah banyak) disinari oleh cahaya
monokromatik
Jadi rumusnya:
d sin = m d [ 1/ garis - 1]
Difraksi Dan
Interferensi
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber
cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).
Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian
yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga
pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi koostruktif = maksimum) dan gelap
(interferensi destruktif = minimum).
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber
cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).
Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian
yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga
pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi koostruktif = maksimum) dan gelap
(interferensi destruktif = minimum).
Rumus percobaan Young dan Fresnel untuk celah ganda (dua celah) adalah sama, yaitu:
p.d
l =
..
Untuk difraksi dan interferensi pada celah tunggal (satu celah) rumusnya menjadi:
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi
terbesar.
Sudut dispersi
= u - m
= (nu - nm)
Catatan :
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan susunan
Prisma Akhromatik.
Untuk menghilangkan deviasi suatu warna, misalnya hijau, kita gunakan susunan prisma
pandang lurus.
Dtot = Dkerona - Dflinta = 0
Warna
Benda
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
• Benda yang memantulkan suatu gelombang cahaya tertentu akan berwarna seperti
cahaya yang dipantulkannya.
• Dalam ruang yang tidak ada cahaya, semua benda terlihat hitam karena tidak ada
cahaya yang datang dan dipantulkan
• Warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain,
misalnya merah, biru dan hijau.
• Warna sekunder adalah warna campuran dari dua warna primer, misalnya kuning,
sian dan magenta.
• Warna komplemen adalah warna yang jika disatukan membentuk warna putih,
misalnya hijau + magenta putih.
• Benda yang memantulkan suatu gelombang cahaya tertentu akan berwarna seperti
cahaya yang dipantulkannya.
• Dalam ruang yang tidak ada cahaya, semua benda terlihat hitam karena tidak ada
cahaya yang datang dan dipantulkan
• Warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain,
misalnya merah, biru dan hijau.
• Warna sekunder adalah warna campuran dari dua warna primer, misalnya kuning,
sian dan magenta.
• Warna komplemen adalah warna yang jika disatukan membentuk warna putih,
misalnya hijau + magenta putih.
Filter Cahaya:
Warna filter cahaya sama dengan warna cahaya yang diteruskannya, sedangkan warna
lain diserap oleh filter tersebut.
L U P (KACA PEMBESAR)
Lup adalah lensa cembung, digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar lebih besar
dan jelas. Syarat agar suatu benda dapat diamati secara jelas dengan memakai lup:
(tidak berakomodasi)
pp/f
PP = 25 cm (mata normal)
Lup
pp/f + 1 (berakomodasi maksimum)
MIKROSKOP
Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif (tetap/tidak dapat digeser)
dan okuler (dapat digeser, dan berfungsi sebagai lup). Mikroskop dipakai untuk melihat
benda-benda renik, agar terlihat lebih besar dan jelas.
Jika suatu benda yang diamati mikroskop ingin terlihat jelas (berakomodasi/tidak
berakomodasi) maka benda tersebut harus diletakkan di ruang dua (R II) dari lensa objektif
(2fob > sob > fob), sehingga bayangannya terletak di ruang tiga (R III) lensa objektif
(bersifat nyata terbalik dan diperbesar).
M = | s' ok /s ok | | s' ob /s ob |
d=s ok + s' ob
Mikr
M ob [pp/fok+ 1] + 1 (berakomodasi maksimum)
Catatan:
• Untuk semua jenis perbesaran apabila tidak diberi keterangan, maka perbesarannya
untuk mata tak berakomodasi.
Mata Dan
Kaca Mata
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Suatu benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangannya terletak tepat di retina mata.
Suatu benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangannya terletak tepat di retina mata.
Tititk Jauh (PR) : titik terjauh yang masih dapat dilihat jelas dengan mata tidak
berakomodasi.
Tititk Dekat (PP) : titik terdekat yang masih dapat dilihat jelas dengan mata berakomodasi
maksimum.
Mata Normal seringkali diamsumsikan titik dekatnya 25 cm di depan mata (jarak baca) den
titik jauhnya di tak terhingga.
s= s' = - PR f = - s'
s = 25 s' = - PP
Catatan:
Alat Optik.
Alat Optik banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kaca mata, lup, mikroskop,
dan teropong. Bahkan indera penglihatan kita adalah alat optik paling sempurna pemberian
Tuhan YME. Sebelum kita lebih lanjut membahas tentang alat-alat optik yang dipergunakan
manusia untuk mengamati obyek yang kecil atau obyek yang sangat jauh, dan bahkan untuk
membantu saudara-saudara kita yang tidak dapat melihatdengan jelas pada jarak-jarak tertentu;
kita ungkap terlebih dahulu tentang mata kita.
A. Mata.
Rumus : f = - PR
B. 2. Hipermetropi adalah rabun dekat/terang jauh/ tidak dapat melihat (membaca) dengan jelas
pada jarak dekat, yaitu jarak yang lebih dekat dari jarak baca terdekat (PP: Punctum Proximum).
Misal seseorang hanya mampu membaca dengan jelas pada jarak ≥ 30 cm; artinya pada jarak <
30 cm (atau Sn: jarak baca normal 25 cm) orang ini tidak dapat membaca dengan jelas.
Mata tidak dapat memipih dengan sempurna sesuai fokus pada jarak tertentu, sehingga bayangan
yang dihasilkan oleh lensa mata melewati bintik kuning retina. Orang yang mengalami
hipermetropi akan membawa obyek (bacaan) jauh dengan matanya yaitu pada jarak PP-nya.
Rumus : 1/f=1/s+1/s^’
B. 3. Presbiopi
adalah cacat mata dengan kondisi campuran, artinya mengalami miopi dan hipermetropi
sekaligus. Jadi untuk menyelesaikan kasus ini, harus menggunakan penerapan analisa miopi dan
hipermetropi bersamaan. Cacat mata ini dibantu dengan lensa bifokal, gabungan lensa negatif
(untuk miopi) dan lensa positif (untuk hipermetropi)
Latihan 1 :
1. Nyatakan kekuatan lensa dari beberapa fokus lensa berikut ini :
a. f = 20 cm c. f = -50 cm e. f = 2 m
b. f = - 0,5 m d. f = 25 cm
2. Nyatakan fokus lensa dari beberapa kekuatan lensa berikut ini :
a. P = 2 D c. P = 0,5 D e. P = - 10 D
b. P = - 0,01 D d. P = 100 D
3. Seorang anak menggunakan kaca mata dengan kekuatan lensa -2 D, berapa jarak bacanya
tanpa kaca mata ? (….kasus miopi, karena digunakan lensa negatif)
4. Berapa jarak baca seseorang saat melepas kacamata dengan kekuatan lensa 1 D agar dapat
membaca pada jarak baca normal ketika menggunakan kaca mata ? (….kasus hipermetropi,
karena digunakan lensa positif)
5. Saat tidak menggunakan kaca mata, seseorang hanya mampu melihat jelas pada jarak ≤ 50
cm . Berapa kekuatan lensa yang harus digunakan agar dapat melihat dengan jelas seperti orang
normal ? (….kasus miopi, karena orang tidak mampu melihat lebih jauh dari 50 cm)
6. Ketika melepas kaca mata, pak kur dapat membaca dengan jelas pada jarak ≥ 40 cm. Berapa
kekuatan lensa kaca mata yang harus digunakan olehnya agar dapat membaca pada jarak baca
normal ? (….kasus hipermetropi, karena orang tidak mampu melihat lebih dekat dari 40 cm)
7. Kakek pak kur hanya dapat melihat dengan jelas pada jarak antara 40 cm sampai 60 cm.
Bagaimana cara membantu kakek pak kur agar dapat melihat jauh dan membaca pada jarak baca
normal ? (….kasus presbiopi, karena hanya mampu membaca/melihat jelas pada jarak antara 40
cm s/d 60 cm; PP : yang terdekat :: 40 cm; PR : yang terjauh :: 60 cm)
C. Lup.
Lup adalah lensa positif, artinya pada lup tetap menggunakan analisa dan kaidah lensa positif.
1/f=1/s+1/s^’ M=s^’/s
a. Mata berakomodasi :
syarat : s < f (benda harus diletakkan diantara fokus lensa dan verteks)
s’ = - PP = - 25 cm (jarak baca normal)
M=s^’/s atau M=25/f + 1
D. Mikroskop.
Mikroskop merupakan perpaduan dua lensa positif, lensa yang dekat preparat disebut lensa
obyektif, sedangkan lensa yang dekat dengan mata pengamat adalah lensa okuler.
Lensa obyektif memiliki fokus lebih kecil/lebih pendek dari fokus lensa okuler ( fob < fok ).
a. Mata berakomodasi :
syarat : sok’ = - 25 cm
1/fob=1/sob+1/〖sob〗^’ Mob=〖sob〗^’/sob
1/fok=1/sok+1/〖sok〗^’ Mok=〖sok〗^’/sok
Mtotal=[〖sob〗^'/sob 〖sok〗^'/sok]
Atau Mtotal=〖sob〗^’/sob[25/fok+1]
F. Teropong bumi.
Selain dengan lensa obyektif dan lensa okuler, teropong bumi dilengkapi sebuah lensa positif
yang diletakkan diantara kedua lensa trsebut.
Lensa pembalik ini berfungsi membalik bayangan yang dihasilkan lensa obyektif tanpa
mengubah ukurannya; sehingga bayangan yang dihasilkan lensa pembalik ini akan menjadi
benda bagi lensa okuler, dengan tampilan yang benar (tanpa terbalik); dan akhirnya diperolehlah
bayangan akhir dari lensa okuler yang real dan diperbesar.
M=fob/fok
D = fob + 4fp + fok
Latihan 2 :
1. Sebuah lup menghasilkan perbesaran bayangan 20 kali saat diamati dengan mata tak
berakomodasi. Hitunglah :
a. Fokus lup (gunakan rumus perbesaran pada mata tak berakomodasi)
b. Perbesaran bayangan saat diamati dengan mata berakomodasi (gunakan rumus mata
berakomodasi)
c. Letak benda saat diamati dengan mata berakomodasi . (anda diminta menentukan s, dengan
syarat berakomodasi yaitu s’ = -25 cm)
2. Mikroskop dengan fokus obyektif dan okuler berturut-turut 1mm dan 20 cm, digunakan untuk
mengamati preparat dengan jarak 1,2 mm didepan obyektif. Hitung :
a. Perbesaran lensa obyektif (anda di tanya Mob; ttentukan dulu sob’ dengan rumus umum)
b. Perbesaran lensa okuler saat diamati dengan mata berakomodasi (sebelum menentukan Mok,
anda harus menentukan sok’ dari rumus umum; atau langsung gunakan rumus lup dengan fokus
adalah fokus okuler, karena lensa okuler berfungsi sebagai lup)
c. Perbesaran lensa okuler saat diamati dengan mata tak berakomodasi (langsung gunakan rumus
Mok, dengan sok= fok, karena mata tak berakomodasi)
d. Perbesaran total dan panjang mikroskop saat diamati dengan mata berakomodasi
e. Perbesaran total dan panjang mikroskop saat diamati dengan mata tak berakomodasi
3. Sebuah bintang mengalami perbesaran 200 kali saat di amati dengan teropong. Berapa panjang
teropong jika digunakan lensa dengan kekuatan 10 D sebagai lensa obyektif ? (hitung dulu fokus
lensa obyektif berdasarkan data kekuatan lensa; lalu tentukan fokus lensa okuler dari perbesaran
bayangan, setelah itu baru anda dapat menghitung panjang teropong dengan rumusnya)
4. Teropong bumi menggunakan lensa obyektif dengan kekuatan lensa 10 D, dan lensa pembalik
dengan kekuatan 20 D. Berapa panjang teropong, jika perbesaran yang dihasilkan adalah 5 kali ?
(langkah pertama adalah menentukan fokus lensa obyektif dan lensa pembalik; selanjutnya
hitung fokus lensa okuler dari perbesaran; dan terakhir baru tentukan panjang teropong sesuai
rumus)
II. Kalor
Standar Kompetensi : 4. MENERAPKAN KONSEP KALOR DAN PRINSIP KONSERVASI
ENERGI PADA BERBAGAI PERUBAHAN ENERGI
Kompetensi dasar : 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor.
: 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat .
: 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang kalor (energi panas) jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut berdasarkan literatur (sumber) yang dapat anda peroleh dari buku kelas IX
yang pernah anda pelajari dan buku-buku penunjang yang lain, serta anda akan mendapatkan
literatur yang komplit jika anda buka situs internet.
1. Jelaskan pengertian dari :
a. Kalor
b. Kalor jenis
c. Kapasistas kalor
d. Kalor lebur
e. Kalor uap
f. Suhu
2. Pada suhu berapa termometer celcius dan termometer fahrenheit menunjukkan skala yang
sama ? (buktikan)
A. Perpindahan kalor.
Kalor dapat berpindah dari kuantitas tinggi ke kuantitas rendah, dalam proses perpindahannya
dapat terbagi menjadi tiga proses :
1. Konduksi : Perpindahan kalor tanpa di ikuti perpindahan partikel zat. (terjadi pada zat padat,
kalor menyebabkan partikel zat bergetar dan getaran ini memiliki energi yang digunakan untuk
mengalirkan kalor).
Contoh : panasnya sendok saat digunakan mengaduk teh panas.
Rumus : H=(k A ∆T)/L
2. Konveksi : Perpindahan kalor dengan diikuti perpindahan partikel. (terjadi pada zat cair dan
gas)
Contoh : terjadinya angin, gelombang laut, air yang dimasak.
Rumus : H=k A ΔT
3. Radiasi : Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Secara lebih lanjut dapat dijelaskan
bahwa Radiasi adalah efek gelombang elektromagnet.
Contoh : api unggun, panas matahari.
Rumus : P=e δ A T^4
Keterangan : H = P = laju hantaran kalor/laju energi per satuan waktu (watt)
K = koefisien konduktivitas/konveksi
ΔT = perubahan/ selisih suhu
A = luas penampang penerima kalor
L = panjang kolom hantaran kalor
e = emisivitas
Latihan 1 :
1). Sebuah jendela rumah dengan panjang, lebar, dan tebal berturut-turut 80 cm; 50 cm; dan 20
cm; digunakan pada sebuah rumah. Suhu di dalam ruangan dan di luar ruangan yang terbatasi
oleh jendela berturut-turut adalah 400C dan 100C. Berapa laju hantaran kalor jendela jika
koefisien konduksi termal bahan pembuat jendela adalah 2.10-4 watt/m2 0C? (…laju hantaran
kalor adalah H, untuk mencarinya anda tinggal masukkan rumus konduksi, dengan luas
penampang (A) = 80cm . 50cm—-karena bagian inilah yang terkena panas; dan gunakan 20 cm
sebagai L—-karena ini adalah panjang kolom hantaran)
2). Berdasarkan gambar dan data gambar; berapa suhu T ? (…pada kasus ini luas penampang dan
laju hantaran kalor kedua logam adalah sama, HP = HQ)
KP = 0,6 KQ
LP = 3 LQ
3). Dua buah benda hitam sempurna dengan ukuran sama tetapi suhu mutlak benda pertama
sama dengan dua kali suhu mutlak benda kedua. Berapa perbandingan radiasi kedua benda ? (…
jelas di sini ukuran benda adalah sama, gunakan rumus perbandingan radiasi kedua benda
dengan mencoret luas benda, dan suhu pertama=2 kali suhu benda kedua)
4). Perhatikan gambar logam yang dipanaskan pada bagian ujungnya di bawah ini.
Berapa laju hantaran kalor logam jika koefisien konduksi termal logam adalah 1.10-4 watt/m2
0C? (…gunakan luas penampang A : 20cm . 10cm, dan panjang kolom hantaran kalor L adalah
80cm)
5). Berdasarkan gambar dan data gambar; berapa perbandingan laju hantaran kalor logam P
terhadap logam Q ? (ukuran logam P dan Q adalah sama)
KP = 0,5 KQ
6). Dua buah benda hitam sempurna dengan ukuran sama dan suhu mutlak benda pertama adalah
T, sedangkan suhu mmutlak benda kedua adalah 3 T. Berapa perbandingan radiasi kedua benda ?
(…biasa gunakan perbandingan radiasi)
B. Pemuaian.
Dalam sub materi ini akan kita bahas terlebih dahulu tentang efek yang dialami benda jika
menerima kalor yaitu Pemuaian (efek ini juga berlaku sama pada benda yang kehilangan kalor
yaitu Penyusutan)
1. Pemuaian panjang :
∆L= α L_0 ∆T
∆L= L_(1 )- L_0
2. Pemuaian luas :
∆A= β A_0 ∆T
∆A= A_(1 )- A_0
3. Pemuaian volume :
∆V= γ V_0 ∆T
∆V= V_(1 )- V_0
Latihan 2 :
1). Sebuah lempeng logam dengan panjang 40 cm dan lebar 10 cm, dan suhu 200C. Berapa luas
penampangnya ketika suhunya menjadi 1000C, jika koefisien muai panjang logam adalah 2 . 10-
4/0C ? (…gunakan langsung rumus pemuaian luas, pertama tentukan pertambahan luas ΔA, lalu
baru tentukan A1)
2). Bejana terbuat dari logam berbentuk kubus dengan panjang rusuk 10 cm, di isi penuh dengan
air. Berapa banyaknya air yang tumpah jika suhu awal dan suhu akhir sistem berturut-turut 200C
dan 800C ? (koefisien muai panjang logam= 1/3 . 10-4/0C dan koefisien muai volume air= 2 .
10-4/0C) (…tentukan koefisien muai volum logam, lalu gunakan rumus volume tumpah)
3). Sebuah logam mengalami pertambahan panjang 0,001 cm ketika mengalami perubahan suhu
sebesar 200C . Berapa pertambahan panjang logam ketika mengalami perubahan suhu sebesar
600C ? (dalam meter) (…gunakan perbandingan perubahan panjang dari pemuaian panjang)
4). Bejana terbuat dari logam dengan volume 1 liter, di isi penuh dengan air. Berapa banyaknya
air yang tumpah jika suhu awal dan suhu akhir sistem berturut-turut 400C dan 800C ? (koefisien
muai panjang logam= 1/3 . 10-4/0C dan koefisien muai volume air= 2 . 10-4/0C)
D. Asas Black.
Asas Black adalah asas yang membahas tentang aliran kalor, benda dengan kalor besar akan
memberikan kalor kepada benda yang memiliki kalor lebih kecil. Dengan kata lain kalor yang
dilepas oleh benda dengan kalor besar adalah sama besar dengan kalor yang diterima oleh benda
yang memiliki kalor kecil agar tercapai kesetimbangan termal.
Secara matematis asas Black ini dapat dituliskan :
Q_Serap 〖=Q〗_(lepas )
Misal ada es di campur dengan air, maka es akan menyerap kalor (Qserap) dan air menjadi
bagian yang menyerap kalor (Qlepas).
Latihan 3.
1. Berapa kalor yang diperlukan untuk mengubah es 50 gr; -40C menjadi air pada suhu 200C ?
(…disini es akan mengalami tiga kali proses; yaitu es, melebur, dan menjadi air)
2. Kalor yang terbuang pada uap air 1200C, 50 gr menjadi es pada suhu -50C adalah …(…uap
air akan mengalami lima langkah proses)
3. Es 10 gr, 00C dicampur dengan air 80 gr, 400C akan menghasilkan suhu campuran sebesar …
(…jelas es menyerap kalor dan air melepas kalor, es melalui dua proses sedangkan air melalui
satu proses)
III. LISTRIK DINAMIS
Anda pernah kenal rangkaian seri dan rangkaian paralel ? Apa itu hukum ohm ya ???
Semua pertanyaan diatas sudah anda ketahui jawabannya ketika di kelas IX, pada materi ini kita
akan mengulang lagi beberapa materi yang telah anda ketahui dan akan kita perdalam lagi.
Siapkan anda ?, kencangkan seatbealt anda kita akan melaju dengan cepat !
A. Hukum Ohm
Sebelum lebih lanjut kita membahas tentang Hukum Ohm dan aplikasinya pada rangkaian
reistor, kita perlu tahu terlebih dahulu tentang :
A.1. Kuat arus (I)
Kuat arus adalah aliran muatan (Q) dalam satu-satuan waktu dari kutub positif menuju kutub
negatif melalui rangkaian.
Sesuai pengertian dari kuat arus yang tertulis di atas, maka kuat arus (I) dapat dirumuskan secara
matematis :
I= Q/t
A.2. Rangkaian Resistor
A.2.1. Rangkaian resistor Seri
Ingat :
Pada rangkaian seri ____ I sama
____ V berbeda
A.2.2. Rangkaian resistor Paralel
Ingat :
Pada rangkaian paralel ____ I berbeda
____ V sama
Latihan 1.
1. Dalam rangkaian listrik tertutup mengalir muatan sebesar 15. 10-2 C dalam waktu 0,5 menit,
berapa besar kuat arus yang mengalir ?
2. Berapa jumlah elektron yang mengalir pada rangkaian listrik tertutup sederhana jika mengalir
arus listrik sebesar 2 A dalam waktu pengamatan 4 detik ? (muatan sebuah elektron adalah 1,6 .
10-19)
3. Tentukan nilai hambatan pengganti dari rangkaian resistor berikut ini !
a.
b.
4. Berapa besar dan kemana arah kuat arus pada percabangan yang tersisa ?
b.
B. Hukum II Kirchoff
Pada rangkaian listrik tertutup terjadi ∑▒〖V+ ∑▒〖I R=0〗〗
1. Tujuan :
a. Mengukur kuat arus yang melalui resistor pada rangkaian listrik sederhana.
b. Mengukur beda potensial pada resistor dalam rangkaian listrik sederhana.
2. Landasan Teori :
a. Kuat arus.
Saat mengukur kuat arus pada resistor, amperemeter harus terpasang seri; karena pada rangkaian
seri, kuat arus adalah sama.
b. Potensial.
Ketika mengukur potensial pada rangkaian, voltmeter harus terpasang paralel; karena pada
rangkaian paralel, potensial adalah sama.
3. Alat :
a. Resistor
b. Sumber tegangan DC
c. AVO meter
d. kabel
4. Cara Kerja :
Mengukur kuat arus dan tegangan sesuai dengan tabel data.
5. Data :
No Batas Ukur Kuat arus
1.
2.
3.
4.
5.
7. Kesimpulan :
a. Nilai Resistor.
b. Nilai Kuat arus.
c. Nilai Potensial.
Leave a response
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.
http://del.icio.us/wordpress
1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
3. Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan
sinar X (digunakan untuk rontgen).
5. Inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma.
Sifat-sifat
Catatan:
Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena mudah
dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
Ada 2 macam cara membawa gelombang bunyi:
Sistem FM lebih unggul daripada AM karena FM dapat mengurangi desau akibat kelistrikan
diudara, walaupun jangkauannya terbatas sekali.
Catatan:
Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena mudah
dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
Sistem FM lebih unggul daripada AM karena FM dapat mengurangi desau akibat kelistrikan
diudara, walaupun jangkauannya terbatas sekali.
Teori
Maxwell
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan
magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan
medan magnet saling tegak lurus.
TEORI MAXWELL
Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan
penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk
mempelajari struktur molekul
Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan
penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk
mempelajari struktur molekul
1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari infra merah.
3. Lampu merkuri :ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam:sinar X (digunakan
untuk rontgen).