Anda di halaman 1dari 48

Hukum Pemantulan Cahaya

Pada saat sinar mendatangi permukaan cermin datar, cahaya akan dipantulkan seperti pada
Gambar 7. Garis yang tegak lurus bidang pantul disebut garis normal . Pengukuran sudut
datang dan sudut pantul dimulai dari garis ini. Sudut datang (i) adalah sudut yang
dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar datang (2), sedangkan sudut pantul (r) adalah
sudut yang dibentuk oleh garis normal (1) dan sinar pantul (3).

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran didapatkan bahwa:

1. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada bidang yang sama; dan
2. besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).

Dua pernyataan di atas dikenal sebagai hukum pemantulan cahaya .

Contoh:
Pada gambar di bawah sudut manakah yang merupakan sudut datang dan yang manakah
sudut pantul?

Penyelesaian:

Garis (2) pada gambar di atas melukiskan sinar datang ke permukaan cermin sedangkan
garis (1) adalah garis normal. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang
dan garis normal. Jadi sudut datang adalah c, sedangkan sudut pantul dibentuk oleh garis
normal (1) dan sinar pantul (3) dan besarnya sama dengan sudut datang. Pada gambar
sudut pantul adalah b.

Contoh lain dan uraian lebih mendalam tentang pemantulan cahaya ini akan dibahas pada
kegiatan selanjutnya. Sekadar untuk mendapat gambaran awal tentang peristiwa
pemantulan cahaya, uraian di atas dirasa cukup memadai.

Hal yang perlu Anda pahami adalah pertama, proses melihat pada manusia erat kaitannya
dengan gejala pemantulan cahaya.

Kedua, ada dua jenis pantulan cahaya yaitu pemantulan baur dan pemantulan biasa.
Pemantulan baur dihasilkan oleh permukaan pantul yang tidak rata (kasar), pemantulan
baur memungkinkan kita melihat benda yang disinari dari berbagai arah, sementara
pemantulan biasa menyebabkan terbentuknya bayangan benda yang hanya dapat dilihat
pada arah tertentu saja. Pemantulan teratur terjadi pada permukaan yang rata seperti pada
cermin.
Ketiga, pada peristiwa pemantulan biasa sinar datang, garis normal dan sinar pantul
terletak pada satu bidang yang sama serta sudut datang sama dengan sudut pantul.

Tugas Kegiatan 1

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik. Seperti pada modul-modul sebelumnya,
pelajari kembali uraian di atas apa bila Anda menemui kesulitan menyelesaikan tugas ini.
Anda dapat melanjutkan belajar Anda ke kegiatan 2 bila Anda dapat menjawab seluruh
pertanyaan berikut ini dengan benar.

1. Sebutkan sifat cahaya yang memungkinkan manusia dapat melihat!


2. Apakah yang disebut pemantulan baur?
3. Apakah yang disebut pemantulan teratur?
4. Apakah akibat pemantulan baur bagi penglihatan manusia?
5. Apakah akibat pemantulan teratur bagi penglihatan manusia?
6. Sebutkanlah dua pernyataan yang merupakan hukum pemantulan cahaya!
Sinar mendatangi permukaan sebuah cermin dengan sudut datang 30° . Berapakah
7. besar sudut yang dibentuk oleh sinar yang datang dan sinar pantul?

Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar

Untuk melukis bayangan pada cermin datar sangat mudah. Gunakan saja hukum
pemantulan cahaya yang telah Anda pelajari pada Kegiatan 1. Misalkan saja Anda hendak
menentukan bayangan benda O sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di bawah. Misalkan
sinar datang dari O ke C, lalu dari titik C ditarik garis normal tegak lurus permukaan cermin.
Dengan bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang (i) yakni sudut yang dibentuk
oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah sudut pantul (r) yaitu sudut antara garis
normal dan sinar pantul CD yang besarnya sama dengan sudut datang. Posisi bayangan
dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul CD dari C ke O' yang berpotongan
dengan garis OO' melalui B.

Melukis pembentukan bayangan benda O menggunakan hukum pemantulan cahaya.


Bila Anda ukur akan Anda dapatkan bahwa jarak BO = BO'. Dengan bantuan geometri dapat
juga Anda buktikan kebenaran ini. Pada Gambar 8 sudut BOC = sudut datang
(berseberangan) dan sudut BO'C = sudut pantul (sehadap). Karena sudut datang = sudut
pantul, maka Anda dapatkan sudut BOC = sudut BO'C. Sementara itu sudut CBO = CBO'
(sama-sama tegak lurus) sehingga dapat disimpulkan bahwa segitiga CBO sama dan
sebangun dengan segitiga CBO'. Akibatnya panjang BO = BO'. Dalam hal ini BO = jarak
benda BO' = jarak bayangan. Pada cermin datar selalu didapatkan bahwa jarak benda
sama dengan jarak bayangan . Mudah, bukan?

Berapakah Tinggi Minimal Cermin Datar Agar Saat Bercermin Seluruh Bayangan
Tubuh Kita Ada Di Dalam Cermin Tersebut?

Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada cermin datar,
haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu?

Marilah kita jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal tinggi anak dari ujung
kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala, maka sinar harus datang dari
kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan sinar itu ke mata. Untuk melihat ujung
kaki, sinar harus datang dari ujung kaki ke cermin lalu oleh cermin dipantulkan ke mata.
Pada Gambar 10 jarak atas kepala (topi) ke mata = d.

Menentukan tinggi minimal cermin untuk melihat tinggi seluruh bayangan benda

Dari gambar terlihat bahwa tinggi minimal cermin datar L = s + ½ d, sedangkan h = 2s + d


atau s = ½ (h – d) sehingga kita dapatkan tinggi minimal cermin
L = ½ (h – d) + ½ d

atau

Persamaan untuk menentukan tinggi minimal cermin datar agar dapat


melihat tinggi seluruh bayangan benda

dengan

L = tinggi minimal cermin datar (m)

h = tinggi benda (m)

Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah cermin datar maka
tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi benda dengan posisi seperti
diperlihatkan oleh gambar 11 di atas.

Mungkin Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin datar, berpengaruhkah
hal ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak. Perubahan jarak benda dari cermin
datar, hanya merubah besar sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut pantul (r) selalu
sama dengan sudut datang (i), maka besar sudut-sudut pantul akan berubah sesuai dengan
perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak merubah bayangan yang terbentuk.

Kini Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat keseluruhan bayangan
dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin adalah 75 cm. Mudah, ya?

Bila tinggi cermin datar kurang dari ½ tinggi badan anak yang hendak bercermin,
bagaimana bayangan anak itu? Perhatikanlah contoh soal di bawah ini!

Contoh:

1. Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri di
depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas meja
yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan bagian badan orang itu
yang dapat dilihatnya di cermin?

Penyelesaian:

Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja. Namun, ini
tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi badan dari mata ke
atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini kita membutuhkan bantuan
gambar seperti gambar di bawah.
Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.

Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar
sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.

Tinggi DA
= BA – BD
= 150 cm – 80 cm
Jadi DA = 70 cm
= CD = 70 cm

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA = 140 cm


sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi


FD, yakni:

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni

Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm
Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang
Digabung Berhadapan?

Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.

Ingat, bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari mata
ke bawah.

Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar
sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang setelah
dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan bantuan
gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm, sedangkan
tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut data soal adalah 30
cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung fari ujung kaki sampai mata sama
dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi
CD.

Tinggi DA = BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
Jadi DA = CD = 70 cm

Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2


DA = 140 cm sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:

Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi


FD, yakni:

Tinggi FD = BD – BF
= 80 cm – 70 cm
= 10 cm.

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni

Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm

Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang
tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai dengkul).
Bagaimana, sulitkah? Cobalah amati gambar dan baca uraian di atas sekali lagi, perlahan
saja. Anda pasti bisa!

Berapakah Jumlah Bayangan Yang Dibentuk Oleh Dua Buah Cermin Datar Yang
Digabung Berhadapan?

Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah Anda perhatikan
gambar 12 terlebih dahulu.

Agar sinar datang selalu sejajar dengan sinar keluar, maka besar sudut a harus 90° .

Pada gambar 12 sinar datang dan sinar keluar tampak sejajar. Untuk mendapatkan hasil
seperti ini, besar  yaitu sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B harus berharga
tertentu. Besar sudut ini dapat ditentukan dengan bantuan geometri sebagai berikut.

Berdasarkan gambar 12 sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B, yaitu =  1 + 
2 yang besarnya sama dengan 180°– ( 90° - r 1 ) – ( 90°– i 2 ) sehingga dapat ditulis,

 =r1+i2

karena besar r 1 = i 1 ( ingat hukum pemantulan pada cermin datar), maka

 =i1+i2

Andaikan  pada Gambar 12 adalah sudut antara sinar datang dan sinar keluar yang
besarnya,

 = 1 +  2 +  3 +  4

atau

 = ( 90°– r 1 ) + ( 90°– i 2 ) + ( 90°– i 1 ) + ( 90°– r 2 )


karena r 1 = i 1 dan r 2 = i 2 , maka

 = ( 90°– i 1 ) + ( 90°– i 2 ) + ( 90°– i 1 ) + ( 90°– i 2 )

atau

 = 2 ( 90°– i 1 ) + 2 ( 90°– i 2 )
= (180°– 2i 1 ) + (180°– 2i 2 )
= 360°– 2(i 1 + i 2 )

agar sinar yang mendatangi cermin datar (sinar datang) sejajar dengan sinar yang keluar
dari cermin datar (sinar keluar)l, maka  = 180° sehingga

180° = 360°– 2(i 1 + i 2 )

atau

180° = 2(i 1 + i 2 )

akhirnya

(i 1 + i 2 ) = 90°

Jadi, pada sistem dua cermin datar yang digabung berhadapan agar sinar datang sejajar
dengan sinar keluar , maka besar  = 90°.

Contoh :

2. Pada gambar di bawah sinar AO mendatangi cermin datar CC dalam arah tegak lurus
permukaan cermin itu. Bila kemudian cermin di putar sebesar  sehingga posisinya
menjadi C'C'. Berapakah besar sudut AOB?

Penyelesaian:

Pada awalnya sinar AO tegak lur

us cermin CC sehingga garis normal bidang cermin CC berhimpit dengan sinar AO. Saat
cermin diputar sebesar  sehingga posisi cermin berubah dari CC menjadi C'C' garis normal
juga berputar sebesar a menjadi ON yang tegak lurus cermin C'C'. Sekarang sinar AO
mendatangi cermin datar C'C' dengan sudut datang AON yang besarnya sama dengan sudut
 , sedangkan sudut NOB adalah sudut pantulnya yang besarnya sama dengan  juga.
Dari gambar di atas juga terlihat Sudut AOB = sudut AON + sudut NOB = 2  sehingga
dapat disimpulkan bahwa bila cermin diputar sebesar , maka sinar pantul akan berputar 2
.

Latihan
Berapakah perputaran sinar pantul bila cermin datar yang disoroti sumber cahaya diputar
15° ?

Ya, Anda benar jawabnya 30 !

Mulai sekarang ingatlah selalu bahwa sudut perputaran sinar pantul sama dengan 2 kali
perputaran cermin datar. Tentu saja ini hanya berlaku bila arah sinar datang tidak diubah.

Kini, saatnya kita menghitung bayangan yang dapat dibentuk oleh gabungan dua cermin
datar.

Gambar 13 memperlihatkan dua cermin datar yang digabung berhadapan membentuk sudut

90° satu dengan lainnya. Sebuah sumber cahaya P (misalnya lampu listrik) berada di antara
dua cermin.

Dua cermin yang digabung membentuk sudut 90° menghasilkan 3 bayangan.

Sesuai dengan hukum pemantulan cahaya pada cermin datar sebagamana telah diuraikan
sebelumnya, bayangan benda P pada cermin A adalah A' dan pada cermin B adalah B'.
Bayangan A' berada di depan cermin B sehingga tercipta bayangan B'' di belakang cermin B.
Hal yang sama terjadi pada B' yang berada di depan cermin A sehingga terbentuk bayangan
A'' di belakang cermin A dan ternyata A'' berhimpit dengan B''. Karena keduanya berada di
belakang cermin, maka tidak ada lagi bayangan yang terbentuk. Jadi, gabungan dua cermin
datar seperti ini hanya menghasilkan 3 buah bayangan.

Bagaimana kalau sudut antara dua cermin itu 60° ?

Perhatikan gambar 14. Untuk membedakan bayangan benda oleh cermin A diberi notasi A 1
, A 2 dan seterusnya, sedangkan bayangan yang dibentuk oleh cermin B diberi notasi B 1 ,
B 2 dan seterusnya.
Dua cermin yang digabung berhadapan membentuk sudut 60°
menghasilkan 5 bayangan benda.

Bayangan yang dibentuk oleh cermin A yang pertama adalah A 1 , sedangkan bayangan
yang dibentuk oleh cermin B yang pertama adalah B 1 . Karena A 1 ada di depan cermin B,
maka terbentuklah bayangan B 2 oleh cermin B. Sebaliknya karena B 1 ada dihadapan
cermin A, maka terbentuklah bayangan A 2 .

Selanjutnya, karena B 2 ada di depan cermin A, maka terbentuklah bayangan A 3 .


Bersamaan dengan hal itu karena A 2 berada dihadapan cermin B, maka terbentuklah
bayanagn B 3 yang ternyata berhimpit dengan A 3 . Sampai di sini tidak ada lagi bayangan
yang dapat dibentuk oleh kedua cermin datar A dan B sehingga dapat disimpulkan
bahwabila sudut antara kedua cermin datar 60 dihasilkan sebanyak 5 bayangan yaitu A 1 ,
A 2 , B 1 , B 2 dan A 3 atau B 3 .

Bila berpusat di C yang merupakan titik perpotongan cermin datar A dan B dibuat sebuah
lingkaran dengan jari-jari CP, maka tampak bahwa lingkaran tersebut melewati semua
posisi-posisi atau titik-titik bayangan yang dibentuk oleh cermin A dan B seperti tampak
pada Gambar 14. Mengetahui hal ini, maka melukis bayangan yang dibentuk oleh dua
cermin yang digabung berhadapan dengan sudut tertentu akan menjadi lebih mudah bila
terlebih dahulu dibuat sebuah lingkaran dengan pusat (poros) di titik perpotongan kedua
cermin datar tersebut.

Latihan:
Lukis bayangan dari sebuah benda yang berada di antara cermin A dan cermin B yang
digabung berhadapan satu sama lain dengan sudut 45° .

Adakah Persamaan Yang Dapat Digunakan untuk Menentukan Jumlah Bayangan


Yang Dibentuk Oleh Dua Cermin Datar Yang Digabung Berhadapan?

Bila sudut antara dua cermin datar 90 menghasilkan 3 bayangan dari suatu benda yang
diletakkan di antara kedua cermin tersebut dan sudut 60° menghasilkan 5 bayangan,
berapakah jumlah bayangan yang dibentuk bila sudut antara dua cermin 30° , 22,5° , 15°
dan seterusnya?

Secara empirik artinya berdasarkan hasil-hasil percobaan menggunakan dua cermin datar
yang digabung berhadapan seperti dicontohkan di atas dengan berbagai variasi sudut
antara dua cermin datar itu, didapatlah sebuah persamaan yang disebut persamaan
jumlah bayangan seperti tertulis di bawah ini.
Persamaan jumlah bayangan gabungan dua cermin datar yang
berhadapan

dengan

n = jumlah bayangan

 = sudut antara dua cermin datar yang digabung berhadapan

m = 1 jika hasilnya bilangan genap

m = 0 jika hasilnya bilangan ganjil

Coba Anda terapkan persamaan ini untuk  = 90° ,  = 60° dan  = 45° , sesuaikah
dengan hasil lukisan bayangan di atas?

Gabungan dua cermin datar dapat Anda jumpai misalnya di toko sepatu atau toko pakaian
dan digunakan oleh para pelanggan toko tersebut saat mencoba sepatu atau pakaian yang
hendak mereka beli. Gabungan dua cermin ini dapat juga Anda temui di salon-salon
kecantikan.

Latihan
1. Berapakah jumlah bayangan yang dibentuk oleh gabungan dua cermin datar jika a =
120° ?

Untuk jawaban Latihan nomor 1 di atas, Anda benar bila jawaban Anda 3. Anda dapat
membuktikan hal ini dengan gambar. Gunakanlah busur derajat untuk mengukur sudut a .
Sedangkan untuk jawaban Latihan nomor 2 silahkan Anda coba bersama teman Anda. Bila
Anda kesulitan mendapatkan cermin datar Anda dapat meminjamnya di Laboratorium Fisika
di sekolah Induk melalui Guru Bina Anda. Selanjutnya untuk mengakhiri kegiatan ini,
kerjakanlah tugas di bawah ini.

Pembentukan bayangan oleh cermin cekung

Seperti telah dikatakan berulang-ulang, pembentukan bayangan oleh cermin cekung


mematuhi hukum-hukum pemantulan cahaya. Untuk dapat melukis bayangan yang
dibentuk oleh cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar istimewa. Sinar istimewa adalah
sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus mengukur sudut datang dan
sudut pantulnya. Tiga sinar istimewa itu adalah,

1.
Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat
kelengkungan itu lagi.

Gambar 19

Sinar yang melewati titik pusat kelengkungan akan dipantulkan cermin cekung melewati titik tersebut.

2.
Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.

Gambar 20

Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama

3.
Sinar yang melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 21

Sinar yang melalui fokus utama dipantulkan sejajar sumbu utama.

Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda cukup
menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak menentukan
bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi benda itu ada di
antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s > f seperti pada gambar 21.
Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis dua sinar istimewa yang melewati
titik B (kepala panah), yakni sinar yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar yang melalui
fokus utama cermin (2). Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin dan kedua sinar
pantul ini akan berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan bayangan kepala anak
panah tadi. Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB, maka garis A'B' inilah
yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja bukan?

Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin cekung tampak
terbalik diperbesar.

Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran keduanya,
tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan terlihat terbalik.
Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa bayangan benda AB dilewati oleh
sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini disebut bayangan sejati . Bayangan sejati
tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita, tetapi dapat ditangkap oleh layar. Dengan kata
lain kita hanya dapat melihat bayangan sejati melalui layar seperti saat kita menonton film
di bioskop. Itu sebabnya bayangan sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari
bayangan nyata adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap layar,
namun dapat langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin datar. Dilihat dari
cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul seperti
Anda lihat pada uraian selanjutnya.

Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 22 di atas
akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dan diperbesar . Pertanyaan yang muncul
kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran bendanya?
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata?

Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari
cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-
kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22. Mari kita cermati
mereka satu-persatu.

1. Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.

Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik diperkecil.
Untuk melukis bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti pada
gambar terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil perpotongan dari
pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang terbentuk tampak diperkecil,
terbalik dan nyata.
2.
Posisi benda di jauh tak terhingga atau s = ~ .
Sinar-sinar yang berasal dari benda yang jauh tak terhingga datang ke cermin berupa
sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus utama
sehingga bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama

Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga dari cermin berupa
titik di fokus utama.

3.
Posisi benda tepat di pusat kelengkungan cermin atau s = R.

Gambar 25

Bayangan dari suatu benda yang berada tepat di pusat kelengkungan cermin cekung tepat berada di pusat
kelengkungan cermin cekung itu. Sifat-sifat bayangan adalah sama besar, terbalik dan nyata.

Dengan cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama besar,
terbalik dan nyata.

4. Posisi benda tepat di titik F atau s = f.


Gambar 26

Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama cermin cekung ada di jauh tak terhingga.

Sinar-sinar yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama dipantulkan oleh
cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan sering juga
dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak terhingga.

5.Posisi benda di antara titik F dan O atau s < f.

Gambar 27

Bayangan benda yang diletakkan di antara O dan F atau s < f akan diperbesar, tegak dan maya

Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung, bayangan
yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul sehingga
bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan tampak tegak,
diperbesar dan berada di belakang cermin sementara kemungkinan-kemungkinan terdahulu
bayangan benda selalu di depan cermin cekung. Jadi dapat juga disimpulkan bahwa bila
bayangan dari suatu benda nyata di depan cermin cekung terbentuk di depan cermin
tersebut, maka bayangan benda itu merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan
terletak di belakang cermin bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga
bahwa bayangan maya dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.

Menentukan sifat bayangan dengan metode penomoran ruang (Dalil Esbach)

Untuk memudahkan kita mengingat letak dan sifat-sifat bayangan suatu benda yang
diletakkan di depan cermin cekung, maka jarak antara dua titik tertentu pada cermin
cekung diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang 1, sepanjang FC
= ruang 2, sebelah kiri C = ruang 3 dan sebelah kanan O atau di belakang cermin = ruang
4 seperti diperlihatkan gambar 27.

Penomoran ruang-ruang pada cermin cekung.

Berdasarkan penomoran ruang seperti pada gambar 28 ini dengan mudah kita dapat
menentukan letak dan sifat bayangan suatu benda di depan cermin cekung. Sebagai
contoh, misalnya benda diletakkan di ruang 2. Bayangan benda itu pasti terletak di ruang 3
dan sifatnya nyata, diperbesar dan terbalik (bandingkan dengan gambar 22). Sebaliknya
bila benda diletakkan di ruang 3, maka bayangan yang terbentuk akan terletak di ruang 2
dan sifatnya nyata, terbalik, diperkecil (bandingkan dengan gambar 23). Apa rahasianya?
Untuk dapat menentukan posisi bayangan dengan metode yang disebut dalil Esbach ini,
maka haruslah

dalil

Bila benda di ruang 3, maka agar penjumlahan dengan ruang bayangan sama dengan 5,
maka bayangan benda harus di ruang 2. Bila Anda perhatikan, nomor ruang benda (yaitu 3)
lebih besar dari nomor ruang bayangan (yaitu 2) berarti bayangan diperbesar, terbalik dan
nyata. Pada saat benda di ruang 3, maka agar mendapatkan 5, maka nomor ruang
bayangan = 2. Benda di ruang 3, sedangkan bayangan di ruang 2 berarti dari nomor besar
(yakni 3) ke nomor kecil (yakni 2) berarti bayangan benda diperkecil, terbalik dan nyata.
Cara ini berlaku untuk semua ruang benda/bayangan menurut Gambar 28 di atas. Cara ini
tidak melingkupi benda yang tepat terletak di pusat kelengkungan cermin C dan titik fokus
utama F. Untuk benda nyata yang terletak tepat di pusat kelengkungan cermin C
bayangannya terletak di pusat kelengkungan itu juga, namun dengan posisi terbalik, sama
besar dengan bendanya dan nyata. Sedangkan bayangan benda nyata yang berada tepat di
titik fokus utama F berada di titik tak terhingga seperti dijelaskan di atas.

Mungkinkah benda terletak di ruang 4?


Bila sebuah benda diletakkan di antara dua cermin cekung yang disusun saling berhadapan
dengan sumbu utama kedua cermin berhimpit (lihat contoh 5 di depan), maka bayangan
benda yang dibentuk oleh cermin pertama merupakan nyata benda bagi cermin kedua
disebut benda maya. Posisi benda maya ini ada di ruang 4 cermin kedua. Oleh cermin
kedua akan dibentuk bayangan dari benda maya ini. Bayangan yang terbentuk bersifat
nyata dan posisinya berada di ruang 1 cermin kedua yang berarti memenuhi Dalil Esbach di
atas.
Mencari Hubungan Antara Jarak Benda Jarak Fokus dan Jarak Bayangan

Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s’) pada cermin
cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik. Pada Gambar 29 benda AB yang
tingginya (h) berada di ruang 3 cermin cekung. Bayangan benda tentunya di ruang 2 (dalil
Esbach).

Mencari hubungan antara jarak benda, jarak fokus dan jarak bayangan.

Pada gambar tampak segitiga ABO dan A'B'O sebangun sehingga

Pada gambar di atas juga tampak bahwa segitiga GFO dan A'B'F sebangun sehingga

Sehingga

Bila dua persamaan terakhir di atas digabungkan, akan didapat

bila ruas kiri dan ruas kanan persamaan di atas sama-sama dibagi ss'f, akan didapat
atau

Persamaan cermin cekung

dengan

f = jarak fokus cermin (m)

s = jarak benda (m)

s' = jarak bayangan (m)

Seperti telah diuraikan di atas bahwa jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat
kelengkungan cermin f = ½ R, sehingga persamaan cermin cekung dapat juga dituliskan
dalam bentuk

Bentuk lain persamaan cermin cekung

Persamaan yang disebut persamaan cermin cekung ini juga berlaku untuk cermin cembung
dengan persyaratan khusus seperti akan di bahas nanti.

Bagaimana dengan perbesaran bayangan? Dapatkah ditentukan secara matematika?

Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan ukuran bayangan dengan ukuran


bendanya. Dalam bentuk persamaan,

Persamaan Perbesaran bayangan cermin cekung

dengan

M = perbesaran bayangan

h = tinggi benda (m)

h' = tinggi bayangan (m)

s = jarak benda (m)

s' = jarak bayangan (m)


Contoh

1. Sebuah benda terletak 5 cm di depan sebuah cermin cekung yang berjari-jari 20 cm.
Tentukan (a) sifat-sifat bayangan (b) jarak bayangan (c) Perbesaran bayangan!

Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm, R = 20 cm jadi f = 10 cm
Ditanya :
a. sifat-sifat bayangan
b. s'
c. M

Jawab :

a. Dari data soal diketahui s < f sehingga sesuai dengan dalil Esbach dapat ditentukan
bahwa benda berada di ruang 1, sedangkan bayangannya di ruang 4 sehingga sifat

b. bayangan pastilah maya, tegak diperbesar.


Gunakan persamaan:

atau

= 1/10 – 1/5 = 1/10 – 2/10 = - 10 cm


Jadi jarak bayangan = 10 cm. Tanda negatif bermakna bahwa benda di belakang cermin
dan bersifat maya.

c. Perbesaran bayangan

jadi ukuran bayangan 2 kali lebih besar dari ukuran bendanya. Bagaimana, Anda dapat
memahaminya? Selanjutnya perhatikan contoh lain berikut ini.

Contoh

2. Sebuah benda yang tingginya 4 cm diletakkan 15 cm di depan cermin cekung dengan


jari-jari kelengkungan 20 cm. Tentukan (a) jarak bayangan (b) tinggi bayangan (c)
sifat-sifat bayangan yang terbentuk!

Penyelesaian:
Diketahui:
h = 4 cm
s = 15 cm
R = 20 cm  f = 10 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan

Jawab:

a. Jarak bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan :

s' = 30 cm
Jadi jarak bayangan 30 cm di depan cermin.

b. Tinggi bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan:

Jadi, tinggi bayangan 8 cm yang berarti lebih besar dari tinggi bendanya.

c. Sifat bayangan adalah nyata, terbalik diperbesar


Sebenarnya Anda dapat menggunakan Dalil Esbach untuk menentukan sifat-sifat
bayangan. Dari data soal diketahui bahwa benda diletakkan di antara fokus utama dan
pusat kelengkungan cermin. Jadi di ruang 2 sehingga bayangannya ada di ruang 3 dan
bayangan akan bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar

Pembentukan Bayangan Oleh Cermin Cembung

Sama dengan cermin cemkung, cermin cembung jg mempunuai tiga sinar istimewa. Karena
jarak fokus dan pusat kelengkungan cermin cembung berada di belakang cermin maka
ketiga sinar istimewa pada cermin cembung tersebut adalah :

1. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali


2. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus

3. Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama

Untuk dapat melukis banyangan pada cermin cembung di perlukan minimal dua sinar
istimewa, sama caranya pada cermin cekung. Coba perhatikan contoh lukisan di bawah ini.

Benda AB di depan cermin cekung, lukisan bayangannya menggunakan dua sinar istimewa
(1) sinar datang sejajar sumbu utama di pantulkan seolah-olah dari fokus (2) sinar datang
menuju pusat kelengkungan di pantulkan kembali sehingga di peroleh bayangan A'B'.

Sifat bayangan dari benda di depan cermin cembung selalu :


Maya, Tegak, Diperkecil
Persamaan pada cermin cembung sama dengan cermin cekung, hanya pada cermin cekung
F dan R bertanda positif dan F dan R pada cermin cembung bertanda negatif

Apakah persamaan-persamaan yang ada pada cermin cekung berlaku untuk cermin
cembung? Jawabnya, ya! Persamaan-persamaan tersebut tetap berlaku. Hanya saja untuk
cermin cembung, jarak fokus dan jari-jari kelengkungan pada persamaan bertanda negatif.
Untuk jelasnya perhatikan contoh 3 di bawah ini.

Contoh:

3. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang


jari-jari kelengkungannya 30 cm. Tentukan (a) jarak bayangan (b) tinggi bayangan (c)
sifat-sifat bayangan

Penyelesaian:

Diketahui:
h = 12 cm
s = 10 cm
R = -30 cm f = -15 cm
Ditanya:
a. s'
b. h'
c. sifat-sifat bayangan

Jawab:

a. Jarak bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan

Jadi, jarak bayangan 6 cm. Tanda negatif berarti bayangan ada di belakang cermin dan
merupakan bayangan maya.

b. Tinggi bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan

Jadi, tinggi bayangan = 7,2 cm berarti ukuran bayangan lebih kecil dibanding ukuran
c. bendanya

Berdasarkan jawaban a dan b sifat-sifat bayangan adalah maya, tegak dan diperkecil

Contoh:

4. Di manakah sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari
kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk cermin itu bersifat nyata dan
berukuran 3 kali ukuran bendanya?

Penyelesaian:
Diketahui:
M = 3 x  s' = 3 s
R = 60 cm  f = 30 cm
Ditanya: s?

Jawab:
Gunakan persamaan umum cermin cekung:

lalu masukkan data soal yang telah diketahui, kita dapatkan

atau

Jadi, agar diperoleh bayangan 3 kali lebih besar dari bendanya, maka benda harus
diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin. Anda dapat memeriksa logis tidaknya
jawaban ini dengan menggunakan Dalil Esbach, bagaimana?

Contoh:

5.
Dua cermin cekung A dan B yang masing-masing berjari-jari 40 cm disusun saling
berhadapan dengan sumbu utama dan pusat kelengkungannya berhimpit. Sebuah benda
diletakkan 25 cm di depan cermin A. Tentukan (a) jarak bayangan benda yang dibentuk
oleh cermin A (b) jarak bayangan benda yang dibentuk oleh cermin B (c) perbesaran
bayangan total!
Penyelesaian:

Diketahui:
RA = 40 cm = RA = 40 cm
Jarak antara dua cermin cekung d = RA + RB = 80 cm
s A = 25 cm

Ditanya:
a. s'A ?
b. s'B ?
c. MT ?

Jawab:
Perhatikan gambar di bawah!

a. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin A s'A

Berarti benda di ruang 2 cermin A dan bayangannya pasti di ruang 3 atau sebelah kanan
CA . Untuk tepatnya kita hitung saja.
s'A = 100 cm

Jadi, jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A adalah 100 cm di depan cermin A
dengan sifat bayangan nyata, terbalik diperbesar (ingat Dalil Esbach dI atas!). Jarak
bayangan ini lebih besar dari jarak antara kedua cermin cekung itu yang hanya 80 cm.
Dengan kata lain bayangan benda berada 20 cm di belakang cermin B.
Selanjutnya bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A ini menjadi benda maya bagi
cermin cekung B dengan kata lain terdapat benda maya di ruang 4 cermin cekung B yakni
pada jarak 20 cm di belakang cermin tersebut.

b. Jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin B

Berdasarkan jawaban a diketahui data untuk cermin cekung B, yakni

Tanda minus pada s B karena benda merupakan benda maya (di belakang cermin cekung).
Jarak bayangan benda maya ini dapat ditentukan, yakni

didapat s'B = 10 cm.


Artinya, cermin cekung B membentuk bayangan nyata dari benda maya (sB ) pada jarak
s' B = 10 cm (s'B tidak bertanda negatif berarti positif) di depan cermin tersebut.
Bagaimana dapat Anda pahami? Bagus bila demikian halnya. Mari kita lanjutkan!

c. Perbesaran bayangan total

Perbesaran bayangan total maksudnya adalah perbesaran bayangan yang dilakukan oleh
kedua cermin cekung A dan B sekaligus, yaitu

Jadi, bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung A dan B 2 kali lebih besar dari bendanya.
Aberasi Sferis

Aberasi sferis bermakna ketidakmampuan cermin cekung untuk membuat bayangan benda
yang tajam (bagus, terfokus). Hal ini berkaitan dengan sinar-sinar sejajar yang tidak tepat
melewati fokus utama saat dipantulkan oleh permukaan cermin cekung. Seperti telah
diuraikan di atas dalam melukis bayangan suatu benda yang dibentuk oleh cermin cekung,
kita menggunakan tiga sinar istimewa salah satu dari tiga sinar tersebut adalah sinar yang
sejajar sumbu utama. Dalam hal ini hanya sinar-sinar yang dekat sumbu utama (sinar-sinar
paraksial) saja yang dipantulkan tepat melalui fokus utama. Sinar-sinar yang jauh dari
sumbu utama tidak dipantulkan tepat melalui fokus utama, melainkan memotong sumbu
utama di suatu titik di antara fokus utama F dan verteks O seperti diperlihatkan gambar 31.
Hal inilah yang membuat bayangan benda menjadi tidak tajam.

Gambar 31

Aberasi sferis: Sinar-sinar yang jauh dari sumbu utama tidak dipantulkan tepat melalui fokus utama.

Aberasi sferis dapat dihilangkan dengan menggunakan stopper yang berfungsi


menghalangi sinar-sinar yang jauh dari sumbu utama sehingga sinar-sinar yang masuk ke
cermin cekung hanyalah sinar – sinar paraksial saja.

Gambar 32

Menghilanglan aberasi sferis menggunakan stopper

Untuk mendapatkan bayangan yang sangat tajam biasanya digunakan cermin parabola .
Pada cermin parabola semua sinar sejajar yang mendatangi cermin dapat diarahkan
melewati fokus utama saat dipantulkan (gambar 33).
Gambar 33

Cermin parabola mengarahkan semua sinar sejajar yang mendatangi cermin agar dipantulkan melewati
fokus utama.

Karena tajamnya dalam memfokuskan sinar, cermin parabola dapat digunakan untuk
memanaskan benda-benda, yakni pada saat sinar yang difokuskan itu adalah sinar
matahari.

Sampai di sini berakhir sudah seluruh uraian kegiatan 3. Pastikan Anda telah memahami
uraian di atas dengan cara menyelesaikan tugas di bawah

Tugas Kegiatan 3
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar. Sediakan kertas kosong, pensil dan
penggaris untuk melukis proses pembentukan bayangan. Anda dinyatakan berhasil mengerjakan
tugas ini jika dapat menjawab minimal 5 dari 7 pertanyaan/soal dengan benar.

Tulislah persamaan yang menyatakan hubungan antara jarak fokus (f), jarak benda (s) dan jarak
bayangan (s') pada cermin cekung1!

Lukislah bayangan sebuah benda yang tingginya 5 cm saat diletakkan 10 cm di depan cermin
cekung yang jari-jari kelengkungannya 20 cm!

Sebuah benda diletakkan 8 cm di depan cermin cekung yang yang jari jari kelengkungannya 22
cm. Tentukan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin itu dengan menggunakan Dalil
Esbach!

Sebuah cermin cekung mempunyai jari-jari kelengkungan 5 cm. Bila sebuah benda diletakkan 2
cm di depan cermin itu, tentukanlah (a) jarak bayangan (b) perbesaran bayangan dan (c) sifat-
sifat bayangan yang terbentuk!

Sebuah benda yang tingginya 4 cm diletakkan 30 cm di depan cermin cekung yang jari-jari
kelengkungannya 20 cm. Tentukan (a) posisi bayangan (b) tinggi bayangan dan (c) sifat-sifat
bayangan!

Tentukanlah sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung!


Dispersi Pada Prisma 329
Fisika Kelas 3 > Optika Fisis

< Sebelum Sesudah >

Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-


cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma.

Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi
terbesar.

Sudut dispersi

 = u - m
 = (nu - nm)

m = sudut deviasi merah


u = sudut deviasi ungu
nu = indeks bias untuk warna ungu
nm = indeks bias untuk warna merah

Catatan :

Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan susunan
Prisma Akhromatik.

 tot =  kerona -  flinta = 0

Untuk menghilangkan deviasi suatu warna, misalnya hijau, kita gunakan susunan prisma
pandang lurus.

Dtot = Dkerona - Dflinta = 0

Gbr. Plan Paralel


Sinar datang L menghasilkan warna-warna di atas permukaan lapisan (misal minyak)
dengan syarat:

(2m -1)1/2  terang (maks)


2 nd cos r =
(2m)1/2  gelap (min)

Jika sinar datang tegak lurus permukaan lapisan maka cos r = 1

m = Orde = 1, 2, 3, ........
 = panjang gelombang cahaya di udara
n= indeks bias lapisan

Polarisasi
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.

1. Polarisasi dapat diakibatkan oleh pemantulan (Hukum Brewster)

2. Polarisator karena penyerapan selektif

3. Polarisasi karena pembiasan ganda

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.

Polarisasi dapat diakibatkan oleh pemantulan (Hukum Brewster)

tg ip = n2/n1
ip + r = 90º

ip = sudut polarisasi

Polarisator karena penyerapan selektif

I = ½ Io cos² 

 = sudut antara analisator dan


polarisator
Io = Intensitas yang datang
I = Intensitas yang diamati

Polarisasi karena pembiasan ganda, terjadi pada hablur kolkspat (CaCO3), kuarsa, mike,
kristal gula,topaz, dan es.

Contoh:

1. Pada interferensi Young dipergunakan sinar dengan panjang gelombang 5000 Angstrom.
Jarak kedua celah 1 mm, jarak layar ke celah 1 m. Berapakah jarak antara pita terang
pertama den pita terang keenam?

Jawab:

Selisih pita terang keenam (m6) dan pertama (m1) : m = m6 - m1 = 5


P.d / 1 = (2m) ½ = p . 10-3/1 = (2.5) . ½ . 5000 . 10-10 
p = 25 . 10-4 m = 2,5 mm

2. Cahaya putih diarahkan ke kisi yang memiliki 5000 goresan/cm. Hitunglah sudut difraksi
orde ke-2 untuk cahaya merah yang panjang gelombangnya 800 nm!

Jawab:

Konstanta kisi (jarak antara dua celah)  d = 1/5000 cm = 2.10-6 m

Rumus kisi difraksi :

m  = d sin 

2 . 800 . 10-9 = 2.10-6 . Sin   Sin = 0.8  = 53


Difraksi Celah
Banyak
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Peristiwa terjadinya pola-pola difraksi karena suatu kisi (celah banyak) disinari oleh cahaya
monokromatik.

eristiwa terjadinya pola-pola difraksi karena suatu kisi (celah banyak) disinari oleh cahaya
monokromatik

Jarak antara dua celah terdekat disebut konstanta kisi (d).


Karena 1 > d maka p.d / l ~ d sin .

Jadi rumusnya:

d sin  = m   d [ 1/  garis - 1]

m = orde = 1,2,3, ........

Difraksi Dan
Interferensi
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber
cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).

Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian
yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga
pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi koostruktif = maksimum) dan gelap
(interferensi destruktif = minimum).

Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber
cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).

Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian
yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber koheren, sehingga
pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi koostruktif = maksimum) dan gelap
(interferensi destruktif = minimum).

Rumus percobaan Young dan Fresnel untuk celah ganda (dua celah) adalah sama, yaitu:

p.d (2m) 1/2  terang (maks)


=
..l (2m - 1) 1/2  gelap (min)

p = jarak terang/gelap ke pusat


d = jarak dua celah terdekat
l = jarak sumber-layar
m = orde = 1,2,3, .........
 = panjang gelombang cahaya
Jarak antara 2 garis yang berdekatan (terang ke terang atau gelap ke gelap) adalah ,
sehingga

p.d
l =
..

Untuk difraksi dan interferensi pada celah tunggal (satu celah) rumusnya menjadi:

p.d (2m - 1) 1/2  terang (maks)


=
..l (2m) 1/2  gelap (min)
Dispersi Pada
Prisma
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) pada prisma

Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya


monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu) pada prisma

Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi
terbesar.

Sudut dispersi

 = u - m
 = (nu - nm)

m = sudut deviasi merah


u = sudut deviasi ungu
nu = indeks bias untuk warna ungu
nm = indeks bias untuk warna merah

Catatan :

Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan susunan
Prisma Akhromatik.

 tot =  kerona -  flinta = 0

Untuk menghilangkan deviasi suatu warna, misalnya hijau, kita gunakan susunan prisma
pandang lurus.
Dtot = Dkerona - Dflinta = 0

Warna
Benda
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
• Benda yang memantulkan suatu gelombang cahaya tertentu akan berwarna seperti
cahaya yang dipantulkannya.
• Dalam ruang yang tidak ada cahaya, semua benda terlihat hitam karena tidak ada
cahaya yang datang dan dipantulkan
• Warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain,
misalnya merah, biru dan hijau.
• Warna sekunder adalah warna campuran dari dua warna primer, misalnya kuning,
sian dan magenta.
• Warna komplemen adalah warna yang jika disatukan membentuk warna putih,
misalnya hijau + magenta  putih.
• Benda yang memantulkan suatu gelombang cahaya tertentu akan berwarna seperti
cahaya yang dipantulkannya.
• Dalam ruang yang tidak ada cahaya, semua benda terlihat hitam karena tidak ada
cahaya yang datang dan dipantulkan
• Warna primer adalah warna dasar yang dapat dipakai untuk membentuk warna lain,
misalnya merah, biru dan hijau.
• Warna sekunder adalah warna campuran dari dua warna primer, misalnya kuning,
sian dan magenta.
• Warna komplemen adalah warna yang jika disatukan membentuk warna putih,
misalnya hijau + magenta  putih.

Filter Cahaya:

Warna filter cahaya sama dengan warna cahaya yang diteruskannya, sedangkan warna
lain diserap oleh filter tersebut.

Warna Filter Warna yang diteruskan

merah merah + jingga


hijau kuning + hijau
biru biru + nila + ungu
kuning merah + jingga + kuning + hijau
magenta merah + jingga + biru + nila + unggu
sian kuning+hijau+biru+nila+ungu
Lup (Kaca Pembesar) Dan
Mikroskop
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
L U P (KACA PEMBESAR)
Lup adalah lensa cembung, digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar lebih besar
dan jelas. Syarat agar suatu benda dapat diamati secara jelas dengan memakai lup:

s=f (untuk pengamatan tidak berakomodasi)


S f
s<f (untuk pengamatan berakomodasi maksimum)

L U P (KACA PEMBESAR)

Lup adalah lensa cembung, digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar lebih besar
dan jelas. Syarat agar suatu benda dapat diamati secara jelas dengan memakai lup:

s=f (untuk pengamatan tidak berakomodasi)


S f
s<f (untuk pengamatan berakomodasi maksimum)

Pembesaran sudut lup (  ):

(tidak berakomodasi)
pp/f
PP = 25 cm (mata normal)

 Lup
pp/f + 1 (berakomodasi maksimum)

MIKROSKOP

Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif (tetap/tidak dapat digeser)
dan okuler (dapat digeser, dan berfungsi sebagai lup). Mikroskop dipakai untuk melihat
benda-benda renik, agar terlihat lebih besar dan jelas.

Jika suatu benda yang diamati mikroskop ingin terlihat jelas (berakomodasi/tidak
berakomodasi) maka benda tersebut harus diletakkan di ruang dua (R II) dari lensa objektif
(2fob > sob > fob), sehingga bayangannya terletak di ruang tiga (R III) lensa objektif
(bersifat nyata terbalik dan diperbesar).

PEMBESARAN MIKROSKOP TERBAGI DUA, YAITU:

Pembesaran linier (kedua lensa dianggap sebagai lensa gabungan):

M = | s' ok /s ok | | s' ob /s ob |

d=s ok + s' ob

Pembesaran sudut (lensa okuler dianggap sebagai lup):


M ob [pp/fok] (tidak berakomodasi)

 Mikr
M ob [pp/fok+ 1] + 1 (berakomodasi maksimum)

Catatan:

• Untuk semua jenis perbesaran apabila tidak diberi keterangan, maka perbesarannya
untuk mata tak berakomodasi.

• Penyelesaian soal-soal mikroskop prinsipnya sama dengan lensa atau cermin


gabungan, hanya jarak bayangan terhadap lensa okuler selalu negatif (s' ok = -),
berarti bayangan bersifat maya, terbalik dan diperbesar.

Mata Dan
Kaca Mata
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Suatu benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangannya terletak tepat di retina mata.

Berlaku rumus 1/f = 1/s + 1/s'

dimana f dapat berubah-ubah atau berakomodasi sesuai dengan rumus:

1/f = [n2/n1 - 1] [ 1/R1 - 1/R2]

Suatu benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangannya terletak tepat di retina mata.

Berlaku rumus 1/f = 1/s + 1/s'

dimana f dapat berubah-ubah atau berakomodasi sesuai dengan rumus:

1/f = [n2/n1 - 1] [ 1/R1 - 1/R2]

Tititk Jauh (PR) : titik terjauh yang masih dapat dilihat jelas dengan mata tidak
berakomodasi.

Tititk Dekat (PP) : titik terdekat yang masih dapat dilihat jelas dengan mata berakomodasi
maksimum.

Mata Normal seringkali diamsumsikan titik dekatnya 25 cm di depan mata (jarak baca) den
titik jauhnya di tak terhingga.

Rabun Jauh (miop, mata dekat)  PP = 2S dan PR < 


Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di depan retina. Agar benda terlihat jelas maka
dipakai kacamata berlensa negatif (divergen/cekung).

s=  s' = - PR  f = - s'

Rabun Dekat (hipermetrop, mata jauh)  PP > 25 dan PR = 


Dalam hal ini bayangan dari benda jatuh di belakang retina. Agar benda terlihat jelas maka
dipakai kacamata berlensa positif (konvergen/cembung).

s = 25 s' = - PP

Mata Tua (Presbiop)  PP > 25 dan PR < 


Agar benda terlihat jelas maka dapat digunakan kacamata bifokal
(+ dan -)

Catatan:

Untuk mata yang mengalami astigmatisma dipakai kacamata silindris.

Alat Optik.

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik


Kompetensi dasar : 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif .
: 3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari.

Alat Optik banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kaca mata, lup, mikroskop,
dan teropong. Bahkan indera penglihatan kita adalah alat optik paling sempurna pemberian
Tuhan YME. Sebelum kita lebih lanjut membahas tentang alat-alat optik yang dipergunakan
manusia untuk mengamati obyek yang kecil atau obyek yang sangat jauh, dan bahkan untuk
membantu saudara-saudara kita yang tidak dapat melihatdengan jelas pada jarak-jarak tertentu;
kita ungkap terlebih dahulu tentang mata kita.
A. Mata.

Iris : berfungsi sebagai diafragma yang berada di sekitar pupil.


Pupil : menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke dalam mata.
Kornea : bagian terluar dari mata yang berfungsi menerima cahaya.
Lensa : mengatur fokus agar cahaya tepat jatuh di bintik kuning mata.
Otot Siliar mata : otot yang berfungsi tingkat ke-cembungan lensa mata, agar tepat fokus /
akomodasi mata. (Akomodasi adalah kondisi mata yang terfokus pada obyek tertentu, disini otot
siliar berkontraksi. Sedangkan tak berakomodasi adalah kondisi mata yang rileks, biasa terjadi
saat kita melihat dengan menerawang, tanpa fokus pada satu obyekpun).
Retina : bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, dan terdapat bintik kuning yang
berfungsi menerima bayangan dari lensa mata. Seandainya bayangan dari lensa mata tidak tepat
mengenai binntik kuning retina ini, maka mata akan mengalami cacat mata (yang akan kita bahas
lebih lanjut pada sub materi berikut).
Perlu anda ketahui bahwa bayangan yang dihasilkan oleh lensa mata adalah nyata, terbalik,
diperkecil (anda sudah mempelajari pembentukan bayangan lensa positif pada kelas IX) dan
bayangan inilah yang diterima oleh bintik kuning retina.
Trus.., bagaimana kita melihat benda bisa seuai ukuran dan tidak terbalik ?
Inilah kekuasaan Tuhan; diciptakan olehnya syraf-syaraf mata yang dapat menerjemahkan
bayangan tersebut sesuai dengan aslinya, yang telah diproses melalui otak kita.

B. Miopi, Hipermetropi, dan Presbiopi.


Pada sub materi ini, anda harus memahami dengan tepat makna dari miopi, hipermetropi, dan
presbiopi.
B. 1. Miopi adalah rabun jauh/terang dekat/ tidak dapat melihat (membaca) dengan jelas pada
jarak jauh, yaitu jarak yang lebih jauh dari jarak baca terjauh (PR : Punctum Remotum). Misal
seorang anak hanya mampu membaca dengan jelas pada jarak ≤ 30 cm; artinya pada jarak > 30
cm anak ini tidak mampu membaca dengan jelas.
Mata tidak dapat mencembung dengan sempurna sesuai fokus pada jarak tertentu, sehingga
bayangan yang dihasilkan oleh lensa mata tidak sampai pada bintik kuning retina. Orang yang
mengalami miopi akan membawa obyek (bacaan) dekat dengan matanya yaitu pada jarak kurang
dari sama dengan PR-nya.

Rumus : f = - PR

B. 2. Hipermetropi adalah rabun dekat/terang jauh/ tidak dapat melihat (membaca) dengan jelas
pada jarak dekat, yaitu jarak yang lebih dekat dari jarak baca terdekat (PP: Punctum Proximum).
Misal seseorang hanya mampu membaca dengan jelas pada jarak ≥ 30 cm; artinya pada jarak <
30 cm (atau Sn: jarak baca normal 25 cm) orang ini tidak dapat membaca dengan jelas.
Mata tidak dapat memipih dengan sempurna sesuai fokus pada jarak tertentu, sehingga bayangan
yang dihasilkan oleh lensa mata melewati bintik kuning retina. Orang yang mengalami
hipermetropi akan membawa obyek (bacaan) jauh dengan matanya yaitu pada jarak PP-nya.

Rumus : 1/f=1/s+1/s^’

B. 3. Presbiopi
adalah cacat mata dengan kondisi campuran, artinya mengalami miopi dan hipermetropi
sekaligus. Jadi untuk menyelesaikan kasus ini, harus menggunakan penerapan analisa miopi dan
hipermetropi bersamaan. Cacat mata ini dibantu dengan lensa bifokal, gabungan lensa negatif
(untuk miopi) dan lensa positif (untuk hipermetropi)

Latihan 1 :
1. Nyatakan kekuatan lensa dari beberapa fokus lensa berikut ini :
a. f = 20 cm c. f = -50 cm e. f = 2 m
b. f = - 0,5 m d. f = 25 cm
2. Nyatakan fokus lensa dari beberapa kekuatan lensa berikut ini :
a. P = 2 D c. P = 0,5 D e. P = - 10 D
b. P = - 0,01 D d. P = 100 D
3. Seorang anak menggunakan kaca mata dengan kekuatan lensa -2 D, berapa jarak bacanya
tanpa kaca mata ? (….kasus miopi, karena digunakan lensa negatif)
4. Berapa jarak baca seseorang saat melepas kacamata dengan kekuatan lensa 1 D agar dapat
membaca pada jarak baca normal ketika menggunakan kaca mata ? (….kasus hipermetropi,
karena digunakan lensa positif)
5. Saat tidak menggunakan kaca mata, seseorang hanya mampu melihat jelas pada jarak ≤ 50
cm . Berapa kekuatan lensa yang harus digunakan agar dapat melihat dengan jelas seperti orang
normal ? (….kasus miopi, karena orang tidak mampu melihat lebih jauh dari 50 cm)
6. Ketika melepas kaca mata, pak kur dapat membaca dengan jelas pada jarak ≥ 40 cm. Berapa
kekuatan lensa kaca mata yang harus digunakan olehnya agar dapat membaca pada jarak baca
normal ? (….kasus hipermetropi, karena orang tidak mampu melihat lebih dekat dari 40 cm)
7. Kakek pak kur hanya dapat melihat dengan jelas pada jarak antara 40 cm sampai 60 cm.
Bagaimana cara membantu kakek pak kur agar dapat melihat jauh dan membaca pada jarak baca
normal ? (….kasus presbiopi, karena hanya mampu membaca/melihat jelas pada jarak antara 40
cm s/d 60 cm; PP : yang terdekat :: 40 cm; PR : yang terjauh :: 60 cm)

C. Lup.
Lup adalah lensa positif, artinya pada lup tetap menggunakan analisa dan kaidah lensa positif.
1/f=1/s+1/s^’ M=s^’/s

a. Mata berakomodasi :
syarat : s < f (benda harus diletakkan diantara fokus lensa dan verteks)
s’ = - PP = - 25 cm (jarak baca normal)
M=s^’/s atau M=25/f + 1

b. Mata tak berakomodasi :


syarat : s = f (benda harus diletakkan tepat pada fokus lensa)
s’ = ∞ (bayangan berada di tak terhingga)
M=s^’/s atau M=25/f

D. Mikroskop.
Mikroskop merupakan perpaduan dua lensa positif, lensa yang dekat preparat disebut lensa
obyektif, sedangkan lensa yang dekat dengan mata pengamat adalah lensa okuler.
Lensa obyektif memiliki fokus lebih kecil/lebih pendek dari fokus lensa okuler ( fob < fok ).
a. Mata berakomodasi :
syarat : sok’ = - 25 cm
1/fob=1/sob+1/〖sob〗^’ Mob=〖sob〗^’/sob
1/fok=1/sok+1/〖sok〗^’ Mok=〖sok〗^’/sok
Mtotal=[〖sob〗^'/sob 〖sok〗^'/sok]
Atau Mtotal=〖sob〗^’/sob[25/fok+1]

b. Mata tak berakomodasi :


syarat : sok =fok
1/fob=1/sob+1/〖sob〗^’ Mob=〖sob〗^’/sob
1/fok=1/sok+1/〖sok〗^’ Mok=〖sok〗^’/sok
Mtotal=[〖sob〗^'/sob 〖sok〗^'/sok] Atau Mtotal=〖sob〗^’/sob[25/fok]
E. Teropong bintang.
Teropong bintang juga merupakan sistem lensa, yaitu dengan menggunakan dua lensa obyektif
dan okuler. (fob > fok )
M=fob/fok
D = fob + fok

F. Teropong bumi.
Selain dengan lensa obyektif dan lensa okuler, teropong bumi dilengkapi sebuah lensa positif
yang diletakkan diantara kedua lensa trsebut.
Lensa pembalik ini berfungsi membalik bayangan yang dihasilkan lensa obyektif tanpa
mengubah ukurannya; sehingga bayangan yang dihasilkan lensa pembalik ini akan menjadi
benda bagi lensa okuler, dengan tampilan yang benar (tanpa terbalik); dan akhirnya diperolehlah
bayangan akhir dari lensa okuler yang real dan diperbesar.
M=fob/fok
D = fob + 4fp + fok

Latihan 2 :
1. Sebuah lup menghasilkan perbesaran bayangan 20 kali saat diamati dengan mata tak
berakomodasi. Hitunglah :
a. Fokus lup (gunakan rumus perbesaran pada mata tak berakomodasi)
b. Perbesaran bayangan saat diamati dengan mata berakomodasi (gunakan rumus mata
berakomodasi)
c. Letak benda saat diamati dengan mata berakomodasi . (anda diminta menentukan s, dengan
syarat berakomodasi yaitu s’ = -25 cm)
2. Mikroskop dengan fokus obyektif dan okuler berturut-turut 1mm dan 20 cm, digunakan untuk
mengamati preparat dengan jarak 1,2 mm didepan obyektif. Hitung :
a. Perbesaran lensa obyektif (anda di tanya Mob; ttentukan dulu sob’ dengan rumus umum)
b. Perbesaran lensa okuler saat diamati dengan mata berakomodasi (sebelum menentukan Mok,
anda harus menentukan sok’ dari rumus umum; atau langsung gunakan rumus lup dengan fokus
adalah fokus okuler, karena lensa okuler berfungsi sebagai lup)
c. Perbesaran lensa okuler saat diamati dengan mata tak berakomodasi (langsung gunakan rumus
Mok, dengan sok= fok, karena mata tak berakomodasi)
d. Perbesaran total dan panjang mikroskop saat diamati dengan mata berakomodasi
e. Perbesaran total dan panjang mikroskop saat diamati dengan mata tak berakomodasi
3. Sebuah bintang mengalami perbesaran 200 kali saat di amati dengan teropong. Berapa panjang
teropong jika digunakan lensa dengan kekuatan 10 D sebagai lensa obyektif ? (hitung dulu fokus
lensa obyektif berdasarkan data kekuatan lensa; lalu tentukan fokus lensa okuler dari perbesaran
bayangan, setelah itu baru anda dapat menghitung panjang teropong dengan rumusnya)
4. Teropong bumi menggunakan lensa obyektif dengan kekuatan lensa 10 D, dan lensa pembalik
dengan kekuatan 20 D. Berapa panjang teropong, jika perbesaran yang dihasilkan adalah 5 kali ?
(langkah pertama adalah menentukan fokus lensa obyektif dan lensa pembalik; selanjutnya
hitung fokus lensa okuler dari perbesaran; dan terakhir baru tentukan panjang teropong sesuai
rumus)

II. Kalor
Standar Kompetensi : 4. MENERAPKAN KONSEP KALOR DAN PRINSIP KONSERVASI
ENERGI PADA BERBAGAI PERUBAHAN ENERGI
Kompetensi dasar : 4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor.
: 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat .
: 4.3 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang kalor (energi panas) jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut berdasarkan literatur (sumber) yang dapat anda peroleh dari buku kelas IX
yang pernah anda pelajari dan buku-buku penunjang yang lain, serta anda akan mendapatkan
literatur yang komplit jika anda buka situs internet.
1. Jelaskan pengertian dari :
a. Kalor
b. Kalor jenis
c. Kapasistas kalor
d. Kalor lebur
e. Kalor uap
f. Suhu
2. Pada suhu berapa termometer celcius dan termometer fahrenheit menunjukkan skala yang
sama ? (buktikan)

A. Perpindahan kalor.
Kalor dapat berpindah dari kuantitas tinggi ke kuantitas rendah, dalam proses perpindahannya
dapat terbagi menjadi tiga proses :
1. Konduksi : Perpindahan kalor tanpa di ikuti perpindahan partikel zat. (terjadi pada zat padat,
kalor menyebabkan partikel zat bergetar dan getaran ini memiliki energi yang digunakan untuk
mengalirkan kalor).
Contoh : panasnya sendok saat digunakan mengaduk teh panas.
Rumus : H=(k A ∆T)/L
2. Konveksi : Perpindahan kalor dengan diikuti perpindahan partikel. (terjadi pada zat cair dan
gas)
Contoh : terjadinya angin, gelombang laut, air yang dimasak.
Rumus : H=k A ΔT
3. Radiasi : Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Secara lebih lanjut dapat dijelaskan
bahwa Radiasi adalah efek gelombang elektromagnet.
Contoh : api unggun, panas matahari.
Rumus : P=e δ A T^4
Keterangan : H = P = laju hantaran kalor/laju energi per satuan waktu (watt)
K = koefisien konduktivitas/konveksi
ΔT = perubahan/ selisih suhu
A = luas penampang penerima kalor
L = panjang kolom hantaran kalor
e = emisivitas
Latihan 1 :
1). Sebuah jendela rumah dengan panjang, lebar, dan tebal berturut-turut 80 cm; 50 cm; dan 20
cm; digunakan pada sebuah rumah. Suhu di dalam ruangan dan di luar ruangan yang terbatasi
oleh jendela berturut-turut adalah 400C dan 100C. Berapa laju hantaran kalor jendela jika
koefisien konduksi termal bahan pembuat jendela adalah 2.10-4 watt/m2 0C? (…laju hantaran
kalor adalah H, untuk mencarinya anda tinggal masukkan rumus konduksi, dengan luas
penampang (A) = 80cm . 50cm—-karena bagian inilah yang terkena panas; dan gunakan 20 cm
sebagai L—-karena ini adalah panjang kolom hantaran)
2). Berdasarkan gambar dan data gambar; berapa suhu T ? (…pada kasus ini luas penampang dan
laju hantaran kalor kedua logam adalah sama, HP = HQ)
KP = 0,6 KQ
LP = 3 LQ

3). Dua buah benda hitam sempurna dengan ukuran sama tetapi suhu mutlak benda pertama
sama dengan dua kali suhu mutlak benda kedua. Berapa perbandingan radiasi kedua benda ? (…
jelas di sini ukuran benda adalah sama, gunakan rumus perbandingan radiasi kedua benda
dengan mencoret luas benda, dan suhu pertama=2 kali suhu benda kedua)
4). Perhatikan gambar logam yang dipanaskan pada bagian ujungnya di bawah ini.

Berapa laju hantaran kalor logam jika koefisien konduksi termal logam adalah 1.10-4 watt/m2
0C? (…gunakan luas penampang A : 20cm . 10cm, dan panjang kolom hantaran kalor L adalah
80cm)
5). Berdasarkan gambar dan data gambar; berapa perbandingan laju hantaran kalor logam P
terhadap logam Q ? (ukuran logam P dan Q adalah sama)

KP = 0,5 KQ

6). Dua buah benda hitam sempurna dengan ukuran sama dan suhu mutlak benda pertama adalah
T, sedangkan suhu mmutlak benda kedua adalah 3 T. Berapa perbandingan radiasi kedua benda ?
(…biasa gunakan perbandingan radiasi)

B. Pemuaian.
Dalam sub materi ini akan kita bahas terlebih dahulu tentang efek yang dialami benda jika
menerima kalor yaitu Pemuaian (efek ini juga berlaku sama pada benda yang kehilangan kalor
yaitu Penyusutan)
1. Pemuaian panjang :
∆L= α L_0 ∆T
∆L= L_(1 )- L_0
2. Pemuaian luas :
∆A= β A_0 ∆T
∆A= A_(1 )- A_0
3. Pemuaian volume :
∆V= γ V_0 ∆T
∆V= V_(1 )- V_0
Latihan 2 :
1). Sebuah lempeng logam dengan panjang 40 cm dan lebar 10 cm, dan suhu 200C. Berapa luas
penampangnya ketika suhunya menjadi 1000C, jika koefisien muai panjang logam adalah 2 . 10-
4/0C ? (…gunakan langsung rumus pemuaian luas, pertama tentukan pertambahan luas ΔA, lalu
baru tentukan A1)
2). Bejana terbuat dari logam berbentuk kubus dengan panjang rusuk 10 cm, di isi penuh dengan
air. Berapa banyaknya air yang tumpah jika suhu awal dan suhu akhir sistem berturut-turut 200C
dan 800C ? (koefisien muai panjang logam= 1/3 . 10-4/0C dan koefisien muai volume air= 2 .
10-4/0C) (…tentukan koefisien muai volum logam, lalu gunakan rumus volume tumpah)
3). Sebuah logam mengalami pertambahan panjang 0,001 cm ketika mengalami perubahan suhu
sebesar 200C . Berapa pertambahan panjang logam ketika mengalami perubahan suhu sebesar
600C ? (dalam meter) (…gunakan perbandingan perubahan panjang dari pemuaian panjang)
4). Bejana terbuat dari logam dengan volume 1 liter, di isi penuh dengan air. Berapa banyaknya
air yang tumpah jika suhu awal dan suhu akhir sistem berturut-turut 400C dan 800C ? (koefisien
muai panjang logam= 1/3 . 10-4/0C dan koefisien muai volume air= 2 . 10-4/0C)

C. Perubahan wujud air.


Disini kita akan membahas tentang efek benda yang menerima kalor dan atau melepaskan kalor
yaitu Perubahan Wujud; dan kita fokuskan pada perubahan wujud air karena ini sebagai dasar
bagi benda yang lainnya. “sub materi perubahan wujud air ini adalah dasar dari penerapan Asas
Black yang akan pelajari di akhir materi kalor”.

Keterangan : a. Tahap dengan wujud es pada suhu di bawah nol.


b. Tahap es melebur, terjadi pada suhu nol derajat celcius.
c. Tahap dengan wujud air (cair), pada suhu antara nol sampai seratus derajat celcius.
d. Tahap air mendidih, terjadi pada suhu seratus derajat celcius.
e. Tahap dengan wujud uap air (gas), pada suhu diatas seratus derajat celcius.
Jika proses dari bawah ke atas (a-b-c-d-e) diperlukan energi.
Jika proses dari atas ke bawah (e-d-c-b-a) energi dilepaskan.
Grafik perubahan wujud air di atas menunjukkan bahwa sebongkah es akan memerlukan lima
langkah atau proses penyerapan energi untuk menjadi uap air. Dan sebaliknya uap air akan
menjadi es pun diperlukan lima proses perubahan energi.

D. Asas Black.
Asas Black adalah asas yang membahas tentang aliran kalor, benda dengan kalor besar akan
memberikan kalor kepada benda yang memiliki kalor lebih kecil. Dengan kata lain kalor yang
dilepas oleh benda dengan kalor besar adalah sama besar dengan kalor yang diterima oleh benda
yang memiliki kalor kecil agar tercapai kesetimbangan termal.
Secara matematis asas Black ini dapat dituliskan :
Q_Serap 〖=Q〗_(lepas )
Misal ada es di campur dengan air, maka es akan menyerap kalor (Qserap) dan air menjadi
bagian yang menyerap kalor (Qlepas).

Latihan 3.
1. Berapa kalor yang diperlukan untuk mengubah es 50 gr; -40C menjadi air pada suhu 200C ?
(…disini es akan mengalami tiga kali proses; yaitu es, melebur, dan menjadi air)
2. Kalor yang terbuang pada uap air 1200C, 50 gr menjadi es pada suhu -50C adalah …(…uap
air akan mengalami lima langkah proses)
3. Es 10 gr, 00C dicampur dengan air 80 gr, 400C akan menghasilkan suhu campuran sebesar …
(…jelas es menyerap kalor dan air melepas kalor, es melalui dua proses sedangkan air melalui
satu proses)
III. LISTRIK DINAMIS

Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah


dan berbagai produk teknologi
Kompetensi dasar : 5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana
(satu loop)
5. 2 Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari.
5.3 Menggunakan alat ukur listrik

Anda pernah kenal rangkaian seri dan rangkaian paralel ? Apa itu hukum ohm ya ???
Semua pertanyaan diatas sudah anda ketahui jawabannya ketika di kelas IX, pada materi ini kita
akan mengulang lagi beberapa materi yang telah anda ketahui dan akan kita perdalam lagi.
Siapkan anda ?, kencangkan seatbealt anda kita akan melaju dengan cepat !

A. Hukum Ohm

Sebelum lebih lanjut kita membahas tentang Hukum Ohm dan aplikasinya pada rangkaian
reistor, kita perlu tahu terlebih dahulu tentang :
A.1. Kuat arus (I)
Kuat arus adalah aliran muatan (Q) dalam satu-satuan waktu dari kutub positif menuju kutub
negatif melalui rangkaian.

Sesuai pengertian dari kuat arus yang tertulis di atas, maka kuat arus (I) dapat dirumuskan secara
matematis :
I= Q/t
A.2. Rangkaian Resistor
A.2.1. Rangkaian resistor Seri

Ingat :
Pada rangkaian seri ____ I sama
____ V berbeda
A.2.2. Rangkaian resistor Paralel

Ingat :
Pada rangkaian paralel ____ I berbeda
____ V sama

A.3. Hukum I Kirchoff


Jumlah kuat arus yang masuk pada titik percabangan rangkaian listrik adalah sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar titik percabangan.

Latihan 1.
1. Dalam rangkaian listrik tertutup mengalir muatan sebesar 15. 10-2 C dalam waktu 0,5 menit,
berapa besar kuat arus yang mengalir ?
2. Berapa jumlah elektron yang mengalir pada rangkaian listrik tertutup sederhana jika mengalir
arus listrik sebesar 2 A dalam waktu pengamatan 4 detik ? (muatan sebuah elektron adalah 1,6 .
10-19)
3. Tentukan nilai hambatan pengganti dari rangkaian resistor berikut ini !
a.

b.

4. Berapa besar dan kemana arah kuat arus pada percabangan yang tersisa ?

5. Tentukan kuat arus dan potensial pada tiap resistor berikut :


a.

b.

B. Hukum II Kirchoff
Pada rangkaian listrik tertutup terjadi ∑▒〖V+ ∑▒〖I R=0〗〗

C. Alat ukur listrik (Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter)


Secara umum cara pembacaan AVOmeter adalah sama yaitu :
Hasil pengukuran= (skala yang di tunjuk jarum)/(skala maximum) ×batas ukur

LKS Listrik Dinamis

1. Tujuan :
a. Mengukur kuat arus yang melalui resistor pada rangkaian listrik sederhana.
b. Mengukur beda potensial pada resistor dalam rangkaian listrik sederhana.
2. Landasan Teori :
a. Kuat arus.
Saat mengukur kuat arus pada resistor, amperemeter harus terpasang seri; karena pada rangkaian
seri, kuat arus adalah sama.

b. Potensial.
Ketika mengukur potensial pada rangkaian, voltmeter harus terpasang paralel; karena pada
rangkaian paralel, potensial adalah sama.

3. Alat :
a. Resistor
b. Sumber tegangan DC
c. AVO meter
d. kabel
4. Cara Kerja :
Mengukur kuat arus dan tegangan sesuai dengan tabel data.
5. Data :
No Batas Ukur Kuat arus
1.
2.
3.
4.
5.

No Batas Ukur Potensial/Tegangan


1.
2.
3.
4.
5.
6. Analisa :

7. Kesimpulan :
a. Nilai Resistor.
b. Nilai Kuat arus.
c. Nilai Potensial.

Leave a response
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.

http://del.icio.us/wordpress

SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari  menghasilkan sinar infra merah.
3. Lampu merkuri  menghasilkan ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam  menghasilkan
sinar X (digunakan untuk rontgen).
5. Inti atom yang tidak stabil  menghasilkan sinar gamma.

Sifat-sifat

1. Dapat merambat dalam ruang hampa.


2. Merupakan gelombang transversal (arah getar  arah rambat), jadi dapat
mengalami polarisasi.
3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.
4. Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet.

Catatan:

Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena mudah
dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
Ada 2 macam cara membawa gelombang bunyi:

1. Modulasi Amplitudo (AM)


Amplitudo gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang bunyi
dengan frekuensi tetap.
2. Modulasi Frekuensi (FM)
Frekuensi gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang bunyi
dengan amplitudo tetap.

Sistem FM lebih unggul daripada AM karena FM dapat mengurangi desau akibat kelistrikan
diudara, walaupun jangkauannya terbatas sekali.

1. Dapat merambat dalam ruang hampa.


2. Merupakan gelombang transversal (arah getar  arah rambat), jadi dapat
mengalami polarisasi.
3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.
4. Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet.

1. Dapat merambat dalam ruang hampa.


2. Merupakan gelombang transversal (arah getar  arah rambat), jadi dapat
mengalami polarisasi.
3. Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.
4. Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet.

Catatan:

Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena mudah
dipantulkan oleh lapisan ionosfer.

Ada 2 macam cara membawa gelombang bunyi:

1. Modulasi Amplitudo (AM)


Amplitudo gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang bunyi
dengan frekuensi tetap.
2. Modulasi Frekuensi (FM)
Frekuensi gelombang radio disesuaikan dengan frekuensi gelombang bunyi
dengan amplitudo tetap.

Sistem FM lebih unggul daripada AM karena FM dapat mengurangi desau akibat kelistrikan
diudara, walaupun jangkauannya terbatas sekali.

Teori
Maxwell
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan
magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan
medan magnet saling tegak lurus.

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan


magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan
medan magnet saling tegak lurus.

TEORI MAXWELL

Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalah:

1. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet.


2. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cepat rambat gelombang
elektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas () dan permeabilitas () zat.

 o = 8.85 x 10-12 C2/Nm2


C = 1 /( o .  o) = 3 x 108 m/s c =f . 
 o = 12.56 x 10-7 wb/amp.m

Spektrum Dan Sumber Gelombang


Elektromagnetik
Written by kampunq
Wednesday, 23 January 2008
SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan
penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk
mempelajari struktur molekul

Sinar tampak mempunyai panjang gelombang 3990 Aº - 7800 Aº.


Ultra ungu
dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik
spektroskopi.

SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan
penerima gelombang.
Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk
mempelajari struktur molekul

Sinar tampak mempunyai panjang gelombang 3990 Aº - 7800 Aº.


Ultra ungu
dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik
spektroskopi.

SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari infra merah.
3. Lampu merkuri :ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam:sinar X (digunakan
untuk rontgen).

5. Inti atom yang tidak stabil : sinar gamma.

Anda mungkin juga menyukai