Anda di halaman 1dari 27

FISIKA DASAR

CAHAYA: OPTIKA GEOMETRI


Mahdiya Nayla S.Si., M.Si
Pembentukan bayangan oleh cermin datar
Ketika satu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang rata kita
definisikan sudut datang θi , sebagai sudut yang dibuat berkas sinar
datang dengan garis normal terhadap permukaan (‘normal” berarti tegak
lurus dan sudut pantul θr sebagai sudut yang dibuat berkas sinar pantul
dengan garis normal. Untuk permukaan-permukaan yang rata, ternyata berkas sinar datang
dan pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal permukaan di mana ini
merupakan hukum pemantulan
Contoh 1. Pemantulan pada cermin datar
Dua buah cermin datar saling tegak lurus satu sama lain. Berkas cahaya
datang dengan sudut 15o terhadap cermin pertama (seperti pada gambar.
Berapa sudut pantul yang terbentuk terhadap cermin kedua?

Pendekatan.
Kita dapat membuat sketsa jalannya sinar pada kedua cermin dan gambarkan
pantulannya dengan bantuan dua garis normal (Garis putus-putus) dari tiap-tiap cermin.
Penyelesaian.
Pada gambar, 𝜃1 = 15° = 90° , maka 𝜃1 = 75° . Dari hukum pantulan didapat pula
𝜃2 = 𝜃1 = 75°. Dari pengetahuan kita bahwa jumlah sudut-sudut segitiga selalu bernilai
180o dan dari soal yang menyatakan bahwa kedua cermin saling tegak lurus, kita dapatkan
𝜃2 + 𝜃3 + 90° = 180° . Dengan demikian 𝜃3 = 180° − 90° − 75° = 15° . Dari hukum
pantulan diperoleh 𝜃4 = 𝜃3 = 15° , sehingga sudut pantulan sinar terhadap permukaan
cermin kedua 𝜃5 = 75°.

Catatan.
Sinar pantul sejajar dengan sinar datang. Reflektor (pemantul) yang dipakai di sepeda, mobil
dan penerapan lainnya menggunakan prinsip ini.
Pembentukan bayangan oleh cermin Sferis
Permukaan-permukaan yang memantulkan cahaya dapat berbentuk
melengkung, biasanya berbentuk sferis yang berarti cermin tersebut akan
membentuk bagian dari bola.
Cermin sferis disebut cembung (konveks) jika pantulan terjadi pada permukaan luar bentuk
sferis sehingga pusat permukaan cermin menggembung ke arah luar menuju pengamat.

Cermin dikatakan cekung (konkav) jika permukaan pemantulnya ada pada permukaan dalam
bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi pengamat.

Panjang fokus cermin adalah setengah dari radius kelengkungan


𝑟
𝑓=
2
Pembentukan bayangan-Diagram berkas cahaya
Untuk cermin cekung, dimana O adalah radius kelengkungan cermin,
F adalah fokus dan O’ adalah benda, maka

1. Berkas I berasal dari O’ sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui F

O’

Sumbu Utama
O F
2. Berkas II melalui F terpantul sejajar dengan sumbu utama

O’

Sumbu Utama
O F
3. Berkas III melalui pusat kelengkungan cermin O, dipantulkan
kembali

O’

Sumbu Utama
O F
Letak bayangan benda untuk cermin sferis dapat dihitung dengan:
1 1 1
= +
𝑓 𝑑𝑜 𝑑𝑖
Tinggi bayangan benda untuk cermin sferis dapat dihitung dengan:
ℎ𝑜 𝑑𝑜
=
ℎ𝑖 𝑑𝑖
Pembesaran bayangan benda untuk cermin sferis dapat dihitung dengan:
ℎ𝑖 𝑑𝑖
𝑚= =−
ℎ𝑜 𝑑𝑜
Dengan:
do = jarak objek
di = jarak bayangan
ho = tinggi objek
hi = tinggi bayangan
m = perbesaran
Contoh 2. Bayangan pada cermin cekung
Benda setinggi 1,5 cm terletak 20,0 cm di depan cermin cekung yang
memiliki radius kelengkungan 30,0 cm. Tentukan (a) posisi bayangan
terbentuk dan (b) ukurannya
Pendekatan.
Kita hitung panjang fokus cermin dari radius kelengkungan cermin 𝑓 = 𝑟Τ2 = 30,0Τ2 =
15,0 𝑐𝑚. Pada dasarnya benda terletak antara fokus (15,0 cm) dan radius (30,0 cm).

Penyelesaian.
r = 30,0 cm; f = 15,0 cm; do = 20,0 cm
(a) Kita mulai dengan menuliskan persamaan cermin
1 1 1 1 1 1
= − = − = = 0,0167𝑐𝑚−1
𝑑𝑖 𝑓 𝑑𝑜 15,0 𝑐𝑚 20,0 𝑐𝑚 60 𝑐𝑚
60
𝑑𝑖 = = 60 𝑐𝑚
1
Jadi, karena di = 60 cm (positif), maka bayangan terletak di depan cermin, disisi yang sama
dengan benda
(b) Perbesaran lateralnya adalah
𝑑𝑖 60,0 𝑐𝑚
𝑚=− =− = −3,00
𝑑𝑜 20,0 𝑐𝑚
Dengan demikian tinggi bayangannya adalah
ℎ𝑖 = 𝑚ℎ𝑜 = −3,00 1,5 = −4,5 𝑐𝑚
Tanda minus menunjukkan bahwa bayangan terbalik.
Catatan.
Ketika letak benda dari cermin lebih jauh dari titik fokus, bayangan yang terbentuk selalu
terbalik dan nyata.

Cermin Cembung
Sifat bayangan cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil. Perhitungan pada cermin
cekung juga berlaku untuk cermin cembung, tetapi jarak fokus bernilai negatif sebagaimana
radius kelengkungannya.
Contoh 3. Kaca spion yang cembung.
Kaca spion mobil yang cembung memiliki radius kelengkungan 16,0 cm.
Tentukan posisi bayangan dan perbesarannya untuk benda yang terletak
10,0 m dari cermin.

Penyelesaian
Pusat kelengkungan cermin cembung berada di belakang cermin sebagaimana juga titik
fokusnya. Diketahui radius kelengkungan r = -16,0 cm sehingga 𝑓 = 𝑟Τ2 = −16,0Τ2 = −8,0
cm. Benda terletak di depan cermin pada jarak do=10,0 m. Persamaan cermin memeberikan
1 1 1 1 1 −10,0 − 8,0 18
= − = − = =−
𝑑𝑖 𝑓 𝑑𝑜 −8,0 𝑚 10,0 𝑚 80,0 𝑚 80,0 𝑚
Jadi, 𝑑𝑖 = −80,0 𝑚Τ18 = −4,4 𝑚.
Perbesarannya
𝑑𝑖 −4,4 𝑚
𝑚=− =− = +0,44
𝑑𝑜 10,0 𝑚
Indeks Bias: Hukum Snellius
Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut
datang. Hubungan analitis antara θ1 dan θ2 (dikenal sebagai hukum
Snellius dituliskan:
𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2

θ1 adalah sudut datang dan θ2 adalah sudut bias (diukur terhadap garis normal/ garis tegak
lurus permukaan). n1 adalah indeks bias medium 1 dan n2 adalah imdeks bias medium 2.
Contoh 4. Pembiasan melalui kaca datar
Cahaya jatuh pada potongan kaca tebal yang rata dengan sudut datang
60o. Jika indeks bias kaca sebesar 1,50. (a) berapa sudut bias 𝜃𝐴 pada
kaca (b) berapa sudut 𝜃𝐵 dari berkas yang muncul dari kaca?
Pendekatan.
Kita gunakan hukum Snellius dua kali; di permukaan pertama di mana
cahaya memasuki kaca, dan di permukaan kedua di mana cahaya keluar
dari kaca dan masuk ke udara.
Penyelesaian
(a) Kita anggap berkas datang berawal dari udara, sehingga n1 = 1,00 dan n2 = 1,50.
Kemudian kita dapatkan
1,00 sin 60,0° = 1,50 sin 𝜃𝐴
1,00
sin 𝜃 = sin 60,0° = 0,866
1,50
Sehingga θA = 60,0o. Dengan demikian, arah berkas cahaya tidak berubah dengan melewati
potongan kaca tebal yang rata.
Contoh 5. Kedalaman semu pada kolam
Seorang perenang menjatuhkan kacamata renangnya di dasar kolam
dangkal, dengan kedalaman 1,00 m. Tetapi kacamata tersebut tidak
nampak sedalam itu. Berapa kedalaman kacamata yang tampak ketika
anda melihat langsung ke dalam air?
Pendekatan.
Diagram berkas cahaya pada slide sebelumnya yang menunjukkan dua
berkas ke arah atas dari posisi di mana kacamata berada pada sudut kecil dan
dibiaskan di batas medium air-udara. Kedua berkas tersebut dibiaskan
menjauhi garis normal pada waktu keluar dari air. Berkas tampak menyebar dari suatu titik
yang lebih tinggi dari kacamata (garis putus-putus). Inilah alasan kenapa kedalaman air
tampak lebih dangkal dari pada aslinya.

Penyelesaian.
Untuk menghitung kedalaman semu d’ jika diketahui kedalaman sebenarnya d = 1,0 m
digunakan hukum Snellius dengan n1 = 1,33 untuk air dan n2 = 1,00 untuk udara:
𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2
Untuk n2 = 1,00 dan sudut yang dibentuk sangat kecil, sehingga sin 𝜃 = tan 𝜃 = 𝜃 dengan θ
dalam radian, dengan demikian hukum Snellius akan menjadi
𝜃2 = 𝑛1 𝜃1
𝑥 𝑥
Dari gambar diketahui bahwa 𝜃2 = tan 𝜃2 = ′ dan 𝜃1 = tan 𝜃1 = .
𝑑 𝑑
Dengan memasukkan persamaan-persamaan ini ke dalam hukum Snellius
𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2 (n2 = 1) akan didapatkan
𝑥 𝑥

= 𝑛1
𝑑 𝑑
Atau

𝑑 1,0 𝑚
𝑑 = = = 0,75 𝑚
𝑛1 1,33
Kedalaman kolam terlihat hanya tiga perempat dari kedalaman sesungguhnya.

Catatan
Secara umum, kedalaman air akan lebih dalam dibanding yang terlihat
Persamaan Lensa Tipis
Pada umumnya persamaan pada lensa sama dengan persamaan pada cermin
Letak bayangan benda:
1 1 1
= +
𝑓 𝑑𝑜 𝑑𝑖
Tinggi bayangan benda:
ℎ𝑜 𝑑𝑜
=
ℎ𝑖 𝑑𝑖
Pembesaran bayangan benda:
ℎ𝑖 𝑑𝑖
𝑚= =−
ℎ𝑜 𝑑𝑜
Dengan:
do = jarak objek
di = jarak bayangan
ho = tinggi objek
hi = tinggi bayangan
m = perbesaran
Daya atau kekuatan lensa P:
1
𝑃=
𝑓
Satuan untuk daya lensa adalah dioptri (D) yang merupakan kebalikan dari
meter, 1 D = 1 m-1.

Perjanjian tanda untuk lensa:


1. Panjang fokus positif untuk lensa konvergen (cembung) dan negatif untuk lensa divergen
(cekung)
2. Jarak benda positif jika berada di sisi lensa yang sama dengan datangnya cahaya (kasus
umumnya seperti ini, walaupun jika lensa digunakan dengan kombinasi mungkin tidak
demikian), selain itu negatif
3. Jarak bayangan positif jika berada di sisi lensa yang berlawanan dengan arah datangnya
cahaya; jika berada di sisi yang sama, di negatif. Secara ekuivalen, jarak bayangan positif
untuk bayangan nyata dan negatif untuk bayangan maya.
4. Tinggi bayangan hi positif jika bayangan tegak dan negatif jika bayangan terbalik relatif
terhadap benda
Contoh 5. bayangan yang dibentuk oleh lensa konvergen
(a) Di mana posisi dan (b) berapa ukuran, bayangan daun setinggi 7,6 cm
yang diletakkan 1,00 m dari lensa kamera dengan panjang fokus +50,0 mm?

Penyelesaian.
(a) Posisi bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan lensa, lensa kamera adalah
lensa konvergen dengan 𝑓 = +5,00 𝑐𝑚 dan 𝑑𝑜 = 100 𝑐𝑚 sehingga
1 1 1 1 1 20,0 − 1,0 19,0
= − = − = =
𝑑𝑖 𝑓 𝑑𝑜 5,00 𝑐𝑚 100 𝑐𝑚 100 𝑐𝑚 100 𝑐𝑚
Kemudian ambil kebalikannya
100 𝑐𝑚
𝑑𝑖 = = 5,26 𝑐𝑚
19,0
Atau 5,26 cm di belakang lensa
(b) Perbesarannya adalah
𝑑𝑖 5,26 𝑐𝑚
𝑚=− =− = −0,0526
𝑑𝑜 100 𝑐𝑚
Maka
ℎ𝑖 = 𝑚ℎ𝑜 = −0,0526 7,6 𝑐𝑚 = −0,40 𝑐𝑚
Tinggi bayangannya 0,40 cm atau 4,00 mm
Perjanjian tanda, jarak bayangan di positif, sehingga bayangan terletak di belakang lensa.
Tinggi bayangan ℎ𝑖 = −0,40 𝑐𝑚 , tanda minus berarti bayangan terbalik
Contoh 6. Lensa Divergen
Di mana seekor serangga harus diletakkan agar lensa divergen dengan
panjang fokus 25 cm membentuk bayangan maya yang terletak 20 cm dari
lensa di sisi yang sama dengan benda?

Penyelesaian
Lensanya divergen, sehingga f negatif: f = - 25 cm. Jarak bayangan haruslah bernilai negatif
juga karena bayangan berada di depan lensa (ingat perjanjian tanda), sehingga di = -20 cm
1 1 1 1 1 −4 + 5 1
= − =− + = =
𝑑𝑜 𝑓 𝑑𝑖 25 𝑐𝑚 20 𝑐𝑚 100 𝑐𝑚 100 𝑐𝑚
100 𝑐𝑚
𝑑𝑜 = = 100 𝑐𝑚
1
Jadi, benda harus berada 100 cm di depan lensa
Kombinasi Lensa
Banyaknya instrumen optik yang tersusunan sebagai bentuk kombinasi
lensa. Pada umumnya, ketika cahaya melewati lebih dari satu lensa, kita
mendapatkan bayangan yang dibentuk oleh lensa pertama seakan-akan
lensa tersebut tunggal. Kemudian, bayangan ini menjadi benda untuk lensa kedua.

Contoh 7. Sistem dua lensa


Dua lensa konvergen, dengan panjang fokus f1 = 20,0 cm dan f2 = 25,0 cm diletakkan
berjarak 80,0 cm satu sama lainnya. Sebuah benda diletakkan 60,0 cm di depan lensa
pertama. Tentukan (a) posisi dan (b) perbesaran, dari bayangan akhir yang dibentuk oleh
kombinasi dua lensa ini.

Penyelesaian
(a) Benda berada pada jarak do1 = + 60,0 cm dari lensa pertama dan lensa ini membentuk
bayangan yang posisinya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan lensa
1 1 1 1 1 3−1
= − = − =
𝑑𝑖1 𝑓1 𝑑𝑜1 20,0 𝑐𝑚 60,0 𝑐𝑚 60,0 𝑐𝑚

60,0 𝑐𝑚
𝑑𝑖1 = = 30,0 𝑐𝑚
2
Bararti bayangan berada pada jarak di1 = 30,0 cm di belakang lensa pertama. Bayangan ini
menjadi benda untuk lensa kedua. Jaraknya do2 = 80,0 cm - 30,0 cm = 50,0 cm di depan lensa
kedua. Bayangan yang dibentuk oleh lensa kedua, kembali menggunakan persamaan lensa
berada pada jarak di2 dari lensa kedua
1 1 1 1 1 2−1 1
= − = − = =
𝑑𝑖2 𝑓2 𝑑𝑜2 25,0 𝑐𝑚 50,0 𝑐𝑚 50,0 𝑐𝑚 50,0 𝑐𝑚
Dengan demikian di2 = 50,0 cm di belakang lensa, ini merupakan bayangan akhir.
(b) Lensa pertama memberikan perbesaran
𝑑𝑖1 30,0 𝑐𝑚
𝑚1 = − =− = −0,500
𝑑𝑜1 60,0 𝑐𝑚
Berarti bayangan terbalik dan tingginya setengah dari tinggi benda
ℎ𝑖1 = 𝑚1 ℎ𝑜1 = −0,500 ℎ𝑜1
Tinggi bayangan akhir adalah (ingat bahwa ho2 sama dengan hi1)
𝑑𝑖2 50,0 𝑐𝑚
𝑚2 = − =− = −1,00
𝑑𝑜2 50,0 𝑐𝑚
Lensa kedua membalikkan kembali bayangan (tanda minus) tetapi tidak mengubah
ukurannya. Tinggi bayangan akhir adalah (ingat bahwa ho2 sama dengan hi1)
ℎ𝑖2 = 𝑚2 ℎ𝑜2 = 𝑚2 ℎ𝑖1 = 𝑚2 𝑚1 ℎ𝑜1 = 𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑜1
Dari persamaan terakhir ini disimpulkan bahwa perbesaran total merupakan hasil kali m1 dan
m2 yang hasilnya sama dengan −1,00 −0,50 = +0,50 atau setengah dari tinggi semula
dan tegak.
Latihan Soal
1. Berapa jauh cermin cekung (radius 21,0 cm) dari sebuah benda harus diletakkan agar
bayangan berada pada jarak tak terhinnga?
2. Sebuah lilin kecil terletak 38 cm dari cermin cekung yang memiliki radius kelengkungan 24
cm (a) berapa panjang fokus cermin? (b) di mana letak bayangan lilin? (c) apakah bayangan
tegak atau terbalik?
3. Sebuah benda berukuran tinggi 3,0 mm dan diletakkan 16 cm dari cermin cebung dengan
radius kelengkungan 16 cm. Tentukan (a) jarak bayangan (b) tinggi bayangan
4. Dua lensa, satu lensa konvergen dengan panjang fokus 20,0 cm dan lainnya lensa divergen
dengan panjang fokus -10,0 cm terpisah 25,0 cm satu sama lain. Sebuah benda berada 60,0 cm
di depan lensa konvergen. Tentukan (a) posisi bayangan akhir (b) perbesaran bayangan akhir

Anda mungkin juga menyukai