Anda di halaman 1dari 24

Nama : Aneu Siti Nurohmah

NIM : 2101219
INKUIRI 5: PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

Eksperimen 2 : pemantulan pada cermin datar

● Perhatikan cermin datar yang dihadapanmu, coba gerakan tangan kananmu apa yang
terjadi? Sekarang tangan kirimu? Apa yang terkadi? Mengapa demikian ?

Pada cermin datar nampak bayangan yang terlihat seperti keadaan kita dalam cermin,
apabila kita menggerakan tangan kanan kita, bayangan pada cermin juga ikut bergerak, namun
terlihat pada bayangan bahwa tangan kiri kita yang bergerak. Begitu juga dengan menggerakan
tangan kiri, terlihat pada bayangan bahwa tangan kanan kita yang bergerak. Sehingga dapat
dikatakan kita melihat bayangan kita yang sama besar namun tertukar kanan atau kirinya.

● Dapatkah kalian menggambarkan bayangan yang dibentuk oleh cermin datar? Perhatikan
gambar dibawah ini

Pada prinsipnya, cermin memantulkan cahaya yang datang dari benda sehingga terbentuk
bayangan yang sama dengan benda. Berdasarkan Hukum Snellius bahwa sinar datang
membentuk sudut yang sama dengan sinar pantul terhadap Garis Normal dan bidang kaca, maka
dapat dijelaskan karakteristik bayangan pada cermin datar.

Jika ada sebuah benda (A) dihadapkan pada cermin datar, maka bayangan ( A ') yang terbentuk
akan memiliki besar dan jarak yang sama dengan benda A terhadap cermin datar.
● Coba anda prediksikan bagaimana secara tehnik menggambarkan bayangan titik A yang
ditimbulkan oleh cermin datar ( misal menjadi titik A’)

Dengan cara menentukan titik potong pada bayangan yang dibentuk oleh garis pantul
terhadap benda.

Menentukan prosedur eksperimen untuk menentukan bayangan atau pantulan cermin


datar
ALAT DAN BAHAN
1. Cermin datar
2. Jarum pentul
3. Penggaris
4. Pulpen
5. Kertas HVS
6. Karton
7. Paku payung

PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Tempelkan kertas gambar pada karton dengan paku payung, lalu buat garis lurus AB di
tengah-tengah kertas.
2. Letakkan cermin ditengah-tengah karton dan berimpit dengan garis AB
3. Tancapkan jarum pentul di depan cermin dengan jarak tertentu dan beri tanda N
4. Tancapkan jarum pentul di tempat bayangan jarum pertama (N1), sehingga jarum yang
kedua tampak berimpit dengan bayangan jarum pertama, lalu titik tempat jarum kedua diberi
tanda dengan M1.
5. Ulangi cara kerja nomer 2 dan 3 untuk jarum-jarum berikutnya dan jaraknya diubah-
ubah, sehingga diproleh pasangan N2 dengan M2 dan N3 dengan M3
AB misalnya.
6. Angkat cermin datar kemudian hubungkan pasangan N dan M sehingga memotong garis
7. Ukur jarak benda (N) ke cermin dan jarak bayangan (M) ke cermin.

TABEL PENGUKURAN

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)

1 5,5 5,5

2 9 9

3 11,8 11,8

KESIMPULAN
Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan rata. Bayangan benda di dalam cermin
datar tampak berjarak sama dengan benda di depan cermin. Karena bayangan tidak dapat
diproyeksikan dikertas, maka bayangan itu disebut bayangan maya.

Membuat bayangan titik A yang dihasilkan cermin datar


Setelah menentukan eksperimen dan membuktikan bahwa sudut datang sama dengan sudut
pantul dan jarak benda sama dengan jarak bayangan pada pemantulan cermin datar. Maka, pada
sebuah benda di titik A yang berada di depan cermin datar akan memancarkan atu dilalui oleh
sinar datang yang menuju ke cermin datar. Akibat adanya pemantulan cahaya oleh cermin datar
maka terbentuk bayangan A’ di belakang cermin datar. Lintasan sinar pada pembentukan
bayangan itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Perhatikan gambar di bawah ini , prediksikan bayangan dibentuk oleh cermin datar?
Jawab : Pada cermin datar, cahaya yang datang pada cermin akan dipantulkan, dimana
pemantulannya mengikuti hukum snellius sebagai berikut :

- Sinar datang, garis normal dan sinar pantul berada pada satu bidang datar

- Besarnya sudut datang sama dengan besarnya sudut pantul

Dengan demikian, ukuran bayangan akan memiliki ukuran yang sama dengan benda dan jarak
antara cermin dengan benda akan sama dengan jarak cermin dan bayangan. Namun, bayangan
akan terbalik dengan benda aslinya, dimana saat benda asli tadinya condong ke kiri, sedangkan
pada bayangan benda akan condong ke kanan.

Buktikanlah prediksi anda melalui kegiatan eksperimen

a. Alat dan Bahan


- Jarum Pentul
- Cermin Datar
- Penggaris
- Kertas Milimeter Block
b. Prosedur Praktikum
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tancapkan 2 jarum pentul pada kertas milimeter block
3. Gunakan cermin datar dan perhatikan bayangan dari jarum pentul
4. Ukur jarak dari jarum pentul ke cermin dengan penggaris dan tandai

Bandingkan prediksi anda dengan hasil eksperimen!

Jawab : Pada hasil eksperimen dapat dilihat bahwa bayangan benda sama besar dan jarak dari
benda ke cermin = jarak cermin ke bayangan terbentuk, sehingga sesuai prediksi awal.
Berdasarkan hasil eksperimen anda, buatlah kesimpulan pembentukan bayangan oleh
cermin datar!

Jawab : Kesimpulannya ialah bayangan yang dibentuk oleh suatu benda akan memiliki ukuran
dan jarak yang sama terhadap cermin datar, hanya saja memiliki karakteristik terbalik secara
horizontal.

Eksperimen 2 : pembentukan bayangan oelh cermin datar yang membentuk sudut

Jika kita memiliki dua buah cermin datar , yang dibentuk dengan membuat sudut
sedemikian rupa (dalam gambar 90o) maka bagaimana bayangan yang terbentuk? Coba
amati apa yang terjadi?
Jawab : Benda yang diletakkan di antara dua cermin datar yang disusun membentuk sudut akan
memiliki bayangan lebih dari satu. Karena ketika pemantulan sinar datang dari objek terjadi
berkali-kali (berulang) maka akan terbentuk lebih dari satu bayangan. 

Buatlah sketsa pemantulan untuk menjelaskan hasil pengamatan anda! Jika sudutnya
diubah 30 derajat, 60 derajat , Tampilkan prediksi anda secara berkelompok!

Jawab : Apabila benda diletakkan di depan dua cermin datar yang disusun membentuk sudut
tertentu, maka sinar datang dari objek akan dipantulkan beberapa kali sehingga akan terbentuk
lebih dari satu bayangan.

Sudut 30o
Sudut 60o

Buktikan prediksi anda melalui kegiatan eksperimen. Lakukan analisis Apa yang dapat
anda simpulkan dari hasil eksperimen ini!

Jawab :

No. Sudut yang dibentuk Jumlah bayangan


(derajat)

1. 90 3

2. 60 5

3. 50 6

4. 45 7

5. 30 11

Dapat disimpulkan bahwa semakin kecil sudut yang dibentuk dua cermin datar, maka akan
semakin banyak jumlah pemantulannya sehingga jumlah bayangan yang dihasilkannya juga akan
semakin banyak.

Eksperimen 3 : pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cembung

Amati beberapa cermin di hadapanmu, ambilah sebuah cermin cekung! Apa yang dapat
Anda jelaskan tentang cermin yang Anda ambil?
Cermin cekung secara fisik bentuknya melengkung ke dalam, bayangan yang muncul akan
terbalik untuk jarak tertentu.
Sekarang bercerminlah dengan menggunakan cermin cekung. Coba ceritakan hasil
pengamatanmu! Mengapa demikian?
Yang terjadi adalah:
1. Ketika bercermin menggunakan cermin cekung dan jaraknya cukup jauh, bayangan yang
terbentuk nampak terbalik dan mengecil.
2. Ketika bercermin menggunakan cermin cekung dengan memperpendek jarak, bayangan yang
terbentuk nampak terbalik, dan bayangan membesar hingga melebihi ukuran asli mata.
3. Ketika bercermin dengan jarak yang sangat dekat, terlihat bayangan membesar dan tidak
terbalik.
Pada dasarnya, cermin cekung memiliki sifat pemantulan yang sama seperti cermin datar,
perbedaannya hanya di kelengkungan cermin. Karena kelengkungan cermin cekung, membuat
cermin ini memiliki titik pusat lingkaran (jari-jari cermin) dan fokus, di mana nilai fokusnya
adalah ½ dari jari-jari cermin. Adanya titik fokus dan titik pusat lingkaran ini menjadi acuan
pemantulan dan pembentukkan bayangan pada cermin cekung.

Apabila kita memantulkan cahaya dari benda menuju cermin cekung, maka hukum Snellius akan
tetap berlaku dan cenderung selalu melewati titik fokus setelah dipantulkan ke cermin
cekung. Begitu pula ketika kita memantulkan cahaya dari benda menuju cermin cekung
melalui fokus, maka pemantulan cahayanya akan bersifat sejajar (garis lurus). Garis potong pada
kedua cahaya inilah yang akan menggambarkan besarnya bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung. Oleh karena itu, hal yang terjadi pada pembentukan bayangan pada cermin
cekung bervariasi, karakter bayangan bergantung pada titik potong pada kedua garis pantul
cahaya tersebut.
Amati beberapa cermin di hadapanmu, ambilah sebuah cermin cembung! Apa yang dapat
Anda jelaskan tentang cermin yang Anda ambil?
Cermin cembung nampak melengkung ke luar dan bayangannya sama tegak.
Sekarang bercerminlah dengan menggunakan cermin cekung. Coba ceritakan hasil
pengamatanmu! Mengapa demikian?
Ketika bercermin menggunakan cermin cembung, nampak bayangan menjadi kecil, jika semakin
didekatkan, semakin besar bayangan yang dibentuk. Pada dasarnya, cermin cembung memiliki
sifat yang sama dengan cermin datar, perbedaannya karena kelengkungan cermin cembung,
cermin ini memiliki jari-jari dan fokus, dimana nilai fokusnya adalah ½ dari jari-jari cermin.
Adanya titik fokus ini menjadi acuan pemantulan dan pembentukan bayangan pada cermin
cekung.

Jika kita memantulkan cahaya dari benda menuju cermin cembung, hukum Snellius akan tetap
berlaku dan kita dapat menjadikan titik fokus dan pusat lingkaran dapat dijadikan sebagai acuan
pantulan. Ketika kita memantulkan cahaya dari benda ke sembarang posisi pada cermin
cembung, maka garis pantulnya akan lurus dengan titik fokus yang ada di sisi belakang cermin.
Begitu pula jika kita memantulkan cahaya dari benda ke titik M (pusat lingkaran cermin), maka
sudut sinar datangnya adalah 90 derajat yang berarti akan terpantul kembali ke sinar datang. Jika
kita menemukan titik potong antara kedua ketiga garis, maka kita dapat menentukan besar
bayangan yang dibuat oleh cermin cembung. Oleh karena itu, sesuai dengan karakteristik
pembentukan bayangannya, maka cermin cembung akan membentuk bayangan lebih kecil,
tegak, dan maya akibat dari pantulan cahaya oleh cermin cembung.

Eksperimen 4 : mengukur kelengkungan cermin

Cara mengukur jari-jari kelengkungan cermin


Spherometer digunakan untuk mengukur jari-jari (radius) dari permukaan suatu lensa dan
ketebalan suatu lempeng atau plat tipis. Untuk mendapatkan rumus jari – jari kelengkungan kaca,
dapat diperoleh dengan cara menjabarkan rumus phytagoras yang diganti lambangnya.
1
Ketelitian = mm=0,02 mm
50
0 s s
cos 3 0 = / x → X =
2 √❑
R^2 =X^2 +(R-h)^2
2 2 2 2
R = X + R + 2 R h+ h
2 2
X +h
R= =¿ ¿
2h

Memprediksi harga fokus


Hubungan antara jarak fokus dan jari-jari kelengkungan cermin cekung & cembung diberikan
dengan persamaan berikut.
R = 2f; f = ½ R
Kita dapat menentukan panjang fokus dari sebuah cermin cembung yaitu dengan bantuan cermin
datar sehingga bayangan dari cermin cembung dapat diketahui, dan fokusnya juga dapat
diketahui diketahui. Bayangan Bayangan dibentuk dibentuk oleh cermin cembung adalah maya,
tegak, diperkecil.
Kita dapat menentukan panjang fokus dari sebuah cermin cembung yaitu dengan bantuan cermin
datar sehingga bayangan dari cermin cembung dapat diketahui, dan fokusnya juga dapat
diketahui diketahui. Bayangan Bayangan dibentuk dibentuk oleh cermin cembung adalah maya,
tegak, diperkecil.

Prediksikan bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung, jika benda berjarak x > R, R >
x > f, x < f
Untuk menggambarkan bayangan yang terbentuk oleh sebuah lensa/cermin kita menggunakan
prinsip pemantulan dan pembiasan yang dikemukakan oleh Sinelius, melalui hukum ini kita akan
mudah menggambarkan bayangan yang dibentuk oleh lensa/cermin lensa/cermin dengan bantuan
bantuan sinar-sinar istimewa istimewa.
Berdasarkan prediksi anda, bagaimana bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung?
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki lengkungan ke arah luar. Cermin cembung
disebut juga sebagai cermin negatif karena sifat divergen yang dimilikinya. Menurut prediksi,
sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah tegak, diperkecil, dan maya
(bayangan tidak terbentuk pada layar).
Bagaimana caranya kita mengukur bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung?
Untuk mengukur bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung, kita dapat menggunakan 2
metode, yaitu metode praktis dan metode konseptual. Dengan metode praktis, pembentukan
bayangan dapat dilukiskan menggunakan sinar-sinar istimewa pada cermin cembung. Sedangkan
dengan metode konseptual, pembentukan bayangan dapat dilukiskan tanpa menggunakan sinar-
sinar istimewa.
Langkah pertama, gambarkan cermin cembung lengkap dengan bagian-bagiannya serta sebuah
garis, misalnya garis AB. Garis AB digambar untuk melambangkan tinggi benda. Adapun garis
AB tidak perlu terlalu tinggi. Kemudian letakkan garis tersebut di depan cermin cembung seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Langkah kedua, gambarkan sinar istimewa ke-1. Kalian bebas memilih sinar istimewa yang
mana. Sebagai contoh, kita pakai sinar istimewa yang pertama yaitu sinar datang sejajar sumbu
utama dipantulkan seolah berasal dari titik fokus. Letakkan pangkal sinar datang di titik B
kemudian tarik garis perpanjangan sinar pantul menuju titik fokus (garis putus-putus) seperti
yang diperlihatkan pada gambar berikut.

Langkah ketiga, gambarkan sinar istimewa ke-2. Kalian bisa memilih dua sinar istimewa yang
tersisa. Sebagai contoh, kita gunakan sinar istimewa yang ketiga yaitu sinar datang menuju ke
titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan
tersebut. Letakkan pangkal sinar datang di titik B kemudian tarik garis perpanjangan sinar
datang/sinar pantul menuju titik pusat kelengkungan cermin (garis putus-putus) seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Langkah keempat, titik yang merupakan perpotongan antara sinar pantul-1 dan sinar pantul-2
diberi nama B’. Titik ini merupakan bayangan dari titik B. Kemudian garis tegak lurus sumbu
utama ditarik dari titik B’ ke arah sumbu utama. Titik ini diberi nama A’ yang merupakan
bayangan dari titik A sehingga A’B’ merupakan bayangan dari garis AB. Jelasnya, perhatikan
gambar berikut ini.

Apakah bayangan dapat ditangkap oleh layar? Jika tidak bagaimana cara mengatasinya?
Pada lensa cembung, sifat bayangan adalah maya yaitu bayangan yang tidak dapat ditangkap
oleh layar. Hal ini terjadi jika sinar-sinar pantul tidak langsung berpotongan, tetapi berpotongan
di perpanjangannya. Bayangan maya dapat langsung dilihat (dengan cermin) tanpa menggunakan
layar.
Sketsalah desain pengukurannya!

Berdasarkan sketsa yang anda buat, dapatkah kita mengukur bayangan yang dibentuk
oleh lensa cembung. Buatlah prosedurnya!
Prosedur Percobaan :
1. Susun alat – alat seperti pada gambar di bawah ini.
2. Tancapkan jarum pentul di sembarang tempat
3. Atur cermin datar agar bila diamati dari titik A, bayangan yang terbentuk oleh cermin
datar berimpit dengan bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung.
4. Bila langkah 3 berhasil, ukur jarak jarum ke cermin datar (a) dan jarak antar cermin (b)
5. Ulangi percobaan di atas sebanyak 8 kali dengan jarak a yang berbeda

Apakah sketsa yang anda buat sesuai dengan hasil eksperimen, jelaskan 1
Kesimpulan apa yang dapat anda tarik dari ekspperimen ini
Kita dapat menentukan panjang fokus dari sebuah cermin cembung yaitu dengan bantuan cermin
datar sehingga bayangan dari cermin cembung dapat diketahui, dan fokusnya juga dapat
diketahui. Bayangan dibentuk oleh cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil.
Berdasarkan hasil pengamatan, berikan kesimpulan pembentukan bayangan yang pada
cermin cekung dan cembung.
- Pembentukan bayangan yang pada cermin cekung
Kita dapat menentukan titik fokus dari sebuah lensa cekung yaitu dengan menggunakan
bantuan lensa cembung terlebih dahulu dimana bayangan yang terbentuk pada lensa
cembung merupakan benda untuk lensa cekung.
- Pembentukan bayangan yang pada cermin cembung
Kita dapat menentukan panjang fokus dari sebuah cermin cembung yaitu dengan bantuan
cermin datar sehingga bayangan dari cermin cembung dapat diketahui, dan fokusnya juga
dapat diketahui. Bayangan dibentuk oleh cermin cembung adalah maya, tegak, diperkecil.

Tugas inquiry 1
n1 / s+n 2 /s' =(n2 −n1) /r
n, indeks bias
r 1 , r 2, jari-jari kelengkungan
s, jarak
s' , jarak bayangan
Pembiasan permukaan pertama
'
1/s +n /s1 =(n−1)/ r 1
Pembiasan permukaan kedua
' '
n /−s 1 +n / s =(1/ n)/ r 2

1/ s +1/s ' =(n−1)(1/r 1−1/r 2 )



Asumsi : s=tak hingga dan f untuk jarak bayangan s' .
1/f =( n−1)(1/r 1−1/ r 2 )
'
1/s +1/s =1/f

Rancangan eksperimen menentukan titik fokus cermin cembung


1. Susun alat – alat seperti pada gambar di bawah ini.
Cermin cembung
Cermin datar
Softboard
Jarum pentul
Plastisin
Mistar
Kertas frafik

2. Tancapkan jarum pentul di sembarang tempat


3. Atur cermin datar agar bila diamati dari titik A, bayangan yang terbentuk oleh cermin
datar berimpit dengan bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung.
4. Bila langkah 3 berhasil, ukur jarak jarum ke cermin datar (a) dan jarak antar cermin (b)
5. Ulangi percobaan di atas sebanyak 8 kali dengan jarak a yang berbeda
Pengolahan data
Kita akan mendapatkan data jarak jarum ke cermin datar dan jarak antar cermin, kemudian dari
data kita buat grafik. Dari grafik bisa menentukan gradiennya dengan menggunakan persamaan
'
1/ s =m(1/ s)+ 1/ f
Setelah gradien diperoleh kita menentukan sumbu yang dipotong 1/ s ' kita akan mengetahui titik
fokusny.
Rancangan eksperimen menentukan titik fokus cermin cekung
1. Susun alat seperti gambar dibawah ini

2. Atur jarak benda dari (LED ke cermin cekung), kemudian geser layar sampai padanya
terbentuk bayangan LED yang tajam dan tegas
3. Ukur jarak benda dan jarak bayangan kemudian catat hasilnya dalam tabel pengamatan
4. Ulangi percobaan diatas sampai 5 kali dengan jarak benda dan bayangan yang berbeda-
beda.

Eksperimen 7 : pembiasan pada kaca planparalel

Konsep pembiasan pada kaca planparalel


Pada pembiasan cahaya yang melalui kaca plan paralel dengan ketebalan t. Misalkan indek bias
udara = n1, indek bias kaca plan paralel = n2 maka n2 > n1 (medium kaca lebih rapat dari pada
udara). Berkas sinar datang dari udara menuju kaca plan paralel membentuk sudut i1. Berkas
sinar cahaya dibelokkan mendekati garis normal dengan sudut r1. Selanjutnya, cahaya diteruskan
menuju udara kembali dengan membentuk sudut i2 dan dibiaskan menjauhi garis normal dengan
sudut r2.

Berdasarkan gambar di atas maka dpaat diperoleh persamaan-persamaan berikut.


● i1 = r2
● r1 = i2
● i1 = i2 + α
● sin α = d/AB → AB = d/sin α
● cos r1 = t/AB → AB = t/cos r1
Prosedur eksperimen menentukan harga indeks bias planparalel
1. Meletakkan kaca di atas kertas HVS yang telah diberi alas stereoform.
2. Menjiplak kaca plan paralel tersebut dengan pensil.
3. Menancapkan jarum pentul pada posisi 1 dan 2.
4. Menancapkan jarum pentul pada posisi 3 sehingga seolah olah jarum 1,2, dan 3 terlihat
lurus (segaris).
5. Menancapkan jarum pentul pada posisi 4 sehingga seolah olah jarum 1,2,3, dan 4 terlihat
lurus (segaris).mengambil kaca dan seluruh jarum pentul dari kertas HVS.
6. Menghubungkan jarum 1,2,3, dan 4.
7. Mengukur besarnya sudut datang dan sudut bias baik pada posisi 1 maupun posisi 2.
8. Menghitung besarnya indeks bias kaca dengan menggunankan hukum II Snellius.
Hubungan matematis untuk persamaan Hukum Snellius dinyatakan dalam persamaan
n1× sin i = n2 × sin r.
Keterangan:
n1 = indek bias medium 1
n2 = indek bias medium 2
i = sudut datang
r = sudut bias

Jika anda memiliki lensa positif dengan jarak focus 12 cm, lukiskanlah bentuk-bentuk bayangan
benda yang berjarak x dari permukaan lensa !

Diketahui : jarak focus (f) = 12 cm

R = 2f

R = 24 cm

R : jari-jari lensa

Untuk x > R , bentuk bayangannya adalah sebagai berikut :

Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 26 cm

1/f = 1/x + 1/x’

1/12 =1/26 + 1/x’

1/x’ = 1/12 - 1/26 = 14/312


x’= 22,3 cm ; karena positif maka sifat bayangan adalah nyata.

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =22,3/26 = 0,86 ; bayangan diperkecil

Benda berada di ruang III, dan sifat bayangannya nyata, terbalik, dan diperkecil.

Untuk R > x > f , dimana x adalah jarak benda. Maka, bentuk bayangannya adalah sebagai
berikut :

Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 18 cm

1/f = 1/x + 1/x’

1/12 =1/18 + 1/x’

1/x’ = 1/12 - 1/18 = 6/216

x’= 36 cm ; karena positif maka sifat bayangan adalah nyata.

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =36/18 = 2 ; bayangan diperbesar.

Benda berada di ruang II dan sifat bayangannya nyata, terbalik, dan diperbesar.

Untuk x < f , dimana x adalah jarak benda. Maka, bentuk bayangannya adalah sebagai berikut :
Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 7 cm

1/f = 1/x + 1/x’

1/12 =1/7 + 1/x’

1/x’ = 1/12 - 1/7 = -5/84

x’= 16,8 cm ; karena positif maka sifat bayangan adalah nyata.

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =16,8/7 = 2,4 ; bayangan diperbesar.

Benda berada di ruang I, sifat bayangan yang terbentuk yaitu maya, tegak dan diperbesar.

Jika anda memiliki lensa negatif dengan jarak focus 12 cm, lukiskanlah bentuk-bentuk bayangan
benda yang berjarak x dari permukaan lensa ! dapatkah bayangan ini ditangkap oleh layer?
Mengapa?

Diketahui : jarak focus (f) = 12 cm

R = 2f

R = 24 cm

R : jari-jari lensa

Untuk x > R , dimana x adalah jarak benda. Maka, bentuk bayangannya adalah sebagai berikut :
Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 30 cm

1/f = 1/x + 1/x’

1/-12 =1/30 + 1/x’

1/x’ = 1/-12 - 1/30 = -42/360

x’= -8,6 cm ; tanda negatif menunjukkan bayangan berada di depan cermin (maya)

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =8,6/30 = 0,3 ; bayangan diperkecil.

Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, tegak, dan diperkecil.

Untuk R > x > f , dimana x adalah jarak benda. Maka, bentuk bayangannya adalah sebagai
berikut :

Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 30 cm

1/f = 1/x + 1/x’


1/-12 =1/18 + 1/x’

1/x’ = 1/-12 - 1/18 = -30/216

x’= –7,2 cm ; tanda negatif menunjukkan bayangan berada di depan cermin (maya)

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =7,2/18 = 0,4 ; bayangan diperkecil.

Bayangan yang terbentuk yaitu maya, tegak, dan diperkecil

Untuk x < f , bentuk bayangannya adalah sebagai berikut :

Untuk mencari jarak bayangan (x’) : jika x = 10 cm

1/f = 1/x + 1/x’

1/-12 =1/10 + 1/x’

1/x’ = 1/-12 - 1/10 = -22/120

x’= -5,4 cm ; tanda negatif menunjukkan bayangan berada di depan cermin (maya)

Untuk perbesaran bayangan yaitu dengan nilai mutlak perbandingan jarak bayangan dengan
jarak benda. |x’|/|x| =5,4/10 = 0,54 ; bayangan diperkecil.

Bayangan yang terbentuk yaitu maya, tegak, dan diperkecil

Berdasarkan hasil di atas, bayangan yang terbentuk pada lensa negatif tidak dapat ditangkap oleh
layar hal ini karena sifat bayangan adalah maya.
Tugas 2
Cara Agar Bayangan dari Lenca Cekung dapat diamati Pembentukan bayangan pada lensa
cekung mengikuti konsep pembiasan cahaya. Salah satu cara yang umum digunakan untuk
melihat pembentukan cahaya pada lensa cekung adalah dengan memanfaatkan sinar-sinar
istimewa lensa cekung
Sinar istimewa adalah sinar-sinar yang sifat pembiasannya dapat diamati dan mudah untuk
dilukis. Berikut ini adalah sifat-sifat pembiasan sinar istimewa pada lensa cekung:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah berasal dari fokus utama (F1
b. Sinar datang seolah menuju fokus kedua (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang melalui pusat optik diteruskan tanpa dibiaskan
Titik fokus utama pada lensa cekung (F1) berada di depan lensa dan merupakan titik fokus aktif
Titik fokus kedua (F2) berada di belakang lensa dan merupakan fokus pasif
Langkah-langkah melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung :
1. Menggambar lensa cekung dan bagiannya
Bagian utama yang umum digambarkan adalah sumbu utama, titik fokus (F1 dan F2), dan
pusat optik lensa
Sumbu utama adalah garis lurus (biasa ditulis dengan garis putus-putus) yang melalui
titik fokus dan pusat optik serta membagi lensa cekung menjai dua bagian dengan ukuran
yang sama
Pusat optik berada tepat di tengah lensa cekung
Titik fokus utama pada lensa cekung (F1) berada di depan lensa
Titik fokus kedua (F2) berada di belakang lensa
2. Menggambar benda di depan lensa cekung.
- Letakkan benda di depan lensa pada jarak atau posisi yang diinginkan
- Benda biasanya digambarkan dengan bentuk panah, kotak, atau bentuk mudah
yang lainnya
3. Melukis sinar istimewa pertama
- Umumnya sinar istimewa ditarik melalui bagian ujung atas benda
- Biasanya yang digunakan adalah sinar istimewa pertama, di mana sinar yang
datang sejajar sumbu utama lalu dibelokkan seolah-olah berasal dari fokus utama
(F1)
4. Melukis sinar istimewa kedua
- Biasanya menggunakan sinar istimewa ketiga, di mana sinar yang menuju pusat
optik dan diteruskan tanpa dibiaskan

5. Menggambar bayangan yang terbentuk


Dari langkah 3 dan 4, akan dilihat perpanjangan sinar bias yang digambarkan dengan
garis putus-putus dan saling perpotongan atau bertemu dengan sinar ketiga di suatu titik.
Titik tersebut adalah titik ujung dari bayangan yang terbentuk. Selanjutnya gambarkan
bayangan tepat pada perpotongan tersebut

Anda mungkin juga menyukai