Anda di halaman 1dari 3

M.

Nur Hidayatullah (120210102007)


Ratna Sari

(120210102104)

Nuri Tika Sari (120210102110)


Kelas

:C

GAYA GESEK DAN HUKUM NEWTON


Kita dapat mengartikan gaya sebagai tarikan atau dorongan yang menyebabkan
perubahan keadaan benda. Dalam keadaan tertentu gaya dapat menyebabkan benda bergerak,
namun adakalanya dalam keadaan yang lain benda tersebut tetap diam. Hal ini terjadi karena
gaya total atau resultan dari gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Misalnya
saat kita mendorong meja ke depan ternyata gaya yang kita kenakan dilawan dengan gaya
gesekan meja dengan lantai yang besarnya sama naumn arahnya berlawanan dengan gaya dorong
yang kita kerjakan. Keadaan ini disebut dengan keadaan kesetimbangan (equilibrium).
Gaya gesek yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat padat bersentuhan
secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang dan selalu berlawanan
dengan arah gerak relatif antara ke dua benda tersebut. Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja
pada benda, yaitu:
a. Gaya Gesekan Statis ( fs )
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai dari nol
sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil
dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan
yang bekerja pada benda mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada
benda tersebut. Besarnya gaya gesekan statis maksimum adalah :

dimana s adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya Normal. Besarnya gaya normal (N)
tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap bidang secara tegak lurus.
b. Gaya gesekan kinetis ( fk )
Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda sudah
bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan dirumuskan dengan :

dimana k adalah koefisien gesekan kinetis benda. Antara koefisien gesekan statis dan kinetis
mempunyai nilai yang berbeda, nilai koefisien gesekan statis selalu lebih besar daripada nilai
koefisien gesekan kinetis benda. Untuk sebuah benda diam yang terletak diatas sebuah bidang
datar kasar dan diberi gaya F, maka :

Untuk lebih jelas, kita mencoba menguraikan gaya-gaya pada sebuah balok kayu diam yang
berada di atas lantai. Agar balok dapat bergerak, maka gaya dorong yang kita berikan harus lebih
besar dari gaya geseknya yang menghambat balok kayu untuk tetap diam. Pada kondisi ini, ada
tiga kemungkinan yang terjadi pada balok kayu yaitu:

Pertama, balok belum bergerak (diam) meskipun Anda telah memberikan gaya dorong F
terhadap balok kayu. Ini terjadi bila gaya dorong yang Anda berikan jauh lebih kecil dari

gaya hambatnya (geseknya).


Kedua, balok kayu tepat akan bergerak (mulai bergerak) jika besar gaya dorong F sama

dengan gaya hambatnya.


Ketiga, balok kayu yang bergerak setelah anda memberikan gaya dorong F yang jauh
lebih besar gaya hambatnya.

Ketiga kondisi ini secara metamatis dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan:

F < fs maka benda tetap diam

F > fs maka benda tepat akan bergerak (mulai bergerak)

F > fs maka benda bergerak

Secara definisi untuk benda yang tetap diam disebut sebagai gaya gesekan statik (fs). Pada saat
benda tepat akan bergerak, maka pada keadaan ini gaya gesekan statik bernilai maksimum
demikian pula nilai koefisien gesekan statiknya dinamakan koefisien gesekan statik maksimum.
Sedangkan pada saat gaya dorong F melebihi gaya gesekan statsik maksimumnya maka balok
kayu (benda) bergerak sehingga gaya gesekan yang bekerja berubah menjadi gaya gesekan
kinetik (fk). Nilai gaya gesekan kinetik selalu lebih kecil dari gaya gesekan statik maksimum.
Hukum Newton I :
Benda yang diam akan tetap diam selama jumlah gaya yang bekerja padanya sama dengan nol
atau benda yang bergerak dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap
selama resultan gaya yang bekerja padanya sama dengan nol.

Hukum Newton II :
Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya total pada sebuah benda berbanding lurus dengan gaya
total tersebut pada arah yang sama dan berbanding terbalik dengan massa dari benda.

Hukum Newton III :


Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda lain, maka benda itu akan mendapat gaya dari
benda lain itu dengan besar gaya yang sama dan arah yang berlawanan dari gaya pertama.

Hubungan Hukum Newton dengan gaya gesek dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada di atas meja, kemudian kita
lepaskan. Buku itu akan bergerak tetapi kemudian berhenti. Menurut hukum II Newton,
perubahan gerak ini adalah disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya berlawanan dengan arah
gerak buku itu.kalau gaya ini tidak ada, tentulah buku itu tidak akan bergerak beraturan, menurut
hukum I Newton.gaya apakah yang mengubah gerak benda (buku) dari bergerak sampai
berhenti? Gaya itu tentulah berasal dari pergesekan antara benda yang satu (buku) dengan benda
yang lain (meja). Gaya ini dikenal dengan gaya gesekan.

Anda mungkin juga menyukai