Anda di halaman 1dari 41

Kelompok 4 :

1. Ovidiantika
SUHU DAN KALOR Khairunnisa
2. Miftahul Jannah
Menu Utama
Suhu

Termometer
Pemuaian
Kalor

Asas Black
SUHU
Menyatakan tinggi rendahnya suhu yang memerlukan titik acuan
(titik patokan).
Termometer Termometer
Celcius Fahreinheit

Termometer

Termometer Termometer
Reamur Kelvin
TERMOMETER

Termometer berasal dari bahasa Yunani,


yaitu Thermos yang berarti panas dan
meter berarti pengukur (pembanding).
Termometer Termometer Termometer
Celcius Reamur Fahreinheit
C R F

Skala Atas 1000 800 2120


Titik Didih
(Ta) Air

Skala Bawah Titik Lebur


00 00 320
(Tb) Es

100 80 skala 180


Perbandingan termometer C : R : F adalah 5 : 4 : 9 sehingga hubungan
ketiga termometer tersebut dinyatakan dengan

4 0 5 0 9 5
𝑇0 0
𝐶= 𝑇 𝑅 → 𝑇 𝑅= 𝑇 𝐶 𝑇𝐶= 𝑇 + 32 𝐹 → 𝑇 𝐹 = (𝑇 − 32)0 𝐶
0 0
5 4 5 9
Termometer Kelvin

Hubungan Termometer Celcius dengan


Termometer Kelvin (K) adalah

𝑇 0 𝐶 = 𝑇 + 273 𝐾
Contoh Soal :
Suhu daerah pegunungan menunjukkan 20 °C. Jika dinyatakan dalam skala
Fahrenheit berapa skala yang ditunjukkan?

Diketahui : TC = 20 °C
Ditanya : TF = …… ?
Jawab :
TF = (9/5 x TC) + 32
TF = (9/5 x 20) + 32
TF = 36 + 32
TF = 68 °F

Jadi skala pada termometer Fahrenheit menunjukkan 68 °F


Pemuaian

Zat Padat Zat Cair Gas


PEMUAIAN
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi
bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena
terkena panas.
2. Muai Luas

1. Muai Panjang 3. Muai Volume

Pemuaian
Zat Padat
1. Muai Panjang
L0 ∆𝐿 = 𝛼𝐿0 ∆𝑇

ΔL
∆𝐿 = 𝐿𝑡 − 𝐿0
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1
Lt 𝐿𝑡 = 𝐿0 + ∆𝐿
𝐿𝑡 = 𝐿0 + 𝛼 𝐿0 ∆𝑇
∆𝐿 = perubahan panjang m , cm
𝛼 = koefisien muai panjang (𝐾 −1 ,0 C −1 ) 𝐿𝑡 = 𝐿0 (1 + 𝛼 ∆𝑇)
𝐿0 = panjang mula − mula m , cm
∆𝑇 = perubahan suhu K , 0 𝐶
𝐿𝑡 = panjang benda pada setelah suhunya dinaikan
Koefisien Muai Panjang berdasarkan Jenis
Benda
2. Muai Luas
∆𝐴 = 𝛽 𝐴0 ∆𝑇

AO
𝐴𝑡 = 𝐴0 + ∆𝐴
𝐴𝑡 = 𝐴0 + 𝛽 𝐴0 ∆𝑇
𝐴𝑡 = 𝐴0 (1 + 𝛽 ∆𝑇)

∆𝐴 = perubahan luas (m2, cm2)


At 𝛽 = koefisien muai luas (K-1, 0C-1)
𝐴0 = Luas mula-mula (m2, cm2)
∆𝑇 = perubahan suhu (K, 0C)
3. Muai Volume
∆𝑉 = 𝛾 𝑉0 ∆𝑇

VO
Vt 𝑉𝑡 = 𝑉0 + ∆𝑉
𝑉𝑡 = 𝑉0 + 𝛾 𝑉0 ∆𝑇
𝑉𝑡 = 𝑉0 (1 + 𝛾 ∆𝑇)
ΔV

∆𝑉 = perubahan volume (m3, cm3)


𝛾 = koefisien muai luas (K-1, 0C-1)
𝑉0 = volume mula-mula (m3, cm3)
∆𝑇 = perubahan suhu (K, 0C)
Pemuaian pada ZAT CAIR
Molekul zat car lebih bebas dibandingkan pada zat padat.

∆𝑉 = 𝛾 𝑉0 ∆𝑇
MASSA JENIS ZAT CAIR
𝑚
𝜌0 =
𝑉0

𝑚 𝑚
𝜌= =
𝜌 = massa jenis setelah suhunya dinaikan 𝑉𝑡 𝑉0 (1 + 𝛾 ∆𝑇)
𝜌0 = massa jenis zat cair mula-mula
∆𝑇 = perubahan suhu (K, 0C)
𝛾 = koefisien muai volume zat cair (K-1, 0C-1)
𝜌0
𝜌=
(1 + 𝛾 ∆𝑇)
Koefisien Muai Volume
berdasarkan Jenis zat
ANOMALI AIR
Perilaku aneh air pada rentang suhu 0°C hingga 4°C, dimana pada
suhu tersebut air menyusut (pengerutan) seiring dengan kenaikan
suhu.
Contoh Soal
Batang tembaga pada suhu 20 °C panjangnya 50 cm, kemudian
dipanaskan sampai suhunya 100 °C. Jika koefisien muai panjang
tembaga 1,7 x 10-5 / °C, berapa panjang batang tembaga sekarang?
Penyelesaian:
Diketahui:T1= 20 °C
Lo = 50 cm
T2= 100 °C
𝛼 = 0,000017 / °C
Ditanya: L = …… ?
Jawab: ΔT= 100 °C - 20 °C = 80 °C
L = Lo (1 + 𝛼 ΔT)
L = 50 cm ( 1 + 0,000017 / °C x 80 °C )
L = 50 cm ( 1+ 0,00136 )
L = 50,068 cm
Jadi panjang batang tembaga sekarang adalah 50,068 cm.
Pemuaian Gas
Isotermik
Isobarik
Isokorik
PEMUAIAN PADA GAS
Persamaan gas ideal dinyatakan dengan persamaan :

𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
𝑇1
=
𝑇2 Hukum Boyle-Gay
𝑃𝑉 Lussac
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇
Isotermik Isobarik Isokorik
(Suhu Tetap) (Tekanan Tetap) (Volume Tetap)

𝑇1 = 𝑇2 𝑃1 = 𝑃2 𝑉1 = 𝑉2

𝑉1 𝑉2 𝑃1 𝑃2
= =
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 𝑇1 𝑇2 𝑇1 𝑇2
𝑃 𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑉 𝑃
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇 𝑇
KALOR
Suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya
tinggi ke suhu rendah jika keduanya bersentuhan.

1 Joule = 0,24 Kalori


1 Kalori = 4,186 Joule
𝑄 = banyaknya kalor yang diterima/dilepas
(Joule, Kalori)
𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇 𝑚 = massa benda (kg, gram )
𝑐 = kalor jenis benda (Joule/kg0C , kal/gr0C)
∆𝑇 = perubahan suhu (K, 0C)
Kapasitas Kalor (C)

𝑄
𝐶=
∆𝑇
𝑚 𝑐 ∆𝑇
𝐶=
∆𝑇
𝐶 =𝑚𝑐
Kalor Laten

Kalor Laten  Kalor yang diperlukan oleh satu


kilogram zat untuk berubah wujud.

𝑄 Q = kalor (joule)
𝐿= m = massa zat (Kg)
𝑚 L = kalor laten (Joule/kg) (kalor lebur, kalor beku,
𝑄 = 𝑚𝐿 kalor uap, dan kalor embun)
ASAS BLACK

TP > TQ

TP TQ Asas Black menyatakan bahwa “Dalam


sistem tertutup terisolasi, kalor yang
Benda A melepaskan kalor & dilepaskan oleh benda bersuhu tinggi = kalor
Benda B menyerap kalor yang diserap oleh benda bersuhu rendah.”
Qlepas = Qterima

Suhu akhir (Ta) kedua benda sama

Ta
𝑚1 = massa benda yang menerima kalor
𝑄𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 = 𝑄𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 𝑚2 = massa benda yang melepas kalor
𝑚1 𝑐1 ∆𝑇 = 𝑚2 𝑐2 ∆𝑇 𝑇1 = suhu rendah (suhu mula-mula m1)
𝑚1 𝑐1 (𝑇𝑎 − 𝑇1 ) = 𝑚2 𝑐2 (𝑇2 − 𝑇𝑎 ) 𝑇2 = suhu tinggi (suhu mula-mula m2)
𝑇𝑎 = suhu akhir (suhu campuran)
Skema Perubahan Wujud Benda
GAS

menyublim deposisi mengembun


menguap

melebur
PADAT CAIR
membeku
Grafik Perubahan Wujud

A
Contoh Soal
Jika kalor jenis air 1 kkal/Kg0C, kalor jenis es 0,5 kkal/Kg0C, kalor lebur es 80
kkal/Kg, hitunglah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 5 kg es
dengan suhu -200C menjadi air 800C!

Dik. : cair = 1 kkal/Kg0C


ces = 0,5 kkal/Kg0C
L = 80 kkal/Kg
T1 = -200C
800C T2 = 800C
Dit. : Qtotal = ?
Q3 Air Jawab :
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3
Q2 Qtotal = mcesTes + mL+ mcairTair
Qtotal = 5(0,5)(20) + 5(80) + 5(1)(80)
Q1 Es Qtotal = 850 kkal
-200C
Konduksi

Perpindahan
Kalor

Konveksi Radiasi
Konduksi
Konduksi terjadi karena satu partikel (atom atau molekul ) bergetar
dan berinteraksi dengan atom-atom atau molekul tetangga.
TB TC A = luas permukaan (m2)
d = panjang bahan ( m)
A TB = suhu pada ujung B atau titik B
TC = suhu pada ujung C atau titik C
k = konduktivitas termal (W/mK)
d
t = waktu ( sekon )

Q kAT
Laju kalor
konduksi  T  TB  TC
t d
Konveksi
Perpindahan kalor karena berpindahnya parikel-partikel atau materi
zat itu sendiri.

TB TC A = luas permukaan (m2)


fluida A TB
TC
= suhu pada ujung B atau titik B
= suhu pada ujung C atau titik c
h = Koefisien konveksi ( W/m2K)
d

Q
Laju kalor
Konveksi  hAT T  TB  TC
t
Radiasi
Energi berpindah dengan cara merambat tanpa
memerlukan medium (zat perantara).

e = emisivitas ( 0  e  1 ), yaitu
faktor yang membedakan sifat penyerapan permukaan.
Hitam sempurna, e = 1
Putih sempurna , e = 0
 = tetapan Stefan-Boltzmann (5,67x10-8 W/m2K4)

Q
 eAT
Hukum Stefan- 4
Boltzmann
t
Contoh Soal
Sebuah jendela kaca dalam ruangan yang berpengatur suhu (ber AC)
tebalnya 3,2 mm, uasnya 3 m² dan suhu pada kaca bagian dalam adalah
25°C, sedangkan suhu pada kaca bagian luar adalah 30°C. Bila diketahui
konduktivitas termal 0,8 W/mK, maka kalor yang mengalir tiap detik
adalah.....
Dik: k = 0,8 W/mK
A = 3 m² Jawab :
T = (30-25) = 5°C 𝑄 𝑘𝐴∆𝑇
=
d = 3,2 mm = 3,2 x 10ˉ³ 𝑡 𝑑
0,8 3 (5)
Dit: H.......? 𝐻=
3,2 × 10−3
𝐻 = 3750 𝐽/𝑠
Kerjakan latihan soal berikut ini dengan baik dan benar.
1. Seorang siswa memasukkan sepotong kecil es yang meleleh kedalam mulutnya. Akhirnya, seluruh es
berubah menjadi air pada T1 = 32F ke suhu tubuh siswa, T2 = 98,60F. Nyatakan suhu-suhu ini dalam
C dan K, dan cari selisih suhu dalam kedua skala !

2. Sebuah silinder yang diameternya 1,00000 cm pada suhu 30C akan dimasukkan ke dalam sebuah
lubang pada sebuah pelat baja yang diameternya 0,99970 cm pada suhu 39C. Berapakan suhu pelat
baja agar silinder dapat tetap dimasukkan ke dalam lubang tersebut ? koefisien muai panjang baja
diketahui 1,1 x 10-5/C

3. Suatu lempengtembaga mempunyai luas 500 cm2 pada suhu 10C. Hitunglah luasnya pada suhu
70C! diketahui koefisien muai panjang tembaga α = 1,67 x 10-5/C.

4. Pada suhu 0C, massa jenis raksa 13600 kg/m3. Hitunglah massa jenis pada suhu 50C jika diketahui
muai volume raksa sama dengan 1,82 x 10-4/C!

5. Sebuah wadah yang terbuat dari alumunium berisi penuh dengan 300 mL gliserin pada suhu 20C.
Berapakah banyaknya gliserin yang tumpah jika wadah itu dipanaskan sampai suhu 110C ? koefisien
muai panjang alumunium 2,55 x 10-5/C dan koefisien muai volume gliserin 5,3 x 10-4/C.
Kunci jawaban

Anda mungkin juga menyukai