Anda di halaman 1dari 28

KALOR DAN PERPINDAHAN

KALOR

MUHAMAD BAGUS SETIAWAN (4201414011)


NURUL SHOFIA (4201414062)
SUHU

 Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu


benda
 Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.
KALOR

 Pengertian kalor yaitu bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda
bersentuhan.

Q = m • c • ∆T

keterangan :
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (kal/gram°C atau joule/kg°C)
∆T = T2-T1 = kenaikan suhu (°C)
Kalor Jenis

Kalor jenis zat (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 °C.

Keterangan:
∆T : kenaikan suhu (K)
Q: kalor (joule)
C : kapasitas kalor (joule/K)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis (J/kg°C atau J/°C)
kapasitas kalor

Kapasitas Kalor jumlah energi kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu suatu benda sebesar 1 K.

Keterangan:
∆T : kenaikan suhu (K)
Q: kalor (joule)
C : kapasitas kalor (joule/K)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis (J/kg°C atau J/°C)
Asas Black

 “Jumlah kalor yang dilepas oleh materi yang bersuhu lebih tinggi akan
sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh materi yang suhunya
lebih rendah”
Kalor Laten

Kalor laten di definisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram


zat untuk berubah wujud. Kalor laten juga disebut kalor tersembunyi.

Jenis Kalor Laten Quap = m . U

 Kalor Uap Dimana :


 Kalor Embun Quap = kalor yang diperlukan (J)
 Kalor Lebur
m = masa benda (kg)
U = kalor uap (J/kg)
 Kalor Beku Qbeku = Qlebur
Quap = Q embun.
Qlebur = m . L

Dimana :
Qlebur = kalor yang diperlukan (J)
m = masa benda (kg)
Lv = kalor lebur (J/kg)
Pemuaian

 Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima


kalor.
 Pemuaian terjadi pada 3 zat: Zat Padat, Zat Cair, Gas
Pemuaian Zat Padat

 Pada saat zat padat yang belum dipanaskan, partikel-partikel pada zat
padat akan bergerak (bervibrasi). Ketika zat padat dipanaskan, gerakan
(vibrasi) partikel-partikel tersebut akan lebih cepat sehingga jarak
antar partikelnya akan menjadi semakin besar (berjauhan).

Pemuaian
Panjang

Pemuaian Zat
Pemuaian Luas
Padat

Pemuaian
Volume
Pemuaian Panjang

 Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda


akibat pengaruh suhu

Δx= Lo. α. ΔT L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula L = panjang setelah dipanaskan
α = konstanta pemuaian Lo = panjang mula-mula
ΔT = selisih suhu
Koefisien muai panjang zat Padat
Pemuaian Luas

ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
Pemuaian Volume

ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)

ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Pemuaian Zat Cair

 zat cair memiliki bentuk yang tidak tetap (mengikuti bentuk


wadahnya), maka pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah pemuaian
volume.
Pemuaian Gas

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai

γ adalah koefisien muai volume. Nilai γ sama untuk semua gas, yaitu
1/273 ºC^-1

Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:


 pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),
 pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan
 cpemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).
ISOTERMAL

Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam
ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan dan
volume gas adalah tetap.

Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
ISOBARIK

Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di
dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlak gas.

Keterangan:
V = volume (L)
T = suhu (K)
ISOKHORIK

Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu
jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas
sebanding dengan suhu mutlaknya.

Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)
Penerapan Konsep Pemuaian
Perpindahan Kalor

Perpindahan
Kalor

Konduksi Konveksi Radiasi


Konduksi

 Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan


bagian-bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran.
Berdasarkan daya hantar kalornya, zat
dapat dibedakan sebagai:
Konduktor : zat yang mudah
menghantarkan kalor
Contoh : logam
Isolator : zat yang sukar menghantarkan
kalor
Contoh : kayu, karet, air
Konveksi

 Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan


perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau
aliran.

Q
 h. A.(T2  T1 )
t
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
h = koef. konveksi (W/m2.K)
Δ T = selisih suhu (K)
Macam Koveksi

 konveksi alami
proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan
perpindahan partikel-partikel zat tersebut akibat perbedaan massa jenis.
Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi alami adalah pemanasan
air

 konveksi paksa
proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan
perpindahan partikelpartikel zat tersebut akibat dari suatu paksaan
terhadap partikel bersuhu tinggi tersebut.
Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi paksa adalah sistem
pendinginan mesin mobil.
Radiasi

 Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau


pancaran. Kalor diradiasikan dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya.
 Misal, panas matahari sampai ke bumi melalui ruang hampa udara.

Q
 e AT 4
t
Q
= laju radiasi(J/s)
t
e = emisivitas (0 < e < 1)
σ = Tetapan Stefan-Boltzman
= 5,67 x 10-8 Wm-2K-4
T = suhu mutlak(K)
Contoh Soal

Tujuan: Menerapkan Persamaan Kalor

Untuk menaikkan suhu 0,5 kg suatu zat cair yang kalor jenis-
nya 400 J/kg.oC dari 28oC menjadi 38oC diperlukan kalor
adalah
Pembahasan

Pembahasan:
 Diketahui:
m = 0,5 kg
c = 400 J/kg.oC
T1 = 28 oC
T2 = 38 oC

 Ditanya: Q = ...

 Jawab:
Terlebih dahulu hitung ΔT.
ΔT = T2 – T1 = 38oC – 28oC = 10oC
Menghitung Q
Q = m . c . ΔT = 0,5 kg . 400 J/kg.oC . 10oC = 2.000 J = 2 kJ
Contoh Soal

Tujuan : Menerapkan Persamaan Asas Black

Air bermassa 200 gram dan bersuhu 30 oC dicampur dengan 100 gram
air mendidih dan bersuhu 90 oC (kalor jenis air = 1 kal/gr.oC). suhu air
campuran saat kesetimbangan termal adalah
Pembahasan

 Pembahasan:
 Diketahui:
mserap = 200 gram
Tserap = 30 oC
mlepas = 100 gram
Tlepas = 90 oC

 Ditanya: T = ... (suhu kesetimbangan)


 Jawab:
Kalor serap = kalor lepas
ms . cair . ΔTs= ml . cair . ΔTl
ms (T – Ts) = ml (Tl – T)
200 gr (T – 30 oC) = 100 gr (90 oC – T)
2 (T – 30 0C) = (90 oC – T)
2 T – 60 oC = 90 oC – T
2 T + T = 90 0C + 60 0C
3 T = 150 oC
T = 150 / 3 = 50 oC

Anda mungkin juga menyukai