Anda di halaman 1dari 34

Alat Penukar Kalor

08
Modul ke:

Alat Penukar Kalor Shell & Tube


Dafit Feriyanto, Ph.D

1. Konstruksi APK S&T


Fakultas
TEKNIK
2. Performance termal APK S&T
Program Studi
Teknik Mesin
3. Perancangan awal APK S&T

Daftar Pustaka
Alat Penukar Kalor Shell & Tube

Salah satu upaya penghematan energy di sektor industri dapat dilakukan melalui
pengembangan teknologi perancangan APK lebih efisien dan efektif performancenya.
Perbaikan kualitas design APK dapat dilakukan dengan cara mempelajari beberapa
kondisi perancangan untuk menentukan kondisi design yang memberikan hasil design
yang paling optimal. Pada bagian ini kita akan mempelajari parameter-parameter
performance APK shell & tube serta bagaimana melakukan perancangan awal alat
tersebut.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah memahami materi yang dibahas di sini anda diharapkan mampu melakukan
perhitungan perancangan awal sebuah alat penukar kalor jenis shell & tube dan
kemudian melakukan analisis factor-faktor yang berpengaruh terhadap dimensi utama
APK
1. Konstruksi alat penukar kalor shell & tube
1. Konstruksi alat penukar kalor shell & tube

http://www.heatexchangermanufacturers.com
/images/gate/shell.jpg

http://www.oilngasseparator.info/wp-
content/uploads/2009/09/traverse-baffle.JPG
1. Konstruksi alat penukar kalor shell & tube
Dimensi utama APK :
1. Ukuran tube
2. Jumlah tube
3. Panjang tube

1. Kecepatan aliran di dalam tube (0,7 - 2 m/s)


2. Ukuran tube ( 1” ¾”…)
3. Tube lay-out (30o, 60o, 45o, 90o)
4. Jarak antar tube (pitch ratio), pR ( 1,25 - 1,5 )
5. Jarak antar baffle ( 0,3 - 0,5 diameter shell)
6. Jumlah pass sisi tube
7. Over design ( 20% - 30% )
http://www.essentialchemicalindustry.org/images/stories/030_reactors/12-chem_reactorsG.jpg
http://nptel.ac.in/courses/
103103032/module8/imag
es/31.jpg

http://images.books2
4x7.com/bookimages/
id_12353/fig215_01.j
pg
http://upload.wikimedia.org/wik
ipedia/commons/c/cd/Straight-
tube_heat_exchanger_1-
pass.PNG

http://catalog.wlimg.com/1/39
2427/full-images/shell-tube-
heat-exchanger-753379.jpg
2. Performance termal APK S&T
Balans energi pada
aliran di sisi shell :
Qh  mhc ph (Thi  Tho )

Atau, bila
terjadi perubahan fasa : Qh  mh ( hhi  hho )
Aliran fluida ke
dalam shell

APK – adiabatik
Qh = Qc = Q

Balans energi pada Aliran fluida Q  U . A.Tm


aliran di sisi tube : Qc  mc c pc (Tco  Tci ) ke dalam tube
T1  T2 T2  T1
Tm  
ln( T1 / T2 ) ln( T2 / T1 )
Atau, bila
terjadi perubahan fasa : Qc  mc (hco  hci ) 1

1

ln( d o / d i )

1 R R
 fi  fo
U f Ao hi Ai 2kL ho Ao Ai Ao
Laju aliran massa ke dalam tubes :

mc  A1t um N t
Nt jumlah tube
um kecepatan rata2 aliran di dalam tube
A1t luas penampang aliran pada satu tube

Pada umumnya :
Kecepatan rata-rata aliran di dalam tube
dibatasi : Kecepatan rata-rata aliran di
dalam shell dibatasi :
Fluida air, um = 0,7 - 2,5 m/s
Fluida proses, um = 1,0 - 2,0 m/s um = 0,3 - 1,0 m/s
Tube 1”
OD = 25,4 mm
ID = 23,9 mm
27 tubes

Luas permukaan peprindahan panas


total yang diperlukan : Panjang tube, L :

Atot 
Q Atot  d o LN t
UTm , ST
Beda temperatur rata-rata
logaritmik :

Tm, ST  Fc  Tm,CF

Fc = 0,9
Hot Oil
160 oC
T  T2
Thi
Tm , CF  1 100 oC
 T1 
ln   Hot oil
Tho
 T2 
Tco
T1  Tho  Tci Cold
wate
85 oC r
T2  Thi  Tco Tci
Water
15 oC
Contoh SOAL

Sebuah APK shell & tube didesign untuk memanaskan aliran air dengan
flowrate 2.5 kg/s dari 15 oC menjadi 85 oC.
Aliran fluida air dilewatkan ke dalam masing-masing pipa yang berdiameter
luar 25 mm, panjang pipa 4,8 m. Pipa-pipa tersebut membentuk lintasan 1
pass di dalam shell.
Koefisien perpindahan panas global di dalam APK dianggap 400 W/m2K.

Proses pemanasan dilakukan dengan melewatkan aliran hot engine oil yang
masuk ke dalam bagian shell alat tersebut pada temperatur 160 oC.
Apabila temperatur keluar engine oil tersebut ditetapkan sebesar 100 oC,
a. Berapa besar laju aliran fluida oli yang diperlukan untuk keperluan tersebut
b. Berapa jumlah tube yang diperlukan
Tingkat keadaan Aliran air di dalam tube

Sebuah APK shell & tube didesign untuk memanaskan aliran air dengan
flowrate 2.5 kg/s dari 15 oC menjadi 85 oC.
Aliran fluida air dilewatkan ke dalam masing-masing pipa yang berdiameter
luar 25 mm, panjang pipa 4,8 m. Pipa-pipa tersebut membentuk lintasan 1
pass di dalam shell.
aliran air keluar tube 85 oC

diameter tube = 25 mm
Asumsi : pipa tipis, do = di
Panjang tube, L = 4,8 m aliran air masuk tube 2.5 kg/s
Temperatur 15 oC
Tingkat keadaan aliran oli pemanas di dalam bagian shell

Sebuah APK shell & tube didesign untuk memanaskan aliran air,….
Proses pemanasan dilakukan dengan melewatkan aliran hot engine oil yang
masuk ke dalam bagian shell alat tersebut pada temperatur 160 oC.
temperatur keluar engine oil tersebut ditetapkan sebesar 100 oC

Aliran hot engine oil masuk ke dalam shell pada temperatur 160 oC

temperatur engine oil keluar shell pada 100 oC


Penerapan prinsip kesetimbangan energy pada Aliran air di dalam tube

aliran air keluar tube 85 oC

Hasil perhitungan,
aliran air masuk tube 2.5 kg/s
Laju panas yg diterima oleh aliran air : Temperatur 15 oC

Qc = 7,317 . 105 J/s


Laju energy panas yg diserap oleh aliran air :

Pada soal ini Diketahui : Qc  mc c p c (Tco  Tci )


mc = 2.5 kg/s, Tc,i = 15 oC, Tc,o = 85 oC ,

dan cp,c = 4181 J/kgK


Kesetimbangan energy pada aliran oli pemanas di dalam bagian shell

Aliran hot engine oil masuk ke dalam shell pada temperatur 160 oC

Qh
mh 
c p ,h (Th ,i  Th ,o )
temperatur engine oil keluar shell pada 100 oC

Laju energy Panas yg dilepaskan oleh aliran oli panas dianggap sama dengan
laju energy panas yg diterimaoleh aliran air :
Qh = Qc = 7,317 . 105 W

Laju energy panas yg dilepaskan oleh aliran oli panas : Qh  mh c ph (Thi  Tho )
Kesetimbangan energy pada aliran oli pemanas di dalam bagian shell

Aliran hot engine oil masuk ke dalam shell pada temperatur 160 oC

temperatur engine oil keluar shell pada 100 oC


Qh
mh 
Qh = Qc = 7,317 . 105 W c p ,h (Th ,i  Th,o )

Dengan menggunakan data-datado atas,


hasil perhitungan memberikan laju aliran massa oli :
mh = 5.19 kg/s
Perhitungan beda temperature rata-ratalogaritmik

Aliran hot engine oil masuk ke dalam shell pada temperatur 160 oC

aliran air keluar tube 85 oC

temperatur engine oil keluar shell pada 100 oC aliran air masuk tube
Temperatur 15 oC
Aliran hot engine oil masuk pada temperatur 160 oC
aliran air keluar tube 85 oC

aliran air masuk tube


temperatur engine oil keluar shell pada 100 oC
Temperatur 15 oC

Hot Oil
160 oC Thi

Hot oil 100 oC


Tho
85 oC Tco
Cold
wate
r
Tci Water
15 oC
Hot Oil
160 oC Thi

Hot oil 100 oC


Tho
85 oC Tco
Cold
wate
r
Tci Water
15 oC

T1  T2
Tm , CF  Beda temperatur rata-rata
 T1  logaritmik APK shell & tube:
ln  
 T2 
Tm, ST  Fc  Tm ,CF
T1  Tho  Tci
Fc
T2  Thi  Tco = 0,9 Tm ,CF  800 C
Tm ,ST  0,9  800 C  72 0 C
Contoh Penerapan

Sebuah APK shell & tube didesign untuk memanaskan aliran air dengan flowrate 2.5 kg/s dari 15
o
C menjadi 85 oC. Proses pemanasan dilakukan dengan melewatkan aliran hot engine oil yang
masuk ke dalam bagian shell alat tersebut pada temperatur 160 oC.
Aliran minyak oil tersebut mempunyai koefisien perpindahan panas global 400 W/m 2K. Aliran
fluida air dilewatkan ke dalam masing-masing pipa yang berdiameter luar 25 mm, panjang pipa 4,8
m. Pipa-pipa tersebut membentuk lintasan 1 pass di dalam shell. Apabila temperatur keluar
engine oil tersebut ditetapkan sebesar 100 oC,
a. Berapa besar laju aliran fluida oli yang diperlukan untuk keperluan tersebut
b. Berapa jumlah tube yang diperlukan

aliran air 85 oC hot engine oil U = 400 W/m2K


temperatur 160 oC

diameter tube = 25 mm
Asumsi : pipa tipis temperatur keluar aliran air 2.5 kg/s
do = di engine oil 100 oC Temperatur 15 oC
Penerapan prinsip kesetimbangan Energi pada aliran air di dalam tube

aliran air 85 oC

aliran air 2.5 kg/s


Temperatur 15 oC

Qc  mc c p c (Tco  Tci )
Dengan mempergunakan data :
mc = 2.5 kg/s, Tc,i = 15 oC, Tc,o = 85 oC ,
pada temperatur 50 oC :
dan cp,c = 4181 J/kgK
cp,c = 4181 J/kgK

maka panas yg diterima oleh aliran air :


Qc = 7,317 . 105 W
Balans Energi aliran oli panas

aliran air 85 ooC hot engine oil


temperatur 160 oC

Panas yg dilepaskan oleh aliran oli


panas :
Qh = Qc = 7,317 . 105 W temperatur keluar aliran air 2.5 kg/s
engine oil 100 oC Temperatur 15 ooC

Qh  mh c ph (Thi  Tho )
Dari data sifat fisik engine oil (tabel sifat-sifat fluida oli)
Qh pada temperatur 130 oC, cp,h =2350 J/kgK
mh 
c p ,h (Th ,i  Th ,o )
Diperoleh laju aliran massa oli :
mh = 5.19 kg/s
Beda temperatur rata-rata
logaritmik :

Tm, ST  Fc  Tm ,CF

DT Counter flow
Fc = 0,9
Hot Oil
160 oC
T  T2
Thi
Tm , CF  1 100 oC
 T1 
ln   Hot oil
Tho
 T2 
Tco
T1  Tho  Tci Cold
wate
85 oC r
T2  Thi  Tco Tci
Water
15 oC
Dimensi APK
U = 400 W/m2K
L-tube = 4,8 m
aliran air 85 ooC hot engine oil
do = 25 mm
temperatur 160 oC

Beban Termal

Qh = Qc = 7,317 . 105 W
temperatur keluar aliran air 2.5 kg/s
engine oil 100 oC Temperatur 15 ooC

Luas permukaan perpindahan panas total


Jumlah tube, Nt = 95 tubes
Q
Atot 
UTm , ST Atot  d o LN t
Design APK S&T dengan Uc dan OS tertentu
Studi kasus
Kita akan melakukan perancangan termal sebuah APK shell & tube, yg berfungsi sebagai water
heater, memanaskan aliran air dengan laju aliran massa tertentu dari 20 oC menjadi 36 oC. Bagi
keperluan tersebut tersedia 4,5 kg/s aliran oli panas pada temperatur 160 oC, dan diharapkan
temperaturnya 100 oC saat meninggalkan APK. Koefisien perpindahan panas global dalam keadaan
“clean” diasumsikan sebesar 320 W/m2K, dan APK memiliki over design, OS = 30%. Tube
berukuran 3/4” standar, dengan panjang 4,8 m akan dipergunakan. Jumlah lintasan aliran air
pendingin di dalam tube adalah 1 pass. Bentuk susunan tube yang akan dibuat adalah bentuk 45 o.

Hot Engine Oil 160 oC


Water 36 oC 4,5 kg/s Tube layout 45 o (CL=1)
1 pass tube (CTP=0,93)
PR = 1,25
Diameter shell, Ds =?
Jumlah tube, Nt = ?
Uc = 320 W/m2K
OS = 1,3

Tube 3/4”
OD = 19 mm Oil 100 oC
ID = 16 mm
L = 4,8 m Water 20 oC
Balans energi pada aliran oli panas

Hot Engine Oil 160 oC


4,5 kg/s

Oil 100 oC

Fluida oli, T = 80 oC
Balans energi pada Qh  mhc ph (Thi  Tho ) Massa jenis, ρ = 853 kg/m3
aliran di sisi shell : Viskositas dinamik, µ = 3,25 10-2 Ns/m2
Konduktivitas termal, k = 0,138 W/mK
Qh = 575370 J/s
Panas jenis, cp = 2131 J/kg-K
Bilangan Prandt, Pr = 546
Laju aliran massa air pendingin, mc

Water 36 oC

Qc = Qh 57537 J/s
= 0

Aliran di sisi tube, Qc  mc c pc (Tco  Tci ) Water 20 oC


Air pendingin tidak 8,61 kg/s
mengalami perubahan fasa :

Qc
mc   8,61kg / s
c pc (Tco  Tci )
Beda temperatur rata-rata
logaritmik :
Tm , ST  Fc  Tm ,CF
Tm , ST  0,9 *100,4  90,4oC

Hot Oil
160 oC
T  T2
Thi
Tm , CF  1 100 oC
 T1 
ln   Hot oil
Tho
 T2 
Tco
T1  Tho  Tci Cold
wate
36 oC r
T2  Thi  Tco Tci
Water
32 oC
Jumlah tube yg diperlukan

Tm, ST  Fc  Tm,CF  90,4o C

Af Uc
OS    1,3 Qc = Qh 57537 J/s tube 3/4 “
Ac Uf = 0 do = 19 mm
di = 16 mm
L = 4,8 m
Diketahui : Uc = 320 W/m2K
Q
Atot   25,5m 2
Maka : Uf = 250 W/m2K U f Tm , ST

A1tube  d o L  0,286m 2

Atotal Pada kondisi :


Nt   89tubes
A1tube Uc = 320 W/m2K
OS = 1,3
Kecepatan aliran di dalam tube

Fluida Air, T = 35 oC
Massa jenis = 993 kg/m3 tube 3/4 “
Viskositas dinamik = 725 10-6 Ns/m2 do = 19 mm
Konduktivitas termal = 0,625 W/mK di = 16 mm
Panas jenis tekanan konstan = 4178 J/kg-K Water 20 oC L = 4,8 m
mc = 8,61 kg/s
A d i 2
N t  total  89tubes Laju aliran massa ke dalam tubes : Ait 
A1tube 4
mc  A1t um N t
Diperoleh : Nt jumlah tube
V-tube = Um = 0,48 m/s um kecepatan rata2 aliran di dalam tube
Terlalu rendah < 0,7 m/s
A1t luas penampang aliran pada satu tube
Mempercepat fouling
Daftar Pustaka

1) Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass
Transfer”, 3th ed., John Wiley & Sons, New York
2) Arthur P. Fraas, 1989, “Heat Exchanger Design Handbook”, 2nd edition,
John Wiley & Sons, New York
3) http://www.real-world-physics-problems.com/images/shell_and_tube
_2.png
, diunduh 16 Februari 2015
4) Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir , Modul Ajar Perpindahan Panas,
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Terima Kasih
Dafit Feriyanto PhD

Anda mungkin juga menyukai