Anda di halaman 1dari 20

Alat Penukar Kalor

03
Modul ke:
Perpindahan Panas Konveksi Sistem Silindrik
Dafit Feriyanto, M.Eng., Ph.D

1. Perpindahan
Fakultas panas konveksi
TEKNIK

Program Studi 2. Tahanan termal


Teknik Mesin konveksi pelat datar

3. Kombinasi
perpindahan panas Daftar Pustaka
konveksi dan konduksi
Modul 5
Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas Konveksi Sistem Silindrik

Deskripsi Pokok Bahasan :


Konsumsi energi di Indonesia telah demikian tinggi, dan akan semakin meningkat pada tahun-tahun
mendatang. Bagian terbesar dari energi yang dikonsumsi oleh instalasi industri, diproses pada beragam
peralatan penukar panas, sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan.
Energi dalam bentuk panas dapat dipindahkan dari suatu media bertemperatur tinggi ke media
bertemperatur lebih rendah melalui beberapa mekanisme, perpindahan panas : konduksi, konveksi,
ataupun radiasi.
Efisiensi energy bahan bakar sangat bergantung kepada efektivitas proses perpindahan energi panas di
dalam peralatan penukar kalor. Oleh karena itu peralatan penukar kalor memiliki peranan yang sangat
startegis pada beragam instalasi indutri. Upaya peningkatan efisiensi energi memerlukan pemahaman
yang baik terhadap termodinamika peralatan penukar kalor.
Materi yang disajikan di dalam modul ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman anda akan
prinsip-prinsip perpindahan energy panas secara Konveksi.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah memahami materi yang disajikan pada modul ini anda diharapkan mampu menerapkan
beberapa konsep perpindahan energi dalam bentuk panas Konveksi
Perpindahan panas pada sistem silindrik pertukaran energi panas berlangsung di antara
dua fluida kerja :
aliran fluida kerosen yang panas dan fluida
kerja air pendingin melalui dinding
tube/silindrik

Kerosene Panas

Air pendingin Air pendingin


Kerosene Panas

Air pendingin Air pendingin

Kerosene Panas
Energi
Panas

Dinding Tube/Pipa, tebal tertentu


Energi
Panas

Air pendingin
Contoh penerapan 1 Di Luar pipa :
Udara luar
Temperatur, T4
4

3
Di Dalam pipa :
aliran fluida Panas
Temperatur, T1 2

Air panas bertemperatur rata-rata 92 oC dengan koefisien perpindahan panas konveksi 1961 W/m 2K
mengalir di dalam pipa 2 in standar (diameter dalam 5,25 cm, diameter luar 6,03 cm) dengan
kecepatan 25 cm/s. Panjang pipa adalah 3,5 m.
Apabila temperatur permukaan dalam pipa 78 oC, dan pipanya adalah pipa baja dengan
konduktivitas termal bahan 50 W/mK, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur permukaan luar pipa ( oC)
b. Temperatur udara di sekeliling-luar pipa, bila koefisien perp. panas konveksi udara luar 8 W/m 2K.
Contoh penerapan 2
5

Di Luar pipa :
4 udara
2 Temperatur, T5
3

Di Dalam pipa :
aliran air Panas bahan
Temperatur, T1 ISOLASI

Soal sama dengan sebelum ini, tetapi sekarang pipa diisolasi dengan bahan (k = 0,05 W/mK) setebal 4
cm, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur masing-masing permukaan batas ( oC)
b. Tahanan termal masing-masing
Perpindahan panas Kombinasi : Konveksi & Konduksi pada sistem tube/pipa

2. Energi Panas ditransmisikan


dari fluida di dalam pipa ke 1. Di dalam Pipa
permukaan luar pipa secara
mengalir Fluida
radial
Panas

Radial ke segala
arah
Permasalahan : Di Luar pipa :
a. Laju perpindahan panas aliran fluida Dingin
b. Temperatur Batas Temperatur, T4

3
Di Dalam pipa :
aliran fluida Panas
Temperatur, T1 2

(1) – (2) : pp Konveksi, dari fluida panas di tengah pipa Ke permukaan dalam pipa
(2) – (3): pp Konduksi, dari permukaan dalam pipa Ke permukaan luar pipa
(3) – (4) : pp Konveksi, dari permukaan luar pipa Ke fluida di luar pipa
3 Di Luar pipa :
Dari (2) permukaan dalam pipa aliran fluida Dingin
ke (3) Permukaan luar pipa
pp Konduksi
4

3
2

Dari (3) permukaan luar pipa


Di Dalam pipa : ke (4) aliran fluida di luar pipa
1
aliran fluida Panas pp Konveksi

Dari (1) aliran fluida


Ke (2) permukaan dalam pipa
pp Konveksi
Ke permukaan dalam pipa
Temperatur, T2

aliran fluida Panas


Di tengah pipa
Temperatur, T1

1
Perp. Panas : Konveksi
hi : koefisien p.p konveksi fluida dalam pipa
Ai : luas permukaan dalam pipa
(T1 – T2) : Beda temperatur

(T1  T2 ) Q12  hi Ai (T1  T2 )


Q1 2 
1 / hi Ai
Dari permukaan dalam pipa
Ke permukaan dalam pipa
Temperatur, T2
Temperatur, T3
4

aliran fluida Panas 2


Di tengah pipa
Temperatur, T1
Perp. Panas : Konduksi
k : konduktivitas termal Bahan pipa
(T2 – T3) : Beda temperatur

 T2  T3  2kL
Q23 
ln( d 3 / d 2 ) Q23   T2  T3 
ln( d o / d i )
2kL
Ke fluida di luar pipa
Dari permukaan luar pipa Temperatur, T4
Temperatur, T3
4
3

aliran fluida Panas


Di tengah pipa
Temperatur, T1
Perp. Panas : Konveksi
ho : koefisien p.p konveksi fluida dalam pipa
Ao : luas permukaan luar pipa
(T3 – T4) : Beda temperatur

(T3  T4 ) Q34  ho Ao (T3  T4 )


Q3 4 
1 / ho Ao
Mekanisme perpindahan panas
Saluran silindrik/pipa Di Luar pipa :
Dari fluida di dalam pipa aliran fluida Dingin
Ke fluida di luar pipa Temperatur, T4

(T3  T4 )
Di Dalam pipa : 3 Q3 4 
aliran fluida Panas
1 / ho Ao
Temperatur, T1
2
Q23 
 T2  T3 
1 ln(d 3 / d 2 )
2kL
(T1  T2 )
Q1 2 
1 / hi Ai

Q12 = Q23 = Q34 = Q14 Q1 4 


 T1  T4 
Rhi  Rw  Rho
Ao  d o L Ai  d i L
Luas permukaan
Luas permukaan
dalam pipa, Ai
luar pipa , Ao

Diameter Luar
pipa, do

Diameter Dalam
pipa, di
Panjang pipa, L
Contoh penerapan 1

4
aliran fluida Panas
Di tengah pipa
Temperatur, T1 3
Temperatur, T3
2

1
Udara luar
Temperatur, T4

Air panas bertemperatur rata-rata 92 oC dengan koefisien perpindahan panas konveksi 1961 W/m2K
mengalir di dalam pipa 2 in standar (diameter dalam 5,25 cm, diameter luar 6,03 cm) dengan
kecepatan 25 cm/s. Panjang pipa adalah 3,5 m.
Apabila temperatur permukaan dalam pipa 78 oC, dan pipanya adalah pipa baja dengan konduktivitas
termal bahan 50 W/mK, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur permukaan luar pipa ( oC)
b. Temperatur udara di sekeliling-luar pipa, bila koefisien perp. panas konveksi udara luar 8 W/m2K.
(T1  T2 )
Contoh penerapan 1
Q12  hi Ai (T1  T2 ) Q1 2 
1 / hi Ai
Konveksi 4
internal tube

Air Panas 3
Temperatur,
T1 = 92 oC 2

1
Air Panas
Permukaan h1 = 1961 W/m2K
Dalam, T2 = 78 oC
A1 = 3,14 di L

Air panas bertemperatur rata-rata 92 oC dengan koefisien perpindahan panas konveksi 1961 W/m2K
mengalir di dalam pipa 2 in standar (diameter dalam 5,25 cm, diameter luar 6,03 cm) dengan
kecepatan 25 cm/s. Panjang pipa adalah 3,5 m.
Apabila temperatur permukaan dalam pipa 78 oC, dan pipanya adalah pipa baja dengan konduktivitas
termal bahan 50 W/mK, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur permukaan luar pipa ( oC)
b. Temperatur udara di sekeliling-luar pipa, bila koefisien perp. panas konveksi udara luar 8 W/m2K.
Contoh penerapan 1

Q 14

Q23 
 T2  T3  Q34
3
=
4
23 =
ln( d 3 / d 2 )
12 =
Q
2kL Q 3
Temperatur, T3
2

(T  T ) 1
Q3 4  3 4 Udara luar
1 / ho Ao Temperatur, T4

Air panas bertemperatur rata-rata 92 oC dengan koefisien perpindahan panas konveksi 1961 W/m2K
mengalir di dalam pipa 2 in standar (diameter dalam 5,25 cm, diameter luar 6,03 cm) dengan
kecepatan 25 cm/s. Panjang pipa adalah 3,5 m.
Apabila temperatur permukaan dalam pipa 78 oC, dan pipanya adalah pipa baja dengan konduktivitas
termal bahan 50 W/mK, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur permukaan luar pipa ( oC)
b. Temperatur udara di sekeliling-luar pipa, bila koefisien perp. panas konveksi udara luar 8 W/m2K.
Contoh penerapan 2 15
=
Q 5
45
=
Q
34
= Q Di Luar pipa :
23
= Q 2
4 udara
Temperatur, T5
12
Q 3

Di Dalam pipa :
aliran air Panas
Temperatur, T1

Soal sama dengan sebelum ini, tetapi sekarang pipa diisolasi dengan bahan (k = 0,05 W/mK) setebal 4
cm, maka perkirakan besarnya :
a. Temperatur masing-masing permukaan batas ( oC)
b. Tahanan termal masing-masing
Daftar Pustaka
 
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass
Transfer”, 3th ed., John Wiley & Sons, New York
2. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., 2007, Thermodynamics: An Engineering
Approach, New York, McGraw-Hill
3. Arthur P. Fraas, 1989, “Heat Exchanger Design Handbook”, 2nd edition, John
Wiley & Sons, New York
4. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir , Modul Ajar Perpindahan Panas,
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Terima Kasih
Dafit Feriyanto, M.Eng., Ph.D

Anda mungkin juga menyukai