Anda di halaman 1dari 14

Alat Penukar Panas

01
Modul ke:
Prinsip Dasar Perpindahan Energi Dalam Bentuk Panas
Dafit Feriyanto, Ph.D

Fakultas
TEKNIK

Program Studi
Teknik Mesin
Prinsip dasar
Mesin-mesin termal, seperti: mesin turbin gas, motor bakar torak,
mesin turbin uap, mesin pendingin, dan mesin pengkondisian udara.

Teknik Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari cara


memprediksi proses perpindahan energy dalam bentuk panas yang
terjadi di antara suatu bahan tertentu akibat adanya beda temperature.

Termodinamika dapat mempredikasi besarnya energy yang diperlukan


untuk merubah tingkat keadaan system dari suatu tingkat keadaan
kesetimbangan tertentu ke tingkat keadaan kesetimbangan lainnya.
Gambar 1. Konsep dasar perpindahan energi dalam bentuk panas
Gambar 2. Perpindahan panas pada beberapa mesin termal
Gambar 3. Mekanisme perpindahan panas
Gambar 4. Prinsip dasar perpindahan panas
Gambar 5. Sistem pendinginan aliran fluida
Gambar 6. Sistem pemanasan aliran fluida
Gambar 7. Sistem pendinginan aliran
refrigeran di kondensor
Prinsip Kesetimbangan massa aliran refrigeran :

Pertama-tama kita harus terapkan prinsip kekekalan massa aliran fluida, yaitu laju aliran
massa fluida yang masuk dan keluar sistem harus sama. Pada sistem kita di atas,
massa aliran fluida masuk ke dalam sistem melalui saluran (1), dan keluar sistem
melalui saluran (2). Hal itu berarti laju aliran massa fluida yang masuk ke dalam sistem
(m1) harus sama besarnya dengan laju aliran massa fluida yang keluar sistem (m2) : m1

= m2 = 0,015 kg/s

Artinya pada sistem kondensor di atas, Laju aliran massa refrigeran masuk kondensor =
Laju aliran massa refrigeran keluar kondensor = 0,015 kg/s
Prinsip Kesetimbangan energi :

jumlah energi yang masuk ke dalam sistem kondensor harus sama dengan perubahan
energi di dalam sistem ditambah dengan jumlah energi yang keluar dari sistem.

Dari gambar 6 di atas kita dapat cermati bahwa :

(jumlah energi yang masuk ke dalam sistem) = ( E1 )

(perubahan energi di dalam sistem) = ( dE/dt )

(jumlah energi yang keluar dari sistem) = ( Q + E2 + dq + dEf )

Maka persamaan kesetimbangan energi bagi sistem kondensor tersebut di atas dapat kita
tulis sebagai berikut :
E1 = ( dE/dt ) + Q + E2 + dq + dEf
•Penerapan asumsi atau anggapan-anggapan
Dalam analisis ini kita anggap bahwa aliran refrigeran yang masuk dan keluar kondensor
dalam keadaan stasioner, sehingga ( dE/dt) = 0.
Kemudian, kerugian energi aliran karena gesekan dan kerugian energi panas di
kondensor kita anggap kecil, sehingga dEf = 0 dan dq = 0
Dengan menerapkan asumsi-asumsi tersebut di atas maka sekarang kita memiliki
persamaan :
E1 = Q + E 2
Atau :
Q = E1 - E2
Di sini :
v1  v2
2 2
E1  E 2  (h1  h2 )  ( )  g ( Z1  Z 2 )
2
Daftar Pustaka
1. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat & Mass Transfer”,
3th ed., John Wiley & Sons, New York

2. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., 2007, Thermodynamics: An Engineering


Approach, New York, McGraw-Hill

3. bp.blogspot.com/5mq5E3Np2JQ/UG99i3EG2cI/AAAAAAAAAKI/NBU1UIwsd84/s
1600/09072010.jpg

4. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir , Modul Ajar Perpindahan Panas, Universitas


Mercu Buana, Jakarta
Terima Kasih
Dafit Feriyanto, Ph.D

Anda mungkin juga menyukai