Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN DENGAN METODE Dye PENETRANT

Dye penetrant merupakan salah satu metode pengujian jenis NDT (Non
Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan.
Pemeriksaan dengan penetrant ini dilakukan untuk cacat permukaan
(cacat retak/retak halus), dapat digunakan untuk material metal atau non
metal, dan tidak bisa diperiksa dengan spot check. Uji liquid penetran,
berfungsi untuk mengetahui discontinuity halus pada permukaan seperti
retak, berlubang atau kebocoran. Prinsip kerja loquid penetrant testing,
yaitu : cairan penetrant akan masuk ke dalam defect dipermukaan
berdasarkan aksi kapilaritas.
Discontinuity yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah
discontinuity yang bersifat mikro yaitu discontinuity yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Deteksi discontinuity dengan cara ini
tidak terbatas pada ukuran, bentuk dan arah discontinuity, struktur bahan
maupun komposisinya.

Penggolongan Liquid Penetrant Testing


1. Berdasarkan Tipe Penetrant
a. Visible Dye Penetrant
Berisi cairan penetrant biasanya berwarna merah. Proses ini tidak
membutuhkan pencahayaan ultra violet, tetapi membutuhkan cahaya
putih yang cukup untuk pengamatan.
b. Fluorescent Penetrant
Cairan berwarna hijau muda terang (dengan bantuan cahaya
ultraviolet). Liquid penetrant ini adalah yang dapat berkilau bila
disensivitas fluorescent penetrant bergantung pada kemampuannya
untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultra violet yang lemah
pada ruangan yang gelap.
c. Dual Sensitivity Penetrant
Berisi kombinasi cairan visible dan fluorescent. Pada system ini,
specimen yang telah mengalami pengujian, untuk mengetahui cacat
di permukaannya dengan cara dilihat melalui bantuan cahaya lampu
dengan kekuatan minimal 100 Fc. Tetapi apabila dengan cara itu
tidak ditemukan cacat permukaan maka dilihat di dalam ruang gelap
dengan bantuan sinar ultraviolet.

2. Berdasarkan Cara Pembersihan Cairan Penetrant


a. Water Washable Penetrant (Visible dan Fliorescent)
Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan air. Sistem liquid
penetrant ini dapat berupa fluorescent. Proses pengerjaannya cepat
dan efisien. Pembilasan harus dilakukan secara hati-hati, karena
liquid penetran dapat terhapus habis dari permukaan yang
discontinuity.
b. Post Emulsifiled Penetrant (Visible dan Flourescent
Cairan penetrant di benda uji diberikan dulu emulsifier untuk
membuat penetrant dapat dibersihkan dengan air. Biasa digunakan
untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, menggunakan
penetrant yang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant jenis ini
dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah tambahan pada
saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang dibiarkan pada
permukaan spesimen.
c. Solvent Removable Penetrant (Visible dan Fliorescent)
Cairan penetrant di benda uji dibersihkan dengan solvent/cleaner.
Solvent removable sistem digunakan pada saat pre cleaning dan
pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli.
Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara
mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah
dilembabkan dengan solvent. Tahap akahir dari pengelapan dilakukan
dengan menggunakan kain kering.

Ada 2 jenis pemeriksaan menggunakan penetrant test, yaitu :


1. Penetran fluoresen yaitu pengujian penetran test yang dilakukan dengan
bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini berwarna hijau yang mengandung zat
warna yang akan berfluorensi bila disinari dengan sinar ultraviolet. Sama
halnya dengan phosphor apabila kena cahaya makin bersinar atau
menimbulkan cahaya yang akan menunjukan letak retakkan material.
Cara ini biasanya digunakan untuk material atau barang-barang yang
lebih membutuhkan sensitifitas lebih tinggi, missal : baling-baling
pesawat.
2. Penetran non Fluoresen yaitu pengujian ini dapat dilakukan langsung
secara visual langsung tanpa bantuan sinar ultraviolet. Cairan ini
berwarna merah yang mengandung zat warna yang memiliki sifat kontras
yang tinggi pada ruangan terang. Dan cara kedua ini yang paling banyak
digunakan karena dalam pemakaiannya paling mudah dan efisien.

Kelebihan Liquid Penetrant Testing adalah :


1. Portable, mudah dibawa kemana saja
2. Murah
3. Efisien
4. Tidak merusak.

Kekurangan Liquid Penetrant Testing adalah :


1. Hanya mendeteksi permukaan benda uji saja
2. Harus membersihkan permukaan benda uji dengan teliti terlebih
dahulu
3. Tidak bersih, menimbulkan kotoran
4. Dipengaruhi oleh variabel selama proses pengujian dilangsungkan
seperti : suhu, permukaan spesimen, pencahayaan dan kondisi lingkungan
sekitar.

Syarat-syarat cairan penetrant :


a. Mampu masuk lubang/bukaan yang sangat halus
b. Mampu menempel /tinggal pada bukaan/lubang yang dangkal
c. Tidak mudah menguap
d. Mudah dibersihkan dari permukaan
e. Tahan terhadap pemucatan
f. Tidak bersifat korosif
g. Tidak berbau
h. Tidak beracun
i. Stabil selama disimpan
j. Mampu tampil dengan cepat dari lubang ke permukaan setelah diberikan
developer

Peralatan yang digunakan untuk Liquid Penetrant Testing, yaitu :


a. Cleaner (pembersih)
b. Liquid Penetrant (ada yang berwarna merah atau berpendar / fluorescent
pada cahaya lampu ultraviolet)
c. Developer (berbentuk cairan)
d. Kain majun (putih)

Pemilihan Tipe Penetrant atau Sistem Penetrant terbaik


tergantung pada :
1. Sensitivitas yang diperlukan
2. Jumlah benda uji
3. Kondisi permukaan benda uji
4. Bentuk benda uji
5. Ketersediaan kelengkapan yang diperlukan, seperti : air, kompresor,
listrik, dll.

Tujuh langkah dalam proses inspeksi dengan menggunakan


penetrant test yaitu :
1. Pembersihan (cleaning) permukan part benda uji yang akan
diinspeksi
2. Pengeringan (pengeringan)
3. Pemberian penetran (penetrant application)
4. Pembersihan penetran (penetrant removal)
5. Pemberian developer (developer application)
6. Evaluasi subjek yang diinspeksi
7. Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi

Ada 2 jenis developer :


1. Wet Developer
- Sangat baik untuk diaplikasikan untuk permukaan yang halus (jika
menggunakan developer kering tidak akan menempel di permukaan yang
halus)
- Untuk menemukan cacat yang lebar dan dangkal, developer basah akan
memberikan lapisan developer yang merata
- Bisa diterapkan pada benda uji yang posisinya tidak datar
2. Dry Developer
- Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang kasar, memiliki sudut
tajam, berulir dan posisinya datar

Caranya dengan memberikan cairan berwarna terang (Liquid Penetrant)


pada permukaan yang di inspeksi. Cairan ini harus memiliki daya
penetrasi yang baik dan viskositas yang rendah agar dapat masuk pada
cacat dipermukaan material. Selanjutnya penetrant yang tersisa di
permukaan material disingkirkan. Cacat akan tampak jelas jika perbedaan
warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Sesuai inspeksi,
penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan pemberian developer.

PROSES PENGUJIAN
PERSIAPAN
1. menyiapkan alat-alat pembersih, lap, amplas, dll.
2. spot check tersitri dari cleaner, penetrant, dan developer.
3. alat-alat untuk membuat laporan blangko/formulir
PENGUJIAN
1. membersihkan material yang akan diuji, dibersihkan hingga bersih dari
kotoran, karat yang melekat, udahakan hingga permukaan mengkilap
(gunakan amplas).
2. apabila permukaan bersih dan halus, lap dengan kain yang bersih, sampai
kering, kemudian semprotkan celaner, ini gunanya untuk menghilangkan
lemak/minyak yang ada pada celah-celah cacat dan seluruh material yang
diuji.
3. semprotkan penetrant pada seluruh permukaan material yang diuji.
Warna penetrant ini merha, tunggu kurang lebih 15 menit supaya
penetrant meresap ke dalam seluruh celah-celah cacat.
4. Setelah kurang lebih 15 menit, bersihkan penetrant dengan majun/kain
lapi yang bersih, sampai material benar-benar bersih kering, tidak ada
warna merah lagi (kalau kurang bersih, nanti akan mengalami kesukaran
dalam evaluasi)
5. selanjutnya semprotkan developer merata ke seluruh permukaan dari
jarak 25-30 cm. Hal ini dimaksudkan agar indikasi cacat tetap bisa
terbaca, jika terlalu dekat kemungkinan indikasi cacat masih kurang jelas.
Warna developer ini putih, kemudian periksa apakah warna merah itu
muncul, itu adalah warna penetrant yang ada pada celah-celah cacat,
karena ada developer menjadi mengembang. Jadi bisa diketahui adanya
cacat, cacat itu bisa berupa retak, luka / goresan.
6. mengukur panjang cacat, untuk memudahkan pengukuran menggunakan
kertas tipis/kalkir, tempelkan dan jiplak cacat tersebut kemudian
mengukur gambar itu.
KETERANGAN :
A = Pada gambar A terlihat bahwa material yang sudah dibersihkan disemprot
secara merata dengan penetran dipermukaan materian tersebut, biarkan
penetran masuk kedalam celah material biarkan selama 5 -10 menit
(Dwell Time).
B = Setelah itu bersihkan penetran dengan kain, namun semprotkan terlebih
dahulu cleaner pada kain agar penetran yang menempel pada permukaan
lebih bersih. Jadi penetran yang tersisa hanya pada celah apabila terdapat
retak.
C = Kemudian setelah itu semprotkan developer pada permukaan material
tersebut dan diamkan beberapa saat.
D = Apabila terdapat indikasi keretakan maka cairan penetran yang yang
masuk kedalam celah tersebut akan terlihat dikarenakan daya kapilaritas,
dalam hal ini berat jenis developer lebih ringan dari pada penetran jadi
cairan developer akan mengisi pada celah tersebut sedangkan cairan
penetran akan naik keatas permukaan.
Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :
1. keretakan / kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut
merembet hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada di
bawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan
metode pengujian ini.
2. pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat
mengakibatkan indikasi palsu.
3. metode pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda
hasil metalurgy yang kurang padat.

Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan
non ferrous saja, tetapi juga pada keramik, plastic, gelas dan benda-benda
hasil powder metallurgy.

NOTE :
Tingkat kebersihan dari permukaan benda kerja berpengaruh terhadap
daya desak penetrant. Untuk permukaan yang kasar seperti pada casting
bisa terlebih dahulu digerinda agar rata. Area permukaan benda kerja
kurang lebih sejauh 25.4 mm dari tempat pengetesan harus bebas dari
semua kotoran, grease, sisa benang kain, scale, welding flux, spatter las,
cat, oli, dan bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi indikasi adanya
crack.

Anda mungkin juga menyukai