Dye penetrant merupakan salah satu metode pengujian jenis NDT (Non
Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan.
Pemeriksaan dengan penetrant ini dilakukan untuk cacat permukaan
(cacat retak/retak halus), dapat digunakan untuk material metal atau non
metal, dan tidak bisa diperiksa dengan spot check. Uji liquid penetran,
berfungsi untuk mengetahui discontinuity halus pada permukaan seperti
retak, berlubang atau kebocoran. Prinsip kerja loquid penetrant testing,
yaitu : cairan penetrant akan masuk ke dalam defect dipermukaan
berdasarkan aksi kapilaritas.
Discontinuity yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah
discontinuity yang bersifat mikro yaitu discontinuity yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Deteksi discontinuity dengan cara ini
tidak terbatas pada ukuran, bentuk dan arah discontinuity, struktur bahan
maupun komposisinya.
PROSES PENGUJIAN
PERSIAPAN
1. menyiapkan alat-alat pembersih, lap, amplas, dll.
2. spot check tersitri dari cleaner, penetrant, dan developer.
3. alat-alat untuk membuat laporan blangko/formulir
PENGUJIAN
1. membersihkan material yang akan diuji, dibersihkan hingga bersih dari
kotoran, karat yang melekat, udahakan hingga permukaan mengkilap
(gunakan amplas).
2. apabila permukaan bersih dan halus, lap dengan kain yang bersih, sampai
kering, kemudian semprotkan celaner, ini gunanya untuk menghilangkan
lemak/minyak yang ada pada celah-celah cacat dan seluruh material yang
diuji.
3. semprotkan penetrant pada seluruh permukaan material yang diuji.
Warna penetrant ini merha, tunggu kurang lebih 15 menit supaya
penetrant meresap ke dalam seluruh celah-celah cacat.
4. Setelah kurang lebih 15 menit, bersihkan penetrant dengan majun/kain
lapi yang bersih, sampai material benar-benar bersih kering, tidak ada
warna merah lagi (kalau kurang bersih, nanti akan mengalami kesukaran
dalam evaluasi)
5. selanjutnya semprotkan developer merata ke seluruh permukaan dari
jarak 25-30 cm. Hal ini dimaksudkan agar indikasi cacat tetap bisa
terbaca, jika terlalu dekat kemungkinan indikasi cacat masih kurang jelas.
Warna developer ini putih, kemudian periksa apakah warna merah itu
muncul, itu adalah warna penetrant yang ada pada celah-celah cacat,
karena ada developer menjadi mengembang. Jadi bisa diketahui adanya
cacat, cacat itu bisa berupa retak, luka / goresan.
6. mengukur panjang cacat, untuk memudahkan pengukuran menggunakan
kertas tipis/kalkir, tempelkan dan jiplak cacat tersebut kemudian
mengukur gambar itu.
KETERANGAN :
A = Pada gambar A terlihat bahwa material yang sudah dibersihkan disemprot
secara merata dengan penetran dipermukaan materian tersebut, biarkan
penetran masuk kedalam celah material biarkan selama 5 -10 menit
(Dwell Time).
B = Setelah itu bersihkan penetran dengan kain, namun semprotkan terlebih
dahulu cleaner pada kain agar penetran yang menempel pada permukaan
lebih bersih. Jadi penetran yang tersisa hanya pada celah apabila terdapat
retak.
C = Kemudian setelah itu semprotkan developer pada permukaan material
tersebut dan diamkan beberapa saat.
D = Apabila terdapat indikasi keretakan maka cairan penetran yang yang
masuk kedalam celah tersebut akan terlihat dikarenakan daya kapilaritas,
dalam hal ini berat jenis developer lebih ringan dari pada penetran jadi
cairan developer akan mengisi pada celah tersebut sedangkan cairan
penetran akan naik keatas permukaan.
Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :
1. keretakan / kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakan tersebut
merembet hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan yang ada di
bawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi dengan menggunakan
metode pengujian ini.
2. pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat
mengakibatkan indikasi palsu.
3. metode pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-benda
hasil metalurgy yang kurang padat.
Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan
non ferrous saja, tetapi juga pada keramik, plastic, gelas dan benda-benda
hasil powder metallurgy.
NOTE :
Tingkat kebersihan dari permukaan benda kerja berpengaruh terhadap
daya desak penetrant. Untuk permukaan yang kasar seperti pada casting
bisa terlebih dahulu digerinda agar rata. Area permukaan benda kerja
kurang lebih sejauh 25.4 mm dari tempat pengetesan harus bebas dari
semua kotoran, grease, sisa benang kain, scale, welding flux, spatter las,
cat, oli, dan bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi indikasi adanya
crack.