Tugas Terakhir Kimfis
Tugas Terakhir Kimfis
Steam Reforming
100
80
60
Kp
40
20
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Temperature
Dapat dilihat dari H yang positif melambangkan reaksi ini adalah reaksi
endotermis. Reaksi berlaku dari suhu 894oC hingga 1083oC dimana nilai Kp akan
meningkat seiring naiknya suhu. Saat suhu mulai memasuki 1000oC, Kp mulai
meningkat dengan pesat. Pada suhu 894oC, Kp yang diperoleh sebesar 0,846. Pada
suhu 1083oC, Kp yang diperoleh sebesar 173,740. Dari grafik yang diperoleh,
hubungan antara Kp dan suhu adalah linear dengan orde sekitar 2.
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan
suhu dengan cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor
(endoterm). Dengan asas Le Chatelier maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan
(ke arah produk) sehingga nilai Kp yang diperoleh menjadi semakin besar. Oleh
karena itu, temperatur memiliki nilai yang sebanding dengan nilai Kp yaitu semakin
tinggi suhu yang diberikan pada reaksi endotermis, maka semakin besar Kp yang
diperoleh (begitu pula sebaliknya).
Methanol Synthesis
900000000
800000000
700000000
600000000
500000000
Kp
400000000
300000000
200000000
100000000
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Temperature
Dapat dilihat dari H yang negatif melambangkan reaksi ini adalah reaksi
endotermis. Reaksi berlaku dari suhu 240oC hingga 300oC dimana nilai Kp akan
meningkat seiring naiknya suhu. Saat suhu mulai memasuki 270oC, Kp mulai
meningkat dengan pesat. Pada suhu 242oC, Kp yang diperoleh sebesar 545640823.
Pada suhu 385oC, Kp yang diperoleh sebesar 6,3609373. Dari grafik yang diperoleh,
hubungan antara Kp dan suhu adalah linear dengan orde sekitar 2 dengan slope yang
negatif, tidak seperti reaksi endotermis.
Reaksi:
CH4 + H2O CO + 3H2
Kondisi Reaksi:
T inlet = 525C = 798 K
T exit = 790C = 1063 K
P = 30 bar
Dari perhitungan persamaan Kp, diperoleh nilai Kp:
Kp=exp{30,345+ (-27278/790)} = 108,16568
Menghitung Kp:
3
2 28,8362 (0,2462)
= = = 975,0751
4 2 0,486(0,432)
Kesalahan literatur:
975,0751 108,16568
= | | 100% = 801,464%
108,16568
Sehingga, data-data hasil reaksi dalam tabel jauh dari harga kesetimbangan literatur.
=
Persamaan Kp:
(30 )3 (30 ) (30 )3 2700 3
= = = = 900 2 = 108,16568
(30 )(30 ) (30 ) 30
2 = 0,12018
= 0,34668
4. Berdasarkan persamaan Vant Hoff yang sudah anda pelajari, bisakah anda
menghitung harga H untuk reaksi tersebut (pilih 2 reaksi : eksotermis &
endotermis).
= [( + + ) ( + + )
Setiap entalpi dan entropi spesifik di dalam persamaan ini tergantung pada
tempratur saja. Melakukan diferensiasi terhadap tempratur
Dari definisi so(T) dapat diperoleh dso /dT = cp/T. Selain itu dh/dT = cp. Oleh
karena itu setiap suku yang digunakan pada persamaan di atas terseliminasi dan akan
menjadi persamaan yang lebih sederhana. Setelah mengevaluasi persamaan akan
didapat persamaan.
( + + )
=
2
=
2
2 1 1
= ( )
1 2 1
T Kp1 Kp2 Kp
In 894 30,345 -27278 0,8459412194
Out 1083 30,345 -27278 173,7396145
2 1 1
= ( )
1 2 1
173,7396145 1 1
ln ( )= ( )
0,8459412194 0.082 1083 894
= 223,6
H yang didapat dari reaksi endotermis primary steam reforming adalah 223,6 kJ/mol
2 1 1
= ( )
1 2 1
6,3609373 1 1
ln ( )= ( )
545640823 0.082 385 242
= 975,95
5. Karena reaksi berlangsung pada fasa gas, uraikan bagaimana pengaruh suhu
terhadap berlangsungnya reaksi fasa gas. Tunjukkan persamaan matematika
yang memadai!
Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang
bersifatendothermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan
bergeser ke kanan yaitu reaksiyang bersifat eksothermis. Menaikan suhu, sama artinya
kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa
kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin bergerak
menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga sebaliknya.
Pengaruh suhu terhadap kesetimbangan dapat dilihat dari persamaan Vant Hoff
dari turunan persamaan kesetimbangan yang menyatakan hubungan temperatur
terhadap kesetimbangan.
DG/RT = lnK
Plot garis persamaan dari K vs. 1/T dengan garis lurus bersama slope = -DH /R
Jika reaksi tersebut exotermis DH <0 dengan slope ln(K) vs. 1/T positif (>0)
Ketika T meningkat nilai K semakin kecil
Kenaikan temperatur terhadap reaktan (le Chatelier)
Jika reaksi tersebut endothermis DH >0 dengan slope ln(K) vs. 1/T is negatif
(>0)
Ketika T meningkat nilai K semakin besar
Kenaikan temperatur terhadap produk (le Chatelier)
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan
menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan
bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih
besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan
transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis
hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi
ARRHENIUS:
dimana:
k : tetapan laju reaksi A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap
reaksi
E : energi pengaktifan R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314
joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
6. Berdasarkan pendapat anda, seharusnya bagaimanakah konversi yang setinggi-
tingginya bisa dicapai oleh berbagai reaksi tersebut?
Reaksi steam reforming CH4 dalam gas alam merupakan cara yang paling
ekonomis pada saat ini untuk memproduksi hidrogen secara komersial. Hasil reaksi
steam reforming CH4 adalah syngas atau gas sintesis yang kandungannya berupa CO
dan H2. Selain untuk mensintesa amoniak, gas sintesis merupakan bahan baku yang
sangat dibutuhkan oleh berbagai industri (methanol, asam asetat, glikol, dan
sebagainya).
Industri amonia merupakan salah satu industry yang cukup banyak didirikan
dan dibutuhkan terutama dalam negara agraris seperti Indonesia. Dalam pabrik
amoniak, unit yang digunakan untuk sintesis H2 adalah unit primary and secondary
reformer. Pada unit ini H2 terbentuk dari reaksi steam reforming CH4 (dari gas alam)
yang menghasilkan produk berupa gas CO dan H2 yang biasa disebut dengan
synthesis gas.
Hal-hal yang menjadi faktor penentu dalam efektivitas sintesa tersebut adalah
rasio H2O terhadap CH4, tekanan operasi, serta temperature umpan. Rasio H2O : CH4
yang biasanya digunakan adalah 2 : 6. Konversi untuk menghasilkan H2 yang relatif
tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan rasio H2O : CH4 pada temperatur tinggi.
Namun penggunaan rasio yang tinggi akan meningkatkan kebutuhan H2O yang akan
meningkatkan biaya karena peningkatan rasio sedikit saja akan berdampak sangat
besar bagi biaya dalam skala industri. Pemilihan rasio ini berdasarkan pertimbangan
untuk mencegah terjadinya pembentukan karbon pada permukaan katalis yang dapat
mengakibatkan penurunan kinerja katalis. Menurut hukum termodinamika untuk
reaksi steam reforming, semakin tinggi temperatur dan semakin rendah tekanan akan
mengakibatkan peningkatan konversi CH4. Pada nyatanya, penggunaan tekanan tinggi
tetap dilakukan dengan pertimbangan bahwa gas alam tersedia pada tekanan tinggi.
Selain itu, penggunaan tekanan tinggi dapat meningkatkan jumlah umpan gas.
Tekanan umpan yang biasanya digunakan adalah 5-30 atm. Temperatur umpan yang
digunakan sangat bervariasi, diantaranya adalah 454650C. Sedangkan temperatur
reaksi yang digunakan adalah 727927oC.
Pada proses steam reforming, umpan hidrokarbon dapat berupa gas alam
ataupun nafta akan diubah menjadi gas sintesis (H2 dan CO) melalui reaksi dengan
steam dengan bantuan katalis dalam primary reformer furnace. Proses ini biasanya
dioperasikan pada temperatur sekitar 800-870oC dan pada tekanan 2,17-2,86 MPa
(300-400 psig), dengan menggunakan bantuan katalis nikel. Temperatur di atas
1000oC dan tekanan di atas 3,79 MPa (550 psia) digunakan pada unit autothermal
reformer (secondary reformer), dimana hidrogen yang dihasilkan kemudian
digunakan untuk produksi amonia atau metanol.
Pada proses steam reforming dengan gas alam, jika gas alam direpresentasikan
dengan CH4, maka reaksi utama reformasi gas alam dengan steam dapat dituliskan
seperti dalam persamaanpersamaan berikut :
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa reaksi yang terjadi bersifat sangat
endoterm sehingga proses steam reforming ini membutuhkan panas yang besar supaya
reaksi dapat berjalan dengan baik. Reaksi tersebut merupakan reaksi reversible pada
temperatur reforming, sehingga perlu untuk memperhatikan prinsip Le Chatelier agar
konversi kesetimbangan dapat dioptimalkan. Menurut Le Chatelier, temperatur,
tekanan serta penambahan atau pengurangan pereaksi dan produk reaksi akan
mempengaruhi kesetimbangan.