Anda di halaman 1dari 15

Muhammad Hartanto Enteding1), Ihsan2), Isfa Sastrawati2)

1) Mahasiswa Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
2) Dosen Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Hasanuddin

Abstrak

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun melintang sungai yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka
air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air utamanya sebagai sarana irigasi, tetapi tidak menutupi
kemungkinan mempunyai fungsi lain misalkan sebagai sarana wisata dan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Ekowisata
merupakan salah satu konsep wisata yang menitikberatkan pada aspek pelestarian dan penjagaan lingkungan
dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlibihan. Penerapan ekowisata dalam pengembangan
Bendungan Bili-bili diharapkan dapat meningkatkan kesajahteraan masyarakat sekitar Bendungan Bili-bili dan
dapat melastirkan alam. Penentuan konsep ekowisata yang akan diterapkan diawali dengan mempertimbangkan
karakteristik dasar kawasan sekitar bendungan Bili-bili. Kemudian ditetapkan konsep pengembangan kawasan
yang diarahkan pada Konsep Ekowisata Alam Berbasis Pendidikan (Edutourism) yang diimplementasikan dalam
sebuah arahan pengembangan berupa konsep atraksi wisata dan konsep macam dan jenis fasilitas.

Kata Kunci : Pengembangan, Ekowisata, Atraksi Wisata

Abstract

Construction dam is built across a river that is intentionally designed to elevate the level of the water table or to
get high falls, so the water primarily as a means of irrigation, but does not cover the possibility of having other
functions for example as a means of tourism and hydroelectric plants. Ecotourism is one of the tourist concept
that focuses on the preservation and maintenance aspects of the environment and do not exploit the natural
resources berlibihan. Application of ecotourism in the development of Bili-Bili dam is expected to increase local
community kesajahteraan Bili-Bili dam and can melastirkan nature. Determination of the concept of ecotourism
which will be applied starting with considering the basic characteristics of the area around the dam Bili-Bili. Then
defined the concept of regional development directed at "Natural Ecotourism Concept Based Education
(Edutourism)" which is implemented in a direction of development of the concept and the concept of kinds of
tourist attractions and facilities.

Keywords : Development, Ecotourism, Tourist Attraction


1) The Undergraduate of Urban and Regional Development Study Program, Architecture Department, Engineering Faculty,
Hasanuddin University.
2) Lucturer of Urban and Regional Development, Dapartement of Architecture, University of Hasanuddin.
A. Pendahuluan wisata yang masih minim dan fasilitas penunjang
wisata agar diminati oleh wisatawan, dan yang
Bendungan Bili-bili merupakan bendungan
terpenting untuk memudahkan dalam memajukan
terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak
perekonomian masyarakat khususnya masyarakat
di wilayah Kabupaten Gowa yang letaknya 30
lokal yang secara langsung terpengaruh oleh
Kilometer dari Kota Makassar. Bendungan Bili-bili
kegiatan wisata.
mempunyai beberapa fungsi, fungsi utama sebagai
irigasi atau pengairan, pembangkit listrik tenaga air Konsep perencanaan wisata bendungan Bili-bili

(PLTA) dan sebagai sumber air baku bagi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya alih

perusahaan daerah air minum (PDAM), selain itu fungsi lahan yang tidak merujuk pada RTRW

bendungan ini juga di kembangkan sebagai potensi Kabupaten Gowa 2012-2032 dengan pertumbuhan

wisata (RTRW Kabupaten Gowa 2012-2032). lahan yang sesuai untuk melestarikan fungsi

Kawasan wisata bendungan Bili-bili merupakan bendungan Bili-bili dan meningkatkan

salah obyek wisata pemerintahan Kabupaten Gowa perekonomian masyarakat.

dari beberapa obyek wisata lainnya yang terdapat


B. Rumusan Masalah
di Kabupaten Gowa.
1. Bagaimana Karakteristik bendungan Bili-bili

Perkembangan wisata bendungan Bili-bili sebagai salah satu obyek wisata?

sangat potensial karena didalam RTRW Kabupaten 2. Apa potensi kawasan bendungan Bili-bili

Gowa 2012-2032 sebagai kawasan strategis, sebagai daya tarik ekowisata?

namun hal ini belum berbanding lurus dengan 3. Bagaimana konsep pengembangan ekowisata di

penunjang pariwisata seperti aksesibilitas menuju bendungan Bili-bili?

lokasi kawasan wisata bendungan Bili-bili yang C. Kajian Pustaka

belum memadai dan juga masih memerlukan 1. Pengertian Ekowisata

pengembangan dan pengelolaan dalam Menurut Damanik dan Weber (2006: 37),
menigkatkan fasilitas penunjang di kawasan ekowisata merupakan salah satu bentuk
wisata, di sisi lain aktivitas wisata terus mengalami kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang
peningkatan. khusus itu menjadikan ekowisata sering

Obyek wisata di bendungan Bili-bili sangat diposisikan sebagai lawan dari wisata massal.

beragam, antara lain berupa pemandangan alam Sebenarnya yang lebih membedakannya dari

berupa hamparan air bendungan sejauh mata wisata massal adalah karakteristik produk dan

memandang, vegatasi pohon jati yang merupakan pasar. Perbedaan ini tentu berimplikasi pada

sebagai green belt (sabuk hijau), dan pulau kecil kebutuhan perencanaan dan pengelolaan yang

yang berada di sekitar bendungan Bili-bili tersebut. tipikal.

Serta sebagai tempat wisata kuliner keluarga


2. Tujuan Ekowisata
dengan menu khas ikan tawar bendungan Bili-bili,
disamping itu bendungan Bili-bili juga sebagai Tujuan ekowisata merupakan komponen

tempat tujuan memancing dari beberapa daerah terpenting yang diharapkan memberikan

sekitarnya. Namun masih ada permasalahan yang keupasan, pengalaman berkesan atau gagasan

dihadapi oleh kawasan wisata bendungan Bili-bili atau pemikiran baru kepada wisatawan. Seorang

yaitu belum dikelola dengan baik, seperti atraksi pengunjung dengan pengalamannya tersebut
bukan tidak mungkin selain akan ikut d) Memberikan keuntungan finansial secara
mempromosikan juga akan tertarik secara langsung bagi keperluan konservasi melalui
langsung berbisnis atau berinvestasi kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
mengembangkan tempat tujuan tersebut. e) Memberikan keuntungan finansial dan
Pengalaman memperlihatkan bahwa sentuhan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dengan
bisnis oleh wisatawan asing khususnya dapat menciptakan produk wisata yang
memperbaiki manajemen dan meningkatkan mengedepankan nilai-nilai lokal.
indusrti wisata. f) Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial,
lingkungan dan politik di daerah tujuan wisata.
Tempat tujuan wisata terdiri beberapa komponen,
g) Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian
antara lain akomodasi, atraksi atau hiburan dan
kerja, dalam arti memberikan kebebasan
penunjangnya. Tempat tujuan atau komponen-
kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk
komponen di dalamnya hanya terdiri satu (single
menikmati atraksi wisata sebagai wujud hak
point) atau lebih (multiple point). Diperlukan
azasi, serta tunduk pada aturan main yang adil
manajemen yang rumit apabila terdiri multiple
dan disepakati bersama dalam pelakasanaan
point tujuan atau komponen, menyangkut aliran,
transaksi-transaksi wisata.
pendjadwalan, dan penyediaan faktor
penunjangnya (Iwan Nugroho, 2011:132). 4. Konsep Dasar Ekowisata

3. Prinsip Ekowisata Menurut From (2004) dalam Damanik dan Weber


(2006: 38) menyusun tiga konsep dasar yang lebih
The Internasional Ecotourism Society (2000) dalam
operasional tentang ekowisata, yaitu sebagai
buku Damanik dan Weber, 2006:39) menyebutkan
berikut:
ada tujuh prinsip dalam ekowisata. Prinsip dari
ekowisata ini dapat menciptakan pembangunan a) Perjalanan outdoor dan di kawasan alam

yang ecological friendly. Prinsip itu antara lain yang tidak menimbulkan kerusakan

yaitu: lingkungan. Dalam wisata ini orang biasanya


menggunakan sumberdaya hemat energi.
a) Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan
Seperti tenaga surya, bangunan kayu, bahan
atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal
daur ulang, dan mata air. Sebaliknya tidak
akibat kegiatan wisata.
mengubah topografi lahan dan lingkungan
b) Membangun kesadaran dan penghargaan atas
dengan mendirikan bangunan yang asing
lingkungan dan budaya di destinasi wisata, baik
bagi lingkungan dan budaya masyarakat
pada diri wisatawan, masyarakat lokal mapun
setempat.
pelaku wisata lainnya.
b) Wisata mengutamakan penggunaan fasilitas
c) Menawarkan pengalaman-pengalaman positif
transportasi yang diciptakan dan dikelola
bagi wisatawan maupun masyakarat lokal
oleh masyarakat kawasan wisata itu.
melalui kontak budaya yang lebih intensif dan
Prinsipnya, akomodasi yang tersedia
kerjasama dalam pemeliharaan atau konservasi
bukanlah perpanjangan tangan hotel
ODTW.
internasional dan makanan yang ditawarkan
juga bukan berbahan baku impor, melainkan
semuanya berbasis produk lokal. Oleh sebab
itu wisata ini memberikan keuntungan d) Zona pengembangan : areal dimana
langsung bagi masyarakat lokal. berfungsi sebagai lokasi budidaya dan
c) Perjalanan wisata ini menaruh perhatian penelitian pengembangan ekowisata.
besar pada lingkungan alam dan budaya
6. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan
lokal. Para wisatawan biasanya banyak
di Bendungan.
belajar dari masyarakat lokal, bukan
Pembangunan bendungan selain bermanfaat untuk
sebaliknya menggurui mereka. Wisatawan
menampung air dan menaikkan level air untuk
tidak menuntut masyarkat lokal agar
saluran irigasi, perikanan maupun tempat wisata,
menciptakan pertunjukan dan hiburan
dll. Pembangunan bendungan jika ditinjau dari segi
ekstra, tetapi mendorong mereka agar diberi
restorasi mempunyaik dampak positif dan negative
peluang untuk menyaksikan upacara dan
bagi kehidupan biotik dan abiotik. Beberapa
pertunjukan yang sudah dimiliki oleh
dampat tersebut antara lain sebagai berikut (Murni
masyarakat setempat. Daripada
Ridha Sanusi 2006: 10).
menimbulkan kesan pamer kekayaan di
depan masyarakat setempat, wisatawan a) Dampak Positif Pembangunan di Bendungan:
cenderung mengurangi visual ketimpangan 1) Pengendali banjir.
ekonomi itu, misalnya dengan berpakaian 2) Budidaya perikanan.
3) Cadangan air.
dan makan-minum sewajarnya sehingga
4) Meningkatnya pasokan air irigasi.
tidak memberikan pendidikan yang buruk 5) Menghasilkan tenaga listrik.
kepada anak-anak setempat. 6) Memberikan kesempatan untuk rekreasi.
7) Meningkatnya perekonomian masyarakat
5. Pendekatan Zonasi Kawasan Ekowisata
b) Dampak Negatif Pembangunan di Bendungan:
Zoning peletakan fasilitas dibedakan dalam tiga
1) Bendungan menciptakan permasalahan
zonasi yaitu zona inti, zona penyangga, zona kesehatan, berbagai penyakit seperti malaria
pelayanan dan zona pengembangan (Gumelar S. sering meningkat karena bendungan
Sastrayuda 2010). menyediakan habitat bagi nyamuk dan
hewan penular penyakit lainnya.
a) Zona inti : dimana atraksi/daya tarik wisata 2) Bendungan membunuh populasi ikan di hulu
utama ekowisata. sungai menurun karena ikan tidak dapat
b) Zona Penyangga (Buffer zone) : dimana bermigrasi melewati bendungan.
kekuatan daya tarik ekowisata 3) Bendungan dapat melepaskan air yang
dipertahankan sebagai ciri-ciri dan tercemar. Air berkualitas rendah
karakteristik ekowisata yaitu mendasarkan menyebabkan penyakit kepada masyarakat
lingkungan sebagai yang harus dihindari dari dan hewan ternak yang bertempat tinggal di
pembangunan dan pengembangan unsur- hilir sungai.
unsur teknologi lain yang akan merusak dan 4) Hasil panen berkurang karena bendungan
menurunkan daya dukung lingkungan dan membanjiri beberapa tanah pertanian dan
tidak sepadan dengan ekowisata. menghalangi aliran endapan ke hilir sungai
c) Zona Pelayanan : wilayah yang dapat yang berguna untuk menyuburkan
dikembangkan berbagai fasilitas yang pertanian.
dibutuhkan wisatawan, sepadan dengan 7. Pemanfaatan Bendungan Sebagai Sarana
kebutuhan ekowisata.
Wisata.

Perairan benndungan atau danau bersifat Common


property dan Open access serta mempunyai
pemanfaatan majemuk oleh karena itu justru bisa bertahan hidup karena makanan dapat
sangat diperlukan pengelolaan maupun diperoleh secara alami di kolam, misalnya jentik-
pengaturan yang baik dengan tetap jentik, plankton, dan lain-lain.
memperhatikan aspek kelestarian sumber daya
dan lingkungan hidup agar dalam pemanfaatannya Secara ekonomis, usaha budidaya ikan sangat
tidak menimbulkan dampak yang negatif (Fandeli, menguntungkan karena ikan memiliki nilai ekonomi
2001 dalam Agus Sumargo, 2006). yang tinggi. Disamping itu, ikan juga sangat
mendukung bagi pemenuhan gizi bagi masyarakat
Wisata alam merupakan salah satu jenis wisata (cahyono, 2000).
yang mengandalkan keindahan alam dan untuk
menambahkan keindahan waduk serta menjaga 10. Jenis-jenis Ikan Potensial Yang Dapat
keberlanjutannya mutlak diperlukan sabuk hijau Dibudidayakan di Air Tawar.
(Green belt) di seputar waduk (Maryono 2005
dalam Agus Sumargo 2006). Adapun jenis-jenis ikan yang sering dibudidayakan
di air tawar sebagai berikut (cahyono, 2000):
Pemanfaatan bendungan sebagai kawasan wisata
alam harus memperhatikan fungsi utama
a) Ikan Mas (cyprinus carpio L).
bendungan, khususnya bila dikaitkan dengan
b) Ikan Nila (oreochromis nilotica).
pembagian kawasan tidak boleh dilaksanakan pada
kawasan bahaya, tetapi sebagian dimungkinkan c) Lele.
pada kawasan suaka khususnya pada wisata hutan d) Patin (pangasius sp)
dan sebagian besar dilakukan pada kawasan bebas e) Gurami (osphyrenemus gourami)
(Maryono, 2005 dalam Agus Sumargo, 2006).
D. Contoh Kawasan Wisata di Bendungan
8. Potensi Sumber Daya Perikanan Air
(ekowisata)
Tawar.
1. Bendungan jatiluhur merupakan salah satu
Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan
bendungan yang dimanfaatkan sebagai tempat
sumber daya manusia yang berlimpah merupakan
modal dasar untuk meningkatkan dan wisata yang berada di Kabupaten Purwakarta,
mengembangkan pembangunan perikanan di di dalam kawasan wisata ini terdapat beberapa
Indonesia (cahyono, 2000): obyek wisata yang dapat dinikmati oleh
masyarakat baik untuk kegiatan rekreasi,
a) Pembinanaan seluruh aparat dinas pertemuan, dan menginap. Selain itu di
perikanan mulai dari tingkat pusat sampai bendungan jatiluhur terdapat budidaya ikan
tingkat daerah, baik berupa bimbingan keramba jaring apung, budidaya perikanan ini
tekniks maupun nonteknis. menjadi daya tarik tersendiri buat para
b) Pemberian rekomendasi paket-paket wisatawan. Bendungan Jatiluhur tersebut
teknologi hasil penelitian untuk dapat terdapat fasilitas seperti, hotel, bar dan tempat
mengembangkan dan meningkatkan makanan, lapangan tenis, bilyard, perkemahan
produktivitas perikanan. dan olahraga air.
c) Bimbingan kepada masyarakat berupa
penyuluhan-penyuluhan mengenai sarana
produksi budidaya ikan air tawar.
d) Pembangunan sarana dan prasarana
budidaya ikan air tawar di seluruh
Gambar Bendungan Jatiluhur
Indonesia untuk memudahkan petani atau
pengasuh mendapatkan informasi atau
2. Wisata bendungan Panji Sukarame merupakan
fasilitas lainnya, misalnya pengadaan
salah satu tujuan rekreasi yang berada di Kota
benih ikan.
Tenggarong, bendungan ini memiliki panorama
alam yang indah dan air bendungan yang
9. Keuntungan Budidaya Ikan Air Tawar
tenang, selain berfungsi sebagai irigasi,
Usaha budidaya ikan air tawar sebenarnya sangat bendungan ini junga di kembangkan sebagai
mudah, asal ketersediaan air mencukupi. tempat wisata, fasilitas wisata bendungan ini
Walaupun tidak diberikan makan, ikan masih tetap
seperti gazebo, olahraga air, menara pantau, F. Populasi dan Sampel
flyingfox, dan rumah makan. 1. Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan
dari unit dalam individu yang berada dalam
wilayah cakupan yang akan diteliti menjadi
Gambar Bendungan Panji Sukarame
sasaran dalam penelitian. Adapun yang
E. Lokasi Penelitian menjadi populasi pada perencanaan ini
yaitu pengunjung atau wisatawan yang
Lokasi penelitian dilakukan di sekitar kawasan
datang berkunjug ke bendungan Bili-bili.
wisata bendungan Bili-bili di Kelurahan
pada tahun 2014 sebanyak 936 orang
Bontoparang, Kabupaten Gowa, yang terletak di
(Sumber Dinas pariwisata dan Kebudayaan
Kecamatan Parangloe, berada 32 km dari kota
Kabupaten Gowa).
Makassar, hanya perlu kurang lebih 35 menit dari
2. Sampel
kota Makassar.
Sampel merupakan bagian dari populasi
yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk
memperoleh gambaran dari populasi.
Pengambilan sampel pada perencanaan ini
bertujuan untuk mengetahui aktifitas
wisatawan. Teknik pengambilan sampling
dilakukan dengan menggunakan rumus
slovin.
Gambar Peta Administrasi Kecamatan Parangloe
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa

Gambar Peta Akses Menuju Bendungan Bili-bili


Sumber : Citra Udara 2015
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = batas toleransi kesalahan

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah 41 orang


dengan batas toleransi kesalahan 5%. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam studi
Gambar Peta Delinasi Wilayah Perencanaan ini yaitu metode pengambilan Accidental Sampling,
Sumber : Citra Udara 2015
yaitu sampel yang ditemui di lapangan pada saat I. Analisis dan Pembahasan
observasi.
1. Anilisis Karakteristik Bendungan Bili-bili
G. Teknik Analisis
a. Fungsi Bendungan
1. Identifikasi karakteristik bendungan
Bili-bili sebagai salah satu obyek Bendungan Bili-bili merupakan bendungan
wisata. terbesar di Sulawesi Selatan yang terletak di
Digunakan identifikasi untuk mengetahui Kabupaten Gowa, sekitar 32 kilometer sebelah
karakteristik bendungan Bili-bili, seperti Timur Kota Makassar pada jalan poros Makassar
fungsi bendungan, topografi, bendungan, - Malino, bendungan Bili-bili memiliki luas 40.428
batas tangkapan air, zona penyangga dan ha. Bendungan ini berfungsi sebagai pengendali
aksesibilitas (kondisi jalan). banjir kiriman dari Sungai Jeneberang dari debit
2. Identifikasi potensi kawasan 2.200 m3/detik menjadi 1.200 m3. Hal ini
bendungan Bili-bili sebagai daya tarik digunakan untuk mencegah meluapnya air,
ekowisata. bendungan ini juga memiliki fungsi sebagai
Digunakan idenfikasi untuk mengetahui penyediaan air irigasi di tiga daerah irigasi yaitu
potensi wisata bendungan Bili-bili, seperti Bili-bili, Kampili dan Bissua sebesar 24.585 ha di
panorama alam, flora dan flora, daerah musim hujan dan 19.540 ha di musim kemarau,
perairan, perekonomian dan karakteristik penyedia air bersih untuk masyarakat Gowa dan
wisatawan. Makassar sebesar 3.300 liter/detik, pembangkit
3. Analisi Spasial listrik tenaga air (PLTA) sebesar 16.30 MW,
Untuk menentukan konsep perencanaan
Sedimen yang terdapat di bendungan Bili-bili
sesuai fungsi lahan bedasarkan aktifitas
merupakan jenis pasir galian yang digunakan
pariwisata di kawasan perencanaan.
sebagai mata pencaharian baru bagi

H. Konsep Dasar Perencanaan masyarakat setempat. Terdapat pula usaha


industri rumah tangga yaitu pembuatan pot-
Konsep dasar perencanaan perencanaan
pot bunga, pavin blok, dan kerajinan-
ekowisata di sekitar Bendungan Bili-bili disusun
kerajinan tangan lainnya yang bahan bakunya
dengan mempertimbangkan potensi dan daya tarik
berasal dari pasir tersebut.
yang ada pada lokasi studi. Potensi dan peluang
pengembangan juga dipertimbangkan dengan Selain itu bentuk mata pencaharian

teori dan standar pedoman yang ada sehingga pembangunan bendungan Bili-bili yaitu

mampu menghasilkan konsep pengembangan. dengan menjaring ikan, pariwisata dan

Adapun konsep dasar yang dimaksud yakni pertanian jenis horticultural untuk kebutuhan

sebagai berikut: konsumsi rumah tangga.

1. Penyediaan fasilitas penunjang wisata pada b. Topografi

kawasan sekitar bendungan Bili-bili


Secara geografis, daerah tangkapan bendungan
2. Mengembangkan berbagai jenis atraksi wisata
Bili-bili berada di wilayah sub DAS Jeneberang
yang sesuai dengan daya dukung kawasan
terletak antara 5o 11 8 5o 20 41 Lintang
sekitar bendungan Bili-bili.
Selatan (LS) dan 119o34 30 119o56 54
Bujur Timur (BT). Daerah tangkapan bendungan
berada pada hulu DAS Jeneberang dengan luas
384,4 km2 (38.440 ha), bendungan Bili-bili
mempunyai topografi bervariasi mulai dari datar
hingga sangat curam. Ketinggian elevasi
bendungan Bili-bili mulai dari 25 300 mdpl
Gambar Keadaan air pada saat musim kemarau
bedasarkan data DEM (Digital Elevation Model)
yang diperoleh sesuai titik koordinat dari
bendungan Bili-bili. Data DEM ini kemudian
diolah dalam software Arcgis 10.1 dengan
menggunakan teknik surfice dalam analisis
spasial tools, sedangkan ketinggian elevasi lokasi
penelitian mulai dari 75 100. Gambar Keadaan air pada saat musim hujan

Gambar Peta Kontur Bendungan Bili-bili Gambar Peta Tangkapan Air Pada Saat Musim Hujan
dan Kemarau
Bedasarkan karakateristik kawasan dari segi
Bedasarkan karakteristik kawasan dari segi
topografi, kawasan bendungan Bili-bili dapat di
tangkapan air pada musim hujan dan musim
kembangkan sebagai kawasan pariwasata
kemarau. Pada musim kemarau sekitar
dengan konsep ekowisata yang berintegrasi
bendungan Bili-bili dapat dijadikan sebagai
dengan alam seperti wisata berkemah dan
wisata berkemah karena pada saat itu air
melihat pemandangan pada sekitar bendungan
pada bendungan Bili-bili menjadi surut.
Bili-bili.
d. Zona Penyangga
c. Batas Tangkapan Air

Bedasarkan hasil observasi lapangan di


Pasang surut surut di bendungan Bili-bili dapat
bendungan Bili-bili terdapat arboretum (kebun
berubah tergantung pada kondisi alam, hasil
koleksi) kayuara salapang yang dominasi oleh
analisis menggunakan peta udara yang diolah di
vegetasi jati yang berfungsi untuk menahan erosi
Arcgis 10.1 memperlihatkan perubahan
pada sempadan sungai pada bendungan Bili-bili.
tangkapan air bendungan Bili-bili pada musim
hujan adalah 869.19 ha sedangkan pada musim
kemarau 821.45 ha.
2. Analisis Potensi Wisata Bendungan Bili-
bili

a. Panorama Alam

Potensi alam yang dimiliki kawasan bendungan


Bili-bili sangat mendukung kebedaraan obyek
Gambar Arboretum (kebun koleksi
wisata bendungan Bili-bili sebagai salah satu
tempat wisata di Kabupaten Gowa. Keindahan
alam bendungan Bili-bili merupakan modal dasar
yang diandalkan, hamparan air bendungan
sejauh mata memandang di lingkari oleh bukit-
bukit sebagai sabuk hijau dan pulau kecil yang
ada di dalamnya melengkapi keindahannya.
Gambar Vegetasi Jati

e. Aksesibilitas (Kondisi Jalan)

Salah satu faktor penting dalam pengembangan


sebuah daya tarik wisata adalah tersedianya
aksesibilitas yang baik untuk mencapai kawasan
wisata tersebut. Sesuai hasil observasi lapangan
dapat digambarkan jika dilihat dari aspek
aksesibilitas menuju ke kawasan wisata
bendungan Bili-bili ada beberapa yang masih Gambar Panorama Alam Wisata Bendungan Bili-bili
jauh dari standar yang di tentukan, bisa di
b. Flora dan Fauna
kategorikan tidak memenuhi level of service
suatu kawasan wisata. Secara spesifik lokasi Keadaan flora di bendungan Bili-bili merupakan
kawasan wisata bendungan bili-bili bisa di vegetasi daerah tropis basah, seperti pohon jati
tempuh dari berbagai arah pertama melewati dan juga arboretum (kebun koleksi) kayuara
daerah pattalasang gowa dan bisa juga salapang. Vegetasi pohon jati ini berfungsi sebi
melewati daerah jalan malino. Kondisi jaringn sabuk hijau (green belt) untuk melindungi
jalan yang menjadi aksesibilitas menuju bendungan dari erosi, menahan lumpur dari
kawasan wisata bendungan bili-bili memiliki bagian atas bendungan, dan untuk memperbaiki
lebar 10 meter, masih adanya jalan yang lubang kualitas lingkungan yang akan bermanfaat untuk
dan berpasir dan di genangi oleh air. pengembangan pariwisata di bendungan Bili-bili
tersebut.

Fauna yang ada disekitar bendungan adalah


burung bangau dan adanya beberapa jenis ikan
seperti ikan nila dan ikan lele di dalam
Gambar Kondisi Jaringan Jalan Aksesibilitas Kawasan Wisata bendungan memperbanyak fauna yang ada di
Bendungan Bili-bili kawasan bendungan Bili-bili
e. Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung diperoleh


bedasarkan hasil survei (kuesioner) yang
dibagikan kepada 41 reponden. Dari aspek
jenis kelamin, sebanyak 82.93% adalah laki-
laki, sedangkan 17.09% adalah wanita.

Gambar Flora dan Fauna Bendungan Bili-bili

c. Daerah Perairan

Kawasan bendungan Bili-bili yang memiliki luas


tangkapan genangan sebesar 38.440 ha.
Masyarakat setempat memanfaatkan daerah
perairan bendungan untuk perikanan dengan Gambar Persentase Jenis Kelamin Yang Berkunjung
cara tradisional seperti memancing dan
Tipe pengunjung bedasarkan jenis
menjaring ikan. daerah bendungan Bili-bili
pengunjung pendidikan paling banyak
mempunyai potensi yang sangat besar untuk
memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar
pengembangan perikanan. Perikanan tangkap
63.41%, S2 19.51%, Diploma 2.44%, dan
maupun budidaya dapat dikembangkan secara
SMA 14.63%. Lebih jelasnya dapat dilihat
bersama-sama dengan memanfaatkan area
pada gambar berikut.
perairan bendungan.

Gambar Daerah Perairan Bendungan Bili-bili

d. Perekonomian

Kegiatan ekonomi masyarakat setempat


berorientasi pada kegiatan perdagangan dan
Gambar Persentase Pengunjung Bedasrkan Pendidikan
jasa untuk menunjang perekonomiannya.
Pengjung di kawasan wisata bendungan Bili-
Kegiatan ekonomi yang dikelola oleh
bili ini terdiri dari berbagai jenis pekerjaan,
masyarakat di kawasan obyek wisata
yaitu swasta 51.21%, pns 26.83%, tenaga
bendungan Bili-bili antara lain, kios, warung
pengajar 4.89%, TNI 2.44%, perawat 2.44%,
makan, nelayan, dan pedagang makanan kecil
dan mahasiswa 12.19%. Lebih jelasnya dapat
(asongan).
dilihat pada gambar berikut.

Gambar Kegiatan Ekonomi di Obyek Wisata Bendungan


Bili-bili
Gambar Persentase Pengunjung Bedasarkan Jenis Gambar Persentase Waktu Yang Dihabiskan
Pekerjaan Pengunjung

Bedasarkan tujuan berkenjung, diketahui


bahwa pengunjung yang datang lebih banyak
melakukan aktivitas menikmati makanan khas
bendungan Bili-bili 63.41%, melihat
pemandangan 28.83%, dan berdiskusi 9.76&.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar Peta Potensi di Kawasan sekitar Bendungan


Bili-bili

f. Karakteristik Zona Perencanaan


Kegiatan
1) Wisata Air

Wisata air yang dikembangkan di obyek wisata


Gambar Persentase Tujuan Berkunjung
bendungan Bili-bili meliputi budidaya
Adapun waktu berkunjung responden lebih perikanan, rekreasi, dan olahraga. Fasilitas
banyak pada siang hari sebesar 70.73%, penunjang wisata air di bendungan Bili-bili
sedangkan pada sore hari sebesar 29.27%. masih sangat terbatas. Bendungan Bili-bili
mempunyai potensi wisata yang cukup besar
karena didukung keberadaan pulau kecil di
tengah bendungan Bili-bili, pulau kecil yang
berada di tengah bendungan tersebut
berpotensi untuk dikembangkan sebagai
tempat untuk olahraga berupa memancing.

2) Wisata Darat
Gambar Persentase Waktu Berkunjung

Wisata darat yang dikembangkan di obyek


Responden yang menghabiskan waktunya
wisata bendungan Bili-bili meliputi, camping
untuk berada di lokasi ini adalah 2-5 jam
ground (berkemah), dan outbond karena
sebesar 63.41% sedangkan pada waktu <2
kondisi lahan yang mendukung untuk
jam sebesar 36.59%.
melakukan kegiatan wisata darat.
Peta Segmen Dua Konsep Atraksi Wisata
Gambar Karakteristik Zona Perencanaan Kegiatan Wisata

3. Konsep Pengembangan

Gambar Peta Zona Penyangga

Gambar Peta Konsep Pembagian Zonasi Wisata


Bendungan Bili-bili

Gambar Peta Segmen Satu Perencanaan Fasilitas Wisata

Gambar Peta Segmen Satu Konsep Atraksi


yaitu aktivitas kegiatan harian, wisata alam, dan
aktivitas kegiatan khusus.

1) Aktivitas kegiatan wisata harian

Merupakan kegiatan yang sifatnya hanya rekreasi


yang hanya dapat dilakukan pada waktu siang hari
dan sore hari di alam terbuka, dimana kegiatan
wisata bersifat umum dan bentuk kegiataanya
dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Adapun
Gambar Peta Segmen Dua Perencanaan Fasilitas Wisata
jenis kegiatan yang termasuk dalam kegiatan ini
adalah:

Kegiatan menikmati pemandangan sekitar


bendungan Bili-bili

Kegiatan ini didukung oleh pemandangan disekitar


bendungan Bili-bili yang masih alami. Salah satu
keunikan dan daya tarik pada objek wisata
bendungan Bili-bili adalah pada potensi alammnya
yaitu ditunjang dengan pemandangan alam yang
indah.
Gambar Peta Zona Budidaya Perikanan
Kegiatan Memancing.

Kegiatan memancing ini merupakan atraksi aktif,


wisatawan dapat memancing sesuka hatinya
dengan jenis ikan yang berada pada tempat
budidaya perikanan yang telah disediakan dan
harganya disesuiakan dengan jumlah hasil
timbangannya.

2) Aktivitas kegiatan wisata alam

Merupakan kegiatan yang bersifat aktif di alam


Gambar Peta Zona Edukasi sekitar bendungan Bili-bili dengan memanfaatkan
potensi alam yang ada. Adapun jenis wisatanya
a. Arahan Atraksi Wisata
sebagai berikut:
Bedasarkan konsep sebelumnya, dapat
Kegiatan Camping ground (berkemah)
disimpulkan bahwa pengembangan kegiatan
wisata digunakan bedasarkan fungsi dan kesusaian Camping ground (berkemah) memanfaatkan lahan
karakteristik kawasan. Pengembangan kegiatan sekitar bendungan Bili-bili untuk melakukan
dikelompokan kedalam tiga aktivitas kegiatan, kegiatan wisata berkemah. Kegiatan ini
memberikan pengalaman adanya saling
ketergantungan antara alam dan untuk menjaga kemarau 821.45 ha. Pada musim kemarau
lingkungan alam sekitarnya. sekitar bendungan Bili-bili dapat dijadikan
sebagai wisata berkemah karena pada saat itu
Kegiatan Outbound (jembatan gantung) air pada bendungan Bili-bili menjadi surut.
Zona penyangga merupakan kawasan yang
Kegiatan ini mempunyai manfaat untuk wisatawan menjaga pelestarian alam, zona penyangga ini
berupa melatih kepercayaan diri dan berani dalam merupakan karakteristik ekowisata bendungan
mengambil keputusan. Bili-bili sebagai salah satu obyek wisata.
Aksesibilitas, kondisi jalan untuk menuju ke
3) Aktivitas kegiatan wisata khusus
kawasan wisata bendungan Bili-bili ada
Merupakan kegiatan rekreasi dengan sasaran pada beberapa titik yang mengalami kerusakan.
wisatawan yang berniat untuk mendapatkan nilai
lebih dari pada sekedar berwisata menikmati b. Potensi kawasan bendungan Bili-bili sebagai

keindahan alam. Adapun jenis kegiatan wisata daya tarik ekowisata

sebagai berikut: Panorama alam berupa hamparan air di


dilingkari oleh bukit-bukit sebagai sabuk hijau
Kegiatan belajar mengenai bendungan
dan pulau kecil yang ada didalamnya.

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran Kawasan perairan dikembangkan dengan

kepada wisatawan tentang fungsi utama konsep budidaya perikanan serta edukasi dan

bendungan, sehingga wisatawan juga dapat berperahu.

memperkaya pengetahuan mereka. Kawasan daratan dikembangkan dengan


konsep camping ground (berkemah), dan
Budidaya perikanan
outbound dikarenakan kondisi lahan yang

Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran mendukung untuk melakukan kegiatan ini.

kepada wisatawan tentang tahapan dalam aktivitas


c. Konsep pengembangan ekowisata yang akan
perikanan seperti, pembenihan, perawatan dan diterapkan pada kawasan wisata bendungan
pemanenan. Bili-bili adalah kawasan yang diarahkan pada
Ekowisata Alam Berbasis Pendidikan
J. Kesimpulan dan Saran (Edutourism).
1. Kesimpulan
2. Saran
a. Karakteristik bendungan Bili-bili sebagai salah
Untuk Pemerintah, diharapkan adanya
satu obyek wisata meliputi:
keseriusan dari pemerintah dalam pelaksanaan
Fungsi bendungan Bili-bili sebagai pengendali perarutan yang terkait dengan pengembangan
banjir, irigasi, penyedia air bersih, dan PLTA Bendungan Bili-bili sebagai kawasan wisata.
serta bendungan Bili-bili juga dimanfaatkan Yang kemudian konsep tersebut dapat
sebagai tempat wisata yang ada di Kabupaten diterapkan sehingga dapat meningkatkan
Gowa. pendapatan daerah pada sektor wisata dan
Topografi kawasan bendungan Bili-bili memiliki berimplikasi terhadap peningkatan taraf
kontur yang tidak rapat sehingga cocok kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan
digunakan sebagai kawasan perkemahan. pengembangan.
Batas tangkapan air dapat berubah tergantung Untuk Peneliti Selanjutnya, untuk mendukung
pada kondisi alam, pada saat musim hujan studi masih dibutuhkan beberapa data yang
perubahan tangkapan air bendungan Bili-bili lebih banyak, mengingat data yang dimiliki
adalah 869.19 ha sedangkan pada musim
penulis masih kurang untuk dijadikan acuan Pemerintah Daerah kabupaten Gowa, 2012-2032.
dalam pengembangan studi. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Gowa: GOWA

Agus Sumargo 2006. Kesesuaian Pemanfaatan Sanusi, Ridha Murni 2006. Bendungan, Sungai, dan
Waduk Cacaban Dalam Pengembangan Hak: Sebuah Paduan Untuk Komunitas-
Kawasan Wisata Alam Di Kabupaten Tegal. komunitas Yang Dipengaruhi Oleh
Semarang. Universitas Diponegoro. Bendungan. WALHI, JABS, IRN dan

Cahyono Bambang 2000, Budidaya Ikan Air Tawar, Friends of The Earth International.

Yogyakarta, Kanisius.

Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. 2006.


Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta, Andi
Offset.

Fandeli, C, et al. 2000. Pengusahaan Ekowisata.


Fakultas Kehutanan Universitas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gumelar S. Sastrayuda 2010. Konsep


Pengembangan Kawasan Ekowisata.

Imam Rudy Kurnianto 2008. Pengembangan


Ekowisata (Ecotourism) Di Kawasan
Waduk Cacaban Kabupaten Tegal.
Semarang. Universitas Diponegoro.

I Nengah Subadra. 2007. Bali Tourism Watch:


Ekowisata Sebagai Wahana Pelestarian
Alam. (Online),
(https://subadra.wordpress.com/2007/03/
10/ekowisata-wahana-pelestarian-alam/,
diakses Maret 2015).

Keputusan Presidan Nomor 32 Tahun 1990


Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Nugroho, Iwan. 2011. Ekowisata Dan


Pembangungan Berkelanjutan.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.

Peraturan Menteri Republik Indonesia No. 37


Tahun 2010 Tentang Bendungan.

Anda mungkin juga menyukai