Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA DAN DASAR NEGARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 KELAS B INDRALAYA:

1. ASRAFI : 03021282126060

2. CHELSEA GEBY MAURA CHERRY : 03021282126048

3. KURNIA FUTRI : 03021282126038

4. MARSHANDA NABILA FAREZA : 03021182126020

DOSEN PEMBIMBING:

DR. IR. MARYATI MUSTOFA, M.SI.

TEKNIK PERTAMBANGAN INDRALAYA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Pancasila dan Dasar Negara” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
”Pancasila dan Dasar Negara” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. Ir. Maryati


Mustofa, M.Si. selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami ketahui. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perumusan Pancasila 3


B. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 5
C. Pancasila Sebagai Dasar Negara 9
D. Peranan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia 10
E. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki bentuk negara


kepulauan dan bentuk pemerintahan republik sehingga disebut dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan masyarakatnya tidak asing lagi
dengan pancasila. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat
Indonesia mengenal pancasila sebagai dasar negara, pedoman, dan pandangan
hidup,yang nilainya diangkat dari kehidupan masyarakat sendiri. Pancasila
merupakan dasar negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia
sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada negara, masyarakat, dan
pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya
sebagai dasar negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari
kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu
meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.

Lantas perumusan pancasila juga dapat dijadikan sebagai


pandangan hidup bangsa yang selalu berkaitan dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga
merupakan dasar Negara Indonesia, yang berarti dasar dari hukum tertinggi di
Indonesia atau sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Hal ini terdapat
pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan Naskah
Proklamasi Indonesia.

Pancasila juga merupakan ideologi terbuka, yaitu bersifat khas dan


orisinil. Kelima sila dalam pancasila ini memang bersifat universal sehingga
dapat ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat lain. Letak kekhasan dan
orisinilitasnya yaitu sebagai falsafah dan ideologi negara. Pancasila juga
berperan dalam sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia yaitu yang berpusat
pada Undang-Undang Dasar 1945 yang benar-benar harus dijiwai oleh seluruh

1
masyarakat Indonesia. Negara yang berpaham kedaulatan rakyat, yaitu negara
tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada rakyat karena rakyat adalah
sumber dari kekuasaan negara. Sedangkan arah perumusan norma-norma
hukum harus memberikan jaminan kemudahan dan kesempatan yang seluas-
luasnya bagi rakyat untuk menunjukkan bahwa rakyatlah yang berdaulat.

Untuk itu sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab
seharusnya masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila, karena seperti
pemaparan di atas telah disebutkan bahwa pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum atau dasar negara yang harus dipatuhi. Karena dalam sila-sila
pancasila tidak memihak kepada satu orang saja melainkan keseluruh warga
Negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perumusan dari Pancasila?


2. Bagaimana hubungan pancasila dengan pembukaan undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945?
3. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar negara?
4. Apa peranan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia?
5. Bagaimana urgensi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana perumusan dari Pancasila.


2. Untuk menjelaskan bagaimana hubungan pancasila dengan undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar
negara.
4. Untuk mengetahui peranan Pancasila di dalam ketatanegaraan Indonesia.
5. Untuk menjelaskan apa saja yang termasuk ke dalam urgensi dari
Pancasila sebagai dasar negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perumusan Pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan dasar


negara Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar negara dengan
nama “Pancasila”. Menurut prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan pancasila
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung
dua macam arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan Syila artinya “batu sendi, alas,
atau dasar”. Sedangkan menurut huruf Dewanagari “Syiila” yang artinya
peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam
bahasa Indonesia menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara


dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa,
pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berada, tumbuh dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Oleh karena keluhuran
sifat nilai-nilai pancasila tersebut, dia merupakan sesuatu yang akan dicapai
dalam hidup masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan
begitu, kedudukan nilai-nilai pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya
atau benar-salahnya sikap warga negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai
pancasila merupakan tolok ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi semua
nilai yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia sebelum


disahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah
diimplementasikan dan mereka pada jiwa bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai
adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai
tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses

3
perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-
sidang BPUPKI pertama sidang panitia Sembilan, sidang BPUPKI kedua, serta
akhirnya disahkan sebagai dasar filsafat maupun ideology Negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada
tanggal 29Mei-1Juni 1945, sedangkan siding kedua dilaksanakan pada tanggal
10-16Juli 1945. Pada tahun 1947 Ir. Soekarno mempublikasikan bahwa pada
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila.

Pidato Prof. Muhammad Yamin berisikan lima asas dasar negara,


yaitu: peri kebangsaan, peri kemanusiaan , peri ketahanan, peri kerakyatan, dan
kesejahteraan rakyat. Selanjutnya Soepomo menyatakan gagasannya tentang
rumusan lima dasar Negara yaitu: persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir
dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya pada


siding BPUPKI. Isi pidato nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas
sebagai dasar negara Indonesia, yaitu: Nasionalisme atau kebangkitan nasional,
Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi,
Kesejahteraan social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.

Setelah Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai


konstitusi di Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara
Republik Indonesia termuat di dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yang dinamakan dengan Pancasila. Adapun tata urutan
dan rumusan pancasila yang termuat di dalam pembukaan UUD 1945 adalah:

1. Ketuhanan yang maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

4
Basis pancasila adalah ketuhanan yang maha esa dan puncaknya
adalah keadilan sosial yang merupakan tujuan dari empat sila yang lainnya,
yaitu untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
demikian, sila ketuhanan yang maha esa memuat dimensi vertical dari
kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan, sedangkan sila-sila
lainnya memuat dimensi horizontal dari tiga segi kehidupan nasional itu.
Keterkaitan erat antara dimensi vertical dan dimensi horizontal dalam pancasila
adalah bahwa dimensi horizontal itu sesungguhnya adalah juga dalam kerangka
dimensi vertical, karena dimensi horizontal dan dimensi vertical ditentukan
oleh hakekat Tuhan.

B. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945

Berdasarkan ajaran Stuffen theory dari Hans Kelsen, menurut


Abdullah, hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar yang berbentuk piramidal di atas menunjukkan Pancasila


sebagai suatu cita-cita hukum yang berada di puncak segi tiga. Pancasila menjiwai
seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, gambar piramidal
tersebut mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah cerminan dari jiwa dan
cita-cita hukum bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa


Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan

5
yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum
(recht-idee), baik tertulis maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita hukum inilah
yang mengarahkan hukum pada cita-cita bersama bangsa Indonesia. Cita-cita ini
secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara
sesama warga bangsa.

Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang


berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “...maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan


UUD NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
(Jo. Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978). Hal ini mengandung konsekuensi yuridis,
yaitu bahwa seluruh peraturan perundangundangan Republik Indonesia
(Ketetapan MPR, Undangundang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan
Peraturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang dikeluarkan oleh negara dan
pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila.
Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan Perundang-undangan RI tidak boleh
menyimpang dari jiwa Pancasila.

Berdasarkan penjelasan di atas, hubungan Pancasila dengan


Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat
formal dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan
(2000: 90-91), menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam

6
Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak
hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan
asas-asas kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapat
dalam Pancasila.

Dalam hubungan yang bersifat formal antara Pancasila dengan


Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat ditegaskan bahwa rumusan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea keempat. Menurut Kaelan (2000: 91),
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental sehingga terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan, yaitu: 1) sebagai dasarnya, karena Pembukaan itulah yang
memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia; 2)
memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum
tertinggi.

Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi batang


tubuh UUD NRI tahun 1945. Hal ini disebabkan karena kedudukan hukum
Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal atau batang tubuh UUD NRI tahun 1945,
yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah, Pembukaan UUD NRI tahun 1945
mempunyai kedudukan atau eksistensi sendiri. Akibat hukum dari kedudukan
Pembukaan ini adalah memperkuat kedudukan Pancasila sebagai norma dasar
hukum tertinggi yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum dan melekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

Lebih lanjut, Kaelan menyatakan bahwa Pancasila adalah substansi


esensial yang mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan UUD
NRI tahun 1945. Oleh karena itu, rumusan dan yuridiksi Pancasila sebagai dasar
negara adalah sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945.
Perumusan Pancasila yang menyimpang dari pembukaan secara jelas merupakan
perubahan secara tidak sah atas Pembukaan UUD NRI tahun 1945.

7
Adapun hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun
1945 secara material adalah menunjuk pada materi pokok atau isi Pembukaan
yang tidak lain adalah Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 yang demikian itulah maka Pembukaan UUD NRI tahun
1945 dapat disebut sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental,
sebagaimana dinyatakan oleh Notonagoro, esensi atau inti sari Pokok Kaidah
Negara yang Fundamental secara material tidak lain adalah Pancasila.

Menurut pandangan Kaelan, bilamana proses perumusan Pancasila


dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara kronologis materi yang dibahas
oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian
Pembukaan. Setelah sidang pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar
Filsafat Negara Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun
oleh Panitia Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD NRI
tahun 1945.

Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang hirarkis.


Undang-Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang tertinggi. Di atasnya
masih ada dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yaitu Pembukaan sebagai
Pokok Kaidah Negara yang Fundamental yang di dalamnya termuat materi
Pancasila. Walaupun Undang-Undang Dasar itu merupakan hukum dasar Negara
Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun kedudukannya bukanlah sebagai
landasan hukum yang terpokok.

Menurut teori dan keadaan, sebagaimana ditunjukkan oleh Bakry,


Pokok Kaidah Negara yang Fundamental dapat tertulis dan juga tidak tertulis.
Pokok Kaidah yang tertulis mengandung kelemahan, yaitu sebagai 33 hukum
positif, dengan kekuasaan yang ada dapat diubah walaupun sebenarnya tidak sah.
Walaupun demikian, Pokok Kaidah yang tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu
memiliki formulasi yang tegas dan sebagai hukum positif mempunyai sifat
imperatif yang dapat dipaksakan.

8
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini
diharapkan tetap berupa Pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan UUD
NRI tahun 1945 tidak dapat diubah karena menurut Bakry, fakta sejarah yang
terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah. Pembukaan UUD NRI tahun 1945
dapat juga tidak digunakan sebagai Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh
kekuasaan yang ada, sebagaimana perubahan ketatanegaraan yang pernah terjadi
saat berlakunya Mukadimah Konstitusi RIS 1949 dan Mukadimah UUDS 1950.

Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki kelemahan,


yaitu karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu dan tidak jelas
sehingga mudah tidak diketahui atau tidak diingat. Walaupun demikian, Pokok
Kaidah yang tidak tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu tidak dapat diubah dan
dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat imperatif moral dan terdapat dalam
jiwa bangsa Indonesia. Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan,
hukum kodrat, dan hukum etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah fundamen
moral negara, yaitu ‘Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati
atau lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament,
tujuan yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan
mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi
pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan
penguat dasar Negara.

Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi


ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-
nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power
yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai
dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir

9
sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag
bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh
seluruh anggota sidang.

Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai


kedudukan sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.


2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi
pekerti luhur.

Pancasila sebagai ideologi juga mengandung sistem nilai yang bersifat


menyuruh. Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik
berdasarkan realita kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu memahami dasar falsafah dan
ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan mendorong perilaku warga negara,
rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas. Pancasila juga
merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila
hanyalah terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

D. Peranan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

Peranan pancasila dalam ketatanegaraan Repulik Indonesia ialah :

1. Pancasila sebagai pemersatu bangsa, yaitu dengan menyatukan banyak


perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat.
2. Pancasila sebagai dasar filsafat(pandangan) hidup dalam berbangsa dan
bernegara

10
3. Pancasila sebagai ideologi negara yaitu dapat membawa Indonesia kea rah
yang lebih baik setelah peristiwa dijajah oleh negara asing, sebagai
pondasi dalam memperkuat sikap religi dan social, yang terakhir ialah
menjadi pegangan hidup menjadi warga negara yang baik.
4. Pancasila sebagai dasar yaitu menjadi sumber dari segala hukum yang ada
5. Pancasila menjadi identitas bangsa Indonesia.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila


itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan-gerakannya yang positif
dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara.
Karena tata begara merupakan pengatur kehidupan bernegara yang
menyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena banyak
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang
menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan
bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Hal ini silih berganti bisa
terjadi pada setiap sila dalam peristiwa-peristiwa lain, menurut sifat tantangan
bahaya yang dihadapi bangsa dan negara. Tetapi bila masyarakatnya pulih
kembali menjadi stabil, kembalilah sila-sila pancasila atau kembali ke dalam
gerak lingkarannya yang serasi dan seimbang. Dari kalimat diatas telah
diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan
kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

E. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara yang di


kenal juga sebagai negara kepulauan yang memiliki 17 ribu pulau yang
membuat Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragamanan. Mulai dari
keanekaragaman ras, suku, bahasa daerah, agama dan kebuadayaan. Maka dari
itu, sangat mengherankan bagaimana bisa Indonesia yang begitu beragamnya
dapat bersatu menjadi satu negara. Faktor-faktor yang dapat membuat
Indonesia bersatu antara lain adalah rasa senasib sepenanggungan akibat
penjajahan, kesamaan dalam budaya, geografis, dan lain-lain. Maka dari itu,

11
rakyat Indonesia memutuskan untuk merdeka bersama karena suatu keinginan
yang luhur bangsa Indonesia untuk membentuk negara Indonesia yang
berdaulat adil dan makmur.

Hal yang paling dasar dalam kemerdekaan Indonesia yaitu Pancasila.


Pancasila terlahir Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diperkenalkan
pada tanggal 01 Juni 1945 oleh Ir.Soekarno. Pancasila berasal dari bahasa
Sansekerta yakni Panca artinya lima dan Sila artinya dasar atau prinsip.
Seperti yang kita tahu, Pancasila adalah dasar negara kita yang berisi lima
pedoman atau tingkah laku dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
pedoman bangsa memiliki kedudukan tertinggi di Negara Indonesia.

Lima sila dalam Pancasila saling berhubungan satu sama lain. Sebagai
contoh apabila rakyat Indonesia menjiwai sila pertama yakni sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dalam
kehidupannya sehari-hari maka harkat dan martabat sebagai manusia akan
dijunjung tinggi sebagai pengamalan sila kedua pancasila yang mengandung
nilai kesadaran sikap moral dan perilaku yang berkemanusiaan. Setiap manusia
juga harus diperlakukan secara layak. Hal ini bisa dimaknai bahwa kita tidak
boleh melanggar HAM. Jadi lewat sila kedua ini, segala tindak kriminal yang
membahayakan atau mengancam nyawa manusia dilarang. Hal ini nantinya
diperjelas lewat hukum dan undang-undang yang mengatur kehidupan
masyarakat. Maka rakyat Indonesia menjiwai sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Kemudian saat semua rakyat Indonesia merasa sama/setara satu sama
lain karena telah memiliki kesadaran sikap moral dan perilaku, maka mereka
akan merasa bahwa mereka semua memiliki kesamaan, sehingga mereka akan
Bersatu. Setelah persatuan itu terjadi, maka rakyat akan mempunyai rasa saling
memiliki dan rasa kekeluargaan sehingga saat terjadi masalah yang cukup
rumit, masyarakat akan saling berunding satu sama lain untuk mendapatkan
solusi yang terbaik.

12
Selain itu juga, demokrasi diakui di Indonesia. Demokrasi penting
bagi kehidupan masyarakat di Indonesia karena dengan adanya demokrasi yang
benar tindakan semena-mena penguasa dapat dihindari. Penyebabnya adalah
karena rakyat memegang kekuasaan tertinggi dalam demokrasi sehingga
pemimpin harus melayani rakyat. Inilah makna dari pengamalan sila ke empat
dalam kehidupan bersama yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Setelah itu, masalah akan
bisa terselesaikan dengan solusi yang terbaik, solusi yang tidak merugikan
siapapun, dan juga tidak ada kekerasan fisik. Setiap rakyat Indonesia
diperlakukan sama di mata hukum. Hukum tidak pandang bulu dan
menghukum siapapun sesuai dengan peraturan. Hal ini penting bagi kehidupan
masyarakat supaya pelaku kriminal dapat ditangkap dan diperlakukan sama
tanpa mampu melakukan suap. Jika tidak dilakukan, hal ini bisa menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat yang berujung perpecahan. Inilah makna dari
pengamalan sila ke lima Pancasila dalam kehidupan bersama yaitu Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia penting untuk diamalkan.

Dari contoh diatas tampak bahwa Pancasila berperan penting sebagai


dasar kehidupan bersama di Indonesia. Pancasila menghargai seluruh umat
beragama di Indonesia, tanpa mengutamakan atau membeda-bedakan salah
satu golongan agama. Pancasila ini menjadi lebih sesuai bagi Indonesia yang
terdiri atas beraneka ragam agama. Dengan mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari kita senantiasa tidak akan lupa akan Tuhan Yang Maha
Esa, yang akan membuat sikap kita menjadi lebih bermartabat dan memiliki
nilai moral yang baik, selalu menjunjung tinggi nilai persatuan, selalu berusaha
untuk bersikap adil dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, memiliki rasa
kekeluargaan yang tinggi, gotong royong dan sikap tidak egois serta akan
tercipta kehidupan yang aman, damai dan tentram, perpecahan pun tak akan
terjadi jika terjadi salah paham.

13
Pancasila sangatlah penting untuk diakui, dihormati, dihargai
keberadaannya dan di amalkan nilai-nilainya karena Pancasila tidaklah lahir
begitu saja dengan mudah. Pancasila lahir dari ide pikiran pemimpin bangsa
ditengah kondisi Indonesia yang penuh tekanan, perbedaan, dan himpitan dari
para penjajah yang semena mena mengeksploitasi dan memperbudak negara
Indonesia seenaknya saja. Pancasila adalah alat pemersatu yang dibuat oleh
para pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan, dasar dan pondasi
yang biasa dikenal dengan pilar – pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila dibuat berdasarkan nilai – nilai yang ada di Indonesia sehingga
sangatlah cocok bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sebagai
masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Bukan hanya semata untuk
provokasi atau penyemangat saja dalam pengusiran penjajah, melainkan juga
untuk tujuan seumur hidup bangsa Indoenesialah , Pancasila itu dirumuskan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang hidup dan tumbuh


berkembang serta digalli dari dalam masyarakat Indonesia, sehingga Pancasila
memiliki kebenaran secara rasional hal ini dapat dibuktikan bahwa Pancasila
merupakan suatu sistem filsafat karena kebenaran nilai-nilai yang ada di dalam
Pancasila dapat diterima secara rasional. Pancasila harus dapat dibuktikan
kebenarannya secara ilmiah. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
merupakan proses kristalisasi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Nusantara yang bertranformasi menjadi bangsa Indonesia, dan dalam
mewujudkan cita-cita negara kebangsaan Indonesia yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia harus berdasarkan kepada nilai-nilai, Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan (Nasionalisme), Kerakyatan (Musyawarah, Hikmat
dan Kebijaksanaan). Jadi, kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan
nasional bisa dimungkinkan oleh ketidakselarasan penyelenggaraan dengan
nilai-nilai Pancasila yang telah dianut bangsa Indonesia.
B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengaplikasikan nilai-nilai


yang ada di dalam Pancasila dan menghormati jasa-jasa para pahlawan kita
yang telah bersusah payah untuk memikirkan dasar Negara kita. Jangan kita
hanya mempelajarinya saja tetapi kita juga harus mempraktekan apa yang telah
kita pelajari.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.stainupacitan.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/67/pdf

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/urgensi-pancasila-sebagai-dasar-
kehidupan-bersama-masyarakat-indonesia/

https://ejournal.stainupacitan.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/67/pdf

https://restapp.belajar.kemdikbud.go.id/files/pdf/a9cd3e4989d04d14a33dc47be5c
c54d.pdf

Herman, Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara,


Surabaya: Usaha Nasional,1981.

Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Direktorat Pembelajaran dan


Kemahasiswaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia 2013.

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/09/apa-itu-dasar-negara-inilah-
pengertiannya-lengkap-dengan-fungsi-dan-macam-macamnya?page=3

Anda mungkin juga menyukai