2|P age
3|P age
4|P age
5|P age
6|P age
7|P age
8|P age
9|P age
10 | P a g e
11 | P a g e
12 | P a g e
DAFTAR ISI
Persetujuan Teknis 2
Daftar Isi 13
Kata Pengantar 14
BAB I Pendahuluan 15
A. Latar Belakang 15
B. Identitas Pemrakarsa 16
BAB II Deskripsi Kegiatan 18
2.1 Jenis Kegiatan 18
2.2 Jenis dan Jumlah Bahan Baku 25
2.3 Proses Usaha dan/atau Kegiatan 26
BAB III Baku Mutu Air Limbah 50
BAB IV Rencana Pengelolaan Lingkungan 52
4.1 Instalasi Pengolahan Air Limbah 52
4.2 Pemanfaatan Air Limbah untuk Penyiraman dan Pencucian 55
4.3 Layout Pengelolaan Air Limbah 60
4.4 Prosedur Operasional Pemanfaatan Air Limbah 63
BAB V Rencana Pemantauan Lingkungan 65
5.1 Pemantauan Air Limbah 65
5.2 Pemantauan Mutu Airtanah 65
BAB VI Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat 74
6.1 Unit yang bertanggung jawab 74
6.2 Rencana dan prosedur tanggap darurat 74
BAB VII Internalisasi Biaya Lingkungan, Periode Waktu Uji Coba dan Standar Kompetensi 78
Sumberdaya Manusia
7.1 Internalisasi Biaya Lingkungan 78
7.2 Periode Waktu Uji Coba 78
7.3 Standar Kompetensi Sumberdaya Manusia 78
7.4 Sistem Manajemen Lingkungan 79
Daftar Pustaka 83
Lampiran 84
13 | P a g e
KATA PENGANTAR
Landasan penerbitan Perizinan Berusaha dari setiap rencana usaha dan/ atau kegiatan
adalah adanya Persetujuan Lingkungan, sebagaimana tertuang dalam kebijakan Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam peraturan tersebut menjelaskan setiap rencana usaha dan/ atau
kegiatan yang memiliki Dampak Penting terhadap lingkungan wajib menyusun dokumen Amdal.
Sebagaimana disebutkan pula dalam Permen LHK RI No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan, dalam pasal 29 menyebutkan “Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib
Amdal atau UKL/UPL yang melakukan kegiatan pembuangan ataupun pemanfaatan air limbah
wajib memiliki Persetujuan Teknis dan SLO.
Kepada semua pihak yang telah ikut memberikan bantuan dan dukungan serta saran
dan masukan dalam penyusunan Dokumen Standar Teknis pemenuhan baku mutu air limbah,
kami mengucapkan terima kasih.
14 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada periode awal kemerdekaan
yang bertujuan untuk penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pada awal pendiriannya, UGM
memiliki 6 fakultas dan sekarang memiliki 18 fakultas dengan 285 program studi. Kegiatan
utama UGM ialah kegiatan-kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, terdapat pula kegiatan-kegiatan pendukung
aktivitas kampus seperti usaha kantin dan food court, fasilitas pelayanan kesehatan, layanan
usaha, akomodasi dan perbankan, serta Taman Kearifan. Pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup Kampus UGM, untuk kegiatan-kegiatan yang sedang
berlangsung saat ini telah dilaksanakan dengan mengacu pada Izin Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman No. 660/010
tanggal 14 Januari 2011.
Kampus UGM berencana untuk melakukan pengembangan dan pembangunan gedung
dan infrastruktur kampus. Kegiatan-kegiatan tersebut akan menghasilkan limbah, salah
satunya menghasilkan limbah cair domestik. Secara umum UGM telah merencanakan
pengelolaan limbah cair dengan sistem off-site. Seluruh limbah cair domestik terdiri dari
limbah black water (urin dan tinja dari WC) dan grey water (kamar mandi,wastafel dan dapur).
Limbah tersebut akan disalurkan melalui pipa sambungan tertutup dari masing-masing unit
menuju riol kota (IPAL Sewon).
Dalam rangka memenuhi kriteria green building, UGM berencana membangun gedung
berwawasan lingkungan. Salah satu kriteria green building adalah melakukan daur ulang air
yang berasal dari limbah cair (grey water). Salah satu gedung yang direncanakan adalah
Gedung GIK (Gelanggang Inovasi Kreativitas) UGM. Gedung GIK UGM berencana menggunakan
air daur ulang dari limbah cair grey water sebagai air baku untuk kegiatan penyiraman.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
5 tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Sifat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan menyebutkan pada pasal 28:
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL/UPL yang melakukan kegiatan
pembuangan atau pemanfaatan air limbah wajib memiliki:
a. Persetujuan Teknis; dan
b. SLO
15 | P a g e
Gambar 1.1. Lokasi Pembangunan Gedung GIK UGM
Dalam melakukan penapisan secara mandiri dilakukan dengan mengikuti ketentuan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2021
tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Lampiran I dengan hasil seperti tersaji pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Penapisan Mandiri Persetujuan Teknis Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan
No Penapisan Keterangan
a Apakah Air limbah yang akan Tidak, air limbah bersumber dari limbah greywater (shower
dimanfaatkan mengadung polutan kamar mandi,wastafel,dan air wudhu)
infeksius?
b Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk proses?
c Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk penunjang?
d Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk produk samping?
e Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk menambah nutrisi pada tanah?
f Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Iya, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib
untuk penyiraman dan pencucian? menyusun standar teknis.
16 | P a g e
Berdasarkan hasil penapisan mandiri yang dilakukan, maka Pembangunan Gedung
Universitas Gadjah Mada wajib dilengkapi dengan Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air
limbah untuk Pemanfaatan Penyiraman dan Pencucian. Dalam penyusunan standar teknis
pemenuhan baku mutu air limbah mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Lampiran III. Selanjutnya dengan disusunnya standar teknis pemenuhan baku mutu air limbah
ini wajib diintegrasikan ke dalam dokumen RKL-RPL Pembangunan Universitas Gadjah Mada.
17 | P a g e
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
Tabel 2.1. Rencana fungsi ruang dan jumlah orang di Gedung GIK UGM
1 Pendopo/Gelanggang/Amphiter 1 1166
2 Ruang Kelas (Classroom) 1&2 1152
3 Co-Learning Lounge 1 163
4 Student Center 1 140
5 Kantor DSSDI 1&2 50
6 Gallery 1&2 11
7 Sports Hall 2 550
8 Gym 2 30
9 Auditorium Kecil 2 214
10 Auditorium Besar 2 1055
11 Kantor Sewa 2 30
12 Perpustakaan Umum 2 100
13 2 50
Pusat Pelayanan Terpadu Mahasiswa
Jumlah 4611
Sumber: UGM, 2022
2.1.1 Lantai 1
a. UGM Shop
UGM Shop merupakan toko yang menjual merchandise khas UGM seperti baju, jaket,
kaos, topi, buku, mug,dan lain-lain. UGM shop terletak di pintu masuk GIK UGM lantai 1.
18 | P a g e
Gambar 2.1. UGM Shop
19 | P a g e
c. Ruang Terbuka
Ruang-ruang terbuka yang diolah pada area tapak dapat dimanfaatkan untuk event dan
casual learning.
d. Pendopo/Gelanggang/Amphiter
Pendopo berbentuk rumah khas limasan yang digunakan sebagai tempat pertemuan.
Pendopo terletak di lantai 1 dengan kapasitas menampung 1166 orang.
20 | P a g e
f. Co-Learning Lounge
Co-Learning Lounge merupakan ruang dengan kapasitas 163 kursi yang dapat dijadikan
untuk tempat publik untuk bersantai, melting pot untuk Technopreneur dan mahasiswa,
serta kegiatan lainnya.
g. Student Center
Student Center yang berada dekat dengan classroom merupakan ruang belajar privat
dengan kapasitas 140 kursi untuk mahasiswa UGM.
h. Kantor DSSDI
Kantor DSSDI merupakan bekas bangunan eksisting BNI yang direnovasi menjadi
kantor dengan kapasitas untuk 50 orang.
21 | P a g e
Gambar 2.7. Kantor DSSDI UGM
i. Gallery
Gallery atau ruang pameran dibangun untuk kepentingan pertunjukkan karya seni, seperti
lukisan, foto dan karya lainnya. Ruang ini terdiri dari dua lantai untuk kapasitas 6 orang
yang dibangun dengan konsep modern minimalis.
2.1.2 Lantai 2
a. Sports Hall
Sport hall (arena olahraga) terletak di lantai dua dengan kapasitas 550 kursi. Arena
olahraga ini digunakan untuk beberapa olahraga seperti bulutangkis, voli, basket dan
untuk kegiatan multifungsi lainnya.
22 | P a g e
Gambar 2.9. Sports Hall
b. Gym
Ruang gym terletak di lantai 2 digunakan sebagai tempat olahraga dengan kapasitas
30 orang untuk meningkatkan kebugaran.
c. Auditorium Kecil
Auditorium Kecil memiliki kapasitas 214 kursi yang dapat dijadikan sebagai tempat kuliah
umum.
d. Auditorium Besar
Auditorium Besar memiliki kapasitas 1.055 kursi yang juga dapat dijadikan sebagai tempat
kuliah umum yang lebih besar. Auditorium besar juga terdapat panggung untuk
pertunjukkan.
23 | P a g e
Gambar 2.12. Auditorium Besar
e. Kantor Sewa
Kantor sewa dengan luas 3.470 m2 berupa ruang-ruang yang disewakan untuk kantor
dalam jangka waktu tertentu dengan kapasitas untuk 30 orang.
f. Perpustakaan Umum
Public Library yang berada di lantai atas UGM Shop merupakan perpustakaan yang
terbuka untuk publik. Perpustakaan tersebut memiliki luas 1.140 m2 yang dapat
menampung 100 orang.
g. Classroom
Classroom pada lantai 2 merupakan ruang kelas formal dengan kapasitas 500 kursi sebagai
tempat kegiatan belajar mengajar untuk para mahasiswa UGM.
h. Gallery
Terdapat gallery 2 lantai yang dapat digunakan sebagai ruang untuk memajang hasil karya
Seni dengan kapasitas 5 orang.
b. Amphiteater
Amphiteater yang berada pada lantai rooftop merupakan area terbuka yang terdapat
panggung dan dapat digunakan untuk event dan performance.
24 | P a g e
c. Viewing Deck
Viewing Deck merupakan area terbuka yang merupakan titik tertinggi di bangunan
Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM dengan view langsung menghadap ke
Gunung Merapi.
d. Multifunction Room
Multifunction Room dengan luas 272 m2 merupakan ruang serbaguna pada yang
terdapat pada area rooftop bangunan.
e. Booth Leasing
Booth Leasing yang berupa beberapa ruang yang dapat digunakan sebagai area sewa
booth, seperti contohnya booth F&B atau retail lokal Yogyakarta.
25 | P a g e
Air bersih dari sumber PDAM dan sumur bor air tanah dalam akan ditampung
dalam groundwater tank dengan kapasitas 268 m3. Air tersebut akan digunakan untuk
memenuhi kegiatan saniter seperti urinal (44,8 m3/hari), closet (109,3 m3/hari), wastafel
(16,1 m3/hari), kran (13,5 m3/hari), shower (5,5 m3/hari) dan sink (2,7 m3/hari) serta
sebagian kebutuhan untuk penyiraman tanaman (75,8 m3/hari). Hasil air limbah dari
aktivitas saniter akan menghasilkan air limbah bersifat black water (Urinal dan Closet) dan
air limbah bersifat grey water (wastafel, kran, shower dan sink). Untuk black water akan
dialirkan ke IPAL Terpadu Sewon, sedangkan grey water akan diolah kembali dalam WWTP
untuk pemanfaatan sebagai tambahan air untuk penyiraman tanaman (37,8 m3/hari).
26 | P a g e
b. Neraca Air
Secara umum neraca air Gedung GIK UGM terdiri dari sumber dan kapasitas air baku,
gambaran penggunaan air pada masing-masing unit, air limbah yang dihasilkan, dan air
limbah yang akan diaplikasikan ke saluran riol (black water) maupun yang di daur ulang
(grey water) sebagai air untuk penyiraman tanaman. Gambar 2.15. menjelaskan diagram
neraca air Gedung GIK UGM.
27 | P a g e
Tabel 2.3. Penggunaan air pada masing-masing unit
Tabel 2.4. Air limbah yang dihasilkan dari Gedung GIK UGM
Limbah Limbah Limbah Pengolahan
3 3 yang Greywater Blackwater Limbah
Sumber Air M /hari Penggunaan Air M /hari
dihasilkan (M3/hari) (M3/hari)
(M3/hari)
IPAL Sewon
Urinal 44,8 44,8 44,8
PDAM Tirta Dharma
IPAL Sewon
dan Sumur Bor 192 m3/hari Closet 109,3 109,3 109,3
Airtanah Dalam IPAL CWWT
Wastafel 16,1 16,1 16,1 GIK
28 | P a g e
Limbah Limbah Limbah Pengolahan
yang Greywater Blackwater Limbah
Sumber Air M3/hari Penggunaan Air M3/hari
dihasilkan (M3/hari) (M3/hari)
(M3/hari)
IPAL CWWT
Kran 13,5 13,5 13,5 GIK
IPAL CWWT
Shower 5,5 5,5 5,5 GIK
IPAL CWWT
Sink 2,7 2,7 2,7 GIK
Total 192 37.8 154.1
Sumber: UGM, 2022
29 | P a g e
Gambar 2.14. Diagram Skematik Bangunan Air Baku Gedung GIK UGM
30 | P a g e
G a m b a r 2. 1 5. Di a gr a m N e r a c a Air G e d u n g GIK U G M
31 | P a g e
c. Fluktuasi atau kontinuitas produksi, Air limbah, dan Karakteristik air limbah
Gedung GIK UGM akan menghasilkan air limbah kategori limbah domestik. Air limbah yang
dihasilkan oleh gedung GIK UGM terdiri dari dua jenis air limbah yaitu greywater dan
blackwater. Limbah greywater yang berasal dari wastafel, kran, shower dan sink akan
diolah di IPAL daur ulang yang kemudian digunakan untuk penyiraman tanaman. Limbah
greywater dengan kegiatan utama kantor administrasi, kuliah, olahraga dan kegiatan
kesenian menghasilkan sumber limbah dari wastafel, kran, shower dan sink. Fluktuasi air
limbah bergantung pada fluktuasi penggunaan air. Penggunaan air pada kegiatan kampus
di UGM berlangsung sejak pagi pukul 07.30 sampai pukul 17.00 sore. Puncak penggunaan
air terjadi pada jam-jam istirahat/ishoma yaitu sekitar jam 11.00 – 13.00.
d. Layout
Gedung GIK UGM direncanakan dibangun dengan luasan tapak seluas 50.392 m2 dengan
luas tapak gedung utama seluas 19.817 m2 (Tabel 2.5) dengan status lahan merupakan
lahan Sultan Ground. Gedung GIK memiliki 3 lantai dan 1 mezanine. Masing-masing lantai
memiliki luasan yang tercantum pada Tabel 2.6. Selain itu, gedung GIK UGM memiliki
luasan cakupan hijau seluas 18.245,1 m2 dengan persentase sebesar 36,21 % dari luas
kawasan (Tabel 2.7).
32 | P a g e
Persentase % 36,21
Sumber: UGM, 2022
3. Instalasi pengolahan air limbah, saluran air limbah, lokasi pemanfaatan air limbah
• Instalasi Pengolahan Air limbah yang direncanakan oleh UGM untuk gedung GIK
menggunakan WWTP Greywater dimana hasil olahan IPAL kemudian
dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. WWTP Greywater terdiri dari 2 bak
penampung, 3 bak perangkap lemak, 1 equalizing tank, 2 bak kontrol, 3 bak aerasi,
1 bak sedimentasi, 1 bak penampung lumpur, 1 bak clorine, 1 bak effluent dan 1
bak daur ulang (recycle tank). WWTP Greywater direncanakan memiliki kapasitas
80 m3/hari dengen sistem extended aeration. Gambar 4.2. menggambarkan detail
rencana WWTP.
• Saluran air limbah direncanakan mencakup seluruh kawasan gedung yang
disalurkan melalui jaringan pipa menuju unit pengolahan WWTP (Gambar 2.29).
Saluran limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah greywater dan limbah
blackwater. Limbah greywater menuju IPAL WWTP Greywater dan limbah
blackwater menuju IPAL Sewon.
• Lokasi pemanfaatan air limbah adalah seluruh tutupan hijau yang terdapat di GIK
UGM. Instalasi penyiraman air limbah berupa saluran khusus menyalurkan air
limbah yang digunakan untuk penyiraman. Teknis penyiraman menggunakan
water spray (sprinkler)ke seluruh lahan penyiraman. Tutupan hijau yang ada di
gedung GIK UGM terletak pada lantai 1 dan lantai atap gedung. Tutupan hijau
(RTH) lantai 1 memiliki luas sebesar 8.046 m2 dan luasan tutupan hijau pada atap
(green roof) sebesar 10.199 m2. Area RTH gedung GIK UGM decara detail terlihat
pada Gambar 2.30-2.31.
33 | P a g e
4. Efisiensi Penggunaan Air
Pengolahan air limbah greywater yang hasil olahan digunakan untuk keperluan
penyiraman tanaman dapat menghemat penggunaan air di gedung GIK UGM. Total
kebutuhan air untuk penyiraman adalah 114 m3/hari dari total kebutuhan air sebesar 268
m3/hari. Kebutuhan air untuk penyiraman di suplasi dari air olahan limbah greywater
sebesar 37,8 m3/hari dan 75,8 m3/hari dari air bersih. Adanya pengolahan air limbah
greywater menghemat sekitar 33,34 % dari total kebutuhan air untuk penyiraman
tanaman di gedung GIK UGM.
34 | P a g e
U
35 | P a g e
U
G a m b a r 2. 1 8. Sit e pl a n L a n t ai 1 R e n c a n a P e m b a n g u n a n G e d u n g GI K U G M
36 | P a g e
U
37 | P a g e
U
38 | P a g e
U
Gambar 2.21. Siteplan Lantai Rooftop Rencana Pembangunan Gedung GIK UGM
39 | P a g e
U
Gambar 2.22. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (A)
40 | P a g e
U
Gambar 2.23. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (B)
41 | P a g e
U
Gambar 2.24. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (C)
42 | P a g e
U
Gambar 2.25. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (D)
43 | P a g e
U
Gambar 2.26. Zonasi Lantai 2 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (A)
44 | P a g e
U
Gambar 2.27. Zonasi Lantai 2 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (B)
45 | P a g e
U
Gambar 2.28. Zonasi Lantai Rooftop Recana Pembangunan Gedung GIK UGM
46 | P a g e
U
Gambar 2.29. Skema Plambing dan Pengolahan Air limbah Gedung GIK UGM
47 | P a g e
Lokasi Pemanfaatan Air limbah untuk Penyiraman
Gambar 2.30. Lokasi Pemanfaatan Air limbah Gedung GIK UGM Lantai 1
48 | P a g e
U
Gambar 2.31. Lokasi Pemanfaatan Air limbah Gedung GIK UGM Lantai Rooftop
49 | P a g e
BAB III
BAKU MUTU AIR LIMBAH
WWTP Greywater gedung GIK UGM mengolah limbah greywater yang terdiri dari air
sisa wastafel, air sisa wudlu dan air sisa shower. Baku mutu air limbah menggunakan Permen
LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik. Terdapat sepuluh parameter
yang akan dipantau yaitu BOD, COD, TDS, TSS,minyak dan lemak total, detergen, suhu, pH,
coliform, dan debit. Tabel 3.1. menjelaskan baku mutu air limbah domestik secara detail.
Tabel 3.2. Kompilasi Baku Mutu Air Limbah Untuk Penyiraman Tanaman
Kadar Maksimum
3) Draft 4) Permen
Parameter Satuan 1) Perda No 2) PP No 22 5) BM
Peraturan LHK No 68
7 DIY 2016 Th 2021 Usulan
Menteri Th 2016
BOD mg/L 75 12 12 30 12
COD mg/L 200 100 80 100 80
TDS mg/L 2000 2000 2000 - 2000
TSS mg/L 75 400 30 30 30
Minyak dan Lemak Total mg/L 10 10 - 5 -
Detergen mg/L 5 - - - -
Amonia Mg/L - - 0,5 10 0,5
Suhu °C ± 3°C ± 3°C ± 3°C - ± 3°C
pH - 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9
MPN/10
Total Coliform 10.000 10.000 - 3000 3000
0 ml
50 | P a g e
Kadar Maksimum
3) Draft 4) Permen
Parameter Satuan 1) Perda No 2) PP No 22 5) BM
Peraturan LHK No 68
7 DIY 2016 Th 2021 Usulan
Menteri Th 2016
MPN/10
Fecal Coliform - - 200 - 200
0 ml
Residual Clorin Mg/L - 0,03 0,2-1 - 0,2-1
L/orang/
Debit - - - 100 -
hari
Keterangan:
1)Baku Mutu Air Limbah IPAL (Perda DIY No.7 Tahun 2016)
2)Baku Mutu dan Kelas IV Air Sungai (PP No.22 Tahun 2021)
3)Draft Peraturan Menteri tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Penyiraman
4)Permen LHK No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik
5)Baku Mutu Air Limbah Usulan untuk Penyiraman Tanaman
Sumber: Perda DIY No.7 Tahun 2016;PP No.22 Tahun 2021;Draft PermenLH tentang
persetujuan teknis pemanfaatan air limbah untuk penyiraman;Permen LHK No. 68 Tahun 2016
51 | P a g e
BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2. Great Chamber
Berfungsi sebagai bak penerima air limbah grey water melalui Main Grease Trap.
Di dalam bak ini, air limbah tidak mengalami proses pengolahan, hanya
pengendapan ringan. Volume bak ini adalah 0,5 m3.
52 | P a g e
3. Grease Trap (Sekunder)
Berfungsi sebagai perangkap sekunder untuk lemak dan minyak yang masih
terkandung di dalam air limbah grey water, setela melalui great chamber. Volume
bak ini adalah 0,5 m3.
4. Equalizing Tank
Berfungsi untuk menampung dan meratakan kualitas air limbah grey water
setelah melalui grease trap sekunder. Selain itu, bak ini juga berfungsi sebagai
balancing tank yang mengatur keluar dan masuk air dari Aeration Tank 1. Volume
bak ini adalah 13 m3.
5. Aeration Tank 1
Setelah dari equalizing tank, air limbah dialirkan ke Aeration Tank 1. Bak ini adalah
tempat terjadinya proses penguraian partikel organik oleh bakteri pengurai aerob
yang ditambahkan oksigen dengan sistem contact aeration. Udara berisi oksigen
dimasukkan menggunakan sistem blower mekanis melalui instalasi pipa dan
diffuser ke dalam bak. Volume bak ini adalah 27 m3.
7. Sedimentation Tank
Setelah dari Aeration Tank 3, air limbah dialirkan ke Sedimentation Tank. Bak ini
berfungsi sebagai tempat pengendapan partikel-partikel floc (activate sludge
atau lumpur aktif). Sebagian lumpur aktif akan dikembalikan ke dalam bak aerasi
dan sebagian lagi akan dibuang ke dalam bak penampung lumpur (sludge tank).
Volume bak ini adalah 3,5 m3.
8. Sludge Tank
Sludge tank berfungsi sebagai bak penampung sementara lumpur hasil dari
Sedimentation Tank. Jika bak ini sudah terisi penuh, lumpur akan diambil oleh
pihak jasa pengolah lumpur untuk dibuang. Volume bak ini adalah 5 m3.
9. Chlorination Tank
Air hasil dari pengolahan pada Sedimentation Tank, dialirkan ke Chlorination
Tank. Bak ini berfungsi untuk membunuh bakteri tertentu pada air hasil
pengolahan limbah, dengan cara menambahkan zat kimia. Volume bak ini adalah
7 m3 .
53 | P a g e
10. Effluent Tank
Air hasil dari Chlorination Tank, dialirkan ke Effluent Tank. Bak ini adalah bak
penampung air hasil seluruh proses pengolahan IPAL, dengan baku mutu yang
telah memenuhi standar untuk penyiraman. Jika terjadi over flow akan dibuang
ke riol kota yang menuju ke IPAL Sewon (Gambar 5.7). Volume bak ini adalah 11,5
m3 .
Gambar 4.1. Diagram Proses WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
(UGM, 2022)
54 | P a g e
Gambar 4.2. Rencana desain WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022
No Zona Koordinat
1 Zona 1 Lantai 1 (7°46'29.36"S ; 110°22'32.76"E)
Rooftop (7°46'32.02"S ; 110°22'33.17"E)
2 Zona 2 Lantai 1 (7°46'27.13"S ; 110°22'33.60"E)
Rooftop (7°46'25.67"S ; 110°22'31.98"E)
3 Zona 3 Lantai 1 (7°46'24.15"S ; 110°22'34.64"E)
Rooftop ( 7°46'25.29"S ; 110°22'34.14"E)
4 Zona 4 Lantai 1 ( 7°46'21.18"S ; 110°22'35.57"E)
Rooftop (7°46'22.84"S ; 110°22'36.28"E)
55 | P a g e
A
Gambar 4.3. RTH lantai 1 (A) dan RTH lantai Rooftop (B)
56 | P a g e
Gambar 4.4. Diagram Alir WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022
57 | P a g e
Gambar 4.5. Rencana desain detail WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022
58 | P a g e
c. Karakteristik Tanaman Pohon
Desain Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) ini menggunakan pendekatan
kontekstual dimana mempertimbangkan kondisi sekitar sehingga memiliki hasil
rancangan yang dapat berkesinambungan dengan kondisi eksisting. Dari 52 jenis
pohon yang terdapat pada kawasan tersebut diindentifikasi jenis pohon yang dapat
dipindahkan hingga mendapatkan hasil mapping pohon existing yang dapat
dipertahankan. Hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk memenuhi poin BGH
A4 tentang RTH (Ruang Terbuka Hijau) Privat. Gambar 4.6. menggambarkan pohon
yang dapat dipindahkan dan dipertahankan.
Gambar 4.6. Pohon yang dapat dipindahkan (A) dan pohon yang dipertahankan (B)
59 | P a g e
Secara umum tanaman yang berada pada tapak proyek adalah pohon damar,
ketapang, pinus dan sapu tangan. Jenis flora yang ada di wilayah studi tidak ada
yang memiliki nilai konservasi, baik karena kelangkaannya maupun dilindungi
undang-undang. Untuk itu akan direncanakan penanaman tanaman yang dapat
menyerap debu, bau tidak sedap dan peredam kebisingan. Untuk rekomendasi
tanaman lebih detail bisa dilihat di lampiran I.
60 | P a g e
Gambar 4.7. Layout sumber air limbah dan pengolahan air limbah
61 | P a g e
Gambar 4.8. Layout rencana penyaluran air limbah blackwater menuju saluran RIOL Kota
62 | P a g e
4.4 Prosedur operasional pemanfaatan air limbah
a. Tata cara dan jadwal rotasi pengaliran air limbah untuk penyiraman
1. Setiap hasil dari proses pengolahan air limbah domestik dilakukan
identifikasi untuk diketahui karakteristik air limbah yang telah diolah
termasuk didalamnya menilai tingkat pencemar sebelum digunakan untuk
penyiraman tanaman.
2. Effluent air limbah domestik untuk penyiraman telah mengikuti Baku Mutu
Air Limbah Arahan untuk Penyiraman Tanaman.
3. Pengukuran Air limbah dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh pihak ketiga yang
tersertifikasi. Sedangkan untuk pH, debit, dan suhu dilakukan setiap hari.
4. Pencacatan debit air harian limbah, pH dan suhu dilakukan oleh penanggung
jawab/operator yang telah ditunjuk dan di laporkan ke Tim setiap bulan.
5. Setiap Shift harus melaporkan debit air limbah yang telah diolah, pH dan
suhu dan memastikan debit maksimal sesuai dengan yang tercantum dalam
izin. Apabila ditemukan kondisi debit air limbah yang melebihi debit buangan
harian, dilakukan proses pengalihan pada unit cadangan sesuai dengan
instruksi kerja yang tersedia.
6. Rotasi air pengolahan air limbah domestik dilakukan secara kontinyu.
7. Ketika air limbah yang sudah diolah memenuhi baku mutu masuk ke bak
penampungan hasil pengolahan air limbah.
8. Sebelum digunakan, air masuk ke filtrasi kemudian dialirkan melalui pipa
menuju tempat pemanfaatan air.
9. Air limbah domestik hasil olahan diaplikasikan untuk tanaman dengan
menggunakan jaringan pipa air hasil olahan kemudian dibantu dengan water
sprinkler untuk penyiraman
10. Jadwal Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari berdasarkan
perhitungan dari sistem yang sudah direncanakan
11. Apabila kondisi cuaca hujan sehingga air hasil olahan IPAL tidak
termanfaatkan secara maksimal dan terjadi overflow pada kapasitas IPAL,
maka air hasil olahan air IPAL tersebut disalurkan ke jaringan IPAL Sewon.
b. Logbook pemantauan
Berikut adalah logbook pemantauan air limbah:
1. Laporan harian air limbah dicatat dalam bentuk logbook harian, yang
tercantum dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Contoh logbook pemantauan air limbah harian
63 | P a g e
Debit (m3) Outlet IPAL
pH pH Debit (m3) Inlet IPAL PIC
No Tanggal (Penyiraman Tanaman)
Inlet Outlet (Nama)
Awal Akhir Hasil Awal Akhir Hasil
6
7
8
9
10
11
12
26
27
28
2. Laporan bulanan air limbah tercatat dalam logbook IPAL bulanan (Tabel 4.3)
Hari/Tanggal:
Petugas:
Pukul:
Paraf:
64 | P a g e
BAB V
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Tabel 5.2. Baku Mutu Air Limbah Usulan untuk Penyiraman Tanaman
65 | P a g e
c. Metode Pengambilan Contoh Air
1. Pengambilan contoh air limbah
Pengambilan contoh air limbah dilakukan berdasarkan SNI 8995:2021
Metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia.
Berdasarkan pedoman tersebut terdapat tata cara pengambilan contoh air
baku yaitu:
d. Dosis, Debit, dan Rotasi untuk penyiraman atau volume air limbah yang
digunakan untuk penyiraman
Pendekatan perhitungan dosis, debit dan rotasi penyiraman berdasarkan unit
beban alat plambing (UBAP) sesuai dengan SNI 8153 2015 tentang sistem
plambing pada bangunan gedung sesuai fixture unit masing-masing. Gambar 5.1
-5.4 menunjukkan perhitungan dosis, debit dan rotasi penyiraman gedung GIK.
Disaat hujan penyiraman disesuaikan dengan kelembaban tanah. Apabila kondisi
cuaca hujan sehingga air hasil olahan IPAL tidak termanfaatkan secara maksimal
dan terjadi overflow pada kapasitas IPAL, maka air hasil olahan air IPAL tersebut
disalurkan ke jaringan IPAL Sewon
66 | P a g e
Gambar 5.1. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 1
67 | P a g e
Gambar 5.4. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 4
68 | P a g e
Pemantauan mutu airtanah dilakukan pada sumur pantau dekat lokasi
pemanfaatan air limbah. Mutu air yang dipantau ditentukan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi. Baku Mutu kualitas airtanah tercantum pada Tabel 5.4 berikut.
69 | P a g e
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum dilakukan pengawasan internal berupa penilaian mandiri, pengambilan
dan pengujian sampel air tanah di titik koordinat yang sudah ditentukan
dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
70 | P a g e
U
IPAL
71 | P a g e
Gambar 5.6. Lokasi Pemantauan Mutu Airtanah
72 | P a g e
IPAL
73 | P a g e
BAB VI
SISTEM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
Unit yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat umum adalah bidang K3L
(Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dibawah Pusat Keamanan Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L),. UGM. Unit K3L terdiri dari dua bidang yaitu
bidang keamanan dan ketertiban dan bidang keselamatan Kesehatan kerja dan
lingkungan. Keadaan darurat terjadinya risiko pada IPAL GIK ditangani oleh CWWT (Central
Wastewater Treatment Plant) Cordinator yang berkordinasi dengan Bidang K3L PK4L .
Gambar 6.1. menerangkan hubungan kordinasi antar struktrur organisasi tersebut. Garis
putus-putus menjelaskan adanya hubungan kordinasi antara K3L PK4L UGM dengan
CWWT Kordinator sebagai pelaksana PPA.
74 | P a g e
c) Kepala bagian atau karyawan lain melaporkan kejadian sesuai dengan protap
pelaporan dan investigasi kecelakaan dan insiden kerja ke bidang SDM.
75 | P a g e
Gambar 6.1. Sistem Kordinasi Penanganan Keadaan Darurat IPAL GIK
76 | P a g e
B. Pengendalian kebocoran dan kerusakan pada sistem penyiraman tanaman
Kebocoran pada instalasi sistem penyiraman bisa kapan saja terjadi. Perlu dilakukan
pencegahan guna menanggulangi kebocoran pada instalasi penyiraman. Pencegahan
dapat dilakukan dengan merencanakan tata letak dan bahan material yang baik. Lokasi
penempatan instalasi berupa pipa atau selang harus ditempatkan di titik yang tidak
memiliki risiko terinjak atau dilewati kendaraan. Jika tetap terjadi kebocoran dan
kerusakan pada jaringan maka harus dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mencari tahu titik kebocoran sebelum menutup akses awal air masuk
2. Penutupan akses awal atau input air ke sistem penyiraman
3. Pemeriksaan instalasi yang mengalami kerusakan atau kebocoran
4. Melakukan tindakan perbaikan dan evaluasi penyebab kerusakan atau
kebocoran instalasi
77 | P a g e
BAB VII
INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN,
PERIODE WAKTU UJI COBA, DAN
STANDAR KOMPETENSI SUMBERDAYA MANUSIA
Adapun biaya internaliasi yang dilakukan secara lebih detail dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Jumlah
No. Komponen Keterangan
(Rp/Tahun)
1 Biaya Pembangunan & Pembangunan dan
1.700.000.000
Pengembangan Teknologi pengembangan teknologi IPAL
2 Biaya Operasional IPAL 50.000.000 Pemeliharaan IPAL
3 Biaya Monitoring Pengambilan dan pengujian
17.000.000
sampel serta pelaporan
5 Biaya Tanggap Darurat Pemulihan lingkungan, perbaikan
10.000.000
IPAL dan fasilitas IPAL
6 Biaya Pengembangan Pelatihan Pengendali
18.000.000
Sumberdaya Manusia Pencemaran Air dan sertifikasi
1.795.000.000
Biaya Pembangunan GIK 552.265.917.302,53
Prosentase biaya rencana PPA 0,325 % dari biaya pembangunan
78 | P a g e
SDM PPA
79 | P a g e
Organisasi yang menangani masalah PPA di Gedung GIK UGM adalah divisi lingkungan
yang terdiri dari CWWT Coordinator. CWWT Coordinator membawahi 2 bidang yaitu
bidang CWWT operator dan bidang pemantauan dan pelaporan. Struktur lebih detail
terdapat pada Gambar 7.1.
b. Aspek komunikasi
Komunikasi dalam sistem manajeman lingkungan berfungsi agar semua proses
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Komunikasi dilakukan
dalam bentuk lisan maupun tulisan seperti berperan aktif dalam aktivitas
penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak
lainnya yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk
dokumentasi seperti checklist, logbook, dan formular. Ruang lingkup komunikasi
yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.
80 | P a g e
c. Aspek Regulasi
Landasan dasar yang digunakan untuk menjalankan pengelolaan air limbah
dilakukan berdasarkan undang-undang atau peraturan yang berlaku. Identifikasi
peraturan dikaji dan disesuaikan dengan situasi perundangan yang terbaru.
d. Aspek efisiensi
UGM ikut berpartisipasi dalam penghematan penggunaan airtanah dengan
memanfaatkan kembali hasil pengolahan air limbah untuk penyiraman tanaman.
B. Pelaksanaan
1. Sumberdaya
Gedeung GIK UGM direncanakan memiliki satu unit IPAL/CWWT Greywater dengan
sistem Extended Aeration aerob anaerob . Sistem pengolahan limbah disesuaikan
dengan karakteristik limbah cair yang dihasilkan yaitu berupa limbah greywater.
Perawatan fasilitas IPAL direncanakan dilakukan berkala untuk menjaga performance
sistem. Operasional harian IPAL/CWWT dilaksanakan oleh operator yang bertanggung
jawab kepada penanggung jawab IPAL. Operator IPAL bertanggung jawab terhadap
kegiatan operasional IPAL, termasuk di dalamnya melakukan perawatan secara
berkala. Penanggung jawab IPAL bertugas sebagai quality assurance.
a. Laporan 3 bulanan hasil pengelolaan limbah cair yang ditujukan ke dinas terkait
b. Diskusi dengan DLH terkait secara langsung maupun tidak langsung
c. Memperbarui pedoman peraturan terbaru terkait pengelolaan limbah cair.
81 | P a g e
C. Pemeriksaan
1. Pemantauan dan pengukuran
a. Pemantauan dan pengukuran limbah cair dilakukan setiap hari guna untuk evaluasi
internal
b. Pemantauan dan pengukuran limbah cair dilakukan setiap bulan guna untuk
evaluasi eksternal. Sampel air limbah dibawa untuk diuji di laboratorium
c. Pemantauan dan pengukuran kualitas airtanah pada sumur pantau dilakukan 6
bulan sekali.
2. Evaluasi dan tingkat kesesuaian
a. Evaluasi kualitas air limbah menggunakan peraturan perundangan terbaru yang
digunakan di DIY
b. Evaluasi kualitas airtanah menggunakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan.
D. Tindakan
1. Melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian
2. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan
yg sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja PPA (Perlindungan Pencemaran Air)
82 | P a g e
Daftar Pustaka
Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 8153:2015 Tentang Metode Sistem Plambing pada Bangunan
Badan Standardisasi Nasional. 2021. SNI 8995:2021 Tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Air untuk
Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. 2016. Peraturan Menteri Lingkungan Hiduo dan
Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik. Kementerian
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2016. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7
Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta: Daerah
Istimewa Yogyakarta
Sperling, 2007, Biological Wastewater Treatment Series Volume One Wastewater Characteristics,
83 | P a g e
Lampiran I
84 | P a g e
Lampiran 1: Rekomendasi Tanaman Penghijauan Untuk pengisi RTH GIK UGM
85 | P a g e
Untuk Jenis Semak
(Sumber : Nanny Kusminingrum, dkk. 1997. Pengaruh Tanaman Jalan terhadap Baku Mutu Lingkungan Jalan. Puslitbang Jalan dan
Jembatan)
86 | P a g e
Deskripsi Tanaman Hias Untuk Penghijauan
- Sekitar area parkir ditanami tumbuhan penyerap CO2 dan penghasil O2 sebagai contoh:
87 | P a g e
Beringin (Ficus benjamina)
- Tanamaan menghasilkan akar-akar udara
yang menggantung dari dahan-dahannya. Ia
tumbuh baik pada kondisi kering, tanah
berdrainase baik, dan mendapat cahaya
matahari penuh.
- Kegunaan (Fungsi) : beringin yang di alam
bisa tumbuh besar ini, sering digunakan
sebagai elemen tanam dalam bentuk
bonggol.
Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)
- Sansevieria cocok dan baik di tempatkan
pada ruang tamu, kamar mandi, atau dapur.
hal yang banyak disukai dari pecinta
tanaman terhadap sansevieria ini adalah
daya tahan hidup nya yang kuat sehingga
bisa di taruh di tempat indoor maupun
outdoor
- Pada lahan kosong (terbuka) antar gedung dan sekitar IPAL ditanami tumbuhan yang dapat
menyerap bau, seperti:
88 | P a g e
Tanjung, Mimusops elengi
- Tanaman tanjung memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap pencemaran debu semen dan kemampuan
yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap
(absorpsi) debu semen, tidak peka terhadap
pencemaran udara walaupun kemampuan
jerapannya terhadap timbal rendah, dapat
menghasilkan bau harum yang dapat menetralisir
bau busuk..
89 | P a g e
- Untuk ruang terbuka ditanami jenis tanaman hias:
Bambu jepang
(Chimonobambusa quadrangularis)
- Daun-daun tumbuh memancar membentuk
tajuk yang padat, bercabang rapat serta
menjuntai panjang. Batangnya berwarna
tembaga setebal sekitar 2 cm
- Bambu yang rimbun ini sering dijadikan screen
pada dinding tembok yang tinggi. Selain itu ia
dapat ditanam di pagar yang berfungsi sebagai
pembatas. Bambu cantik ini juga dapat ditanam
di antara batu-batuan di pinggir kolam
Bambu Kuning
(Phyllostachys sulphurea)
- Daunnya berwarna hijau sepanjang 12 cm
dengan lebar 2 cm. Bagian bawah daun
berwarna hijau kebiruan dan gagang daun
berwarna keunguan. Susunan daunnya yang
melengkung menjadi kombinasi menarik dengan
batang kuning emas
- Bambu cantik ini sangat bagus ditanam
berkelompok sepanjang jalan masuk sebagai
pengarah. Selain itu, bambu kuning akan
mengurangi kesan kaku bila ditanam pada sisi
dinding yang tinggi. Kesan alami akan lebih kuat
90 | P a g e
dengan serumpun bambu kuning di antara batu-
batuan di pinggir kolam
Beringin karert (Ficus retusa)
- Memiliki batang besar dan bisa tumbuh tinggi.
Daunnya tebal, bergetah, berbentuk oval
sampai agak bundar, panjang 8 – 10 cm, hijau,
permukaannya mengkilap. Susunan daun padat,
membentuk tajuk kompak dan mudah
dipangkas serta dibentuk. Tanaman ini berasal
dari China bagian selatan, di daerah subtropis
- Beringin karet dalam bentuk bonggol sangat pas
untuk taman-taman bergaya Jepang. Ia lebih
sesuai ditempatkan tunggal agar keindahannya
lebih tampak, dengan aksen tanaman-tanaman
kecil di bawahnya
Beringin putih
(Ficus benjamina “variegata”)
- Beringin putih yang masih kecil tampak indah,
meskipun tidak dipangkas.
- Dan ada juga yang ditanam dalam bentuk
bonggol-bonggol berbatang besar. Ia bisa
ditempatkan di salah satu sudut taman atau
sebagai eye catcher di tengah taman. Atau
dikombinasi dengan tanaman lain yang
berwarna kontras. Jangan ditanam dekat
bangunan karena perakarannya dapat merusak/
mengganggu fondasi bangunan
Cemara kipas
(Thuja occidentalis “Emerald”)
- Cemara ini dapat ditanam berderet sepanjang
pagar baik di luar maupun di dalam halaman,
sehingga dapat berfungsi sebagai pembatas dan
“pemahat” angin. Pada taman yang luas,
deretan cemara kipas di sepanjang jalan masuk
akan memberikan kesan pengarah yang kuat
91 | P a g e
Cemara udang / Cemara laut (Casuarina
equisetifolia)
- Cemara ini populer sebagai bahan bonsai.
Banyak tumbuh di daerah pantai dan memiliki
batang yang artistik. Mungkin karena batangnya
yang besar dan pendek berbenjol-benjol itulah
ia disebut cemara udang. Daunnya seperti kawat
dan berduri, berwarna hijau keabu-abuan.
- Lekuk dan warna batang yang hitam serta
susunan daunnya memberikan komposisi yang
menawan, sehingga sangat pas sebagai salah
satu elemen taman bergaya Jepang. Biasanya ia
ditanam di antara bukit-bukit taman berumput
maupun pada taman batu. Agar keindahannya
terlihat utuh, cemara udang ditanam tunggal
atau beberapa pohon secara tersendiri
Juniperus
(Juniperus chinensis “Torulosa”)
- Cemara cantik ini dapat ditanam berderet di sisi
pagar atau sebagai pengganti pembatas pada
taman tanpa pagar. Banyak ditanam trio sebagai
latar belakang deretan tanaman pangkas-
pangkasan yang pendek, hingga keindahannya
terlihat jelas
92 | P a g e
- Tumbuh dengan cepat dan buahnya telah
muncul walau masih tergolong muda. Sensitif
pada cuaca dingin dan tumbuh bagus pada
kondisi cukup cahaya serta hangat
- Sebagai elemen taman, palem ini dapat
dijadikan background, namun dengan buahnya
yang cantik, tidak salah bila ia ditempatkan
sebagai eye catcher. Ia dapat juga menjadi
peneduh pada pinggir kolam, atau ditanam pada
sisi jalan masuk. Cocok ditanam tunggal atau
berkelompok dengan ketinggian yang berbeda
Palem segitiga (Neodypsis decaryi)
- Palem ini mempunyai batang berbentuk
segitiga, karena disusun oleh pangkal daun tiga
jalur.
- Tingginya mencapai 5 m. Anak-anak daun
berwarna hijau keabuan dengan tangkai daun
agak kecokelatan dan bagian punggungnya
berwarna keputihan. Itu sebabnya kadang-
kadang palem ini terlihat keperakan bila ditimpa
sinar matahari.
- Palem ini ditanam tunggal pada kiri-kanan pintu
masuk, hingga memberikan kesan ramah.
Sehingga sentral taman keindahannya dapat
dinikmati secara utuh
Palem Phoenik (Phoenix robelinii)
- Disebut juga miniatur kurma, yang berasal dari
India sampai China. Rata-rata ketinggiannya
mencapai 3 m. Daun-daunnya menjuntai ke
bawah dengan panjang rata-rata 1,5 m
membentuk kurva yang elegan
- Sosoknya yang kecil membuat phoenix mudah
ditempatkan sebagai elemen taman. Dapat
ditanam dalam kelompok tanaman maupun
ditanam beberapa pohon pada pinggiran kolam.
Pada taman yang cukup luas ia dapat ditanam
berderet sebagai pembatas
Pinus (Pinus thunbergiana)
- Pinus cantik ini dapat ditanam berderet di
sepanjang jalan masuk yang berfungsi sebagai
pengarah. Bila telah dibentuk dengan pangkasan
dan tajuk yang indah, ia dapat ditanam tunggal
atau berkelompok – terutama sering dijumpai
pada taman model Jepang
93 | P a g e
Sawo Kecik (Manilkara kauki).
- Sejenis tanaman penghasil buah pangan
anggota suku sawo-sawoan atau Sapotaceae.
Tumbuhan berbentuk pohon ini biasanya
berfungsi sebagai tanaman hias pekarangan dan
pelindung. Pohon ini menyukai dataran rendah
hingga sedang
Sumber: http://www.ngasih.com/2015/03/28/29-jenis-tanaman-yang-biasa-ada-di-taman-dan-
fungsinya/#ixzz3bc0zmMde
94 | P a g e
Lampiran 2
95 | P a g e
96 | P a g e