Anda di halaman 1dari 96

1|P age

2|P age
3|P age
4|P age
5|P age
6|P age
7|P age
8|P age
9|P age
10 | P a g e
11 | P a g e
12 | P a g e
DAFTAR ISI

Persetujuan Teknis 2
Daftar Isi 13
Kata Pengantar 14
BAB I Pendahuluan 15
A. Latar Belakang 15
B. Identitas Pemrakarsa 16
BAB II Deskripsi Kegiatan 18
2.1 Jenis Kegiatan 18
2.2 Jenis dan Jumlah Bahan Baku 25
2.3 Proses Usaha dan/atau Kegiatan 26
BAB III Baku Mutu Air Limbah 50
BAB IV Rencana Pengelolaan Lingkungan 52
4.1 Instalasi Pengolahan Air Limbah 52
4.2 Pemanfaatan Air Limbah untuk Penyiraman dan Pencucian 55
4.3 Layout Pengelolaan Air Limbah 60
4.4 Prosedur Operasional Pemanfaatan Air Limbah 63
BAB V Rencana Pemantauan Lingkungan 65
5.1 Pemantauan Air Limbah 65
5.2 Pemantauan Mutu Airtanah 65
BAB VI Sistem Penanggulangan Keadaan Darurat 74
6.1 Unit yang bertanggung jawab 74
6.2 Rencana dan prosedur tanggap darurat 74
BAB VII Internalisasi Biaya Lingkungan, Periode Waktu Uji Coba dan Standar Kompetensi 78
Sumberdaya Manusia
7.1 Internalisasi Biaya Lingkungan 78
7.2 Periode Waktu Uji Coba 78
7.3 Standar Kompetensi Sumberdaya Manusia 78
7.4 Sistem Manajemen Lingkungan 79
Daftar Pustaka 83
Lampiran 84

13 | P a g e
KATA PENGANTAR

Landasan penerbitan Perizinan Berusaha dari setiap rencana usaha dan/ atau kegiatan
adalah adanya Persetujuan Lingkungan, sebagaimana tertuang dalam kebijakan Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam peraturan tersebut menjelaskan setiap rencana usaha dan/ atau
kegiatan yang memiliki Dampak Penting terhadap lingkungan wajib menyusun dokumen Amdal.
Sebagaimana disebutkan pula dalam Permen LHK RI No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan, dalam pasal 29 menyebutkan “Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib
Amdal atau UKL/UPL yang melakukan kegiatan pembuangan ataupun pemanfaatan air limbah
wajib memiliki Persetujuan Teknis dan SLO.

UGM mengedepankan konsep gedung berwawasan lingkungan, dalam rangka


memenuhi kriteria green building, seluruh limbah cair domestik yang terdiri dari limbah black
water (urin dan tinja dari WC) dan grey water (kamar mandi, wastafel, air wudhu dan dapur)
akan disalurkan melalui pipa sambungan dari masing – masing unit menuju riol kota (IPAL
Sewon). Salah satu kriteria green building adalah melakukan daur ulang air yang berasal dari
limbah cair domestik yang berupa grey water. Salah satu gedung yang direncanakan adalah
Gedung GIK (Gelanggang Inovasi Kreativitas) UGM. Gedung GIK UGM berencana menggunakan
air daur ulang dari limbah cair domestik grey water sebagai air baku untuk kegiatan penyiraman
tanaman. Untuk itu, pemanfaatan air limbah untuk penyiraman wajib dilengkapi dengan standar
teknis. Dalam penyusunan standar teknis pemenuhan baku mutu air limbah mengacu kepada
Permen LHK No. 5 Tahun 2021 dan Lampiran XII.

Kepada semua pihak yang telah ikut memberikan bantuan dan dukungan serta saran
dan masukan dalam penyusunan Dokumen Standar Teknis pemenuhan baku mutu air limbah,
kami mengucapkan terima kasih.

Sleman, Juni 2022

Dr.Ing. Ir Djoko Sulistyo


Direktur Aset UGM

14 | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada periode awal kemerdekaan
yang bertujuan untuk penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pada awal pendiriannya, UGM
memiliki 6 fakultas dan sekarang memiliki 18 fakultas dengan 285 program studi. Kegiatan
utama UGM ialah kegiatan-kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, terdapat pula kegiatan-kegiatan pendukung
aktivitas kampus seperti usaha kantin dan food court, fasilitas pelayanan kesehatan, layanan
usaha, akomodasi dan perbankan, serta Taman Kearifan. Pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup Kampus UGM, untuk kegiatan-kegiatan yang sedang
berlangsung saat ini telah dilaksanakan dengan mengacu pada Izin Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman No. 660/010
tanggal 14 Januari 2011.
Kampus UGM berencana untuk melakukan pengembangan dan pembangunan gedung
dan infrastruktur kampus. Kegiatan-kegiatan tersebut akan menghasilkan limbah, salah
satunya menghasilkan limbah cair domestik. Secara umum UGM telah merencanakan
pengelolaan limbah cair dengan sistem off-site. Seluruh limbah cair domestik terdiri dari
limbah black water (urin dan tinja dari WC) dan grey water (kamar mandi,wastafel dan dapur).
Limbah tersebut akan disalurkan melalui pipa sambungan tertutup dari masing-masing unit
menuju riol kota (IPAL Sewon).
Dalam rangka memenuhi kriteria green building, UGM berencana membangun gedung
berwawasan lingkungan. Salah satu kriteria green building adalah melakukan daur ulang air
yang berasal dari limbah cair (grey water). Salah satu gedung yang direncanakan adalah
Gedung GIK (Gelanggang Inovasi Kreativitas) UGM. Gedung GIK UGM berencana menggunakan
air daur ulang dari limbah cair grey water sebagai air baku untuk kegiatan penyiraman.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
5 tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Sifat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan menyebutkan pada pasal 28:
Setiap Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau UKL/UPL yang melakukan kegiatan
pembuangan atau pemanfaatan air limbah wajib memiliki:
a. Persetujuan Teknis; dan
b. SLO

Sedangkan pada Pasal 29 dinyatakan bahwa: Untuk mendapatkan Persetujuan Teknis


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
harus melakukan:

a. Penapisan secara mandiri; dan


b. Permohonan Persetujuan Teknis

15 | P a g e
Gambar 1.1. Lokasi Pembangunan Gedung GIK UGM
Dalam melakukan penapisan secara mandiri dilakukan dengan mengikuti ketentuan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2021
tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Lampiran I dengan hasil seperti tersaji pada tabel
berikut:

Tabel 1.1 Penapisan Mandiri Persetujuan Teknis Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan

No Penapisan Keterangan
a Apakah Air limbah yang akan Tidak, air limbah bersumber dari limbah greywater (shower
dimanfaatkan mengadung polutan kamar mandi,wastafel,dan air wudhu)
infeksius?
b Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk proses?
c Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk penunjang?
d Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk produk samping?
e Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Tidak
untuk menambah nutrisi pada tanah?
f Apakah Air limbah akan dimanfaatkan Iya, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib
untuk penyiraman dan pencucian? menyusun standar teknis.

16 | P a g e
Berdasarkan hasil penapisan mandiri yang dilakukan, maka Pembangunan Gedung
Universitas Gadjah Mada wajib dilengkapi dengan Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air
limbah untuk Pemanfaatan Penyiraman dan Pencucian. Dalam penyusunan standar teknis
pemenuhan baku mutu air limbah mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Lampiran III. Selanjutnya dengan disusunnya standar teknis pemenuhan baku mutu air limbah
ini wajib diintegrasikan ke dalam dokumen RKL-RPL Pembangunan Universitas Gadjah Mada.

B. Nama dan Jabatan Penanggung Jawab Usaha dan atau Kegiatan


Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi dan
Kreativitas UGM adalah sebagai berikut:

o Penanggung Jawab : Dr.Ing. Ir. Djoko Sulistyo


o Jabatan : DIREKTUR ASET UNIVERSITAS GADJAH MADA
o Alamat Kantor : Bulaksumur, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
o No. Telp/Fax : (0274) 588688
o Email : info@ugm.ac.id
o Website : www.ugm.ac.id.
o NIB : 9120105972873

17 | P a g e
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Jenis Kegiatan


Dalam rangka kampus UGM membangun gedung yang berwawasan lingkungan
dan memenuhi Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air limbah untuk Pemanfaatan
Penyiraman dan Pencucian. Salah satu gedung yang direncanakan dibangun adalah
Gedung GIK (Gelanggang Inovasi Kreativitas) UGM. Gedung GIK UGM diharapkan menjadi
tempat aktualisasi dari civitas akademika untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas.
Gedung GIK UGM direncanakan dibangun 3 lantai dan 1 mezzanine yang terdiri dari 13
ruang. Pada Tabel 2.1 dijelaskan fungsi dari masing-masing ruang beserta jumlah orang
yang akan beraktivitas. Setiap ruang memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing.
Berikut deskripsi dari masing-masing ruang perencanaan pembangunan Gedung GIK
UGM. Informasi tinggi muka airtanah (sumur) di kawasan GIK sekitar 8 – 9 meter.

Tabel 2.1. Rencana fungsi ruang dan jumlah orang di Gedung GIK UGM

No Fungsi Ruang Lantai Jumlah Orang

1 Pendopo/Gelanggang/Amphiter 1 1166
2 Ruang Kelas (Classroom) 1&2 1152
3 Co-Learning Lounge 1 163
4 Student Center 1 140
5 Kantor DSSDI 1&2 50
6 Gallery 1&2 11
7 Sports Hall 2 550
8 Gym 2 30
9 Auditorium Kecil 2 214
10 Auditorium Besar 2 1055
11 Kantor Sewa 2 30
12 Perpustakaan Umum 2 100
13 2 50
Pusat Pelayanan Terpadu Mahasiswa
Jumlah 4611
Sumber: UGM, 2022

2.1.1 Lantai 1

a. UGM Shop
UGM Shop merupakan toko yang menjual merchandise khas UGM seperti baju, jaket,
kaos, topi, buku, mug,dan lain-lain. UGM shop terletak di pintu masuk GIK UGM lantai 1.

18 | P a g e
Gambar 2.1. UGM Shop

b. Retail Toko Lokal Yogyakarta


Toko retail lokal Yogyakarta terletak di lantai 1 di sebelah utara gedung. Terdiri dari 3 ruko
yang tersebar di beberapa tempat.

Gambar 2.2. Ruko retail lokal

19 | P a g e
c. Ruang Terbuka

Ruang-ruang terbuka yang diolah pada area tapak dapat dimanfaatkan untuk event dan
casual learning.

Gambar 2.3. Ruang Terbuka

d. Pendopo/Gelanggang/Amphiter
Pendopo berbentuk rumah khas limasan yang digunakan sebagai tempat pertemuan.
Pendopo terletak di lantai 1 dengan kapasitas menampung 1166 orang.

Gambar 2.4. Pendopo

e. Ruang Kelas (Classroom)


Classroom pada lantai 1 merupakan ruang kelas formal dengan kapasitas 652 kursi sebagai
tempat kegiatan belajar mengajar untuk para mahasiswa UGM.

20 | P a g e
f. Co-Learning Lounge
Co-Learning Lounge merupakan ruang dengan kapasitas 163 kursi yang dapat dijadikan
untuk tempat publik untuk bersantai, melting pot untuk Technopreneur dan mahasiswa,
serta kegiatan lainnya.

Gambar 2.5. Co-learning lounge

g. Student Center
Student Center yang berada dekat dengan classroom merupakan ruang belajar privat
dengan kapasitas 140 kursi untuk mahasiswa UGM.

Gambar 2.6. Student Center

h. Kantor DSSDI
Kantor DSSDI merupakan bekas bangunan eksisting BNI yang direnovasi menjadi
kantor dengan kapasitas untuk 50 orang.

21 | P a g e
Gambar 2.7. Kantor DSSDI UGM

i. Gallery
Gallery atau ruang pameran dibangun untuk kepentingan pertunjukkan karya seni, seperti
lukisan, foto dan karya lainnya. Ruang ini terdiri dari dua lantai untuk kapasitas 6 orang
yang dibangun dengan konsep modern minimalis.

Gambar 2.8. Gallery

2.1.2 Lantai 2

a. Sports Hall
Sport hall (arena olahraga) terletak di lantai dua dengan kapasitas 550 kursi. Arena
olahraga ini digunakan untuk beberapa olahraga seperti bulutangkis, voli, basket dan
untuk kegiatan multifungsi lainnya.

22 | P a g e
Gambar 2.9. Sports Hall

b. Gym
Ruang gym terletak di lantai 2 digunakan sebagai tempat olahraga dengan kapasitas
30 orang untuk meningkatkan kebugaran.

Gambar 2.10. Gym

c. Auditorium Kecil
Auditorium Kecil memiliki kapasitas 214 kursi yang dapat dijadikan sebagai tempat kuliah
umum.

Gambar 2.11. Auditorium Kecil

d. Auditorium Besar
Auditorium Besar memiliki kapasitas 1.055 kursi yang juga dapat dijadikan sebagai tempat
kuliah umum yang lebih besar. Auditorium besar juga terdapat panggung untuk
pertunjukkan.

23 | P a g e
Gambar 2.12. Auditorium Besar

e. Kantor Sewa
Kantor sewa dengan luas 3.470 m2 berupa ruang-ruang yang disewakan untuk kantor
dalam jangka waktu tertentu dengan kapasitas untuk 30 orang.

f. Perpustakaan Umum
Public Library yang berada di lantai atas UGM Shop merupakan perpustakaan yang
terbuka untuk publik. Perpustakaan tersebut memiliki luas 1.140 m2 yang dapat
menampung 100 orang.

g. Classroom
Classroom pada lantai 2 merupakan ruang kelas formal dengan kapasitas 500 kursi sebagai
tempat kegiatan belajar mengajar untuk para mahasiswa UGM.

h. Gallery
Terdapat gallery 2 lantai yang dapat digunakan sebagai ruang untuk memajang hasil karya
Seni dengan kapasitas 5 orang.

i. Pusat Pelayanan Terpadu Mahasiswa


Pusat Pelayanan Terpadu Mahasiswa Pusat Pelayanan Terpadu Mahasiswa merupakan
ruang untuk keperluan pengurusan admin mahasiswa UGM dengan kapasitas 50 orang.

2.1.3 Lantai Rooftop


a. Ruang Terbuka
Ruang-ruang terbuka yang diolah pada area rooftop bangunan yang dapat
dimanfaatkan untuk event dan casual leasing.

b. Amphiteater
Amphiteater yang berada pada lantai rooftop merupakan area terbuka yang terdapat
panggung dan dapat digunakan untuk event dan performance.

24 | P a g e
c. Viewing Deck
Viewing Deck merupakan area terbuka yang merupakan titik tertinggi di bangunan
Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM dengan view langsung menghadap ke
Gunung Merapi.
d. Multifunction Room
Multifunction Room dengan luas 272 m2 merupakan ruang serbaguna pada yang
terdapat pada area rooftop bangunan.
e. Booth Leasing
Booth Leasing yang berupa beberapa ruang yang dapat digunakan sebagai area sewa
booth, seperti contohnya booth F&B atau retail lokal Yogyakarta.

2.2 Jenis dan jumlah bahan baku atau bahan penolong


Sumber air bersih yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Gedung
GIK diperoleh dari sumber air PDAM, sumur bor air tanah dalam, pemanfaatan air hujan
(rain water harvest) serta pengolahan limbah air grey water (Tabel 2.2). Total estimasi
kebutuhan air bersih setiap harinya diperkirakan sebesar 306 m3/hari. Total estimasi
kebutuhan air ini didapat dari kebutuhan air domestik untuk 4611 orang civitas akademik
didapat nilai sebesar 192 m3/hari (berdasarkan perhitungan unit beban alat plambing
UBAP, disajikan pada Tabel 2.3) dan kebutuhan air untuk penyiraman tanaman sebesar
114 m3/hari (Tabel 2.5). Sumber dari air hujan akan ditampung dalam bak berukuran 360
m3 guna memenuhi kebutuhan statis air untuk keperluan hidran sebanyak 284 m3, sisanya
dapat diresapkan ke sumur resapan sebesar 76 m3. Ketersediaan air statis bermaksud
untuk menjadikan Gedung GIK sebagai Gedung berwawasan lingkungan yang juga
mensuplai air ke sumur resapan. Tabel 2.2 menjelaskan secara neraca air di gedung GIK.

Tabel 2.2. Estimasi Neraca Air di Gedung GIK UGM

Sumber Air Baku Penggunaan Air


Sumber air dinamis Debit m3/hari Keterangan m3/hari
Urinal (Black water) 44,8
PDAM (192 m3/hari atau Closet (Black water) 109,3
62,5%) Wastafel (Grey water) 16,1
Sumur Bor Airtanah 267,8 Kran (Grey water) 13,5
Dalam (76 m3/hari, atau Shower(Grey water) 5,5
25%) Sink (Grey water) 2,7
Siram Tanaman 75,8
Air Daur Ulang (WWTP)
37,8 Siram Tanaman 37,8
(12,5%)
Total 305,6 305,6
Sumber Air statis Kapasitas (m3) Keterangan Kapasitas (m3)
Air Hujan 360 Cadangan Hydrant 284
Sumur Resapan 76
Sumber: UGM, 2022

25 | P a g e
Air bersih dari sumber PDAM dan sumur bor air tanah dalam akan ditampung
dalam groundwater tank dengan kapasitas 268 m3. Air tersebut akan digunakan untuk
memenuhi kegiatan saniter seperti urinal (44,8 m3/hari), closet (109,3 m3/hari), wastafel
(16,1 m3/hari), kran (13,5 m3/hari), shower (5,5 m3/hari) dan sink (2,7 m3/hari) serta
sebagian kebutuhan untuk penyiraman tanaman (75,8 m3/hari). Hasil air limbah dari
aktivitas saniter akan menghasilkan air limbah bersifat black water (Urinal dan Closet) dan
air limbah bersifat grey water (wastafel, kran, shower dan sink). Untuk black water akan
dialirkan ke IPAL Terpadu Sewon, sedangkan grey water akan diolah kembali dalam WWTP
untuk pemanfaatan sebagai tambahan air untuk penyiraman tanaman (37,8 m3/hari).

2.3 Proses Usaha dan/atau Kegiatan


a. Proses Utama
Sumber limbah cair berasal dari jumlah orang yang berada dan berkegiatan di Gedung
GIK UGM. Jumlah orang yang diperkirakan beraktivitas di gedung GIK sebanyak 4611
orang. Sumber limbah berasal dari air sisa urinal, closet, wastafel, kran, shower dan sink.
Tabel 2.1 menggambarkan distribusi jumlah orang yang beraktivitas di gedung GIK UGM.
Gambar 2.13 menunjukkan alur proses kegiatan di Gedung GIK meliputi proses
penggunaan air, pemanfaatan air, air limbah yang dihasilkan dan pemanfaatan air limbah.
Air yang digunakan untuk kegiatan domestik berasal dari sumber PDAM dan sumur bor
airtanah dalam. Pemanfaatan air digunakan sebagai air baku untuk kegiatan sanitasi
urinal, closet, wastafel, kran, shower dan sink. Limbah yang dihasilkan dari proses ini
dibagi menjadi dua yaitu limbah greywater dan blackwater. Limbah greywater dikelola di
WWTP greywater dan limbah blackwater dikelola dengan menyalurkan ke IPAL Sewon. Air
limbah hasil olahan WWTP greywater kemudian digunakan untuk penyiraman pada lahan
terbuka dan taman di sekitar gedung GIK.

Gambar 2.13. Alur Proses Kegiatan di Gedung GIK

26 | P a g e
b. Neraca Air
Secara umum neraca air Gedung GIK UGM terdiri dari sumber dan kapasitas air baku,
gambaran penggunaan air pada masing-masing unit, air limbah yang dihasilkan, dan air
limbah yang akan diaplikasikan ke saluran riol (black water) maupun yang di daur ulang
(grey water) sebagai air untuk penyiraman tanaman. Gambar 2.15. menjelaskan diagram
neraca air Gedung GIK UGM.

1. Sumber dan Kapasitas Air Baku


Sumber air untuk kegiatan operasional gedung GIK UGM berasal dari PDAM, sumur dalam,
dan air hujan. Air baku dari PDAM sebesar 192 m3/hari (62,5%) dan sumur bor airtanah
dalam sebesar 76 m3/hari (25%) yang ditampung pada bangunan bak air bersih (ground
water tank) dengan kapasitas 268 m3. Sumber air untuk memenuhi kebutuhan
penyiraman tanaman selain dari air bersih sebesar 76 m3/hari juga diperoleh dari proses
pengolahan limbah grey water dari WWTP sebesar 38 m3/hari. Gedung GIK juga
dilengkapi dengan fasilitas penampungan dan pengolahan air hujan dengan kapasitas
puncak tampungan sebesar 360 m3 yang dapat digunakan untuk mengisi cadangan
hydrant (284 m3) dan sumur resapan (76 m3). Gambar 2.14. menunjukkan skema sumber
air dan kapasitas air baku di gedung GIK UGM.

2. Penggunaan air pada masing-masing unit


Penggunaan air bersih dihitung menggunakan unit beban alat plambing (UBAP) sesuai
dengan SNI 8153 2015 tentang sistem plambing pada bangunan gedung. Penggunaan air
bersih tersebar pada setiap lantai dengan penggunaan untuk closet, wastafel, urinal, kran,
shower, dan sink. Fasilitas tersebut banyak terdapat pada kamar mandi, mushola dan
dapur pada setiap lantai. Kebutuhan air bersih pada masing-masing fixture unit disajikan
pada Tabel 2.3.

3. Air limbah yang dihasilkan


Pendekatan perhitungan air limbah berdasarkan unit beban alat plambing (UBAP) sesuai
dengan SNI 8153 2015 tentang sistem plambing pada bangunan gedung sesuai fixture unit
masing-masing. Tabel 2.3. menunjukkan distribusi air limbah gedung GIK UGM dan Tabel
2.4 menunjukkan Air limbah yang dihasilkan dari Gedung GIK UGM. Total air limbah
greywater sebesar 37,8 m3/hari dan total dari limbah blackwater sebesar 154,1 m3/hari.
Limbah greywater akan dikelola dan diolah menggunakan IPAL daur ulang (greywater)
yang kemudian digunakan kembali untuk penyiraman tanaman. Sementara itu, limbah
blackwater akan disalurkan ke jaringan pipa IPAL Sewon.

27 | P a g e
Tabel 2.3. Penggunaan air pada masing-masing unit

Tabel 2.4. Air limbah yang dihasilkan dari Gedung GIK UGM
Limbah Limbah Limbah Pengolahan
3 3 yang Greywater Blackwater Limbah
Sumber Air M /hari Penggunaan Air M /hari
dihasilkan (M3/hari) (M3/hari)
(M3/hari)
IPAL Sewon
Urinal 44,8 44,8 44,8
PDAM Tirta Dharma
IPAL Sewon
dan Sumur Bor 192 m3/hari Closet 109,3 109,3 109,3
Airtanah Dalam IPAL CWWT
Wastafel 16,1 16,1 16,1 GIK

28 | P a g e
Limbah Limbah Limbah Pengolahan
yang Greywater Blackwater Limbah
Sumber Air M3/hari Penggunaan Air M3/hari
dihasilkan (M3/hari) (M3/hari)
(M3/hari)
IPAL CWWT
Kran 13,5 13,5 13,5 GIK
IPAL CWWT
Shower 5,5 5,5 5,5 GIK
IPAL CWWT
Sink 2,7 2,7 2,7 GIK
Total 192 37.8 154.1
Sumber: UGM, 2022

4. Air limbah yang akan diaplikasikan ke tanah


Luasan lahan RTH yang dimiliki oleh GIK UGM seluas 18.245,1 m 2 (Tabel 2.7. Luas Cakupan
Hijau Gedung GIK) yang terbagi dalam 4 zonasi. Perhitungan kebutuhan air untuk
penyiraman tanaman bukan didasarkan pada luas lahan penyiraman tetapi didasarkan
pada perhitungan unit beban alat plambing (UBAP) SNI 8153 2015 tentang sistem
plambing, didapatkan nilai kebutuhan air untuk penyiraman sebesar 114 m3/hari terdiri
dari zona 1 (25,6 m3/hari), zona 2 (24,2 m3/hari), zona 3 (36,8 m3/hari), zona 4 (27
m3/hari). Tabel 2.5. menjelaskan kebutuhan air dari masing-masing zona. Detil
perhitungan kebutuhan air untuk penyiraman disajikan pada (Gambar 5.1-5.4),
Kebutuhan air untuk penyiraman tanam sebesar 114 m3/hari dipenuhi dari ketersediaan
air baku (Air PDAM dan Air sumur bor airtanah dalam) sebesar 75,8 m3/hari dan
pengolahan limbah greywater dalam sistem IPAL CWWT GIK sebesar 37,8 m3/hari.
Sehingga air limbah yang akan diaplikasikan ke tanah adalah limbah greywater yang diolah
di IPAL CWWT GIK UGM.

Tabel 2.5. Kebutuhan Air untuk Penyiraman Tanaman

No Zona Kebutuhan (m3/hari)


1 Zona 1 25,6
2 Zona 2 24,2
3 Zona 3 36,8
4 Zona 4 27
Total 114

29 | P a g e
Gambar 2.14. Diagram Skematik Bangunan Air Baku Gedung GIK UGM

30 | P a g e
G a m b a r 2. 1 5. Di a gr a m N e r a c a Air G e d u n g GIK U G M

31 | P a g e
c. Fluktuasi atau kontinuitas produksi, Air limbah, dan Karakteristik air limbah
Gedung GIK UGM akan menghasilkan air limbah kategori limbah domestik. Air limbah yang
dihasilkan oleh gedung GIK UGM terdiri dari dua jenis air limbah yaitu greywater dan
blackwater. Limbah greywater yang berasal dari wastafel, kran, shower dan sink akan
diolah di IPAL daur ulang yang kemudian digunakan untuk penyiraman tanaman. Limbah
greywater dengan kegiatan utama kantor administrasi, kuliah, olahraga dan kegiatan
kesenian menghasilkan sumber limbah dari wastafel, kran, shower dan sink. Fluktuasi air
limbah bergantung pada fluktuasi penggunaan air. Penggunaan air pada kegiatan kampus
di UGM berlangsung sejak pagi pukul 07.30 sampai pukul 17.00 sore. Puncak penggunaan
air terjadi pada jam-jam istirahat/ishoma yaitu sekitar jam 11.00 – 13.00.

d. Layout
Gedung GIK UGM direncanakan dibangun dengan luasan tapak seluas 50.392 m2 dengan
luas tapak gedung utama seluas 19.817 m2 (Tabel 2.5) dengan status lahan merupakan
lahan Sultan Ground. Gedung GIK memiliki 3 lantai dan 1 mezanine. Masing-masing lantai
memiliki luasan yang tercantum pada Tabel 2.6. Selain itu, gedung GIK UGM memiliki
luasan cakupan hijau seluas 18.245,1 m2 dengan persentase sebesar 36,21 % dari luas
kawasan (Tabel 2.7).

Tabel 2.5. Luas Tapak Gedung GIK UGM

Nama Gedung Satuan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM


Luas Tapak m2 50.392
2
Luas Tapak Gedung Utama m 19.817
Luas GFA m2 75.714
Jumlah Lantai 3+Atap
Sumber: UGM, 2022

Tabel 2.6. Luas Lantai Gedung GIK

Lantai Satuan Luas


Lantai 1 m2 19.817
Lantai 2 m2 19.744
Lantai 3 m2 5.587
Lantai Atap m2 30.566
Total m2 75.714
Pedestrian m2 15.448
Sumber: UGM, 2022

Tabel 2.7. Luas Cakupan Hijau Gedung GIK

Cakupan Hijau Satuan Luas


Softscape m2 8.046
Greenroof m2 10.199
Luas Cakupan Hijau m2 18.245,1
Luas Kawasan m2 50.392

32 | P a g e
Persentase % 36,21
Sumber: UGM, 2022

1. Lokasi masing-masing unit kerja yang menghasilkan air limbah


Air limbah berasal dari kamar mandi/toilet dan washtafel yang tersebar di beberapa ruang
yaitu lobby lantai dasar dan lantai 2, perpustakaan umum lantai 2 dan 3, perpustakaan
internal, ruang kelas lantai 1 dan 2, ruang co-learning, kantor, auditorium kecil dan
auditorium. Siteplan gedung GIK UGM tercantum pada Gambar 2.17. dan zonasi gedung
GIK UGM tercantum pada Gambar 2.22-2.28. Gambar 2.28 menunjukkan skema plambing
gedung GIK.

2. Sumber air limbah dan saluran drainase


Air limbah berasal dari kamar mandi/toilet dan washtafel yang tersebar di beberapa ruang
yaitu lobby lantai dasar dan lantai 2, perpustakaan umum lantai 2 dan 3, perpustakaan
internal, ruang kelas lantai 1 dan 2, ruang co-learning, kantor, auditorium kecil dan
auditorium. Air limbah dari kamar mandi/toilet dan washtafel kemudian disalurkan
melalui jaringan menuju IPAL greywater. Air air sisa urinal dan closet menuju jaringan IPAL
Sewon untuk pengolahan limbah blackwater. Saluran drainase direncanakan dibuat
mengelilingi gedung GIK UGM. Skema plumbing pada Gambar 2.29 menggambarkan
skema sumber limbah sampai pengolahan limbah.

3. Instalasi pengolahan air limbah, saluran air limbah, lokasi pemanfaatan air limbah
• Instalasi Pengolahan Air limbah yang direncanakan oleh UGM untuk gedung GIK
menggunakan WWTP Greywater dimana hasil olahan IPAL kemudian
dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman. WWTP Greywater terdiri dari 2 bak
penampung, 3 bak perangkap lemak, 1 equalizing tank, 2 bak kontrol, 3 bak aerasi,
1 bak sedimentasi, 1 bak penampung lumpur, 1 bak clorine, 1 bak effluent dan 1
bak daur ulang (recycle tank). WWTP Greywater direncanakan memiliki kapasitas
80 m3/hari dengen sistem extended aeration. Gambar 4.2. menggambarkan detail
rencana WWTP.
• Saluran air limbah direncanakan mencakup seluruh kawasan gedung yang
disalurkan melalui jaringan pipa menuju unit pengolahan WWTP (Gambar 2.29).
Saluran limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah greywater dan limbah
blackwater. Limbah greywater menuju IPAL WWTP Greywater dan limbah
blackwater menuju IPAL Sewon.
• Lokasi pemanfaatan air limbah adalah seluruh tutupan hijau yang terdapat di GIK
UGM. Instalasi penyiraman air limbah berupa saluran khusus menyalurkan air
limbah yang digunakan untuk penyiraman. Teknis penyiraman menggunakan
water spray (sprinkler)ke seluruh lahan penyiraman. Tutupan hijau yang ada di
gedung GIK UGM terletak pada lantai 1 dan lantai atap gedung. Tutupan hijau
(RTH) lantai 1 memiliki luas sebesar 8.046 m2 dan luasan tutupan hijau pada atap
(green roof) sebesar 10.199 m2. Area RTH gedung GIK UGM decara detail terlihat
pada Gambar 2.30-2.31.

33 | P a g e
4. Efisiensi Penggunaan Air
Pengolahan air limbah greywater yang hasil olahan digunakan untuk keperluan
penyiraman tanaman dapat menghemat penggunaan air di gedung GIK UGM. Total
kebutuhan air untuk penyiraman adalah 114 m3/hari dari total kebutuhan air sebesar 268
m3/hari. Kebutuhan air untuk penyiraman di suplasi dari air olahan limbah greywater
sebesar 37,8 m3/hari dan 75,8 m3/hari dari air bersih. Adanya pengolahan air limbah
greywater menghemat sekitar 33,34 % dari total kebutuhan air untuk penyiraman
tanaman di gedung GIK UGM.

34 | P a g e
U

Gambar 2.17. Siteplan Rencana Pembangunan Gedung GIK UGM

35 | P a g e
U

G a m b a r 2. 1 8. Sit e pl a n L a n t ai 1 R e n c a n a P e m b a n g u n a n G e d u n g GI K U G M

36 | P a g e
U

Gambar 2.19. Siteplan Lantai 2 Rencana Pembangunan Gedung GIK UGM

37 | P a g e
U

Gambar 2.20. Siteplan Lantai 3 Rencana Pembangunan Gedung GIK UGM

38 | P a g e
U

Gambar 2.21. Siteplan Lantai Rooftop Rencana Pembangunan Gedung GIK UGM

39 | P a g e
U

Gambar 2.22. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (A)

40 | P a g e
U

Gambar 2.23. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (B)

41 | P a g e
U

Gambar 2.24. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (C)

42 | P a g e
U

Gambar 2.25. Zonasi Lantai 1 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (D)

43 | P a g e
U

Gambar 2.26. Zonasi Lantai 2 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (A)

44 | P a g e
U

Gambar 2.27. Zonasi Lantai 2 Recana Pembangunan Gedung GIK UGM (B)

45 | P a g e
U

Gambar 2.28. Zonasi Lantai Rooftop Recana Pembangunan Gedung GIK UGM

46 | P a g e
U

Gambar 2.29. Skema Plambing dan Pengolahan Air limbah Gedung GIK UGM

47 | P a g e
Lokasi Pemanfaatan Air limbah untuk Penyiraman

Gambar 2.30. Lokasi Pemanfaatan Air limbah Gedung GIK UGM Lantai 1

48 | P a g e
U

Gambar 2.31. Lokasi Pemanfaatan Air limbah Gedung GIK UGM Lantai Rooftop

49 | P a g e
BAB III
BAKU MUTU AIR LIMBAH

WWTP Greywater gedung GIK UGM mengolah limbah greywater yang terdiri dari air
sisa wastafel, air sisa wudlu dan air sisa shower. Baku mutu air limbah menggunakan Permen
LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik. Terdapat sepuluh parameter
yang akan dipantau yaitu BOD, COD, TDS, TSS,minyak dan lemak total, detergen, suhu, pH,
coliform, dan debit. Tabel 3.1. menjelaskan baku mutu air limbah domestik secara detail.

Tabel 3.1. Baku Mutu Air limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum (mg/L)


pH mg/L 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak Total mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100 ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Sumber: Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air limbah Domestik

Kemudian untuk pemanfaatan air limbah untuk penyiraman menggunakan dasar


hukum PP No. 22 Tahun 2021, Perda DIY No. 7 Tahun 2016, Draft Peraturan Menteri tentang
baku mutu air limbah untuk penyiraman, dan Permen LHK No. 68 Tahun 2016. Berdasarkan
pertimbangan empat peraturan yang dijadikan acuan kemudian dipilih parameter kunci yang
digunakan sebagai acuan untuk baku mutu air limbah untuk penyiraman tanaman. Parameter
kunci yang dipilih adalah parameter yang paling ketat. Tabel 3.2. menyajikan baku mutu air
limbah untuk penyiraman tanaman.

Tabel 3.2. Kompilasi Baku Mutu Air Limbah Untuk Penyiraman Tanaman

Kadar Maksimum
3) Draft 4) Permen
Parameter Satuan 1) Perda No 2) PP No 22 5) BM
Peraturan LHK No 68
7 DIY 2016 Th 2021 Usulan
Menteri Th 2016
BOD mg/L 75 12 12 30 12
COD mg/L 200 100 80 100 80
TDS mg/L 2000 2000 2000 - 2000
TSS mg/L 75 400 30 30 30
Minyak dan Lemak Total mg/L 10 10 - 5 -
Detergen mg/L 5 - - - -
Amonia Mg/L - - 0,5 10 0,5
Suhu °C ± 3°C ± 3°C ± 3°C - ± 3°C
pH - 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9
MPN/10
Total Coliform 10.000 10.000 - 3000 3000
0 ml

50 | P a g e
Kadar Maksimum
3) Draft 4) Permen
Parameter Satuan 1) Perda No 2) PP No 22 5) BM
Peraturan LHK No 68
7 DIY 2016 Th 2021 Usulan
Menteri Th 2016
MPN/10
Fecal Coliform - - 200 - 200
0 ml
Residual Clorin Mg/L - 0,03 0,2-1 - 0,2-1
L/orang/
Debit - - - 100 -
hari
Keterangan:
1)Baku Mutu Air Limbah IPAL (Perda DIY No.7 Tahun 2016)
2)Baku Mutu dan Kelas IV Air Sungai (PP No.22 Tahun 2021)
3)Draft Peraturan Menteri tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Penyiraman
4)Permen LHK No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik
5)Baku Mutu Air Limbah Usulan untuk Penyiraman Tanaman

Sumber: Perda DIY No.7 Tahun 2016;PP No.22 Tahun 2021;Draft PermenLH tentang
persetujuan teknis pemanfaatan air limbah untuk penyiraman;Permen LHK No. 68 Tahun 2016

51 | P a g e
BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

4.1 Instalasi Pengolahan Air limbah


Rencana instalasi pengolahan air limbah yang digunakan adalah WWTP Greywater
dengan sistem Extended Aeration. Model yang digunakan adalah merek dagang
BIOSANT-Contact Aaeration tipe BCA-80. Gambar 4.1. menunjukkan alur proses dan
kapasitas dari masing-masing unit instalasi IPAL. Gambar 4.2 menunjukkan rencana
desain IPAL. Kriteria desain instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah sebagai
berikut.
1. IPAL yang direncanakan untuk gedung ini adalah IPAL grey water, berfungsi untuk
mengolah air limbah grey water.
2. Jenis sistem IPAL grey water yang digunakan adalah jenis sistem extended
aeration, dilengkapi dengan bak grease trap awal.
3. Kapasitas proses maksimal IPAL grey water adalah 80 m3/hari.
4. Asumsi kandungan dalam air limbah yang masuk ke dalam IPAL adalah :
- Influent BOD : 350 mg/liter
- Influent COD : 400 mg/liter
- Influent SS : 350 mg/liter
- Influent Amonia : 30 mg/liter
5. Air hasil olahan IPAL harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut.
- Effluent BOD : < 20 mg/liter
- Effluent COD : < 30 mg/liter
- Effluent SS : < 20 mg/liter
- Effluent Amonia : < 10 mg/liter
- Effluent Oil & Fat : < 10 mg/liter
- Effluent Detergent : < 2 mg/liter
6. IPAL dilengkapi dengan water meter (flow meter) yang dipasang pada pipa outlet
IPAL.
7. IPAL dilengkapi dengan kolam indikator air hasil olahan IPAL.
Kapasitas total proses IPAL grey water adalah 80 m3 per hari. Penjelasan masing-
masing bagian IPAL (sesuai dengan gambar diagram rencana) adalah sebagai
berikut.
Terdapat 11 unit proses pada instalasi IPAL Greywater sebagai berikut.
1. Main Grease Trap
Berfungsi sebagai perangkap lemak dan minyak yang terkandung dalam air
limbah grey water. Bak ini adalah bak awal dari IPAL. Volume bak ini adalah 2 m 3.

2. Great Chamber
Berfungsi sebagai bak penerima air limbah grey water melalui Main Grease Trap.
Di dalam bak ini, air limbah tidak mengalami proses pengolahan, hanya
pengendapan ringan. Volume bak ini adalah 0,5 m3.

52 | P a g e
3. Grease Trap (Sekunder)
Berfungsi sebagai perangkap sekunder untuk lemak dan minyak yang masih
terkandung di dalam air limbah grey water, setela melalui great chamber. Volume
bak ini adalah 0,5 m3.

4. Equalizing Tank
Berfungsi untuk menampung dan meratakan kualitas air limbah grey water
setelah melalui grease trap sekunder. Selain itu, bak ini juga berfungsi sebagai
balancing tank yang mengatur keluar dan masuk air dari Aeration Tank 1. Volume
bak ini adalah 13 m3.

5. Aeration Tank 1
Setelah dari equalizing tank, air limbah dialirkan ke Aeration Tank 1. Bak ini adalah
tempat terjadinya proses penguraian partikel organik oleh bakteri pengurai aerob
yang ditambahkan oksigen dengan sistem contact aeration. Udara berisi oksigen
dimasukkan menggunakan sistem blower mekanis melalui instalasi pipa dan
diffuser ke dalam bak. Volume bak ini adalah 27 m3.

6. Aeration Tank 2 dan 3


Setelah dari Aeration Tank 1, air limbah dialirkan ke Aeration Tank 2 (dan 3). Bak
ini memiliki fungsi yang sama dengan Aeration Tank 1. Aeration Tank dibagi
menjadi tiga chamber untuk mempermudah proses pemasangan (instalasi
peralatan), maintenance, dan kontrol aliran. Volume bak ini adalah 42 m 3
(Aeration Tank 2 sebesar 28 m3 dan Aeration 3 sebesar 14 m3).

7. Sedimentation Tank
Setelah dari Aeration Tank 3, air limbah dialirkan ke Sedimentation Tank. Bak ini
berfungsi sebagai tempat pengendapan partikel-partikel floc (activate sludge
atau lumpur aktif). Sebagian lumpur aktif akan dikembalikan ke dalam bak aerasi
dan sebagian lagi akan dibuang ke dalam bak penampung lumpur (sludge tank).
Volume bak ini adalah 3,5 m3.

8. Sludge Tank
Sludge tank berfungsi sebagai bak penampung sementara lumpur hasil dari
Sedimentation Tank. Jika bak ini sudah terisi penuh, lumpur akan diambil oleh
pihak jasa pengolah lumpur untuk dibuang. Volume bak ini adalah 5 m3.

9. Chlorination Tank
Air hasil dari pengolahan pada Sedimentation Tank, dialirkan ke Chlorination
Tank. Bak ini berfungsi untuk membunuh bakteri tertentu pada air hasil
pengolahan limbah, dengan cara menambahkan zat kimia. Volume bak ini adalah
7 m3 .

53 | P a g e
10. Effluent Tank
Air hasil dari Chlorination Tank, dialirkan ke Effluent Tank. Bak ini adalah bak
penampung air hasil seluruh proses pengolahan IPAL, dengan baku mutu yang
telah memenuhi standar untuk penyiraman. Jika terjadi over flow akan dibuang
ke riol kota yang menuju ke IPAL Sewon (Gambar 5.7). Volume bak ini adalah 11,5
m3 .

Gambar 4.1. Diagram Proses WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
(UGM, 2022)

54 | P a g e
Gambar 4.2. Rencana desain WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022

4.2 Pemanfaatan air limbah untuk penyiraman dan pencucian


a. Karakteristik Air limbah yang Dimanfaatkan
Air limbah hasil pengolahan di IPAL akan dimanfaatkan untuk penyiraman
tanaman/RTH. Air limbah tersebut harus sesuai dengan baku mutu yang
disarankan, yaitu Baku Mutu Air Limbah Usulan untuk Penyiraman Tanaman (Tabel
5.2.)

b. Lahan yang dimanfaatkan


lokasi pemanfaatan air limbah adalah seluruh tutupan hijau yang terdapat di GIK
UGM. Tutupan hijau yang ada di gedung GIK UGM terletak pada lantai 1 dan lantai
atap gedung. Tutupan hijau (RTH) lantai 1 memiliki luas sebesar 8.046 m 2 dan
luasan tutupan hijau pada atap (green roof) sebesar 10.199 m2. Area RTH gedung
GIK UGM decara detail terlihat pada Tabel 4.1. dan Gambar 4.3. Zona 1 terdiri dari
gedung A-B, zona 2 terdiri dari gedung C, zona 3 terdiri dari gedung D-E, dan zona
4 terdiri dari gedung F.

Tabel 4.1. Koordinat Lokasi Penyiraman Gedung GIK

No Zona Koordinat
1 Zona 1 Lantai 1 (7°46'29.36"S ; 110°22'32.76"E)
Rooftop (7°46'32.02"S ; 110°22'33.17"E)
2 Zona 2 Lantai 1 (7°46'27.13"S ; 110°22'33.60"E)
Rooftop (7°46'25.67"S ; 110°22'31.98"E)
3 Zona 3 Lantai 1 (7°46'24.15"S ; 110°22'34.64"E)
Rooftop ( 7°46'25.29"S ; 110°22'34.14"E)
4 Zona 4 Lantai 1 ( 7°46'21.18"S ; 110°22'35.57"E)
Rooftop (7°46'22.84"S ; 110°22'36.28"E)

55 | P a g e
A

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4

Gambar 4.3. RTH lantai 1 (A) dan RTH lantai Rooftop (B)

56 | P a g e
Gambar 4.4. Diagram Alir WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022

57 | P a g e
Gambar 4.5. Rencana desain detail WWTP Greywater Sistem Extended Aeration GIK UGM
Sumber: UGM, 2022

58 | P a g e
c. Karakteristik Tanaman Pohon
Desain Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) ini menggunakan pendekatan
kontekstual dimana mempertimbangkan kondisi sekitar sehingga memiliki hasil
rancangan yang dapat berkesinambungan dengan kondisi eksisting. Dari 52 jenis
pohon yang terdapat pada kawasan tersebut diindentifikasi jenis pohon yang dapat
dipindahkan hingga mendapatkan hasil mapping pohon existing yang dapat
dipertahankan. Hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk memenuhi poin BGH
A4 tentang RTH (Ruang Terbuka Hijau) Privat. Gambar 4.6. menggambarkan pohon
yang dapat dipindahkan dan dipertahankan.

Gambar 4.6. Pohon yang dapat dipindahkan (A) dan pohon yang dipertahankan (B)

59 | P a g e
Secara umum tanaman yang berada pada tapak proyek adalah pohon damar,
ketapang, pinus dan sapu tangan. Jenis flora yang ada di wilayah studi tidak ada
yang memiliki nilai konservasi, baik karena kelangkaannya maupun dilindungi
undang-undang. Untuk itu akan direncanakan penanaman tanaman yang dapat
menyerap debu, bau tidak sedap dan peredam kebisingan. Untuk rekomendasi
tanaman lebih detail bisa dilihat di lampiran I.

4.3 Layout pengelolaan air limbah


Layout Pengelolaan Air limbah menguraikan tentang gambaran secara keseluruhan mulai
dari sumber air limbah, penerimaan air limbah, pengolahan air limbah sampai dengan
pemanfaatan air limbah. Air limbah berasal dari kamar mandi/toilet dan washtafel yang
tersebar di beberapa ruang yaitu lobby lantai dasar dan lantai 2, perpustakaan umum
lantai 2 dan 3, perpustakaan internal, ruang kelas lantai 1 dan 2, ruang co-learning, kantor,
auditorium kecil dan auditorium. Air limbah yang diolah di WWTP Greywater adalah yang
berasal dari air sisa wastafel, kran, shower dan sink. Sementara tinja dan urin masuk ke
jaringan IPAL Sewon melalui jaringan terdekat. WWTP Greywater terletak di sebelah timur
pintu masuk bagian selatan dengan koordinat 7°46'31.64"S, 110°22'33.44"E. Lahan
pemanfaatan air limbah adalah lahan terbuka hijau yang berada di lantai 1 dan lantai
rooftop gedung GIK. Gambar 4.7. menunjukkan layout sumber air limbah dan unit
pengolahan air limbah.

60 | P a g e
Gambar 4.7. Layout sumber air limbah dan pengolahan air limbah

61 | P a g e
Gambar 4.8. Layout rencana penyaluran air limbah blackwater menuju saluran RIOL Kota

62 | P a g e
4.4 Prosedur operasional pemanfaatan air limbah
a. Tata cara dan jadwal rotasi pengaliran air limbah untuk penyiraman
1. Setiap hasil dari proses pengolahan air limbah domestik dilakukan
identifikasi untuk diketahui karakteristik air limbah yang telah diolah
termasuk didalamnya menilai tingkat pencemar sebelum digunakan untuk
penyiraman tanaman.
2. Effluent air limbah domestik untuk penyiraman telah mengikuti Baku Mutu
Air Limbah Arahan untuk Penyiraman Tanaman.
3. Pengukuran Air limbah dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh pihak ketiga yang
tersertifikasi. Sedangkan untuk pH, debit, dan suhu dilakukan setiap hari.
4. Pencacatan debit air harian limbah, pH dan suhu dilakukan oleh penanggung
jawab/operator yang telah ditunjuk dan di laporkan ke Tim setiap bulan.
5. Setiap Shift harus melaporkan debit air limbah yang telah diolah, pH dan
suhu dan memastikan debit maksimal sesuai dengan yang tercantum dalam
izin. Apabila ditemukan kondisi debit air limbah yang melebihi debit buangan
harian, dilakukan proses pengalihan pada unit cadangan sesuai dengan
instruksi kerja yang tersedia.
6. Rotasi air pengolahan air limbah domestik dilakukan secara kontinyu.
7. Ketika air limbah yang sudah diolah memenuhi baku mutu masuk ke bak
penampungan hasil pengolahan air limbah.
8. Sebelum digunakan, air masuk ke filtrasi kemudian dialirkan melalui pipa
menuju tempat pemanfaatan air.
9. Air limbah domestik hasil olahan diaplikasikan untuk tanaman dengan
menggunakan jaringan pipa air hasil olahan kemudian dibantu dengan water
sprinkler untuk penyiraman
10. Jadwal Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari berdasarkan
perhitungan dari sistem yang sudah direncanakan
11. Apabila kondisi cuaca hujan sehingga air hasil olahan IPAL tidak
termanfaatkan secara maksimal dan terjadi overflow pada kapasitas IPAL,
maka air hasil olahan air IPAL tersebut disalurkan ke jaringan IPAL Sewon.

b. Logbook pemantauan
Berikut adalah logbook pemantauan air limbah:
1. Laporan harian air limbah dicatat dalam bentuk logbook harian, yang
tercantum dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Contoh logbook pemantauan air limbah harian

Contoh Logbook IPAL Harian


Bulan: Tahun:
Debit (m3) Outlet IPAL
pH pH Debit (m3) Inlet IPAL PIC
No Tanggal (Penyiraman Tanaman)
Inlet Outlet (Nama)
Awal Akhir Hasil Awal Akhir Hasil
1
2
3
4
5

63 | P a g e
Debit (m3) Outlet IPAL
pH pH Debit (m3) Inlet IPAL PIC
No Tanggal (Penyiraman Tanaman)
Inlet Outlet (Nama)
Awal Akhir Hasil Awal Akhir Hasil
6
7
8
9
10
11
12
26
27
28

2. Laporan bulanan air limbah tercatat dalam logbook IPAL bulanan (Tabel 4.3)

Tabel 4.3. Contoh logbook pemantauan air limbah bulanan

Hari/Tanggal:
Petugas:
Pukul:
Paraf:

Contoh Logbook IPAL Bulanan


Hasil
Parameter Satuan
No Pemeriksaan
1 BOD mg/L
2 COD mg/L
3 TDS mg/L
4 TSS mg/L
5 Amonia Mg/L
6 Suhu °C
7 pH -
8 Total Coliform MPN/100 ml
9 Fecal Coliform MPN/100 ml
10 Residual Clorin Mg/L

64 | P a g e
BAB V
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

5.1 Pemantauan air limbah


a. Lokasi Pengambilan Contoh Uji Air limbah
Lokasi pengambilan contoh uji air limbah terdiri dari inlet dan outlet IPAL WWTP
Greywater. WWTP Greywater terletak di sebelah timur pintu masuk bagian
selatan dengan koordinat 7°46'31.64"S, 110°22'33.44"E (Tabel 5.1). Inlet IPAL
terletak pada koordinat 7°46'31.32"S dan 110°22'33.30"E berada di sebelah utara
bangunan WWTP. Sedangkan outlet IPAL terletak pada koordinat 7°46'32.07"S,
110°22'33.56"E yang berada di kolam penampungan atau bak penampungan
setelah melalui proses pengolahan limbah sebelum diaplikasikan ke tanah.
Gambar 5.6. menunjukkan lokasi pemantauan air limbah.

Tabel 5.1. Lokasi Pengambilan Contoh Uji Air Limbah


No Nama Koordinat
1 IPAL WWTP Greywater 7°46'31.64"S
110°22'33.44"E
2 Inlet IPAL WWTP Greywater 7°46'31.32"S
110°22'33.30"E
3 Outlet IPAL WWTP Greywater 7°46'32.07"S
110°22'33.56"E

b. Mutu Air limbah


Baku Mutu Air limbah yang digunakan untuk penyiraman tanaman adalah. Tabel
5.2. berikut adalah nilai untuk masing-masing parameter:

Tabel 5.2. Baku Mutu Air Limbah Usulan untuk Penyiraman Tanaman

Parameter Satuan BM Usulan untuk penyiraman


2,3
BOD mg/L 12
3
COD mg/L 80
TDS 1,2,3 mg/L 2000
TSS 3,4 mg/L 30
Amonia 3 Mg/L 0,5
Suhu 1,2,3 °C ± 3°C
pH 1,2,3,4 - 6-9
4
Total Coliform MPN/100 ml 3000
3
Fecal Coliform MPN/100 ml 200
3
Residual Clorin Mg/L 0,2-1
Sumber: Kompilasi parameter Baku Mutu berdasarkan:
1)Baku Mutu Air Limbah IPAL (Perda DIY No.7 Tahun 2016)
2)Baku Mutu dan Kelas IV Air Sungai (PP No.22 Tahun 2021)
3)Draft Peraturan Menteri tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Penyiraman
4)Permen LHK No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik

65 | P a g e
c. Metode Pengambilan Contoh Air
1. Pengambilan contoh air limbah
Pengambilan contoh air limbah dilakukan berdasarkan SNI 8995:2021
Metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia.
Berdasarkan pedoman tersebut terdapat tata cara pengambilan contoh air
baku yaitu:

a). Peralatan yang digunakan


b). Bahan dan wadah yang digunakan
c). Titik lokasi pengambilan untuk tujuan evaluasi kinerja IPAL
b). Cara pengambilan contoh
e). Cara pengawetan contoh
f). Pelaporan

2. Pengambilan contoh airtanah


Pengambilan contoh air limbah dilakukan berdasarkan SNI 8995:2021
Metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia.
Berdasarkan pedoman tersebut terdapat tata cara pengambilan contoh air
baku yaitu:
a). Peralatan yang digunakan
b). Bahan dan wadah yang digunakan
c). Titik lokasi pengambilan
b). Cara pengambilan contoh air
e). Cara pengukuran di lapangan
f). Cara pengujian parameter lapangan
f). Pelaporan

d. Dosis, Debit, dan Rotasi untuk penyiraman atau volume air limbah yang
digunakan untuk penyiraman
Pendekatan perhitungan dosis, debit dan rotasi penyiraman berdasarkan unit
beban alat plambing (UBAP) sesuai dengan SNI 8153 2015 tentang sistem
plambing pada bangunan gedung sesuai fixture unit masing-masing. Gambar 5.1
-5.4 menunjukkan perhitungan dosis, debit dan rotasi penyiraman gedung GIK.
Disaat hujan penyiraman disesuaikan dengan kelembaban tanah. Apabila kondisi
cuaca hujan sehingga air hasil olahan IPAL tidak termanfaatkan secara maksimal
dan terjadi overflow pada kapasitas IPAL, maka air hasil olahan air IPAL tersebut
disalurkan ke jaringan IPAL Sewon

66 | P a g e
Gambar 5.1. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 1

Gambar 5.2. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 2

Gambar 5.3. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 3

67 | P a g e
Gambar 5.4. Perhitungan Penyiraman Gedung GIK Zona 4

e. Frekuensi Pemantauan Air limbah


Dasar baku mutu air limbah yang digunakan untuk penyiraman tanaman adalah
Baku Mutu Air Limbah Arahan untuk Penyiraman Tanaman (Tabel 5.2).
a. catatan air limbah domestik yang diproses harian;
b. catatan debit dan pH harian air limbah domestik;
c. hasil analisa laboratorium terhadap air limbah domestik yang dilakukan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
d. Sedangkan pelaporan hasil pemantauan dilaporkan secara berkala setiap 6
(enam) bulan sekali

5.2 Pemantauan mutu airtanah


a. Lokasi Sumur Pantau
Lokasi sumur pantau pada perencanaan pembangunan gedung GIK UGM terletak
pada dua lokasi di hulu dan hilir rencana kegiatan (Tabel 5.3). Titik pemantauan
hulu terletak pada koordinat 7°46'10.65"S dan 110°22'42.46"E. Lokasi
pemantauan hulu berada sebelum lokasi pemanfaatan air limbah untuk
penyiraman. Lokasi pemantauan hilir terdapat dua tempat yaitu di lokasi GIK dan
diluar lokasi GIK. Lokasi hilir pertama berada setelah lokasi pemanfaatan air
limbah untuk penyiraman, yang memiliki koordinat 7°46'33.53"S dan
110°22'32.15"E. Lokasi hilir kedua berada di luar kompleks UGM yaitu di SMK
Bopkri 1 Yogyakarta dengan koordinat 7°46'34.84"S110°22'31.32"E. Gambar 5.6.
menunjukkan gambaran detail lokasi pemantauan airtanah.

Tabel 5.3. Lokasi Sumur Pantau Mutu Airtanah


No Nama Koordinat
1 Sumur Pantau Hulu (Timur 7°46'10.65"S
Perpustakaan UGM): 110°22'42.46"E
2 Sumur Pantau Hilir 1 (Taman di 7°46'33.53"S
Selatan Gedung SCH/GIK) 110°22'32.15"E
3 Sumur Pantau Hilir 2 (SMK Bopkri 1 7°46'34.84"S
Yogyakarta) 110°22'31.32"E

b. Parameter Mutu Airtanah

68 | P a g e
Pemantauan mutu airtanah dilakukan pada sumur pantau dekat lokasi
pemanfaatan air limbah. Mutu air yang dipantau ditentukan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi. Baku Mutu kualitas airtanah tercantum pada Tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4. Baku Mutu Kualitas Airtanah

Parameter Satuan Baku Mutu Metode


Bau *) Tidak Bebau - SNI 06-6860-2002
Warna *) mg/L 50 SNI 6989. 80:2011
Total Zat Padat Terlarut (TDS)*) mg/L 1000 IKM.KHT-27 (Elektrometri)
Kekeruhan*) Ntu 25 IKM.KHT-29 (Turbidimetri)
Tidak
Rasa *) Berasa - SNI 06-6859-2002
Suhu (Insitu)* ⁰C - SNI 06-6989.23-2005
pH (Insitu) *) - 6,0-8,5 SNI 06-6989.11-2019
APHA Ed 23nd 3120.B.
Besi terlarut (Fe) mg/L 1 3030.B - 2017
APHA Ed 23nd 3120.B.
Mangan terlarut (Mn) * mg/L 0,5 3030.B - 2017
APHA Ed 23nd 3120.B.
Seng (Zn) mg/L 15 3030.E - 2017
Khromium VI (Cr ⁶⁺)* mg/L 0,05 SNI 6989.71:2009
APHA Ed 23nd 3120.B.
Kadmium (Cd) mg/L 0,005 3030.E - 2017
IKM.KHT - 92 (Mercury
Raksa (Hg) mg/L 0,001 Analizer)
APHA Ed 23nd 3120.B.
Timbal (Pb) mg/L 0,05 3030.E - 2017
Arsen (As) mg/L 0,05 APHA Ed 23nd 3114.B2017
Selenium (Se) mg/L 0,01 APHA Ed 23nd 3111.B2017
Sianida (CN) mg/L 0,1 IKM.KHT - 111 (SKALAR)
Fluorida (F) *) mg/L 1,5 SNI 06-6989.29:2005
IKM.KHT- 22
Nitrat (NO₃-N) *) mg/L 10 (Spektrofotometri)
Nitrit (NO₂N) *) mg/L 1 SNI 06-6989.9-2004
Sulfat mg/L 400 SNI 06-6989.16-2004
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 SNI 06-6989.12-2004
Surfactan anion (MBAS) mg/L 0,05 IKM.KHT - 110 (SKALAR)
Zat Organik mg/L 10 IKM.KHT - 109 (SKALAR)
Total Bakteri Koliform MPN/100ml 50 APHA 23nd 9221 F-2017
E.Coli MPN/100ml 0 APHA 23nd 9221 B-2017
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017
*: Parameter belum terakreditasi KAN

c. Frekuensi Pemantauan Airtanah


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk

69 | P a g e
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum dilakukan pengawasan internal berupa penilaian mandiri, pengambilan
dan pengujian sampel air tanah di titik koordinat yang sudah ditentukan
dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

70 | P a g e
U

IPAL

Gambar 5.5. Layout lokasi IPAL GIK

71 | P a g e
Gambar 5.6. Lokasi Pemantauan Mutu Airtanah

72 | P a g e
IPAL

Gambar 5.7. Lokasi Penyambungan ke Jaringan IPAL Sewon

73 | P a g e
BAB VI
SISTEM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

6.1 Unit yang bertanggung jawab

Unit yang bertanggung jawab menangani keadaan darurat umum adalah bidang K3L
(Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dibawah Pusat Keamanan Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L),. UGM. Unit K3L terdiri dari dua bidang yaitu
bidang keamanan dan ketertiban dan bidang keselamatan Kesehatan kerja dan
lingkungan. Keadaan darurat terjadinya risiko pada IPAL GIK ditangani oleh CWWT (Central
Wastewater Treatment Plant) Cordinator yang berkordinasi dengan Bidang K3L PK4L .
Gambar 6.1. menerangkan hubungan kordinasi antar struktrur organisasi tersebut. Garis
putus-putus menjelaskan adanya hubungan kordinasi antara K3L PK4L UGM dengan
CWWT Kordinator sebagai pelaksana PPA.

6.2 Rencana dan prosedur tanggap darurat


A. Pengendalian keadaan darurat IPAL
1. Hasil Analisa limbah melebihi standar baku mutu
a) Menghentikan pengangkutan air limbah dari bak outlet ke bak outlet
sementara.
b) Pemberitahuan ke bidang terkait untuk menghentikan sementara kegiatan
pengolahan limbah.
c) Melakukan pemeriksaan pada proses pengolahan limbah untuk mengetahui
penyebab serta melakukan penanganan apabila terdapat kesalahan dalam
proses pengolahan.
d) Memeriksa seluruh mesin dan peralatan IPAL untuk mengetahui penyebab
serta melakukan penanganan apabila terdapat kesalahan pada mesin dan
peralatan IPAL.
e) Memeriksa air limbah effluent setiap bulan untuk melakukan verifikasi hasil
penanganan yang dilakukan.
f) Mengevaluasi kejadian darurat IPAL agar tidak terulang kembali.
2. Aliran listrik utama IPAL padam lebih dari 1 jam
a) Mengintegrasikan sistem kelistrikan dengan genset secara otomatis
b) Apabila genset bermasalah/rusak/tidak dapat menyala, proses IPAL dihentikan
sementara.
c) Mencari sumber listrik lain (genset portable), agar kegiatan IPAL berjalan
normal.
3. Keretakan/kebocoran bak atau kolam di IPAL
a) Proses di IPAL dihentikan sementara.
b) Pemeriksaan dan perbaikan bak atau kolam setelah kondisi aman.
4. Terjadi kecelakaan kerja di IPAL
a) Memberikan pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan kerja sesuai
intruksi kerja pertolongan pertama pada kecelakaan.
b) Membawa ke rumah sakit/klinik terdekat.

74 | P a g e
c) Kepala bagian atau karyawan lain melaporkan kejadian sesuai dengan protap
pelaporan dan investigasi kecelakaan dan insiden kerja ke bidang SDM.

75 | P a g e
Gambar 6.1. Sistem Kordinasi Penanganan Keadaan Darurat IPAL GIK

76 | P a g e
B. Pengendalian kebocoran dan kerusakan pada sistem penyiraman tanaman
Kebocoran pada instalasi sistem penyiraman bisa kapan saja terjadi. Perlu dilakukan
pencegahan guna menanggulangi kebocoran pada instalasi penyiraman. Pencegahan
dapat dilakukan dengan merencanakan tata letak dan bahan material yang baik. Lokasi
penempatan instalasi berupa pipa atau selang harus ditempatkan di titik yang tidak
memiliki risiko terinjak atau dilewati kendaraan. Jika tetap terjadi kebocoran dan
kerusakan pada jaringan maka harus dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mencari tahu titik kebocoran sebelum menutup akses awal air masuk
2. Penutupan akses awal atau input air ke sistem penyiraman
3. Pemeriksaan instalasi yang mengalami kerusakan atau kebocoran
4. Melakukan tindakan perbaikan dan evaluasi penyebab kerusakan atau
kebocoran instalasi

C. Pengendalian pencemaran airtanah


Pencemaran airtanah di gedung GIK bisa terjadi jika terjadi kebocoran dan kerusakan
pada unit pengolahan IPAL serta pipa jaringan limbah blackwater. Air limbah yang
diolah pada unit pengolahan IPAL dan jaringan limbah blackwater dimungkinkan akan
mencemari airtanah yang ada di sekitar. Pengendalian pencemaran airtanah
bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya pencemaran airtanah. Jika terjadi
pencemaran airtanah, proses penanganan kondisi tersebut sama dengan penanganan
dalam kondisi darurat. Tindakan penanganan kondisi darurat pencemaran airtanah
meliputi:
1. Staff menggunakan APD lengkap sesuai prosedur standar metode
pengambilan contoh airtanah untuk tindakan pengambilan contoh airtanah
2. Pengambilan contoh airtanah yang tercemar untuk dilakukan uji laboratorium
3. Analisis mengenai terjadinya pencemaran airtanah
4. Mengambil langkah tindakan tanggap darurat yang akan dilakukan
5. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dilakukan
6. Melakukan tindakan tanggap darurat

77 | P a g e
BAB VII
INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN,
PERIODE WAKTU UJI COBA, DAN
STANDAR KOMPETENSI SUMBERDAYA MANUSIA

7.1 Internalisasai Biaya Lingkungan

Adapun biaya internaliasi yang dilakukan secara lebih detail dapat dilihat pada tabel di
bawah ini

Tabel 7.1. Biaya Rencana PPA

Jumlah
No. Komponen Keterangan
(Rp/Tahun)
1 Biaya Pembangunan & Pembangunan dan
1.700.000.000
Pengembangan Teknologi pengembangan teknologi IPAL
2 Biaya Operasional IPAL 50.000.000 Pemeliharaan IPAL
3 Biaya Monitoring Pengambilan dan pengujian
17.000.000
sampel serta pelaporan
5 Biaya Tanggap Darurat Pemulihan lingkungan, perbaikan
10.000.000
IPAL dan fasilitas IPAL
6 Biaya Pengembangan Pelatihan Pengendali
18.000.000
Sumberdaya Manusia Pencemaran Air dan sertifikasi
1.795.000.000
Biaya Pembangunan GIK 552.265.917.302,53
Prosentase biaya rencana PPA 0,325 % dari biaya pembangunan

7.2 Periode Waktu Uji Coba


1. Jadwal Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Tahun 2023 bulan Januari
2. Periode Waktu Ujicoba Sistem
Selama 3 bulan setelah pembangunan IPAL selesai

7.3 Standar Kompetensi Sumberdaya Manusia


A. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Unit Kerja Pengendalian Pencemaran Air dan Lingkungan gedung
GIK (Gelanggang Inovasi Kreativitas) UGM
B. Sumberdaya Manusia
1. Syarat yang harus dipenuhi Penanggung Jawab Usaha:
• Penanggung jawab pengendalian Pencemaran Air sebanyak 1 orang
• Penanggung jawab operasional pengolahan Air Limbah sebanyak 1 orang

78 | P a g e
SDM PPA

Gambar 7.1 Struktur organisasi lingkungan di gedung GIK UGM

7.4 Sistem Manajemen Lingkungan


A. Perencanaan
1. Lingkup dan sistem manajemen lingkungan terkait PPA GIK UGM
a. Pengelolaan limbah cair
Gedung GIK mengelola limbah cair domestik yang terdiri dari limbah greywater
dan blackwater. Limbah greywater berasal dari wastafel, keran, shower dan sink
dan limbah blackwater berasal dari urinal dan closet. Limbah greywater akan
diolah di IPAL Greywater untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk penyiraman
tanaman. Sedangkan limbah blackwater akan dikelola dengan disalurkan ke
saluran IPAL Sewon.
2. Kebijakan PPA di GIK UGM
UGM terus melakukan upaya menjadi kampus yang ramah lingkungan, untuk
mendukung visi tersebut diperlukan kebijakan berwawasan lingkungan khususnya
kebijakan pengendalian pencemaran air. Berikut adalah kebijakan pengendalian
pencemaran air yang ada di UGM yaitu:
a. Mengendalikan pencemaran air dengan mengolah limbah greywater pada
IPAL dengan ketat sebelum dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman
b. Mengendalikan pencemaran air dengan menyalurkan seluruh limbah
blackwater ke saluran IPAL Sewon
3. Kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak terhadap PPA
Pemimpin tertinggi universitas telah berkomitmen untuk mengelola limbah cair yang
ada di dalam kampus sehingga tidak mencemari lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan
perencanaan pengelolaan lingkungan yaitu membangun instalasi pengolahan limbah
cair domestik pada Gedung GIK dan menyalurkan seluruh limbah greywater menuju
IPAL Sewon sehingga airtanah dan air permukaan di kawasan kampus tetap terjaga dari
kemungkinan pencemeran
4. Struktur organisasi yg menangani PPA di GIK UGM

79 | P a g e
Organisasi yang menangani masalah PPA di Gedung GIK UGM adalah divisi lingkungan
yang terdiri dari CWWT Coordinator. CWWT Coordinator membawahi 2 bidang yaitu
bidang CWWT operator dan bidang pemantauan dan pelaporan. Struktur lebih detail
terdapat pada Gambar 7.1.

5. Tanggung jawab dan kewenangan PPA


Tanggung jawab pelaksanaan PPA di gedung GIK UGM adalah manager lingkungan
gedung GIK.
a. Penanggung Jawab PPA
1) Menilai tingkat pencemaran air limbah
2) Mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah
3) Melakukan tindakan tanggap darurat terhadap bahaya pengolahan air
limbah
4) Mengidentifikasi sumber pencemaran air limbah
5) Menentukan karakteristik sumber pencemaran air limbah
6) Menentukan peralatan instalasi pengolahan air limbah
7) Melaksanakan daur ulang olahan air limbah
8) Menyusun rencana pemantauan kualitas air limbah dan airtanah
9) Melaksanakan pemantauan kualitas air limbah dan airtanah
b. Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah
1) Mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah
2) Menilai tingkat pencemaran air limbah
3) Melakukan perawatan instalasi air limbah
4) Mengidentifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah
5) Melakukan Tindakan tanggap darurat bahaya pengolahan air limbah
6. Aspek kebijakan PPA
a. Aspek Lingkungan
Penentuan aspek lingkungan didasarkan pada pertimbangan sumberdaya alam
atau bahan yang digunakan akan menimbulkan emisi ke udara, tanah dan air serta
mempertimbangkan konsekuensi lingkungan yang timbul dari operasional
abnormal dan keadaan darurat dari pengelolaan air limbah.

b. Aspek komunikasi
Komunikasi dalam sistem manajeman lingkungan berfungsi agar semua proses
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Komunikasi dilakukan
dalam bentuk lisan maupun tulisan seperti berperan aktif dalam aktivitas
penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak
lainnya yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk
dokumentasi seperti checklist, logbook, dan formular. Ruang lingkup komunikasi
yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.

80 | P a g e
c. Aspek Regulasi
Landasan dasar yang digunakan untuk menjalankan pengelolaan air limbah
dilakukan berdasarkan undang-undang atau peraturan yang berlaku. Identifikasi
peraturan dikaji dan disesuaikan dengan situasi perundangan yang terbaru.

d. Aspek efisiensi
UGM ikut berpartisipasi dalam penghematan penggunaan airtanah dengan
memanfaatkan kembali hasil pengolahan air limbah untuk penyiraman tanaman.

B. Pelaksanaan
1. Sumberdaya
Gedeung GIK UGM direncanakan memiliki satu unit IPAL/CWWT Greywater dengan
sistem Extended Aeration aerob anaerob . Sistem pengolahan limbah disesuaikan
dengan karakteristik limbah cair yang dihasilkan yaitu berupa limbah greywater.
Perawatan fasilitas IPAL direncanakan dilakukan berkala untuk menjaga performance
sistem. Operasional harian IPAL/CWWT dilaksanakan oleh operator yang bertanggung
jawab kepada penanggung jawab IPAL. Operator IPAL bertanggung jawab terhadap
kegiatan operasional IPAL, termasuk di dalamnya melakukan perawatan secara
berkala. Penanggung jawab IPAL bertugas sebagai quality assurance.

2. Struktur dan tanggung jawab


Diharapkan seluruh civitas akademika di gedung GIK memiliki komitmen untuk
melaksanakan dan menyukseskan sistem manajemen lingkungan. Secara administratif
tanggung jawab manajemen lingkungan di gedung GIK berada dibawah manager
lingkungan. Operasional IPAL/CWWT gedung GIK UGM berada dibawah departemen
lingkungan gedung GIK yang dipimpin oleh seorang manager. Dibawah manager
lingkungan terdapat koordinator CWWT/IPAL yang memiliki dua staff yaitu staff
operator IPAL dan staff pemantauan dan pelaporan IPAL. Seluruh staff dan koordinator
IPAL/CWWT akan diberikan pelatihan mengenai teknis pengelolaan IPAL, mulai dari
operasional, pemantauan dan pelaporan. Struktur lebih jelas terdapat pada Gambar
7.2.

3. Komunikasi internal dan eksternal


Bentuk komunikasi dalam pengelolaan IPAL/CWWT terdiri atas komunikasi internal
dan komunikasi eksternal. Bentuk komunikasi internal yaitu:
a. Cheklist perawatan instalasi pengolahan air limbah
b. Form permohonan perbaikan yang diajukan kepada bagian teknik apabila terdapat
kerusakan peralatan IPAL
c. Cheklist pencatatan debit, suhu dan pH air limbah inlet dan outlet.

Bentuk komunikasi eksternal dalam pengelolaan IPAL/CWWT:

a. Laporan 3 bulanan hasil pengelolaan limbah cair yang ditujukan ke dinas terkait
b. Diskusi dengan DLH terkait secara langsung maupun tidak langsung
c. Memperbarui pedoman peraturan terbaru terkait pengelolaan limbah cair.

81 | P a g e
C. Pemeriksaan
1. Pemantauan dan pengukuran
a. Pemantauan dan pengukuran limbah cair dilakukan setiap hari guna untuk evaluasi
internal
b. Pemantauan dan pengukuran limbah cair dilakukan setiap bulan guna untuk
evaluasi eksternal. Sampel air limbah dibawa untuk diuji di laboratorium
c. Pemantauan dan pengukuran kualitas airtanah pada sumur pantau dilakukan 6
bulan sekali.
2. Evaluasi dan tingkat kesesuaian
a. Evaluasi kualitas air limbah menggunakan peraturan perundangan terbaru yang
digunakan di DIY
b. Evaluasi kualitas airtanah menggunakan peraturan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan.

D. Tindakan
1. Melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian
2. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen lingkungan
yg sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja PPA (Perlindungan Pencemaran Air)

82 | P a g e
Daftar Pustaka

Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 8153:2015 Tentang Metode Sistem Plambing pada Bangunan

Gedung. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta

Badan Standardisasi Nasional. 2021. SNI 8995:2021 Tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Air untuk

Pengujian Fisika dan Kimia. Badan Standardisasi Nasional: Jakarta

Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pemerintah Indonesia: Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar

Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene

Sanitasi. Kementerian Kesehatan: Jakarta

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. 2016. Peraturan Menteri Lingkungan Hiduo dan

Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik. Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Jakarta

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2016. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7

Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta: Daerah

Istimewa Yogyakarta

Sperling, 2007, Biological Wastewater Treatment Series Volume One Wastewater Characteristics,

Treatment and Disposal, London : IWA Publishing.

83 | P a g e
Lampiran I

84 | P a g e
Lampiran 1: Rekomendasi Tanaman Penghijauan Untuk pengisi RTH GIK UGM

a. Tanaman yang dapat mengurangi konsentrasi CO di udara

Untuk Jenis Pohon

1. Ganitri (Elaeocarpus sphaericus)


2. Bungur (Lagerstroemia flos-reginae)
3. Cempaka (Michellia champaca)
4. Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima)
5. Saputangan (Maniltoa grandiflora)
6. Tanjung (Mimusops elengi)
7. Kupu-kupu (Bauhinia sp)
8. Acret (Spathodea campanulata)
9. Asam kranji (Pithecellobium dulce)
10. Kiara payung Felicium (Filicium decipiens)
11. Galinggem (Bixa orellana)

Untuk Jenis Perdu

1. Iriansis (Impatien sp)


2. Dawolong (Acalypha compacta)
3. Nusa Indah Merah (Mussaenda erythrophylla)
4. Saliara (Lantana camara)
5. Oleander (Nerium oleander)
6. Kacapiring (Gardenia jasminiodes)
7. Harendong (Melastoma malabathricum)
8. Wilkesiana Merah (Acalypha wilkesiana)
9. Anak Nakal (Durante erecta)
10. Walisongo (GIKefflera arborícola)
11. Pecah beling (Sericocalyx crispus)
12. Sadagori (Tumera ulmifolia)
13. Lolipop merah (Pachystachys coccinea)
14. Azalea (Rhododendron indicum)
15. Teh-tehan (Acalypha capillipes)
16. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

85 | P a g e
Untuk Jenis Semak

1. Philodendron (Philodendron sp)


2. Graphis merah (Hemigraphis bicolor)
3. Myana (Eresine herbstii)
4. Maranta (Maranta sp)
5. Pentas (Pentas lanceolada)
6. Mutiara (Pilea cadierei)
7. Babayeman Merah (Aerva sanguinolenta)
8. Gelang (Portulaca grandiflora)
9. Plumbago (Plumbago auriculata)
10. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
11. Pacing (Costus malortianus)

b. Tanaman penyerap timah hitam


Mahoni (Switenia mahagoni) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa) mampu menyerap polusi
timah hitam yang ada di jalan.

c. Tanaman penyerap semen dan debu


Tanjung (Mimusops elengi) dan Kiara payung (Filicium decipiens) merupakan tanaman penghias
taman yang dapat menyerap semen dan debu.

d. Tanaman penyerap logam berat


Kenikir yang sering digunakan sebagai sayuran ternyata dapat menyerap logam berat. Teh-tehan
yang sering dimafaatkan sebagai pagar hijau juga bisa menyerap logam berat.

e. Tanaman penyerap bau tidak sedap


Kenanga yang mampu menebar wangi ini bisa menyerap bau tidak sedap.

f. Tanaman peredam kebisingan


Bambu jepang yang sering digunakan untuk menghiasi dinding halaman rumah ternyata mampu
meredam kebisingan

(Sumber : Nanny Kusminingrum, dkk. 1997. Pengaruh Tanaman Jalan terhadap Baku Mutu Lingkungan Jalan. Puslitbang Jalan dan
Jembatan)

86 | P a g e
Deskripsi Tanaman Hias Untuk Penghijauan

- Sekitar area parkir ditanami tumbuhan penyerap CO2 dan penghasil O2 sebagai contoh:

Biola Cantik, Ficus lyrata


- Biola cantik merupakan pohon pelindung,
sangat elegan dengan daun yang lebar dan
kaku serta tidak mudah berguguran
walaupun daunnya sudah tua dan
menguning.
- Digunakan sebagai tanaman peneduh. Juga
sering digunakan pula sebagai material
dekorasi bunga potong, seperti dekorasi
pelaminan dan lain-lain.
- Tajuk tanaman ini berbentuk bulat seperti
payung dan tanaman ini cukup kuat hidup di
daerah dataran rendah yang panas
Mahoni, Swettiana mahagoni
- Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara
sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai
pohon pelindung sekaligus filter udara dan
daerah tangkapan air.
- Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-
polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan
itu akan melepaskan (O2) yang membuat
udara di sekitarnya menjadi segar.
- Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar
pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh,
sehingga menjadi cadangan air
Bungur, Lagerstroemia speciosa
- Bungur adalah sejenis tumbuhan berwujud
pohon atau perdu yang dikenal sebagai
pohon peneduh jalan atau pekarangan.
- Bunganya berwarna merah jambu, bila
mekar bersama-sama akan tampak indah.
Perbanyakan anakannya dari biji yang keluar
setelah proses pembungaan selesai.
- Bijinya berbentuk bulat berwarna cokelat
sebesar kelereng. Selain itu bisa juga
diperbanyak dengan pencangkokan.

87 | P a g e
Beringin (Ficus benjamina)
- Tanamaan menghasilkan akar-akar udara
yang menggantung dari dahan-dahannya. Ia
tumbuh baik pada kondisi kering, tanah
berdrainase baik, dan mendapat cahaya
matahari penuh.
- Kegunaan (Fungsi) : beringin yang di alam
bisa tumbuh besar ini, sering digunakan
sebagai elemen tanam dalam bentuk
bonggol.
Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)
- Sansevieria cocok dan baik di tempatkan
pada ruang tamu, kamar mandi, atau dapur.
hal yang banyak disukai dari pecinta
tanaman terhadap sansevieria ini adalah
daya tahan hidup nya yang kuat sehingga
bisa di taruh di tempat indoor maupun
outdoor

- Pada lahan kosong (terbuka) antar gedung dan sekitar IPAL ditanami tumbuhan yang dapat
menyerap bau, seperti:

Cempaka wangi (Magnolia champaca syn.)


- Cempaka adalah pohon hijau abadi besar yang bunga
putih atau kuningnya dikenal luas sebagai sumber
wewangian.
- Tumbuhan asal anak benua India dan Asia Tenggara
ini juga berguna kayunya dan berfungsi pula sebagai
penghias taman. Bijinya terbungkus oleh salut biji
yang disukai burung.

Kemuning (Murraya paniculata)


- Kemuning merupakan salah satu anggota
suku Rutaceae (jeruk-jerukan). Tumbuhan ini dapat
kita temukan di semak-semak belukar atau di pinggir
hutan. Tapi sekarang sudah dijadikan sebagai
tanaman hias, karena memiliki bunga yang putih dan
wangi.

88 | P a g e
Tanjung, Mimusops elengi
- Tanaman tanjung memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap pencemaran debu semen dan kemampuan
yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap
(absorpsi) debu semen, tidak peka terhadap
pencemaran udara walaupun kemampuan
jerapannya terhadap timbal rendah, dapat
menghasilkan bau harum yang dapat menetralisir
bau busuk..

Kenanga (Cananga odorata)


- Tanaman Kenanga mempunyai bunga yang beraroma
wangi dan harum sehingga disuling menjadi minyak
wangi.
- Pohon kenanga terdiri atas dua macam yaitu kenanga
biasa (Cananga odorata macrophylla) dan kenanga
perdu (Cananga odorata fruticosa) yang biasa
ditanama sebagai tanaman hias dengan tinggi
maksimal 3 meter

89 | P a g e
- Untuk ruang terbuka ditanami jenis tanaman hias:

- Layaknya mode pakaian, trend mode


tanaman penghias taman pun selalu
bergeser dari tahun ke tahun. Kalau
beberapa tahun yang lalu pinang
merah menjadi simbol status
pemiliknya, maka kini pinang merah
menjadi sangat mudah dijumpai di
mana saja dengan harga relatif rendah.

Asam Jawa (Tamarindus indica)


- Saat ini tanaman tropis Afrika ini mulai
populer sebagai tanaman penghias
taman.
- Dengan bonggol yang artistik ditunjang
bentuk yang rimbunnya daun, tanaman
ini dapat ditanam pada sisi dinding
semen berelief alami atau di pinggir
kolam di antara batu-batu alam

Bambu jepang
(Chimonobambusa quadrangularis)
- Daun-daun tumbuh memancar membentuk
tajuk yang padat, bercabang rapat serta
menjuntai panjang. Batangnya berwarna
tembaga setebal sekitar 2 cm
- Bambu yang rimbun ini sering dijadikan screen
pada dinding tembok yang tinggi. Selain itu ia
dapat ditanam di pagar yang berfungsi sebagai
pembatas. Bambu cantik ini juga dapat ditanam
di antara batu-batuan di pinggir kolam
Bambu Kuning
(Phyllostachys sulphurea)
- Daunnya berwarna hijau sepanjang 12 cm
dengan lebar 2 cm. Bagian bawah daun
berwarna hijau kebiruan dan gagang daun
berwarna keunguan. Susunan daunnya yang
melengkung menjadi kombinasi menarik dengan
batang kuning emas
- Bambu cantik ini sangat bagus ditanam
berkelompok sepanjang jalan masuk sebagai
pengarah. Selain itu, bambu kuning akan
mengurangi kesan kaku bila ditanam pada sisi
dinding yang tinggi. Kesan alami akan lebih kuat

90 | P a g e
dengan serumpun bambu kuning di antara batu-
batuan di pinggir kolam
Beringin karert (Ficus retusa)
- Memiliki batang besar dan bisa tumbuh tinggi.
Daunnya tebal, bergetah, berbentuk oval
sampai agak bundar, panjang 8 – 10 cm, hijau,
permukaannya mengkilap. Susunan daun padat,
membentuk tajuk kompak dan mudah
dipangkas serta dibentuk. Tanaman ini berasal
dari China bagian selatan, di daerah subtropis
- Beringin karet dalam bentuk bonggol sangat pas
untuk taman-taman bergaya Jepang. Ia lebih
sesuai ditempatkan tunggal agar keindahannya
lebih tampak, dengan aksen tanaman-tanaman
kecil di bawahnya

Beringin putih
(Ficus benjamina “variegata”)
- Beringin putih yang masih kecil tampak indah,
meskipun tidak dipangkas.
- Dan ada juga yang ditanam dalam bentuk
bonggol-bonggol berbatang besar. Ia bisa
ditempatkan di salah satu sudut taman atau
sebagai eye catcher di tengah taman. Atau
dikombinasi dengan tanaman lain yang
berwarna kontras. Jangan ditanam dekat
bangunan karena perakarannya dapat merusak/
mengganggu fondasi bangunan
Cemara kipas
(Thuja occidentalis “Emerald”)
- Cemara ini dapat ditanam berderet sepanjang
pagar baik di luar maupun di dalam halaman,
sehingga dapat berfungsi sebagai pembatas dan
“pemahat” angin. Pada taman yang luas,
deretan cemara kipas di sepanjang jalan masuk
akan memberikan kesan pengarah yang kuat

Cemara lilin (Cupressus sempervirens)


- Sosoknya yang tegak mengesankan suasana
formal. Karena ia biasa ditanam berderet atau
trio di sisi pagar dan jalan masuk yang di
sekelilingnya ditanam border. Dapat juga
ditanam berderet pada sisi dinding atau tembok
untuk menghilangkan kesan kaku, dan biasanya
ujung tajuk dipangkas dan dibentuk

91 | P a g e
Cemara udang / Cemara laut (Casuarina
equisetifolia)
- Cemara ini populer sebagai bahan bonsai.
Banyak tumbuh di daerah pantai dan memiliki
batang yang artistik. Mungkin karena batangnya
yang besar dan pendek berbenjol-benjol itulah
ia disebut cemara udang. Daunnya seperti kawat
dan berduri, berwarna hijau keabu-abuan.
- Lekuk dan warna batang yang hitam serta
susunan daunnya memberikan komposisi yang
menawan, sehingga sangat pas sebagai salah
satu elemen taman bergaya Jepang. Biasanya ia
ditanam di antara bukit-bukit taman berumput
maupun pada taman batu. Agar keindahannya
terlihat utuh, cemara udang ditanam tunggal
atau beberapa pohon secara tersendiri
Juniperus
(Juniperus chinensis “Torulosa”)
- Cemara cantik ini dapat ditanam berderet di sisi
pagar atau sebagai pengganti pembatas pada
taman tanpa pagar. Banyak ditanam trio sebagai
latar belakang deretan tanaman pangkas-
pangkasan yang pendek, hingga keindahannya
terlihat jelas

Lantana (Lantana camara)


- Semak berbunga ini dapat dibentuk sehingga
memiliki tajuk penuh bunga yang indah. Bunga
majemuk berwarna kuning, pink, merah dan
orange, serta kombinasi warna-warna tersebut
ada pada satu tanaman
- Kombinasi warna bunga pada satu tanaman
yang menghiasi tajuk dengan bonggol batang
sangat sesuai ditanam pada sentral taman.
Warna-warninya menjadi eye catcher di antara
elemen taman lainnya
Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis)
- Palem yang banyak dipilih oleh landscaper ini
selain digunakan pada sentral taman juga bisa
sebagai latar depan. Tujuannya agar keindahan
botol batangnya dapat terlihat penuh tanpa
tertutup tanaman lain. Cocok ditanam tunggal
sehingga sosoknya terlihat utuh. Bila ditanam
mengapit jalan masuk akan menampilkan kesan
ramah
Palem putri (Veitchia merilii)

92 | P a g e
- Tumbuh dengan cepat dan buahnya telah
muncul walau masih tergolong muda. Sensitif
pada cuaca dingin dan tumbuh bagus pada
kondisi cukup cahaya serta hangat
- Sebagai elemen taman, palem ini dapat
dijadikan background, namun dengan buahnya
yang cantik, tidak salah bila ia ditempatkan
sebagai eye catcher. Ia dapat juga menjadi
peneduh pada pinggir kolam, atau ditanam pada
sisi jalan masuk. Cocok ditanam tunggal atau
berkelompok dengan ketinggian yang berbeda
Palem segitiga (Neodypsis decaryi)
- Palem ini mempunyai batang berbentuk
segitiga, karena disusun oleh pangkal daun tiga
jalur.
- Tingginya mencapai 5 m. Anak-anak daun
berwarna hijau keabuan dengan tangkai daun
agak kecokelatan dan bagian punggungnya
berwarna keputihan. Itu sebabnya kadang-
kadang palem ini terlihat keperakan bila ditimpa
sinar matahari.
- Palem ini ditanam tunggal pada kiri-kanan pintu
masuk, hingga memberikan kesan ramah.
Sehingga sentral taman keindahannya dapat
dinikmati secara utuh
Palem Phoenik (Phoenix robelinii)
- Disebut juga miniatur kurma, yang berasal dari
India sampai China. Rata-rata ketinggiannya
mencapai 3 m. Daun-daunnya menjuntai ke
bawah dengan panjang rata-rata 1,5 m
membentuk kurva yang elegan
- Sosoknya yang kecil membuat phoenix mudah
ditempatkan sebagai elemen taman. Dapat
ditanam dalam kelompok tanaman maupun
ditanam beberapa pohon pada pinggiran kolam.
Pada taman yang cukup luas ia dapat ditanam
berderet sebagai pembatas
Pinus (Pinus thunbergiana)
- Pinus cantik ini dapat ditanam berderet di
sepanjang jalan masuk yang berfungsi sebagai
pengarah. Bila telah dibentuk dengan pangkasan
dan tajuk yang indah, ia dapat ditanam tunggal
atau berkelompok – terutama sering dijumpai
pada taman model Jepang

93 | P a g e
Sawo Kecik (Manilkara kauki).
- Sejenis tanaman penghasil buah pangan
anggota suku sawo-sawoan atau Sapotaceae.
Tumbuhan berbentuk pohon ini biasanya
berfungsi sebagai tanaman hias pekarangan dan
pelindung. Pohon ini menyukai dataran rendah
hingga sedang

Ketapang kencana (Terminalia mantaly)


- Ketapang kencana adalah sejenis tumbuhan
peneduh berwujud pohon. Tajuknya yang
mendatar dan berlapis-lapis, sebagaimana
kerabat satu marganya, ketapang T. catappa,
membuatnya juga menjadi penghias taman
rumah dan kebun

Sumber: http://www.ngasih.com/2015/03/28/29-jenis-tanaman-yang-biasa-ada-di-taman-dan-
fungsinya/#ixzz3bc0zmMde

94 | P a g e
Lampiran 2

95 | P a g e
96 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai