Anda di halaman 1dari 15

SUKU TORAJA

ADAM DAFASYAH
CANTIKA RETNO ARIMURTI
MUHAMMAD YUSUF
NIKEN APRILIASARI
SYADIYAH NUR ISMAH
• Letak Geografis
Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secara
geografis terletak di bagian Utara Provinsi Sulawesi
Selatan yaitu antara 2° - 3° Lintang Selatan dan 119° -
120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30
km2 persegi.

Dengan batas-batas, yaitu :


-Sebelah utara adalah Kabupaten Toraja Utara dan
Propinsi Sulawesi Barat
-Sebelah Selatan adalah Kabupaten Enrekang dan
Kabupaten Pinrang
-Sebelah Timur adalah Kabupaten Luwu
-Sebelah Barat adalah Propinsi Sulawesi Barat
Peta

Sulawesi
• Agama
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah
kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk todolo,
aluk diartikan sebagai "jalan" atau kadang diterjemahkan
sebagai "hukum“. Dalam hal keyakinan, penduduk Suku
Toraja percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang
tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang
maha mulia). Meski begitu, penganut Aluk Todolo relatif
terbuka terhadap modernisasi dan dunia luar. Mereka
meyakini, aturan yang dibuat leluhurnya akan memberikan
rasa aman, mendamaikan, menyejahterakan, serta memberi
kemakmuran warga. Walau terbuka bagi agama luar, warga
sepakat, yang telah menganut selain Aluk Todolo wajib keluar
dari Dusun Kanan. Tentu saja mereka tetap boleh berkunjung
ke sana, tapi tak dapat tinggal lama.
Di dalam menjalankan ritualnya, Aluk Todolo mengenal
dua macam yaitu: Upacara kedukaan disebut Rambu Solok
dan Rambu Tuka sebagai upacara kegembiraan. Upacara
Rambu Solok meiliputi tujuh tahapan, yaitu: Rapasan,
Barata Kendek, Todi Balang, Todi Rondon, Todi Sangoloi, Di
Silli, dan Todi Tanaan. Sementara itu, upacara Rambu Tuka
pun meliputi tujuh tahapan, yaitu; Tananan Bua’, Tokonan
Tedong, Batemanurun, Surasan Tallang, Remesan Para,
Tangkean Suru, Kapuran Pangugan.
Kepercayaan Aluk Todolo bukan hanya sistem keyakinan,
tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan
kebiasaaan. Aluk Todolo mengatur kehidupan
bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan.
Tata cara Aluk Todolo bisa berbeda antara satu desa
dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum adalah
peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus
dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian
akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya
digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual tersebut
sama pentingnya.
• Bahasa
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja,
dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan
digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun
diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.

Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae' ,


Talondo' , Toala' , dan Toraja-Sa'dan, dan termasuk dalam
rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia. Pada
mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk
banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya
pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja
menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses
transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. Hal itu
adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja.
• Kesenian
Kesenian Toraja disebut Gau’ Tendengan atau Gau’ Pa’ Tendengan
bersumber atau berdasarkan dari falsafah hidup dan kehidupan
masyarakat Toraja yang keseluruhannya nampak dalam kehidupan
Aluk Todolo sebagai tempat berpijaknya seluruh kebudayaan
Toraja. Masing-masing kesenian tersebut mempunyai fungsi, waktu
dan tempat pemakaian tertentu yang tidak boleh dicampur
adukkan terutama yang menyangkut kesenian pemujaan, kedukaan
dan kesenian kegembiraan. Kesenian Toraja dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu :
• Seni Tari yang disebut Gellu’-Gellu’
• Seni Lagu dan seruling yang disebut Pa’Kakayoan passuling-
suling
• Seni Sastra yang disebut Tantanan Kada/Kada-kada Tominaa
• Seni Hias yang dinamakan Pa’belo-belo
• Seni Tari paduan lagu dan paduan seruling yang disebut Gellu’-
gellu’ di gamarai dan gellu’-gellu di sulingngi
• Seni Ukir yang namanya Passura’, Seni Pahat yang disebut
Pa’Paa’, Seni Anyam yang disebut pangganan, Seni Tenun yang
disebut Pa’Tannun, Seni Tempa yang disebut Pa’Tampa
• Seni Bangunan yang disebut Manarangngi

Ukiran kayu suku Toraja

Tarian Manimbong asal suku Toraja


• Adat Istiadat
Suku Toraja dikenal sebagai salah satu suku yang sangat taat
dalam menjalankan ritual adatnya, yang terbagi dalam dua
golongan besar. Masing masing adalah tradisi untuk
menghadapi kedukaan atau sering disebut Rambu Solok dan
tradisi untuk menyambut kegembiraan yang dinamakan
dengan Rambu Tuka. Masing-masing tradisi ini masih
mempunyai tujuh tahapan upacara.
Upacara Rambu Solok, selalu berhubungan dengan
meninggalnya seseorang. Maka upacara ini dimulai dengan
mempersiapkan penguburan bagi orang yang meninggal.
Dalam upacara ini sering dilaksanakan dengan mengadakan
adu ayam, kerbau serta menyembelih binatang babi yang
jumlahnya cukup besar.
Kuburan yang digunakan untuk menguburkan jenasah
terbilang istimewa. Karena jenasah tersebut diletakan pada
tempat yang khusus, yaitu di sebuah gunung yang berbatu
dan diberi lubang dan bentuknya seperti gua kecil. Jadi
jenasah tersebut tidak dikubur sebagaimana umumnya,
namun diletakan didalam lubang gua tersebut.
Sementara itu untuk upacara tradisi Rambu Tuka yang
merupakan pesta kebahagiaan, biasanya diadakan untuk
menyambut kelahiran seorang bayi, pesta pernikahan dll.
Rambu Solok
• Makanan Khas
Berikut adalah beberapa makanan khas Suku Toraja :
1. Pa’piong
Pa’piong merupakan makanan khas suku toraja
yang mempunyai nama cukup unik dan
berbahan dasar daging babi atau biasanya juga
bisa daging ayam. Kalau biasanya daging babi
atau ayam diolah di bakar atau di goreng atau
bisa juga di rebus, masyarakat Toraja mengolah
daging-daging tersebut dengan
memasukkannya ke dalam bambu lalu di bakar.
2. Pantollo’ Pamasaran
Pantollo’ pamarasan merupakan masakan khas
Toraja yang terbuat dari daging babi yang diolah
dengan pamarasan (rawon) yang dicampur
dengan sedimikian rupa menggunakan rempah-
rempah khas Toraja.Makanan ini biasanya
disajikan dalam acara-acara adat masyarakat
Toraja.Selain dimasak dengan menggunakan
daging babi, Tollo’pamarasan juga bisa diolah
dengan menggunakan
• Baju Adat
Pakaian adat dan tarian - Baju adat Toraja disebut Baju Pokko' untuk
wanita dan Seppa Tallung buku untuk laki-laki. Baju Pokko' berupa baju
dengan lengan yang pendek. Sedangkan seppa tallung buku berupa celana
yang panjangnya sampai dilutut.
• Rumah Adat
Tongkonan adalah rumah tradisional masyarakat Toraja, terdiri dari
tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan
kuning. Kata “tongkon” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon
“duduk”. Selain rumah, Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial
suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah
penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua
anggota keluarga diharuskan ikut serta karena melambangkan hubungan
mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, Tongkonan
pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku
Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara
yang besar.
Sama seperti rumah adat lainnya, Tongkonan juga dibagi ke dalam
beberapa bagian, antara lain:
• Sulluk banua atau bagian kolong rumah.
• Kale Banua atau bagian badan rumah mencakup seluruh ruangan yang
ada di dalamnya.
• Ratiang Banua, yakni bagian atap rumah.
• Contoh gambar rumah adat Suku Toraja
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai