Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yohan Sanusi

NIRM : 1020207522

Kelas : E-PAK

Tugas : PAKK0N

PENDAHULUAN

A. Makna Ukiran Pa’lola’

Ukiran pa’ Lola’ merupakan jenis ukiran yang termasuk dalam kelompok pa’barean
passura’. Passura’ pa’barean sendiri merupakan kelompok motif utama dalam Ukiran Toraja
yang melambangkan keceriaan dan kesenangan dalam etnis Toraja. Ukiran motif pa’lola’ ini
merupakan kehormatan dan martabat seorang bangsawan. Ukiran motif ini dilukis di dinding
rumah seorang bangsawan.

Nama pa’lola’ berasal dari kata lola’ yang berarti hiasan yang berbentuk lingkaran
yang terbuat dari lapisan emas. Lola’ besar dan bulat seperti Matahari. Lola’ merupakan salah
satu kekayaan yang sangat mahal harganya dan merupakan harta warisan keluarga besar
dalam suatu Tongkonan. Ketika kita menemukan lola’ asli pada tongkonan, hampir dapat di
pastikan bahwa Tongkonan ini adalah Tongkona Bangsawan yang sangat kaya raya. Saat ini
replika Lola’ di gunakan sebagai alat penghias upacara rambu solo dan rambu tuka’.

Ukiran pa’lola’ ini bisa di maknakan sebagai tanda pengenal orang bangsawan yang
sangat kaya raya pada Tongkonannya. Ukiran tersebut jika kita liat di sebuah rumah
tongkonan bisa kita lihat di bagian rumah adat Tongkonan, dan di bagian lumbung padi yang
mencuat condong keatas berbentuk segitiga, baik bagian depan maupun belakang rumah.
Ukiran pa’lola’ berbentuk matahari yang bersinar dan bulat, dan jika di gunakan di rumah
orang bangsawan itu bisa menggantikan ukiran yang sering di lihat di Rumah Tongkonan
maupun lumbung yang berbentuk bulatan yang bernama pa’barre allo yang memiliki makna
hampit mirip dengan pa’ lola’ yaitu ukiran yang menyerupai lingkaran matahari dngan
sinarnya yang di atasnya itu bernama ukiran manuk londong yang bermakna ilmu dan
kebijaksanaan bertujuan untun menjadi mulia seperti sinar matahari yang memberi kehidupan
kepada siapapun.

Ukiran Pa’lola’ juga biasa di ukir pada bungkus badan (balun), bahannya terbuat dari
emas atau perak yang di susun setipis mungkin kemudian di potong dengan gunting sesuai
gambar matahari kemudian di letakan pada balun tersebut. Kearah kepala dan kaki. Balun
bare’ allo atau pa’ lola’ untuk mayat laki-laki biasanya juga di letakan di kedua sisinya,
artinya orang yang meninggal itu penuh dengan keagunga. Dan untuk jenaza perempuan,
ukiran tersebut tidak bisa di letakan miring, hanya pada kedua ujungnya, yaitu pada kepala
dan kaki. Dan balun di kedua sisi tubuh wanita di pilih untuk di ukir senada dengan Barre
Allo, biasanya ukirannya adalah pa’doti langi’.

Ukiran pa’lola merupakan simbol kebesaran, keagungan dan kebanggaan bagi


masyarakat Toraja yang bermartabat bangsawan atau orang terkaya di Toraja, dan memiliki
tujuan yang sama, satu tujuan yang satu kesatuan yang utuh dan bulat serta memiliki tujuan
yang sama dari keadaan tondok lepongan bulan tana matari’ allo.

Jika berbicara pada keadaan adat rambu tuka’ salah satunya yaitu acara rampanan
kapa’ atau acara pernikahan ukiran pa’lola juga bisa di gunakan untung menghiasi acara
pernikahan itu, yang disebut dengan kaseda yang mengelilingi lokasi atau halaman tempat
acara pernikahan di laksanakan yang bermakna sebagai tanda pemikat kedua mempelai di
mana Pa’lola ini bermakna sebagai tandan atau simbol bahwa apa yang sudah di satukan atau
di ikat dalam satu rumah tangga tidak bisa di pisahkan oleh siapapun.

Ukiran Pa’ lola’ jika kita dalami itu memiliki maknanya yang di ambil oleh orang
suku Toraja yaitu dari kata lola’ yang berfungsi sebagai gelang hiasan tangan yang terbuat
dari emas atau kuningan. Lola’ merupakan salah satu perhiasan tradisional toraja yang
digunakan oleh perempuan Toraja, mereka menggunakan sepasang jenis gelang lola’ yang di
pakai jika ada acara upacara pernikahan dan pemakaman. Pada upacara acara pernikahan bisa
kita lihat di lokasi tempat acara tersebut diadakan yang terdapat di salah satu dekorasi-
dekorasi untuk menghiasi pelaminan yang berbentuk bulat melingkar dan warna keemasan,
yang ditempatkan dekat gelang lola’ itu adalah sebuah kris yang di tanjapkan sebagai
penghias dekorasi.

Nilai PAK Dalam Ukiran Pa’ Lola’

Beberapa makna dari ukiran Pa’Lola’ diatas dapat dikaitkan dan disimpulkan kedalam nilai
Pendidikan Agama Kristen, yaitu sebagai berikut:

a. Semua yang dipersatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan oleh manusia

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia yang diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah sendiri. Manusia merupaka wwwn ciptaan Tuhan yang paling utama dari
semua yang Tuhan jadikan untuk seterusnya dalam mengelola dan menjalankan rencana Allah
di muka bumi ini. Allah menciptakan manusia yang bertujuan untuk memakmurkan,
mengelola dan memanfaatkan kehidupan yang sudah Allah siapkan.Dalam Perjanjian Lama,
pernikahan adalah ciptaan Allah dan ikatan yang kudus. Dalam Kejadian 2:18-24, dikatakan
bahwa pada hakekatnya pernikahan adalah rencana Allah dan ketetapan Allah sendiri.
pernikahan juga merupakan gambaran tentang hubungan Allah dengan umat-Nya, hubungan
Kristus dengan gereja milik kepunyaan-Nya.

b. Rumpun keluarga hrus bersatu hati dan untuk musyawarah.

Menurut Robert Boelhke memberikan rumusan Pandidikan Agama Kristen adalah


usaha gereja dengan sengaja menolong orang dari segala umur yang dipercayakan kepada
pemeliharaan-Nya untuk menjawab penyertaan Tuhan dalam kristus Yesus, Alkitab dan
kehidupan gereja supaya mereka di bawah pimpinan Roh Kudus yang dapat diperlengkapi
untuk melayani di tengah lembaga gereja, masyarakat dan dunia (alam).Pengertian ini
menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Kristen itu juga di adakan dengan sengaja oleh
gereja untuk menjadika warga baik dari anak-anak maupun orangtua supaya tetap hidup
dibawah bimbingan Roh Kudus. Jadi, Pendidikan Agam Kristen adalah menolong orang lain
agar anak didik hidup di bawah pimpinan Roh Kudus.

c. Cita-cita akan tercapai jika kita berbulat hati dan sabar


Untuk bersungguh-sungguh harus diawali dengan niat yang baik atas segala yang kita
inginkan. Sebab, niat memberhentikan utama untuk membentuk komitmen dalam
mewujudkan impian-impian dan cita-cita yang akan dicapai.

d. Simbol kebesaran, keagungan dan kebangaan bagi Toraja

Simbol kebesaran, keagungan dan kebangaan bagi masyarakat toraja tentu tidak jauh
dari tinjauan ajaran Alkitab, karena Alkitab mengajak kita belajar untuk hidup berkenan
kepada Allah.Selama kita masih hidup di dalam dunia ini, kita wajib hidup sama seperti
Kristus telah hidup dengan penuh kasih, pengorbanan, dan mengajarkan kebenaran.Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa Yesus memiliki karakter atau sifat sangat rendah hati dan
lemah lembut yang mau menerima dengan rela suatu tindakan atau perbuatan yang tidak
menyenangkan hati.kebangaan pengikut Kristus adalah karena Tuhan Yesus adalah Allah
dalam rupa manusia yang rela turun ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya.

Satu kesatuan yang utuh dan bulat serta memiliki tujuan yang sama dari keadaan Tondok
Lepongan Bulan Tana Matari Allo

Daerah yang bentuk Pemerintahannya dan Kemasyarakatannya merupakan kesatuan


yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan
kelompok adat yang bundar/bulat dan terpancarkan bersinar bagaikan bentuknya Bulan dan
Mata Hari.Jadi Negeri/Wilayah/Daerah/Perserikatan "TONDOK LEPONGAN BULAN
TANA MATARIK ALLO" tersebut ciri yaitu, negeri yang mempunyai Persekutuan atau
Persatuan atau Kebulatan berdasarkan pada satu Agama/Keyakinan yang dinamakan "Aluk
Todolo" (nama agama nenek moyang orang toraja), Wilayah atau daerah atau Perserikatan
yang mempunyai Persekutuan/Persatuan atau Kebulatan berdasarkan pada aturan yang
bersumber/berpancar dari satu sumber yaitu dari Negeri Marinding Banua Puan yang dikenal
dengan Aluk "Pitung Sa'bu Pitu Ratu' Pitung Pulo Pitu" (Aturan tujuh ribu tujuh ratus tujuh
puluh tujuh) atau Aturan 7777, wilayah atau daerah atau perserikatan yang mempunyai
Persekutuan dan Persatuan atau Kebulatan Kesatuan oleh beberapa Daerah Adat tetapi
mempergunakan satu dasar Adat dan Budaya yang berpancar atau bersumber dari satu sumber
bulat atau utuh yang berpencar atau bersinar seperti sinarnya Bulan dan Matahari. Wilayah
atau daerah atau perserikatan Daerah yang mempunyai Persekutuan dan Persatuan atau
Kebulatan Kesatuan yang terletak pada bagian Utara di pegunungan Sulawesi Selatan.
PENUTUP

Boehlke R., Robert. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Pendidikan Agama Kristen
dari Plato sampai Ig. Loyola, Jakarta : BPK, Gunung Mulia, 2009

Bapak Markus Bumbungan, wawancara oleh penulis, Parandangan Buntu Pepasan 1


April 2023.

Bapak Andarias Kambuh, wawancara oleh penulis, Batu Busa Buntu Pepasan, 2 April
2023

Anda mungkin juga menyukai