Anda di halaman 1dari 16

UAS MEKANIKA STATIS TERTENTU

DOSEN :

HARMONIS RANTE

YUSUF R RAUBABA (2020061014071)

\UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TEKNIK SIPIL 2020/2021

Jl. Kamp Wolker, Jl. Kambolker Perumnas III, Yabansai, Heram, Jayapura City,
Papua 99224
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
mata kuliah Utilitas Bangunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak RISWANDY LOLY PASERU, S.T. , M.T.
selaku Dosen mata kuliah Utilitas Bangunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jayapura, 23 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan Perumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Sistem Pencegahan Kebakaran.....................................................................................2
B. Sistem Hydrant Kebakaran...........................................................................................3
C. Sistem Sprinkler Kebakaran.........................................................................................7
D. Sistem Alarm Kebakaran..............................................................................................9
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial
dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran
api, asap dan gas yang ditimbulkan. Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak
dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran gedung dapat merupakan penderitaan dan
malapetaka khususnya terhadap mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat
cacat fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan. Sedangkan bagi gedung sendiri
akan dapat menimbulkan banyak kerugian, seperti dokumen penting, rusaknya
properti serta terhentinya proses operasional. Kebakaran merupakan salah satu
kecelakaan yang paling sering terjadi. Selain menimbulkan korban jiwa dan kerugian
material, kebakaran juga dapat merusak lingkungan serta gangguan kesehatan yang
diakibatkan dari asap kebakaran tersebut.di indonesia sendiri sering terjadi kebakaran.
Untuk menghindari terjadi nya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu
cara/sistem pencegahan kebakaran. Karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian
berupa korban manusia, harta benda, terganggu nya proses produksi barang dan jasa,
kerusakan lingkungan dan terganggu nya masyarakat. Sistem kebakaran sendiri dapat
meliputi sistem Hydrant, sistem Sprinkler dan sistem Alarm.

B. Rumusan Masalah
1. Apa klasifikasi bangunan dan syarat mencegah bahaya kebakaran pada bangunan?
2. Apa pengertian, komponen dan fungsi hydrant(SNI & SI) dan bagaimana cara
merawat nya?
3. Apa pengertian, komponen, cara kerja dan perawatan sistem sprinkler?
4. Apa pengertian, tujuan, proses, komponen dan prinsip kerja sistem alarm?

C. Tujuan Perumusan Masalah


1. Mendeskripsikan klasifikasi bangunan dan syarat mencegah bahaya kebakaran
pada bangunan.
2. Mrndeskripsikan pengertian, komponen dan fungsi hydrant(SNI & SI) dan
bagaimana cara merawat nya.
3. Mendeskripsikan pengertian, komponen, cara kerja dan perawatan sistem sprinkler.
4. Mendeskripsikanpengertian, tujuan, proses, komponen dan prinsip kerja sistem
alarm.

1
BAB II
ISI

A. Sistem Pencegahan Kebakaran


Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik asalkan sebelum nya
dilakukan suatu persyaratan pada bangunanya sendiri dengan uraian sebagai berikut.
klasifikasi bangunan-bangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api
dibagi dalam kelas A, B C dan D.
1. Kelas A
Struktur utama nya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 3 jam.
Bangunan kelas A ini biasa nya merupakan bangunan untuk kegiatan umum,
seperti hotel, pertokohan, rumah sakit, bangunan industri, tempat hiburan,
museum, dan bangunan dengan penggunaan ganda/campuran.
2. Kelas B
Struktur utama nya harus tahan terhadap api sekurang-kurangan nya 2 jam.
Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama, sekolah dan
tempat ibadah.
3. Kelas C
Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selama 1 jam
biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana.
4. Kelas D
Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan diatur
tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gudan-gudang senjata/mesin.

Pengaturan lingkungan dengan ketentuan yang meliputi pengaturan blok dengan


kemudahan pencapaiannya, ketinggian bangunan, jarak bangunan, dan kelengkapan
lingkungan. Selain itu juga mencakup pengaturan ruang-ruang efektif, ruang sirkulasi,
penempatan tangga yang tepat dengan pintu kebakaran nya. Untuk kompleks
bangunan perumahan/flat, perlu dipikirkan gang kebakaran, untuk memudahkan
petugas yang menanggulangi bencana kebakaran. Juga harus disiapkan hidran yang
dapat menajangkau semua bangunan perumahan tersebut.

2
(contoh gambar hidran untuk kompleks perumahan).

Ada beberapa syarat untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan atau
kompleks perumahan, yaitu:

1. Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan api;


2. Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya atau terhadap
lingkungannya;
3. Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratan-
persyaratannya;
4. Mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal;
5. Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir;
6. Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian udara;
7. Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm , sistem automatic smoke,
dan heat ventilating. (contohgambar alarm)
8. Mempunyai alat kontrol terhadap lift.
9. Melakukan komunikasi dengan stasiun komando untuk sistem pemadam
kebakaran.

B. Sistem Hydrant Kebakaran


1. Pengertian Hydrant
Hydrant adalah Sistem Pemadam Kebakaran Efektif
Hydrant adalah salah satu dari beberapa jenis sistem pemadam kebakaran di dunia.
Sistem hydrant umumnya bisa kita jumpai di berbagai gedung seperti perkantoran,
sekolah, dan mall.
Fire hydrant menggunakan media air bertekanan untuk memadamkan api. Sistem
fire hydrant ini merupakan proteksi untuk kebakaran skala besar.
Dapat dikatakan bahwa hydrant adalah sistem dengan komponen yang cukup
kompleks. Sistem ini dapat beroperasi dengan dukungan komponen utama dan
aksesoris pendukung.

3
Mesin pada hydrant dapat diatur pada panel untuk bekerja secara otomatis dan
manul. Meskipun demikian, untuk menjangkau titik api saat kebakaran,
membutuhkan user yang sudah terlatih.

2. Komponen Hydrant dan Fungsi nya


Komponen hydrant dan fungsinya dari masing-masing bagian berbeda-beda.
Masing-masing komponen memiliki peran tersendiri yang menentukan kinerja
keseluruhan instalasi.
Berikut komponen hydrant dan fungsinya sesuai standar:
a) Reservoir (penampungan air)
Komponen hydrant dan fungsinya yang sangat berperan penting yaitu reservoir
atau penampungan air.
Wajib hukumnya memiliki reservoir dalam suatu instalasi hydrant.
Reservoir bisa berada di bawah tanah (ground tank fire hydrant) atau di atas
tanah (water tank) yang dapat Anda sesuaikan dengan ketersediaan tempat dan
instalasi.
Reservoir harus mampu mengatasi persediaan air minimal 30 menit penggunaan
hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500 galon per menit. Selain itu
reservoir juga harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari
sumber-sumber air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia
dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem pompa
yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan misalnya dengan air
tanah, air sungai, dll.

b) Sistem distribusi
Sistem distribusi hydrant berkaitan dengan sistem perpipaan untuk
menghubungkan sumber air dari reservoir hingga ke titik selang hydrant.
Dalam perancangan sistem distribusi hydrant yang sering digunakan yaitu
sistem jaringan interkoneksi tertutup, contohnya sistem ring atau looping.
Sistem ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
 Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa
mengalami kerusakan.
 Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.
c) Sistem perpipaan
Sistem perpiaan terdiri dari:
• Sistem pipa utama (primary feeders), biasanya berukuran 8-16 inch.
• Pipa kedua (secondary feeders), berukuran 6-12 inch.
• Pipa cabang, berukuran 4.5-6 inch.
Pipa-pipa inilah sebagai media distribusi air untuk memadamkan kebakaran.
d) Ruang pompa (pump room)
Ruang pompa merupakan sebuah ruang atau bangunan yang berisi mesin utama
instalasi hydrant yaitu pompa hydrant dan panel pengendali sistem hydrant.Di
dalam ruang pompa terdapat:
• Pompa hydrant
4
• Panel kontrol
• Header
• Suction (pipa hisap)
• Pressure tank
e) Pompa hydrant
Pompa hydrant berfungsi memindahkan air dari reservoir ke sistem distribusi
hydrant.Pompa hydrant ada 3 yaitu:
• Pompa jockey berfungsi untuk menjaga tekanan stastis di dalam jaringan
hydrant.
• Pompa utama (electric main pump) sebagai penggerak utama air di sistem
hydrant.
• Pompa cadangan (diesel pump) sebagai penggerak cadangan sistem hydrant.
f) Panel Kontrol
Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja pompa
hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Hydrant pump bekerja berdasarkan
tekanan yang ada pada instalasi pipa.
Untuk mengatur sistem kerja pompa berdasarkan tekanan, panel kontrol
mendapatkan input dari pressure switch.
g) Header
Pipa header berfungsi sebagai penghubung utama antara pipa pengeluaran
(discharge) dari pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant.
Diameter pipa biasanya berukuran lebih besar dibanding pipa lainnya.
h) Suction (pipa hisap)
Suction (pipa hisap) adalah instalasi perpipaan yang mengubungkan air dari
reservoir menuju ke pompa.
Instalasi suction terdiri dari:
• Foot valve
• Gate valve
• Y strainer
• Flexible joint
i) Pressure tank
Fungsi dari pressure tank yaitu mejaga kestabilan tekanan dari pompa hydrant.
Selain itu juga berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam instalasi
pompa hydrant.

Dalam ruang pompa terdapat beberapa aksesoris dengan berbagai fungsi


diantaranya adalah:
• Safety valve
• Air vent
• Pressure gauge
• Pressure switch
• Check valve
• Flexible rubber joint
• Gate valve

5
• Vortex
• Y strainer

Dalam instalasi sistem distribusi hydrant terdapat beberapa aksesoris dengan


berbagai fungsi diantaranya adalah:
• Hydrant pillar
• Hydrant box
• Hydrant valve
• Siamese connection
• Fire hose (selang pemadam kebakaran)
• Hose rack
• Nozzle

3. Komponen Hydrant dan fungsi nya menurt SNI

Peraturan tentang instalasi, komponen hydrant dan fungsinya telah diatur dalam
peraturan nasional dan internasional.

Peraturan tentang komponen hydrant dan fungsinya menurut SNI (Standar


Nasional Indonesia) terdapat pada:

• SNI 03-1735-2000, tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
• SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau
gedung.

4. Komponen Hydrant dan fungsi nya menurut Standar Internasional

Peraturan tentang instalasi, komponen hydrant dan fungsinya juga telah diatur
dalam standar internasional.

NFPA (National Fire Protection Association) adalah badan internasional yang


mengatur dan menetapkan standar tentang sistem proteksi kebakaran termasuk
komponen hydrant dan fungsinya.

Peraturan NFPA tentang komponen hydrant dan fungsinya terdapat pada:

• NFPA-14. Standar untuk instalasi selang dan pipa tegak.


• NFPA-20. Standar untuk instalasi pompa sentrifugal.

5. Perawatan Fire Hydrants System

Yang sering kita lihat adalah hydrant box dan hydrant pillar. Kerusakan pada
hydrant box adalah kerusakan pada hosenya dan juga pada valve nya. Hose dapat
bocor dan valve yang tidak bisa digunakan atau sering kali loss sehigga tidak bisa
digunakan. Kemudian untuk hydrant pillarnya juga kerap sering ditemukan sering

6
terjadinya kebocoran dan bsa berakibat kekurangan air pada reservoir. Dan selain
kedua itu komponen lain seperti pompa hydrant dan control panel harus di cek
secara berkala oleh pihak teknisi atau orang yang memiliki keahlian untuk
mengecek atau memiliki pengetahuan untuk hydrant pump atau pompa hydrant
tersebut.

C. Sistem Sprinkler Kebakaran


1. Pengertian Sistem Sprinkler
Sistem pemadaman Api Sprinkler adalah sistem pamadam yang terdiri dari sistem
suplai air dengan tekanan yang memadai, serta mengalir melewati sistem pemipaan
yang tersambung ke kepala sprinkler. Sistem pemadaman ini yang paling banyak
digunakaan sebagai media pemadaman.
Sistem ini menggunakan media pemadam air. Seperti kita ketahui media ini paling
banyak ditemui di hampir seluruh negara di dunia. Sehingga bisa didapatkan
dengan harga yang sangat murah. Air juga sangat efektif untuk memadamkan kelas
kebakaran A. Jika material yang ada di lokasi yang akan dilindungi adalah kayu,
kertas, kain dan sejenisnya efektif dipadamkan dengan metode ini.

2. Komponen dari Pemadaman api Sprinkler


Komponen-komponen dari sistem sprinkler adalah sebagai berikut :
a) Sumber Air
Untuk bisa memadamkan api saat terjadi kebakaran maka diperlukan air dalam
jumlah tertentu. Aturan yang umum digunakan adalah standard Amerika NFPA
(NFPA13) dan Eropa EN. Ukuran yang digunakan adalah pendekatan kerapatan
atau yang disebut density. Ruangan-ruangan yang akan dilindungi
dikelompokkan berdasar nilai bahaya (hazard). Berdasarkan NFPA
dikelompokkan menjadi area bahanya ringan (ligh hazard), bahaya biasa grup 1
(ordinary hazard group 1), bahaya biasa grup 2 (ordinary hazard group 2),
bahanya tambahan grup 1 (extra hazard group 1) atau bahaya tambahan grup 2
(extra hazard group 2). Area bahanya ringan kerapatan yang harus dipenuhi
adalah 0,38 Liter /menit per 0.093m2.
Dengan perhitungan di atas maka kadang harus dibuatkan tampungan air (water
tank / reservoir). Namun jika sumber air yang disediakan mencukupi juga bisa
digunakan.
b) Pompa-pompa

Stasiun pompa Sprinkler

7
Pompa diperlukan untuk memenuhi tekanan yang harus dicapai saat
pemadaman. Tekanan air yang harus dicapai biasanya sekitar 10 bar. Pompa
yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Pompa Diesel : pompa utama yang akan menyuplai air, setelah kran (valve)
terbuka karena adanya kepala sprinkler yang pecah oleh api. Selain itu juga
digunakan jika jalur kabel listrik PLN terputus saat kebakaran.
• Pompa elektrik : berfungsi ketika pompa diesel tidak bisa bekerja, maka
pompa ini akan memberikan tenaga cadangan.
• Pompa Jockey : pompa yang akan secara kontinyu menjaga tekanan air
sesuai dengan yang ditentukan.
c) Sistem pemipaan
Sistem menyambungkan dari sumber air menuju pompa-pompa, selanjutnya
menuju area-area yang dilindungi. Meliputi juga kran-kran (valve) yang jenis
dan jumlahnya banyak sekali diantaraya.
Jenis-jenis pipa diantaranya : pipa header atas, pipa header bawah, pipa main
line dan pipa branch.
Jenis-jenis kran diantanya : incentric valve, concentric valve, drain valve,
butterfly valve, ball valve dan lain-lain.

d) Kepala Sprinkler

Kepala sprinkler ini bisa disebut sebagai kran air yang akan membuka otomatis
jika ada api. Terdapat tabung air raksa yang akan pecah sesuai dengan suhu
tertentu. Perbedaan dari masing-masing pengaturan suhu menggunakan warna
seperti berikut ini :

• 57° C : warna Orange


• 68° C : warna Merah
• 79° C : warna Kuning
• 93° C : warna Hijau
• 141° C : warna Biru
• 182° C : warna Purple
• 227° C : warna Hitam
• 260° C : warna Hitam

8
3. Cara kerja sistem Sprinkler
Sistem Pemadaman Api Sprinkler. Ketika terjadi kebakaran, maka suhu udara akan
meningkat. Jika sudah mencapai 68 derajat celcius, maka air raksa yang
mengganjal ampul (penutup srinkler) akan pecah.
Dengan terbukanya katup atau ampul, maka tekanan pada pipa akan menurun
secara drastis, dan kondisi ini membuat katub pengatur air mengalirkan air ke
dalam pipa secara cepat menuju nozzle sprinkler yang terbuka. Dan jika kebakaran
semakin besar maka nozzle srinkler yang lainnya juga akan ikut terbuka dan
menyemprotkan air untuk memadamkan api
Secara simultan juga mengirimkan sinyal alarm pada alarm bell. Sementara volume
air di bejana tekanan tinggi berkurang, maka akan mengaktifkan pompa diesel
untuk semakin menambah jumlah air yang diambil dari tempat penampungan air
(Reservoir) atau dari sumber air bawah tanah. Pompa jocky juga bekerja untuk
menjaga tekanan air tetap konstan.
Kondisi akan berlangsung secara terus-menerus hingga hingga kita mematikan atau
mereset sistem yang sedang berjalan.

4. Perawatan Sistem Pemadaman Api Sprinkler


Sebagai sistem pemadaman harus dipastikan dapat bekerja dengan baik saat
diperlukan. Secara berkala harus dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada check
valve dengan membuang air lewat drain valve, jika pompa menyala maka sistem
dipastikan bisa bekerja. Selanjutnya secara fisik harus diperiksa apakah ada
kebocoran pada jalur pemipaan. Pipa yang terbuat dari logam juga mungkin
terdapat karat, Sehingga perlu dilakukan perawatan jika sudah 10 atau 15 tahun.

Sistem fire springkler di Indonesia diatur dalam Standard Nasional Indonesia (SNI)
03-3989- 2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

D. Sistem Alarm Kebakaran


1. Pengertian Sistem Alarm
Fire alarm system adalah sebuah sistem penanda bahaya terhadap kebakaran yang
bekerja untuk mendeteksi keberadaan api yang tidak diinginkan dengan memonitor
perubahan lingkungan yang terkait dengan pembakaran. Secara sederhana, cara
kerja sebuah fire alarm adalah dengan mengeluarkan signal berupa suara alarm dan
indikasi lampu menyala apabila detektor menemukan salah satu atau beberapa
tanda kebakaran seperti api, asap, gas, maupun panas.

2. Tujuan Sistem Alarm


Tujuan dipasangnya sebuah sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi secara dini
terhadap kebakaran dan memberitahukan kepada orang disekitar tempat kejadian
untuk dapat melakukan evakuasi atau melakukan tindakan darurat dalam
pemadaman dan mengkontrol penyebaran api dan asap. Secara umum, fire alarm

9
systems dapat diaktifkan secara otomatis (melalui detector) atau secara manual
(melalui Manual Call Point).

3. Proses sistem fire alarm terdiri dari:


a) Input
Detector (smoke detector, heat detector, flame detector, gas detector), untuk
mengujinya, kita dapat menggunakan smoke detector tester.
b) Proses
Panel Fire Alarm Systems (FACP) merupakan alat pusat pengendali pada fire
alarm systems. Dapat dikatakan bahwa panel menjadi main control fire alarm.
Control Panel menerima informasi dari detector dan/atau Manual Call Point
untuk diproses sesuai program yang diatur dan selanjutnya mengaktifkan alarm
(bell) atau melakukan kontrol terhadap alat-alat lain yang diintegrasikan kepada
panel tersebut.

4. komponen sistem fire alarm terdiri dari:


a) Manual Call Point
salah satu komponen dari fire alarm system ini ada yang bernama manual call
point yang dimana komponen ini terdapat sebuah kaca yang jika dipecahkan
bagian tengahnya itu bisa mengaktifkan sirine atau alarm kebakaran sebagai
tanda terjadinya kebakaran dan biasanya memiliki ketentuan untuk tingginya
sekitar 1.4 meter dari tiap lantai.
Ini dibuat untuk memudahan kita dapat meraihnya dalam keadaan apapun.
Biasanya terletak berkdekatan dengan pintu keluar darurat atau emergency exit.
b) Fire Bell
Komponen selanjutnya yang cukup penting adalah fire bell. Fire bell ini
berfungsi sebagai pengingat yang berdering seperti jam beker dan sangat dering
sekali sehingga bisa di dengar oleh banyak orang, bahkan yang jauh sekalipun
pada saat kebakaran terjadi.
c) Indicator Lamp
Komponen terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah lampu indicator atau
indicator lamp yang memiliki 2 fungsi sekaligus.
Fungsi pada indicator lamp ini adalah sebagai penanda telah terjadinya
kebakaran dann fungsi yang kedua adalah sebagai penanda untuk fire alarm
system yang menandakan fire alarm system tersebut sudah aktif.

5. Berdasarkan prinsip kerja, fire alarm systems dibagi menjadi:


a) Konvensional
Setiap perangkat input yang terhubung ke control panel, akan dikelompokkan
berdasarkan zona/group. Cara kerjanya adalah menghubungkan detector dengan
control panel utama dengan menggunakan kabel isi dua. Sistem ini berkerja
secara pararel, artinya detector yang dipasang memiliki titik awal dan titik akhir.
Kesatuan sistem dari titik awal hingga akhir ini disebut zona. Setiap zona
biasanya terdiri dari beberapa detector. Apabila detector mendeteksi tanda-tanda

10
kebakaran, maka sistem akan mengirimkan tanda berupa lampu pada zona
lokasi kebakaran dan memberikan peringatan dengan membunyikan alarm.
b) Addressable Fire Alarm
Sistem addressable fire alarm merupakan sistem yang setiap perangkatnya yang
terhubung langsung ke control panel (baik perangkat input atau output)
mempunyai identifikasi masing-masing (alamat/address sendiri) pada detector
kebakarannya. Dengan begitu, apabila terjadi kebakaran, sistem akan langsung
mengirimkan alarm dan signal lampu detektor. Kelebihan dari sistem ini adalah
kemudahan dalam mencari lokasi kebakaran secara akurat, sehingga dapat
segera mengetahui jalur evakuasi yang tepat serta memperpanjang waktu
evakuasi.
c) Semi-Addressable
Sistem ini adalah gabungan dari sistem konvensional dan sistem addresable
yakni dengan menggunakan control panel sistem addressable serta perangkat
input atau output konvensional. Kelebihan dari sistem ini adalah kita dapat
mencakup lebih banyak detector dibandingkan dengan menggunakan panel
konvensional yang memiliki keterbatasan pada masing-masing zonanya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tentang sistem pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran yang
terdiri dari sistem hydrant, sistem sprinkler serta sistem alarm kebakaran sangat dapat
membatu saat terjadi sebuah kebakaran contohnya sistem hydrant yang menggunakan
air bertekanan untuk memadamkan api, ataupun sistem sprinkler sistem pamadam
yang terdiri dari sistem suplai air dengan tekanan yang memadai, serta mengalir
melewati sistem pemipaan yang tersambung ke kepala sprinkler yang akan menyala
secara otomatis ketika ada api yang akan menyebabkan kebakaran. Tak lupa dengan
sistem alarm kebakaran yang akan mengeluarkan signal berupa suara alarm dan
indikasi lampu menyala apabila detektor menemukan salah satu atau beberapa tanda
kebakaran seperti api, asap, gas, maupun panas. Ketiga sistem tersebut sangat
membantu dalam pencegahan dan penganggulangan kebakaran.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34440823/Utilitas_Bangunan_Dwi_Tangoro

https://guardall.co.id/komponen-hydrant-dan-fungsinya-sesuai-standar-sni/

https://www.alatpemadamkebakaran.co/mengenal-hydrant-dan-fungsinya/

https://www.bromindo.com/hydrant-adalah-fire-system/

https://www.mjs-quickfire.com/post/mengenal-dan-mengetahui-sistem-fire-hydrants

https://totalproteksi.com/sistem-pemadaman-api-sprinkler-pengertian-dan-cara-kerja/

https://www.mjs-quickfire.com/post/mengenal-dan-memilih-fire-alarm-systems

https://www.indolok.id/blog/Bagaimana-Fire-Alarm-System-Bekerja

13

Anda mungkin juga menyukai