Tim Dosen
1 TIM DOSEN 4 RENCANA TUGAS
CAPAIAN KOMPONEN
2 PEMBELAJARAN 5 PENILAIAN
Slide 04
BRP Pengantar SMK3L
RENCANA KULIAH
Minggu 1
Penjelasan BRP dan tugas, Penjelasan lingkup materi dan cakupannya
Indikator : Mampu untuk menentukan sasaran dari setiap pengendalian risiko yang
teridentifikasi
Minggu 14 (Sub CPMK 9)
Sumber daya K3/SMKK, Menjelaskan sumber daya K3/SMKK pada setiap elem
sasaran yang sudah ditetapkan
Indikator : Mampu menyusun program K3/SMKK dari sasaran yang telah ditetapkan
Slide 13
BRP Pengantar SMK3L
RENCANA TUGAS
RANCANGAN TUGAS KELOMPOK MEMBUAT PERENCANAAN KESELAMATAN
KONSTRUKSI:
• Melaksanakan Studi Kasus dan Menyusun Laporan Perencanaan Keselamatan Konstruksi,
• Format laporan sesuai SK Rektor UI No 2143/SK/R/UI/2017 tentang Pedoman Teknis Penulisan Tugas
Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia
• Pada Kuliah minggu ke-5, Ketua kelas menyerahkan daftar kelompok dan jenis proyek gedung atau
infrastruktur yang akan dijadikan studi kasus,
• Progres tugas kelompok dikumpulkan dan dievaluasi secara mingguan
• Pedoman referensi untuk tugas: bahan kuliah dan pedoman SMKK,
• Jumlah mahasiswa per kelompok: 3 mahasiswa per kelompok
Slide 14
BRP Pengantar SMK3L
RENCANA TUGAS
Bab 1 – Pendahuluan
Bab 2 – Data umum proyek
Bab 3 – Kebijakan Keselamatan
- Kebijakan Makro (UU No 1/1970, UU No 2/2017, UU Cipta Kerja, PP 50/2012, PP14/2021, ISO 45001)
- Kebijakan Perusahaan (Permen PUPR 10/2021)
Bab 4 – Lingkup Pekerjaan Proyek / Work Breakdown Structure (WBS)
- Lingkup pekerjaan proyek (WBS sampai level 4)
- Metode pelaksanaan konstruksi
- Menetapkan aktivitas dan sumber daya proyek
Slide 15
BRP Pengantar SMK3L
RENCANA TUGAS
Bab 6 – Dampak dari risiko
- Identifikasi dampak dari potensi bahaya / risiko yang ditetapkan dari 4 aspek keselamatan konstruksi pekerja, peralatan, material, lingkungan/publik)
Bab 7 – Penilaian risiko
- Penetapan tingkat kekerapan (K)
- Penetapan tingkat keparahan (A)
- Penetapan tingkat risiko pekerjaan (TR=KxA)
CPL 6 - CPMK 3 – Ujian 2 – Identifikasi potensi bahaya / risiko dan dampak 25%
Slide 18
BRP Pengantar SMK3L
JADWAL KULIAH
Slide 19
BRP Pengantar SMK3L
TERIMA KASIH
PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
Disampaikan oleh:
Ratih Fitriani, ST, MT
05 Standar
01 Undang-Undang
UNDANG-UNDANG
• Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di
ruang kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
• Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri.
• Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
ini. 5
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
6
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
7
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
KETENTUAN UMUM
PELAKSANAAN TEKNIS K3
Paragraf 2
Persyaratan
keselamatan Pasal 18 Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan
Pasal
2 Pasal 19 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
Pasal 86
Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB XII KESEHATAN KERJA
Pasal 164
Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi
4 kesehatan pada lingkungan tentara nasional
Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota
Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.
12
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan
kenyamanan lingkungan terbangun
Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
Ayat Ayat pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 2
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
Pengawasan Sanksi
Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
15
Peraturan Pemerintah dan
02 Peraturan Presiden
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden
Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
• Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi harus menerapkan
prinsip Konstruksi Berkelanjutan
Dalam menyusun Standar K4 untuk • Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun 84F a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84H 84G c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84 d. penggunaan material, peralatan dan/atau
teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi
▪ Tenaga kerja
▪ Lingkungan Alam
▪ Bangunan/aset konstruksi ▪ Masyarakat Terpapar ▪ Lingkungan
Objek yang ▪ Pemasok, Tamu,
konstruksi ▪ Masyarakat sekitar Terbangun
Diselamatkan Subpenyedia
▪ Peralatan, material Proyek ▪ Lingkungan terdampak
▪ Pemilik proyek
proyek
▪ Pengguna Jasa
Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 1 84I
01
01 • Organisasi pengelola SMKK;
• Komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja;
Kepemimpinan dan dan
partisipasi tenaga • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
kerja dalam
• IBPRP;
05
keselamatan
konstruksi 02 02 • Rencana tindakan keteknikan, manajemen dan tenaga kerja
yang tertuang dalam sasaran dan program;
Evaluasi kinerja Perencanaan • pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
penerapan SMKK keselamatan Keselamatan Konstruksi.
SMKK konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
03 • Kompetensi tenaga kerja; • Manajemen Komunikasi; dan
• Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
04 03
Operasi Dukungan • Perencanaan Implementasi RKK
keselamatan
konstruksi
keselamatan
konstruksi
04 •
•
Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi darurat; dan
• Investigasi Kecelakaan Konstruksi.
PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Pasal 84L Pasal 84L Pasal 84S Pasal 84T
PEMILIHAN PELAKSANAAN
RKPPL _
RMLLP _
Rancangan
RKK Pengawasan/
(Biaya Penerapan
(RKK Penawaran)
RKK Pelaksanaan
Dok. Penawaran
Dok. Penawaran
Program Mutu
Konseptual SMKK
(memuat tingkat risiko
& RMPK
Harga
DOKUMEN
SMKK)
Teknis
Rancangan
MK
keselamatan konstruksi,
Konseptual SMKK
biaya penerapan Risiko
sedang
SMKK yang ada di & besar
dalam EE)
Calon Penyedia Jasa Pengguna (untuk swakelola),
Pengguna (untuk swakelola), Konsultan
Konstruksi/Kontraktor, Pelaksana Penyedia Jasa
PELAKU Pengkajian/Konsultan Perencanaan,
Calon Konsultan Konstruksi/Kontraktor,
dan Konsultan Perancangan
Pengawas/MK Konsultan Pengawas/MK
23
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pemutakhiran Dokumen SMKK
Pasal 84 U
RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja, Pengguna Jasa melakukan pengawasan
termasuk perubahan organisasi; pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,
tambah/kurang; dan Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
c. kecelakaan Konstruksi yang keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
mengakibatkan kehilangan harta benda, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli
waktu kerja, kematian, cacat tetap yang membidangi Keselamatan Konstruksi
dan/atau kerusakan lingkungan. dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.
26
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Tahapan Serah Terima (Penyelesaian) Pekerjaan Konstruksi
Pasal 84 Y
Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan
penyerahan pekerjaan yang telah
selesai 100% (seratus perseratus) dari
Penyedia kepada Pengguna Jasa dalam
SERAH TERIMA
kondisi dan standar sebagaimana
KEPADA
disyaratkan dalam kontrak SERAH TERIMA AKHIR PENYELENGGARA
PEKERJAAN (FHO) INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa
harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
SERAH TERIMA PERTAMA dimutakhirkan; dan
PEKERJAAN (PHO) Setelah PHO pekerjaan SMKK diterapkan Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan. konstruksi bangunan yang sudah
memperhitungkan Keselamatan Konstruksi yang
Laporan dokumen hasil penerapan SMKK (sebagaimana dalam kontrak) disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
- Laporan pelaksanaan RKK berdasarkan
- Dokumen RMPK dan pemutakhirannya hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
- Dokumen Program Mutu dan pemutakhirannya dimutakhirkan.
- Dokumen RKPPL dan pemutakhirannya
- Dokumen RMLLP dan Pemutakhirannya 27
- Surat keterangan nihil kecelakaan konstruksi
Pasal 84 AA–AC
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang
KONSTRUKSI
menangani Keselamatan Konstruksi di
bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi
kerja yang dibuktikan dengan Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
sertifikat kompetensi kerja di • Ahli K3 Konstruksi Utama /Ahli Keselamatan Konstruksi
bidang K3 Konstruksi. RISIKO BESAR Utama; atau
• berkoordinasi dengan pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi Madya dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tahun.
Anggota
wajib memiliki kompetensi kerja • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
RISIKO SEDANG Madya; atau
yang dibuktikan dengan
• Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
kepemilikan kompetensi kerja
Ket: Muda dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi kecil, Pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat merangkap Muda ; atau
RISIKO KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi.
sebagai pimpinan UKK.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi sedang dan besar, Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus memiliki SKK
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus Petugas Keselamatan Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
membentuk UKK yang terpisah dari struktur dengan ketentuan perudang-undangan
organisasi Pekerjaan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 84 AE
Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi (1 s.d. 5)
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
BESAR
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
• menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
Pengguna
SEDANG
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
KECIL
Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Ketentuan Lain Risiko Keselamatan Konstruksi
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Pemutakhiran dokumen SMKK dalam hal
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan terjadi:
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan
baru serta perubahan lingkup pekerjaan
4. Asuransi dan perizinan pada kontrak, termasuk pekerjaan
5. Personel Keselamatan Konstruksi tambah/kurang; dan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan b. kecelakaan Konstruksi yang
7. Rambu- rambu yang diperlukan mengakibatkan kehilangan harta benda,
waktu kerja, kematian, cacat tetap
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi dan/atau kerusakan lingkungan.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian tidak dapat mengusulkan perubahan
risiko Keselamatan Konstruksi anggaran biaya penerapan SMKK
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
1 2 3 4
Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
laporan penyelenggaraan pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri dan SMKK kepada gubernur sebagai wakil
pengawasan SMKK kepada nyampaikan laporan menteri yang menyelenggarakan pemerintah pusat yang menjadi satu
Menteri melalui unit organisasi penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
yang membidangi Jasa Konstruksi SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang tidak laporan penyelenggaraan pemerintah
terpisahkan dengan laporan penyeleng- daerah kabupaten/kota
garaan pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Komite Keselamatan Konstruksi
PASAL 123A
melakukan pengawasan penerapan SMKK dan yang bertugas membantu dalam
penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.
Dibentuk oleh Tugas
Menteri
Struktur Komite • Pemantauan dan evaluasi yang • Memberikan saran,
diperkirakan memiliki Risiko pertimbangan, dan
• Ketua sedang & besar rekomendasi kepada Menteri
• Investigasi keselamatan terhadap hasil PE
• Sekretaris konstruksi • Tugas lain dari Menteri
• Bidang Koordinator & anggota sesuai bidang
• Sekretariat Koordinator & anggota
Kewenangan
• memasuki tempat kerja • meminta data yang berhubungan
Konstruksi; dengan tugas komite; dan
• meminta keterangan dari pihak • melakukan koordinasi dengan pihak
terkait; terkait Keselamatan Konstruksi.
Peraturan Menteri dan
Peraturan Lembaga
03
Keputusan Menteri dan
Instruksi Menteri
Peraturan Menteri dan
Instruksi Menteri
Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
a Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan f Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan Bangunan
Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
b Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara g Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat h Manajemen Keselamatan Konstruksi
c Pelindung Diri
Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan i Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
d dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Penyedia
01 02 03
Pada setiap pekerjaan konstruksi Sewaktu pekerjaan dimulai Unit K3 tersebut meliputi usaha-
bangunan harus diusahakan harus segera disusun suatu usaha terhadap: kecelakaan,
pencegahan atau dikurangi unit K3, hal tersebut harus peledakan, penyakit akibat kerja,
terjadinya kecelakaan atau sakit diberitahu kepada setiap pertolongan pertama pada
akibat kerja terhadap tenaga tenaga kerja. kecelakaan dan usaha-usaha
kerjanya. penyelamatan.
PERMENAKER NO. 4/1987 TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA SERTA TATA CARA PENUNJUKAN AHLI
KESELAMATAN KERJA P2K3 DAN PENGANGKATAN AHLI K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Pasal 1 P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama
antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan
yang bersangkutan
Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlem LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
Pasal 2 Pasal 4
Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat K3 Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan syarat K3 dalam:
Angkut. Syarat K3 dilaksanakan sesuai dengan standar a. perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau
nasional Indonesia dan standar internasional. perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
pemeliharaan dan perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan
Pasal 3 pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan dan
Alat Bantu Angkat dan Angkut bertujuan: b. perencanaan, pembuatan, pemakaian,
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di pemeliharaan dan perawatan, serta pemeriksaan
Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Angkat, dan pengujian Alat Bantu Angkat dan Angkut.
Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat
dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas.
Peraturan Lain-lain
Keputusan Menteri
Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
A SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1 2 3 4
MEMBENTUK MENYEDIAKAN MENGEDUKASI MENGUKUR SUHU
SATGAS FASILITAS SEMUA ORANG SEMUA ORANG
PENCEGAHAN PENCEGAHAN UNTUK MENJAGA SETIAP PAGI, SIANG
COVID-19 COVID-19 DIRI DARI COVID-19 DAN SORE
7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT
PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret
2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
a Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di
b Lingkungan Kementerian PU
SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
c dalam Penyelenggara Jasa Konstruks
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Tujuan:
Kementerian PU Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 18 TAHUN 2020
PELAKSANAAN TATANAN HIDUP NORMAL BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MAKSUD OUTLINE PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan tatanan
hidup normal baru (new normal) dalam 1 Protokol Umum
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di
Kementerian PUPR 2 Protokol Pemilihan
Penyedia
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran
2 3
Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara
Offline dan/atau Online
PROTOKOL 4
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga
PEMILIHAN 5
Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
Online
PENYEDIA
6 Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding
SNI:
❑ SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
❑ SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik ❑ Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
❑ SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
❑ SNI 8730 : 2019 tentang Keselamatan dan Kesehatan bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan
Kerja pada Konstruksi dan Ereksi Gelagar Beton kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab
Pracetak Jembatan kepada pemimpin proyek.
Depok, 24 September 2021
Minggu 4
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Disampaikan oleh:
Ratih Fitriani
RATIH FITRIANI, ST, MT
31 Juli 1984
OHSAS 18001:2007 (diinisiasi BS) diganti dengan standard internasional ISO 45001 tentang
Occupational Health and Safety Management (SMK3)
Standard ISO 45001:2018 versi baru dari SMK3 (standard ISO) telah terbit pada 13 Maret 2018.
ISO 45001:2018 / NEW CONTENT
Dengan sasaran:
▪ Pemahaman yang lebih baik terhadap standard
▪ Penerapan sistem manajemen terpadu yang lebih efisien
KLAUSUL ISO 14001:2018
6. Perencanaan 6. Planning
7. Dukungan 7. Support
8. Operasional 8. Operation
9.Evaluasi kinerja 9.Performance evaluation
10.Peningkatan 10.Improvement
COMPARISON ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 STANDARDS
COMPARISON ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 STANDARDS
COMPARISON ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 STANDARDS
COMPARISON ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 STANDARDS
PDCA Model – ISO 45001:2018
PERBEDAAN ANTARA ISO 45001 DAN SMK3 PP 50 TAHUN 2012
▪ ISO 45001 adalah Sistem Manajemen K3 yang berlaku secara internasional, sedangkan SMK3 PP No. 50
Tahun 2012 berlaku secara nasional dan merupakan perundangan yang dibuat Pemerintah Republik
Indonesia melalui Kemnaker RI.
▪ Seringkali perusahaan berada pada pilihan mana yang harus diterapkan terlebih dahulu antara SMK3 versi
ISO 45001 atau SMK3 versi PP No. 50 Tahun 2012
ISO 45001:2018
19
PENERAPAN SMKK
34
01 MUATAN SUBSTANSI dan KORELASI 35
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Pasal 4–5 & Sublampiran C
RANCANGAN KONSEPTUAL PENGKAJIAN DAN/ATAU PERENCANAAN RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK TAHAP PERANCANGAN
No Elemen Subelemen
1 Kepemimpinan dan partisipasi Komitmen Keselamatan Konstruksi dan Partisipasi Tenaga
tenaga kerja dalam Keselamatan Kerja.
Konstruksi
2 Perencanaan Keselamatan a. IBPRP
Konstruksi b. Rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga
kerja yang tertuang dalam sasaran dan program
c. Pemenuhan standar dan peraturan perundangan-
undangan Keselamatan Konstruksi
3 Dukungan Keselamatan Konstruksi Kepedulian organisasi
4 Operasi Keselamatan Konstruksi a. Perencanaan implementasi RKK
b. Pengendalian operasi Keselamatan Konstruksi
5 Evaluasi Kinerja Penerapan SMKK Pemantauan atau inspeksi.
No Elemen Subelemen
1 Kepemimpinan dan a. kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal
partisipasi tenaga kerja b. organisasi pengelola SMKK
dalam Keselamatan c. komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja
Konstruksi d. supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
2 Perencanaan a. IBPRP
Keselamatan b. rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang tertuang dalam sasaran
Konstruksi dan program
c. pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan Keselamatan Konstruksi
3 Dukungan a. sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya;
Keselamatan b. kompetensi tenaga kerja
Konstruksi c. kepedulian organisasi
d. manajemen komunikasi
e. informasi terdokumentasi
4 Operasi Keselamatan a. perencanaan implementasi RKK; c. kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi
Konstruksi b. pengendalian operasi Keselamatan darurat;
Konstruksi; d. investigasi kecelakaan Konstruksi.
5 Evaluasi Kinerja a. pemantauan atau inspeksi; d. tinjauan manajemen; dan
Penerapan SMKK b. audit; e. peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi.
c. evaluasi;
03 RMPK DAN PROGRAM MUTU 40
01 Struktur Organisasi
01 Informasi Kerja
02 Jadwal
02 Organisasi Kerja
03 Gambar dan Spesifikasi teknis
03 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
04 Tahapan Pekerjaan
04 Metode Pelaksanaan Kerja
05 Work Method Statement
Pengendalian Pekerjaan (kesesuaian
Rencana Pemeriksaan dan Pengujian /
05 dengan metode kerja)
06 Inspection Test Plan (ITP)
06 Laporan Pekerjaan
Pengendalian subpenyedia jasa dan
07 Pemasok
KONTRAKTOR KONTRAKTOR
RKPPL RMLLP
Rencana Kerja Pengelolaan dan Rencana Manajemen Lalu
Pemantauan Lingkungan Lintas Pekerjaan
Dalam hal Pekerjaan Konstruksi memiliki Risiko Untuk pekerjaan konstruksi yang tidak terkait dengan
Keselamatan Konstruksi kecil dan melalui metode lalu lintas, RMLLP paling sedikit memuat penentuan lalu
pengadaan langsung, RMPK hanya memuat lintas di lokasi pekerjaan, pertimbangan kelas jalan,
metode pekerjaan, rencana pemeriksaan dan serta perambuan untuk keselamatan pekerja, dan
pengujian, dan jumlah dan jenis pemasok. pengguna jalan
44
01 KRITERIA RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI 45
Pasal 34 & Sublampiran J
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KESELAMATAN • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
KONSTRUKSI • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
BESAR • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KESELAMATAN • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
KONSTRUKSI dan/atau
SEDANG • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
RISIKO • bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
Jasa
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
KECIL • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi IBPRP memuat penilaian risiko Keselamatan Konstruksi
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko pada setiap tahapan pekerjaan yang dihitung dengan
Keselamatan Konstruksi, penentuan Risiko perkalian nilai tingkat kekerapan dan tingkat keparahan
Keselamatan Konstruksi ditentukan dengan dampak bahaya yang ditentukan berjenjang pada skala
memilih Risiko Keselamatan Konstruksi yang 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
lebih tinggi.
Kriteria Risiko
BESAR SEDANG KECIL
UKK
Pimpinan UKK terpisah dengan pimpinan Pimpinan UKK terpisah dengan pimpinan UKK dapat
tertinggi pekerjaan konstruksi pimpinan tertinggi pekerjaan merangkap pimpinan
Struktur Organisasi
konstruksi tertinggi pekerjaan
konstruksi
• Ahli Keselamatan/K3 Konstruksi Utama; • Ahli Keselamatan/K3 • Ahli Keselamatan/K3
Kualifikasi Personil atau Konstruksi Madya; atau Konstruksi Muda; atau
Manajerial selaku pim • Ahli Keselamatan/K3 Konstruksi Madya • Ahli Keselamatan/K3 • Petugas Keselamatan
pinan UKK pengalaman minimal 3 (tiga) tahun Konstruksi Muda pengalaman Konstruksi
minimal 3 (tiga) tahun
•1 : 40, dengan minimal 1 (satu) ahli K3 1 : 50, dengan minimal 1 (satu) 1:60, dengan minimal 1
Perbandingan personil konstruksi muda dan/atau ahli keselamatan ahli K3 konstruksi muda dan/atau (satu) Petugas keselamatan
keselamatan konstruk konstruksi muda pengalaman minimal 3 thn ahli keselamatan konstruksi muda konstruksi.
si dan jumlah tenaga k • 1 orang tambahan Petugas Keselamatan
erja konstruksi dalam Konstruksi dan/atau Petugas K3 Kontruksi
pekerjaan konstruksi untuk setiap penambahan pekerja kelipatan
40 orang
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
03 BIAYA PENERAPAN SMKK Pasal 40 & 41 & Sublampiran K
48
Penyedia Jasa tidak dapat mengusulkan perubahan anggaran Untuk pekerjaan dengan Risiko Keselamatan Konstruksi
Biaya Penerapan SMKK yang tertuang dalam penyesuaian
kecil melalui pengadaan langsung dan/atau padat karya,
dokumen SMKK dalam hal terjadi:
Biaya Penerapan SMKK paling sedikit meliputi:
a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru serta perubahan
a. pengadaan APD/APK
lingkup pekerjaan pada kontrak, termasuk pekerjaan
b. sarana dan prasarana kesehatan terkait protokol
tambah/kurang; dan
kesehatan, dan
b. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan kehilangan harta
c. rambu keselamatan sesuai kebutuhan.
benda, waktu kerja, kematian, cacat tetap, dan/atau
kerusakan lingkungan.
50
MODUL:
MENYUSUN WBS, MENENTUKAN
METODE DAN MENYUSUN AKTIVITAS
PROYEK
Mampu memahami
dan Menyusun WBS
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Menentukan metode
untuk setiap
aktivitas proyek
• Definisi: Proses-proses yang di perlukan
MANAJEMEN untuk memastikan bahwa proyek
tersebut mencakup semua pekerjaan
LINGKUP yang di perlukan, dan hanya pekerjaan
yang diperlukan saja, untuk
PROYEK menyelesaikan proyek dengan sukses
Apakah lingkup proyek itu?
Proyek
Lingkup
OVERVIEW
Manajemen
Lingkup Proyek
Proses Manajemen Lingkup
PROJECT SCOPE MANAGEMENT PROCESS GROUPS
Validated Scope
Plan Scope Management
Control Scope
Colect Requirement
Define Scope
Create WBS
CREATE WBS
▪ Membuat WBS adalah proses membagi hasil proyek dan pekerjaan
proyek menjadi komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Manfaat utama dari proses ini adalah bahwa ia menyediakan kerangka
kerja apa yang harus disampaikan. Proses ini dilakukan sekali atau pada
titik yang telah ditentukan dalam proyek.
TOOLS &
INPUT TECHNIQUES
OUTPUT
1. Project management
plan 1. Scope baseline
1. Expert judgment
▪ Scope management 2. Project documents
2. Decomposition
plan updates
2. Project documents ▪ Assumption log
▪ Project scope ▪ Requirements
statement documentation
▪ Requirements
documentation
3. Enterprise
environmental
factors
4. Organizational
process assets
• WBS adalah pemecahan hierarkis dari
keseluruhan lingkup pekerjaan proyek yang
perlu dilakukan oleh seluruh anggota tim
untuk mencapai tujuan proyek dan
menciptakan hasil yang diinginkan (PMBOK
WORK 6th Edition, 2017).
BREAKDOWN
STRUCTURE • WBS merepresentasikan dekomposisi logis
dari pekerjaan yang akan dilakukan dan
(WBS) berfokus pada bagaimana produk, layanan,
atau hasil dibagi secara alami. Ini adalah
garis besar dari apa pekerjaan yang harus
dilakukan
• Membagi proyek kompleks menjadi
tugas yang lebih sederhana dan
mudah dikelola adalah proses yang
diidentifikasi sebagai Work
WORK Breakdown Structure (WBS).
BREAKDOWN • Biasanya, manajer proyek
STRUCTURE menggunakan metode ini untuk
menyederhanakan pelaksanaan proyek.
(WBS) Di WBS, tugas yang jauh lebih besar
dipecah menjadi potongan pekerjaan
yang dapat dikelola. Potongan ini dapat
dengan mudah diawasi dan
diperkirakan
WORK
BREAKDOWN
STRUCTURE
(WBS)
FUNGSI WBS
◦ Memfasilitasi evaluasi biaya, waktu, dan kinerja teknis organisasi
pada suatu proyek.
Activity List
Budgeting . Scheduling.
CREATE WBS
• WBS is foundation of the Project.
• WBS menyajikan pekerjaan yang ditetapkan pada project scope
statement yang telah disetujui.
• Beberapa komponen WBS membantu pemangku kepentingan/
stakeholder didalam mengamati hasil serahan proyek.
• Pekerjaan yang tidak termasuk di dalam WBS adalah di luar lingkup
proyek.
• Biasanya ditunjukkan dalam bentuk Chart/ bagan.
• Jenis pada tingkatan terendah dari WBS adalah dikenal sebagai
paket pekerjaan (work package)
WORK PACKAGE
Menggambarkan unit pekerjaan pada tingkat dimana pekerjaan
dilaksanakan.
• Memberi tanda dengan jelas satu paket pekerjaan dari semua yang
telah ditempatkan menjadi kelompok yang berfungsi tunggal.
• Digambarkan dengan jelas tanggal mulai dan selesainya yang mewakili
penyelesaian secara fisik.
• Menetapkan suatu anggaran dalam bentuk dolar/rupiah , jam kerja atau
lain unit yang yang terukur.
• Pemberian batas pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan waktu
yang relatif pendek untuk mempersingkat proses pekerjaan.
Contoh Paket Pekerjaan
Level 1 Proyek Gedung
Nama Proyek
Level 2 Pekerjaan
Rumpun Pekerjaan Struktur
Level 3
Struktur Bawah Struktur Atas Struktur Atap
Jenis Pekerjaan
Level 4
Paket Pekerjaan Pek. Kolom
Pembesian Bekisting
Aktivitas
Pembongkaran
Pengecoran
Bekisting
Project
Control Account
Activities
17
CREATE WBS
WBS
➢Digunakan untuk membagikan kategori- Kamus WBS adalah keterangan singkat dari • Berisi panduan pengecekan dari setiap
kategori besar ke dalam tingkat yang setiap Paket Pekerjaan, terdiri dari: level WBS hingga Paket Pekerjaan.
lebih kecil atau terperinci. • Kode WBS • Berguna untuk mengukur kesesuaian
➢Diagram WBS akan membantu • Level WBS pembuatan WBS.
stakeholder proyek memahami • Penanggung Jawab Pekerjaan
• Checklist mengacu pada rincian kegiatan
bagaimana komponen proyek hingga • Deskripsi Paket Pekerjaan yang ada pada tiap level WBS dari
level paling bawah dan terkontribusi • Produk Akhir (Deliverable) diagram WBS, dan berdasarkan
sampai komponen yang paling atas.
• Referensi atau acuan pekerjaan keterangan setiap kegiatan dari kamus
• Aktivitas WBS.
• Sumber Daya
1. Mengidentifikasi deliverables pokok dari proyek
CREATE WBS
2. Susun dan mengorganisir WBS
Tingkat Kendali WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS WBS
Level 3 Level Level Level Level Level Level 3 Level 3 Level
3 3 3 3 3 3
Ketepatan meng estimate
• Komponen Pekerjaan
Scope • Ketidaksesuaian Lingkup
• Dispute
• Risk tiap Pekerjaan • Komponen Pekerjaan
• Spesifik APD • Deliverbale
Safety Cost
• Syarat Pembayaran
• Pekerjaan Dibayarkan
• Komponen Pekerjaan
• Komponen Pekerjaan
• Define Activity
• Resources
Quality Time • Sequences
• Spek Quality
• Durasi
Peraturan yang berkaitan
dengan WBS
Permen PU No. 28 Tahun 2016
Pekerjaan Pasangan
Bendung
Jairngan Irigasi
Infrastruktur Rawa
Divisi 2 – Drainase
Divisi 2 – Sitework
K
K K K K K K
O
O O RUMPUN O O O O
NAMA PROYEK JENIS PEKERJAAN PAKET PEKERJAAN AKTIVITAS PEKERJAAN D SUMBER DAYA
D D PEKERJAAN D D D D
E
E E E E E E
WBS LEVEL 3 WBS LEVEL 4 ALTERNATIF DESAIN / METODE WBS LEVEL 5 WBS LEVEL 6
(DIOLAH DARI BINA MARGA, 2010) (DIOLAH DARI BINA MARGA, 2010) KERJA (OLAHAN PENULIS, 2017) (OLAHAN PENULIS, 2017)
K K K K K
O O O O O
D
JENIS PEKERJAAN D
PAKET PEKERJAAN D D
AKTIVITAS PEKERJAAN D
SUMBER DAYA
E E E E E
7,1 Struktur Bawah 7.1.1 Tiang Pancang Kayu A. Tiang pancang kayu 7.1.1.1 Tiang pancang kayu Bahan Kayu (dolken)
Upah Pekerja
Mandor
Palu/hammer
Alat
jack/bandul
Excavator
Tiang pancang Tiang pancang beton
7.1.2 Tiang Pancang Beton Pracetak B. 7.1.2.1 Pemancangan Bahan
beton precast precast
Upah Pekerja
Mandor
Alat Jack in Pile
Drop Hammer
Diesel Hammer
Hydrolic Hammer
Vibratory Pile Driver
Mobile Crane
7.1.2.2 Penyambungan Tiang Bahan Baja las
Upah Pekerja
Mandor
Alat Alat Las
7.1.2.3 Final Set/Kalendering Upah Pekerja
Alat Pensil
Kertas
7.1.3 Tiang Pancang Baja Struktur 7.1.3.1 Pemancangan tiang baja Bahan Tiang pancang baja
Upah Pekerja
Mandor
Alat Jack in Pile
Drop Hammer
Diesel Hammer
Hydrolic Hammer
Vibratory Pile Driver
Mobile Crane
Tiang Pancang
7.1.3.2 Penyambungan Tiang Bahan Material las
Upah Pekerja
Mandor
Alat Alat Las
7.1.3.3 Final Set/Kalendering Upah Pekerja
Alat Pensil
Kertas
KAMUS WBS
CHECKLIST
WBS
HUBUNGAN ANTARA WBS DAN IDETIFIKASI BAHAYA
ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya
BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan
COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
KONSEP
KESELAMATAN 2
KONSTRUKSI
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”
Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, RKPPL, dan RMLLP.
KECELAKAAN KONSTRUKSI
adalah suatu kejadian akibat kelalaian
pada tahap pekerjaan konstruksi karena
tidak terpenuhinya Standar Keamanan,
Keselamatan,Kesehatan dan Keberlanjutan
yang mengakibatkan harta benda, waktu
kerja, kematian, cacat tetap dan/atau
kerusakan lingkungan.
APAKAH DEFINISI BAHAYA?
Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda, dan
lingkungan
Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)
PENYEBAB KECELAKAAN DAN
AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)
LEMAH PENGENDALIAN/ SEBAB-SEBAB DASAR SEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN ENERGI KERUGIAN
PENGAWASAN 1. FAKTOR PERSONAL 1. TINDAKAN TAK AMAN ATAU BAHAN 1. MANUSIA
1. PROGRAM TAK SESUAI 2. FAKTOR PEKERJAAN 2. KONDISI TAK AMAN 2. HARTA BENDA
2. STANDAR TAK COCOK 3. PROSES KERJA
3. TAK PATUH STANDAR 4. LINGKUNGAN
5. MASYARAKAT
Cause-Effect Diagram
EFFECT CAUSE
SASARAN
TUJUAN
RISIKO
BAHAYA
termasuk dalam kategori bahaya fisik. BAHAYA • Stress beban kerja ➢ Intensitas ➢ Gangguan mental
PSIKOLOGI • Pelecehan, kekerasan ➢ Imunitas ➢ Depresi, Gelisah
• Intoleran, dll ➢ Sensitivitas ➢ Tidak konsentrasi
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
Technological
01 Hazard 05 Lifting Hazard
Temporary Works 0
06
03 Hazard
07
7
Mechanical Hazard
Moving and
04 Vehicles Hazard
08 Electrical Hazard
SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI
ORANG/ TENAGA KERJA
01
02 PERALATAN
03 BAHAN
METODE KERJA
04
05 LOKASI / LINGKUNGAN
APA PENYEBAB UMUM
KECELAKAAN?
Unsafe Condition & Unsafe Action
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang belum
terlindung dari bahaya, risiko dan
kerugian
Keselamatan
adalah kondisi terlindung dari
bahaya, risiko, atau cedera atau
kerugian
Unsafe Action
adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di
tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja
Ketidakcukupan Jumlah
A. Risiko Internal Ketidakcukupan Pengetahuan
Ketidakcukupan Keterampilan
Ketidakcukupan Jumlah
Kekuranghandalan
Alat Kerja Utama Ketidaksesuaian Biaya Pemeliharaan/
Pengoperasiannya
Kurangnya Pengamanan Aset
Alat Kerja
Ketidakcukupan Jumlah
Kekuranghandalan
Alat Kerja Penunjang Ketidaksesuaian Biaya Pemeliharaan/
Sarana & Pengoperasiannya
Prasarana Kurangnya Pengamanan Aset
Ketidakcukupan Jumlah Ruang
Kekuranghandalan
Tempat Kerja
Ketidaksesuaian Biaya Pemeliharaan/
Tempat Kerja & Pengoperasiannya
Fasilitasinya Ketidakcukupan Jumlah
Fasilitas/Utilitas Terkait di Tempat Kekuranghandalan
Kerja (Listrik, Air, Telefon, AC, dll)
Ketidaksesuaian Biaya Pemeliharaan/
Pengoperasiannya
24
ASPEK-UMUM RISIKO YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO
Ketidaksesuaian Biaya
Ketidaksesuaian Mutu
Bahan Utama
Ketidaktepatan Waktu (Ketidaktersediaan)
Ketidaksesuaian Mutu
Bahan Penunjang
Ketidaktepatan Waktu (Ketidaktersediaan)
Ketidaksesuaian Jumlah
Dari Intern &
Dana Ketidaktepatan Waktu (Ketidaktersediaan)
Ekstern
Kurangnya Pengamanan Aset
Ketidaksesuaian Biaya
Data Intern &
Data & Informasi Kekuranghandalan atau Ketidakakuratan & Ketidaklengkapan
Ekstern
Ketidaktepatan Waktu
25
ASPEK-UMUM RISIKO YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO
Ketidaksesuaian Biaya
Ketidaksesuaian Mutu
Produk Akhir
Ketidaktepatan Waktu (Ketidaktersediaan)
Produk & Hasil Kurangnya Pengamanan Aset
Produk
Kerja Ketidaksesuaian Biaya
Ketidaksesuaian Mutu
Produk Setengah Jadi
Ketidaktepatan Waktu (Ketidaktersediaan)
Kurangnya Pengamanan Aset
Kebakaran dari Sumber Intern
26
ASPEK-UMUM RISIKO YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO
Wabah Penyakit
B. Risiko Eksternal
Perubahan Gaya Hidup dan atau Perubahan Kebiasaan
Sosial,
Kerusuhan Massal
Politik,
Terorisme
Budaya &
Tindak Kriminal
Keamanan
Gangguan Masyarakat Sekitar
Ketidakpastian Politik
Perubahan Kurs Mata Uang
Kenaikan Suku Bunga Uang
Inflasi/Kenaikan Harga dan Penurunan Daya Beli Masyarakat
Kelambatan Pertumbuhan Ekonomi
Kendala Perpajakan
Ekonomi & Pasar
Meningkatnya Persaingan
Tertundanya Permintaan
Berkurangnya Kebutuhan Pengguna
Perubahan Demografis
Resesi
27
ASPEK-UMUM RISIKO YANG DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO
28
Identifikasi risiko
bahaya pada safety 4
plan (RKK)
1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan
FORMAT Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP)
RKK • Jadwal pelaksanaan pekerjaan
PELAKSANAAN • Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian
KONSTRUKSI Risiko, dan Peluang (IBPRP)
Minggu Ke-
No. Uraian Pekerjaan Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mobilisasi
2 Persiapan
3 Galian/urugan
4 Pondasi
6 dst. 100%
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP)
Penjelasan
Tabel Format
IBPRP
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penentuan
B.1 Contoh Format Tabel IBPRP
Pengendalian Risiko, dan Peluang (IBPRP)
RUNTUHNYA GIRDER LAUNCHER
DOUBLE DOUBLE TRACK (JATINEGARA) – 4 FEBRUARI 2018
▪ Waktu kejadian : Minggu (4/2/2018), sekitar
pukul 05.00 WIB
▪ Lokasi Kejadian : Jalan Matraman Raya,
Jatinegara, Jakarta Timur
▪ Kontraktor : PT. Hutama Karya (Persero), Tbk
▪ Korban : 4 orang meninggal, 1 orang luka
▪ Penyebab : Ketika bantalan rel sudah di atas,
dudukannya tidak pas sehingga bantalan rel
jatuh menimpa korban.
TERIMA KASIH