Anda di halaman 1dari 9

1.

PENGUJIAN DI LAPANGAN DENGAN SONDIR


(DEUTCH CONE PENETRATION)
SK SNI M-12-1991-03

I. PENDAHULUAN

Pengujian Penetrasi Konus (Cone Penetration Test – CPT) merupakan salah satu
jenis pengujian langsung di lapangan yang sudah sejak lama dikembangkan, dan sangat luas
kegunaannya.
Pengujian ini secara umum dikenal sebagai pengujian sondir, yaitu uji statis
berkaitan dengan cara memasukkan konus melalui penekanan dengan kecepatan tertentu.
Alat yang digunakan adalah Sondir mekanis tipe Begemann Friction Sleeve – Cone
(Bikonus), dengan luas proyeksi konus 10 cm2, dan luas bidang geser 100 cm2. Pemberian
gaya dengan system hidrolis dengan luas torak (piston) 10 cm2. Pembacaan gaya (tegangan)
pada setiap interval kedalaman 20 cm, menggunakan dua buah manometer masing-masing
berskala 0 – 60 kg/ cm2 dan 0 – 250 kg/ cm2.
Hasil dari pengujian ini dapat digunakan untuk merencanakan daya dukung ujung
(end bearing) dan perlawanan keliling permukaan tiang (friction/adhesion resistence) dari
pondasi tiang maupun daya dukung pondasi dangkal. Selain itu pengujian ini sangat praktis
untuk mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras, bahkan dengan
mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat pula dilakukan deskripsi jenis lapisan
tanah.
Percobaan ini dapat dilakukan pada semua jenis tanah berbutir halus maupun kasar
(pasir), namun tidak dapat dilaksanakan jika pada lapisan tanah tersebut terdapat banyak
kerikil.

II. TUJUAN PENGUJIAN


2.1. Praktikan dapat melaksanakan pengujian penetrasi konus (sondir) dengan prosedur
yang benar.
2.2. Praktikan dapat menggambarkan grafik hubungan antara nilai konus, jumlah
hambatan pelekat, serta ratio gesekan.

III. PERALATAN
3.1 Mesin sondir kapasitas 2,5 ton
3.2 Stang sondir luar (push rods) dan stang sondir dalam (inner rods)
3.3 Dua buah manometer kapasitas 0 – 60 kg/ cm2 dan 0 – 250 kg/ cm2
3.4 Mantle cone
3.5 Frictions cone
3.6 Jangkar spiral
3.7 Ambang penekan
3.8 Peralatan penunjang

Gambar 2.1. Alat Sondir dan Kelengkapannya

Keterangan Gambar

1. Gigi penekan 14. Kunci tiang


2. Gigi cepat 15. Kaki sondir
3. Gigi lambat 16. Jangkar spiral
4. Tiang pelurus 17. Stang dalam
5. Rantai 18. Paten konus
6. Stelan rantai 19. Lubang pengisi oli
7. Engkol pemutar 20. Piston
8. Ruang oli 21. Oli seal
9. Kunci tiang 22. Ring penahan seal
10. Trecker 23. Mur penjepit
11. Manometer 24. Kunci piston
12. Kaki ruang oli 25. Kop penarik
13. Stang sondir 26. Bikonus
Keterangan Gambar
Gambar 2.2. Cara Kerja Friction Cone

Posisi A
Stang Sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam (pluge ) belum
ditekan (belum ada pengukuran).

Posisi B
Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan tanah.
Tahanan konus diukur oleh manometer.

Posisi C
Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersama–sama
menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat diukur oleh
manometer.
Posisi D
Stang Sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi. Bikonus
siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.

IV. PROSEDUR PENGUJIAN


4.1. Bersihkan lokasi percobaan yang akan dilakukan,lalu pasangkan dua atau empat
spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki
sondir.
4.2. Jepit rangka sondir dengan ambang pada jangkar tersebut, lalu atur posisi sondir
agak tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang samping lalu gunakan
waterpass untuk mengontrolnya.
4.3. Buka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kedua kran manometer, lalu
pasang kunci piston pada ujung piston.
4.4. Tekan berkali–kali kunci piston keatas sampai oli keluar semua.
4.5. Setelah oli yang lama habis, tetap kunci, isi oli dari lubang pengisian sampai
penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan
gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara tutup kembali lubang
pengisian tadi.
4.6. Tutup salah satu keran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,
perhatikan kenaikan jarum manometer hentikan penekenan dan tahan (kunci),
stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25% ke maksimal manometer. Bila
terjadi penurunan pada jarum manometer berarti ada kebocoran antara lain pada
sambungan–sambungan nepel, buat penutup oli atau pada seal pioston. Lakukan
hal yang sama untuk manometer yang lainnya.
4.7. Pasang friction conelmatle cone pada draad stang sondir berikut stang dalamnya.
Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada rangka sondir tepat di
bawah ruang oli. Pasang kop pelekat.
4.8. Dorong tracker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol pemutar
sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Pengujian dan pengukuran sudah siap
dilakukan.
4.9. Tiang sondir diberi tanda, diberi tanda setiap 20 cm dengan menggunakan
spidol/kapur tulis, gunanya untuk mengetahui ke dalamannya pada saat dilakukan
pembacaan manometer.
4.10. Engkol pemutar kembali diputar sehingga paten friction cone/mantle cone masuk
kedalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda spidol), engkol
pemutar diputar sedikit dengan arah berlawanan. Tracker ditarik ke depan dalam
posisi lubang bulat.
4.11. Buka keran yang menuju manometer 60 kg/cm2
4.12. Engkol pemutar diputar kembali sehingga setang dalam tertekan ke dalam anah
dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston dahulu akan
menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada manometer.
Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (q c ) sedangkan friction
mantle cone akan mengukur tahanan dan gesekan dinding terhadap tanah.
4.13. Tekan stang, catat angka penunjukan pertama pada jarum manometer, teruskan
penekanan sampai jarum manometer bergerak yang ke dua kalinya.
4.14. Lakukan penekanan dengan hati-hati dan amati selalu jarum manometer bila
diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer, tutup kran manometer
tersebut dan kran manometer yang berkapasitas besar dibuka.
Stang sondir jangan menyentuh piston karena dapat menyebabkan kelebihan
tekanan secara drastis dan merusak manometer.
4.15. Putar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi tracker dipindahkan
kembali menjadi posisi lubang terpotong. Lakukan penekanan kembali dengan
jarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur 4.12 sampai dengan 4.14.
4.16. Setelah mencapai kedalaman -1 m, stang sondir perlu ditambah. Caranya terlebih
dahulu naikkan piston penekan supaya stang sondir dapat disambung. Gunakan
kunci pipa untuk mengencangkan. Ulangi prosedur 4.8 sampai dengan 4.15.
4.17. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari 250
kg/cm2) pembacaan dihentikan. Stang sondir yang sudah tertanam dicabut
kembali dengan cara sebagai berikut :
 Putar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
 Tarik trecker pada posisi lubang penuh.
 Dorong trecker pada posisi lubang terpotong.
 Putar engkol pemutar sehinggga stang sondir terangkat sampai stang sondir
berikutnya terlihat.
 Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian di bawahnya
tidak jatuh.
 Lepaskan stang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.
 Ulangi prosedur ini stang sondir berilutnya.
4.18. Percobaan prosedur ini stang sondir berikutnya

V. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN


5.1 Data
1. Dimensi alat bikonus :
- Diameter ujung bikonus (Dc) cm.
- Diameter selimut geser (Dg) cm.
- Tinggi selimut geser (Hg) cm.
2. Hasil pengukuran
- Tekanan konus (qc) kg/cm2 ………….kolom 2
- Jumlah Perlawanan (JP) kg/cm2 ……….....kolom 3

5.2 Perhitungan
1. Luas potongan melintang bikonus (Ac) = ¼ π Dc2
Gaya geser yang bekerja (P) = Ac (JP – qc)
= Ac (kolom3 – kolom 2)
= Ac (kolom 4)
2. Luas selimut geser (Ag) = π Dg. Hg
𝑃
3. Hambatan pelekat (HP), kolom 5 = 20. 𝐴𝑔

= 20x(1/4xDc2(JP – qc)): π Dg. Hg


bila Dg = Dc, maka = 5Dc (JP – qc): Hg
2,68 = 5 Dc (2): (13,3)
Dc = 3,5644 cm
Jadi Hambatan pelekat (HP) = ( 5x3,5644) x (2) : 13,3
= 1,34 x 2 (kolom 4)
= 2,68. (lihat kolom 5)
faktor pembacaan (pembacaan penurunan setiap 20 cm)
Untuk harga Dc = Dg = D = 3,5644 cm
Hg = 13,3 cm
Hp = D/Hg (JP – qc)

Vl. PERAWATAN
6.1 Stang sondir yang telah dipakai harus segera dibersihkan dari kotoran/tanah yang
melekat. Setelah dibersihkan lumuri dengan oli secukupnya agar tidak berkarat.
6.2 Friction cone/mantle cone yang telah dipakai juga harus segera dibersihkan. Setelah
bersih dicoba digerak-gerakkan, apabila terjadi kemacetan, buka rangkaian alat
tersebut dan rendam dalam minyak tanah lalu disikat dengan hati-hati. Lalu lumuri
dengan oli yang masih baru kemudian dirangkaian kembali dicoba lagi gerakannya
tidak ada yang terhambat, bisa disimpan pada ruang tertutup.
6.3 Tambahkan stempet pada gigi penggerak mesin sondir bagian atas bila kondisinya
sudah kering.
6.4 Lumasi dengan oli seluruh bagian yang bergerak/bergesekan secara berkala.
6.5 Bila terjadi kebocoran oli, buka ruang oli dan periksa di dalamnya. Bila oli seal
tersebut sobek ganti dengan yang baru.

V1I. REFERENSI
7.1 ASTM D 3441-86
7.2 Manual Penyelidikan Geoteknik untuk Perencanaan Jembatan No. 02/MN/B/1983
bagian 3.5
7.3 Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No. 01/MN/BM/1976, PB-0101-76
TITIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
S1
PROYEK : Pelatihan Uji TANGGAL PENGUJIAN : 30 April 2015
LOKASI : Halaman Gedung D9-UM DIKERJALAN : Mhs
Kota Malang – Jawa Timur
ELEVASI : ………….. M DIPERIKSA : WJ

UJI PENETRASI KONUS


(ASTM D 3441 – 86)

jumlah perlawanan hambatan Hambatan


Kedalaman qc JHP Fraction kedalaman
perlawanan gesek pelekat setempat
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) Ratio (cm)
(kg/cm2) (kg/cm2) kg/cm2) (kg/cm2)

5 = (1,34) x
1 2 3 4=3-2 4 6 7 = 5:(20) 8= 4:2 9,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
-0,20 7,00 14,00 7,00 9,38 9,38 0,47 1,00 20,00
-0,40 35,00 42,00 7,00 9,38 18,76 0,47 0,20 40,00
-0,60 14,00 21,00 7,00 9,38 28,14 0,47 0,50 60,00
-0,80 14,00 35,00 21,00 28,14 56,28 1,41 1,50 80,00
-1,00 15,40 35,00 19,60 26,26 82,54 1,31 1,27 100,00
-1,20 24,50 31,15 6,65 8,91 91,46 0,45 0,27 120,00
-1,40 21,70 38,50 16,80 22,51 113,97 1,13 0,77 140,00
-1,60 21,70 29,40 7,70 10,32 124,29 0,52 0,35 160,00
-1,80 19,60 35,00 15,40 20,64 144,92 1,03 0,79 180,00
-2,00 22,40 38,50 16,10 21,57 166,50 1,08 0,72 200,00
-2,20 25,20 37,10 11,90 15,95 182,44 0,80 0,47 220,00
-2,40 28,70 45,50 16,80 22,51 204,95 1,13 0,59 240,00
-2,60 28,70 45,50 16,80 22,51 227,47 1,13 0,59 260,00
-2,80 28,70 50,40 21,70 29,08 256,54 1,45 0,76 280,00
-3,00 28,70 45,50 16,80 22,51 279,06 1,13 0,59 300,00
-3,20 22,40 35,70 13,30 17,82 296,88 0,89 0,59 320,00
-3,40 21,00 28,00 7,00 9,38 306,26 0,47 0,33 340,00
-3,60 19,60 29,40 9,80 13,13 319,39 0,66 0,50 360,00
-3,80 26,60 42,00 15,40 20,64 340,03 1,03 0,58 380,00
-4,00 28,00 42,00 14,00 18,76 358,79 0,94 0,50 400,00
-4,20 25,20 42,00 16,80 22,51 381,30 1,13 0,67 420,00
-4,40 28,00 41,30 13,30 17,82 399,12 0,89 0,48 440,00
-4,60 42,70 56,00 13,30 17,82 416,94 0,89 0,31 460,00
-4,80 33,60 42,70 9,10 12,19 429,14 0,61 0,27 480,00

GRAFIK SONDIR
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00
0.00

100.00

200.00

QC
Axis Title

JHP
300.00

400.00

500.00

600.00

Anda mungkin juga menyukai