Anda di halaman 1dari 6

PENGUJIAN PENETRASI

1.1 Latar Belakang

Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan


akan membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material
tersebut terhadap suhu prinsipnya membentuk satu spektrum/beragam tergantung
komposisi unsur-unsur penyusunnya. Dari sudut pandang rekayasa, ragam dari
komposisi unsur aspal biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan
karakteristik ragam respon aspal tersebut diperkenalkan beberapa parameter, salah
satunya adalah pen (penetrasi). Pengujian penetrasi ini berguna untuk
menggambarkan nilai kekerasan aspal pada suhu standar yaitu 25°C. Dengan
mengetahui nilai penetrasi suatu aspal, maka akan diketahui pula nilai kekerasan
suatu aspal sehingga bisa menyimpulkan aspal tersebut cocok digunakan pada
suatu jalan atau tidak.

1.2 Tujuan Pengujian

1. Tujuan Umum :
Mahasiswa dapat menentukan nilai kekerasan aspal dengan melakukan
pengujian penetrasi menggunakan alat penetrometer, dimana pengujian
ini akan menjadi acaun penggunaan aspal dilapangan [asa temapt dan
kondisi tertentu.

2. Tujuan khusus

a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian penetrasi bahan –


bahan bitumen
b. Dapat terampil menggunakan peralatan pengujian penetrasi aspal dengan
baik dan benar.
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian yang diperoleh

d. Dapat menyimpulan besarnya nilai aspal yang diuji berdasarkan standar


yang diacu
1.3 Dasar Teori Pengujian

Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal.


Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi
oleh suhu. Untuk aspal keras atau lembek, penentuan konsistensi dilakukan
dengan penetrometer.
Konsistensi dinyatakan dengan angka penetrasi, yaitu masuknya jarum
penetrasi dengan beban tertentu ke dalam benda uji aspal pada suhu 25°C selama
5 detik. Semakin tinggi nilai penetrasi semakin lembek aspal tersebut.
BS (British Standard) membagi nilai penentrasi menjadi 10 macam dengan
rentang nilai penetrasi 15 – 40. Sedangkan AASHTO mendefinisikan nilai pen 40-
50 sebagai nilai pen untuk material sebagai bahan bitumen terlembek/terlunak.
Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata sekurang- kurangnya dari 3
pembacaan. Berdasarkan SNI 06-2456-1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai
rata-rata dari 3 pembacaan dengan ketentuan hasil pembacaan tidak melampaui
ketentuan berdasarkan tabel 13.1 berikut.

Tabel 13.2 Ketentuan berdasarkan SNI 06-2456-1991

Hasil penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 179 200

Nilai Toleransi 2 4 6 8

Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal, yaitu :

1. Aspal Pen 40/50 : jika jarum penetrasi benda pada range 40 – 59

2. Aspal Pen 60/70 : jika jarum penetrasi benda pada range 60 – 79

3. Aspal Pen 85/100 : jika jarum penetrasi benda pada range 85 – 100

4. Aspal Pen 120/150 : jika jarum penetrasi benda pada range 120 – 150

5. Aspal Pen 200/300 : jika jarum penetrasi benda pada range 200 – 300

Aspal dengan penetrasi rendah digunakan untuk daerah panas dan lalu lintas
dengan volume tinggi sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin dan lalu lintas rendah.
1.4 Peralatan dan Bahan

1.4.1 Peralatan Pengujian

Gambar 13.18 Peralatan Pengujian

1. alat penetrasi manual dan digital

2. Cawan

3. Stopwatch

4. Kompor

5. cawan besar

1.4.2 Bahan-bahan Pengujian

1. Aspal

2. Air dingin

1.5 Prosedur Pengujian

1. Menyiapkan alat dan bahan

Gambar 13.19 persiapan alat bahan

2. Menuangkan aspal ke cawan hingga kira kira berjarak 1cm dari


permukaan

Gambar 13.20 Menuangkan aspal ke cawan

3. Ditunggu hingga dingin dengan cara dimasukkan ke baskom berisi


air

Gambar 13.21 Mendinginkan aspal

4. Setelah dingin mulai melakukan pengujian dengan alat manual


hingga 10 titik di cawan 1 dan mencatat hasil-hasilnya

Gambar 13.22 Menguji dengan alat digital

5. Melakukan percobaan dengan alat elektronik hingga 10 titik di


cawan 2 dan mencatat hasil-hasilnya

Gambar 13.23 Menguji dengan alat digital


Hasil Pengujian

Tabel 13.3 Hasil pengujian penetrasi

Pembacaan jarum
No
I (digital) II (manual)
1 53 77
2 42 97
3 94 112
4 61 82
5 58 79
6 68 82
7 62 90
8 56 86
9 54 91
10 65 75

Pembahasan
Rerata benda I =
Rerata benda II =
Rerata benda I dan II =
Tabel 13.4 hasil perhitungan

Pembacaan jarum
No
I (digital) II (manual)
1 53 77
2 42 97
3 94 112
4 61 82
5 58 79
6 68 82
7 62 90
8 56 86
9 54 91
10 65 75
54,5 87,1
Rerata
70,8

Penutup

13.2.8.1 Kesimpulan

Dari pengujian ini, dihasilkan data berupa nilai rata-rata


masuknya jarum pada 10 titik benda uji disetiap alat penetrometer
yang digunakan. Pada penetrometer digital (Benda Uji I) didapatkan
nilai rata-rata 54,5 dan penetrometer manual (Benda Uji II) sebesar
87,1 dengan rata rata 70,8.

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut diketahui bahwa benda uji I dan


II termasuk dalam aspal pen 60/70 sehingga, aspal yang kami uji
cocok jika digunakan untuk daerah panas dan lalu lintas dengan
volume tinggi.

13.2.8.2 Saran-saran

Setelah memasukkan jarum pada benda uji, lap jarum dengan


minyak tanah dengan benar supaya aspal hasil penetrasi sebelumnya
tidak mempengaruhi hasil penetrasi titik selanjutnya.
Usahakan saat menguji dengan alat manual stopwatch dengan turunnya jarum
bersama sama, karena jika salah satu lebih dulu tidak akan akurat. Jika merasa
kesulitan segera tanyakan kepada pengawas lab atau dosen yang sedang
mengawasi jalannya pengujian.

Anda mungkin juga menyukai