Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BATU BATA
Dosen : Drs. H. Imam Muchoyar M.Pd

Disusun oleh:

1. Yovi Surya Futariani ( 09510131023 )


2. Parsono ( 09510131025 )
3. Bagus Pambudiarto ( 09510131028 )
4. Achmad Zarwedi ( 09510131034 )

KELAS C2
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM DIPLOMA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
1. TOPIK : Menguji bata pejal

2. SUB TOPIK :
a) Menguji visual batu bata
b) Menguji kadar garam batu bata
c) Menguji penyerapan air
d) Menguji kuat desak batu bata

3. TUJUAN
A. Menguji visual batu bata
Mengerti dan dapat menggunakan peralatan untuk menguji visual batu
bata dengan baik dan benar..
B. Menguji kadar garam batu bata
1. Mengerti dan dapat menggunakan peralatan untuk menguji kadar
garam batu bata dengan baik dan benar.
2. Menentukan kadar garam batu bata dengan benar.
C. Menguji penyerapan air
1. Mengerti dan dapat menggunakan peralatan untuk menguji penyerapan
air dengan baik dan benar.
2. Menghitung penyerapan air batu bata dengan benar.
D. Menguji kuat desak batu bata
1. Menyebutkan dan menggunakan peralatan untuk menguji kuat desak
batu bata dengan benar.
2. Memeriksa dan menguji kuat desak batu bata.

4. ALAT dan BAHAN


a. Batu bata
b. Pasir
c. Air
d. Semen
e. Aquades
f. Caliper
g. Siku rangka
h. Kapur tulis
i. Timbangan
j. Waskom
k. Tempat pengaduk
l. Cetok
m. Gergaji
n. Penggaris
o. Cetakan
p. Ember
q. Timbangan ketelitian 1 gr
r. Oven
s. Exicator
t. Sikat
u. Gelas ukur

5. LANGKAH KERJA
A. Menguji visual batu bata
1. Membersihkan 10 batu bata dengan sikat hingga bersih dari bekas
sekam terbakar dan kotoran lainnya.
2. Mengukur panjang, lebar, tebal batu bata tiap bidang masing-
masing 2 pengukuran.
3. Menimbang masing-masing bata tersebut.
4. Mengamati warna, sudut, dan permukaan setiap batu bata.

B. Menguji kadar garam batu bata


1. Ambil dan bersihkan permukaan batu bata dengan sikat untuk 3
sample.
2. Tempatkan batu bata pada Waskom secara vertikal.
3. Tuangkan aquades sebanyak 250 cm3 ke dalam waskom.
4. Biarkan sampai 2-3 hari.
5. Periksalah permukaan batu bata
6. Hitung berapa % bintik-bintik putih yang ada terhadap luas
permukaan.
7. Batu batu cukup baik bila bintik putih kurang dari 50% luasnya
dibanding luas permukaan.

C. Menguji penyerapan air


1. Batu bata dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas/kotoran.
2. Merendam batu bata tersebut dalam bejana selama 24 jam.
3. Kemudian menyeka batu bata tersebut (di lap) dan menimbangnya.
misal beratnya= A.
4. Dipanaskan pada oven pada suhu 1200C dan menimbangnya
5. Melakukan langkah no.4 berulang-ulang sampai menghasilkan
hasil timbangan yang tetap. (B)
6. Menghitung penyerapan air dengan rumus

A−B
= ×100 %
B

D. Menguji kuat desak batu bata


1. Memotong batu bata menjadi 2 bagian sama panjang.
2. Merndam batu bata yang telah dipotong dalam air bersih.
3. Mengayak pasir dengan ayakan standart 0.6 mm.
4. Mengayak semen dengan ayakan 0.09 mm dan menimbangnya 300
gram.
5. Membuat pasta semen dengan perbandingan semen : pasir = 1 : 3.
6. Menyusun batu bata yang sudah dipotong tadi dalam cetakan
dengan penyekat 6 mm dipasang seperti pada gambar.
7. Mengambil satu penyekat, lalu mengisikan pasta semen pada
ruangan tadi hingga pasat.
8. Mendiamkan benda uji tersebut dalam ruangan lembab selama 24
jam.
9. Membuka cetakan dengan hati – hati dan merendamnya dalam air
bersih selama 24 jam.
10. Mengangkat benda uji tersebut dan membiarkannya selama 24
jam.
P
11. Menguji kuat desaknya = F Kg/cm3

P = beban F = Luas permukaan

6. LANDASAN TEORI

Pengertian :
Bata merah pejal adalah bata merah yang dibuat dari tanah liat dengan atau
tanpa campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga
tidak hancur lagi bila direndam dalam air dan mempunyai luas penampang lubang
kurang dari 15% dari luas potongan dasarnya.

Persyaratan :
A. Bentuk standart bata merah adalah prisma segi empat panjang, bersudut siku –
siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-
retak yang merugikan. Batu bata harus berwarna merah cerah dan nyaring saat
dipukul.
B. Ukuran Standart bata merah pejal adalah seperti yang tertera dalam table 27-1,
sedangkan penyimpangan yang diizinkan dari ukuran standart ini harus sesuai
dengan ketentuan dalam table 27-2.
C. Bata merah pejal harus mempunyai kekuatan tekan yaitu kuat tekan rata – rata
yang diperoleh dari hasil pengujian 30 buah contoh, berikut koefisien
variasinya untuk masing – masing kelas bata, seperti ditentukan dalam table
27-3.
D. Bata merah pejal tidal boleh mengandung garam yang dapat larut dalam
sedemikian banyaknya hingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih
dari 50% permukaan bata tertutup tebal oleh bercak-bercak putih.

Tabel 27-1
Ukuran Bata Merah Pejal Standard
Ukuran , mm
Modul
Tebal Lebar Panjang
M – 5a 65 90 190
M – 5b 65 140 190
M-6 55 110 230

Tabel 27-2
Penyimpangan dari ukuran standart
M-5a & M-5b M-6
Kelas
Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang
25 2 3 5 2 3 5
50 2 3 5 2 3 5
100 2 3 4 2 3 4
1502 2 2 4 2 2 4
200 2 2 4 2 2 4
250 2 2 4 2 2 4
Tabel 27-3
Kekuatan Tekan rata-rata dan Koefisien Variasi yang
diizinkan untuk Bata merah pejal
Kekuatan tekan rata-rata minimum dari Koefisien variasi yang diizinkan
Kelas 30buah bata yang diuji dari rata-rata kuat tekan batu bata
Kg f / cm2 N / mm2 *) yang diuji, %
25 25 2.5 25
50 50 5 22
100 100 10 22
1502 1502 15 15
200 200 20 15
250 250 25 15
* ) IN = 0.102 kg f

7. PENYAJIAN DATA
A. Visual Batu Bata

UKURAN VISUAL
NO
P L T BERAT WARNA SUDUT SUARA PERMUKAAN
23.4
1 10.92 4.1 1620 Merah bata Siku Nyaring Tidak retak
5
2 22 10.7 5.4 1615 Merah bata Tdk siku Tdk nyaring Retak
22.4
3 10.87 5.36 1915 Coklat muda Siku Tdk nyaring Retak
9
23.6
4 11.7 4.7 1840 Merah bata Tdk siku Nyaring Tidak retak
3
23.1
5 10.29 4.18 1625 Merah bata Siku Nyaring Tidak retak
6
23.6
6 10.89 4.24 1660 Orange Tdk siku Tdk nyaring Retak
1
23.4
7 10.95 4.41 1630 Merah bata Siku Nyaring Tidak retak
9
22.3
8 10.5 5.49 1570 Merah bata Tdk siku Tdk nyaring Retak
3
22.1
9 10.88 5.1 1850 Merah bata Siku Tdk nyaring Retak
9
22.7
10 10.97 5.42 2030 Merah bata Tdk siku Nyaring Tidak retak
7
22,9
rata 10,87 4,84 1735,5 Merah bata Siku Nyaring Tidak retak
1

B. Kadar Garam Batu Bata

No Permukaan
I 0% Tidak ada bintik putih
II 9% permukaan bintik putih
III 9% permukaan bintik putih
Rata-rata 9% permukaan bintik putih

C. Penyerapan Air Batu Bata

No 2 Des 2009 3 Des 2009 6 Des 2009

I 410 gr 322 gr 322 gr

D. Kuat Desak Batu Bata

Luas Permukaan Luas Permukaan Rata-rata Beban


No
Depan ( cm ) Belakang ( cm ) permukaan ( cm ) ( kg/cm2 )
I 126.5 142 134.25 190000
II 121 148 134.5 80000
III 126 149 137.5 220000
Rata-rata 124,5 146,3 135,4 163333,3

8. PEMBAHASAN
A. Visual Batu Bata
Pada batu bata yang kami uji termasuk M – 6. Namun ada 5 buah batu bata
yang permukaannya tidak rata dan suaranya tidak nyaring saat dipukul. Sehingga
batu bata tersebut tidak memenuhi standart syarat batu bata yang baik.

B. Kadar Garam Batu Bata


Tidak terdapat kandungan garam yang cukup membahayakan pada sampel
batu bata yang telah kami uji, karena pada permukaan batu bata pada sample I
tidak ada bintik putih. Sedangkan pada sample II dan III terdapat 9% bintik
putih di permukaan batu bata. Pada standar SII dinyatakan bahwa apabila
permukaan batu bata yang direndam dalam aquades terdapat bintik putih lebih
dari 50% maka batu bata tersebut mengandung garam atau zat yang
berbahaya. Dalam percobaan ini rata-rata permukaan batu bata yang terdapay
bintik putih adalah 9%. Sehingga dapat kamu simpulkan bahwa batu bata
tidak mengandung garam atau zat kimia yang berbahaya.

C. Penyerapan Batu Bata


A−B
×100 %
Dengan menggunakan rumus B
410−322
×100 %
= 322
= 27,33 %
Jadi penyerapan pada batu bata sebesar 27,33 %

D. Kuat Desak Batu Bata


P
Dengan menggunakan rumus F
P = beban F = Luas Permukaan

P 190000
=1415,27
I. F = 134, 25 kg/cm2
P 80000
=549 ,7955
II. F = 134 ,5 kg/cm2
P 220000
=1600
III. F = 137 , 5 kg/cm2
1415 ,27 +549 ,7955+1600
=1188 , 355
Kuat Desak rata-rata = 3 kg/cm2

9. KESIMPULAN
Dari semua penilitian yang kami lakukan ada beberapa penelitian yang
memenuhi standart dari SSI. Namun ada yang belum memenuhi standart dari SSI.

10. SARAN
Dalam meneliti sebuah penelitian kita memerlukan ketelitian, agar data
yang kita teliti menghasilkan data yang akurat.

11. LAMPIRAN
12. DAFTAR PUSTAKA

Somawidjaja, Ir. Karman. 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di


Indonesia (PUBI ). Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bahan Bangunan.

Anda mungkin juga menyukai