Anda di halaman 1dari 15

IX.

PENGUJIAN BATU BATA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam berbagai macam bidang pembangunan bidang sipil, penggunaan
batu bata masih digunakan / diperlukan. Bidang yang terutama masih banyak
dalam pengunaan batu bata adalah pembangunan gedung, pembangunan
rumah-rumah, pembuatan saluran dan lain – lain.
Pekerjaan paling banyak dalam hal batu bata adalah pekerjaan dibidang
pembuatan dinding atau tembok, dimana komponen utamanya adalah batu
bata ditambah dengan perekat berupa spesi dari Portland cement (PC)
ditambah pasir dan bisa juga ditambah kapur.
Selain itu juga sekarang ini banyak daerah di Indonesia yang memproduksi
batu bata sebagai bahan bangunan ini. Industri batu bata ini banyak terdapat di
pedesaan terutama sebagai penambahan penghasilan pengrajin itu sendiri.
Untuk itu dalam pelaksanaan suata pekerjaan bangunan terutama untuk
proyek yang berskala besar, penelitian mengenai karakteristik batu bata ini
diperlukan, hal ini berkaitan dengan kekuatan dan ketahanan bangunan itu
sendiri.
Pemeriksaan batu bata itu sendiri meliputi :
1. Pemeriksaan ukuran dan tampak luar batu bata
2. Pemeriksaan daya serap batu bata
3. Pemeriksaan daya serap air.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana ukuran dan tampak luar batu bata tersebut ?
2. Berapa besar daya serap batu bata tersebut ?
3. Berapa kadar air yang terdapat dalam batu bata ?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Batu bata yang digunakan untuk pengujian didatangkan dari suatu daerah
dimana batu bata tersebut banyak di hasilkan oleh daerah tersebut. Batu bata
tersebut dibuat dari tanah liat yang kemudian di cetak, dikeringkan kemudian
dibakar matang.

1.4 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk menentukan penyimpangan batu bata berdasarkan tampak luar,
 Untuk menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan
tampak luar batu bata.
 Menentukan pemeriksaan ukuran batu bata.
 Menentukan pemeriksaan tampak luar batu bata.
 Menentukan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan warna
dan beratnya.
2. Untuk mengetahui adanya daya serap batu bata
 Menerangkan prosedur pemeriksaan daya serap batu bata
 Melaksanakan pemeriksaan daya serap batu bata
 Menyimpulkan hasil pemeriksaan daya serap batu bata
3. Untuk mengetahui adanya kadar air batu bata

1.5 INTRODUKSI TEORI


1. Ukuran batu bata standar
a. Panjang x Lebar x Tebal = 240 x 115 x 52 mm
b. Panjang x Lebar x Tebal = 230 x 110 x 50 mm
Penyimpangan maksimal dari ukuran tersebut :
 Panjang maksimal =3%
 Lebar maksimal =4%
 Tebal maksimal = 5%
Selisih maksimal yang diperoleh :
 Panjang = 10 mm
 Lebar = 5 mm
 Tebal = 4 mm
Dalam ukuran lebih dari penyimpangan maksimal yang telah
ditentukan adalah :
Batu bata mutu tingkat I
 Tidak ada penyimpangan
Batu bata mutu tingkat II
 Satu buah dari 10 batu bata percobaan
Batu bata mutu tingkat III
 Dua buah dari 10 batu bata percobaan

2. Daya Serap
Syarat : (Tidak ada)
Daya serap dihitung dengan rumus :
bc
Ds = x 100% (kg / cm 2 / menit )
c

Dimana : Ds = Daya serap


b = Berat setelah direndam ( gr )
c = Berat sebelum direndam ( gr )

3. Pengujian Kadar Air


Syarat : (Tidak ada)
Dapat dihitung dengan rumus :
A B
KA = x 100%
B
Dimana : KA = Kadar air
A = Berat bata sebelum dioven ( gr )
B = Berat bata setelah dioven ( gr )
 > 50 % bagian muka batu bata menjadi bubuk atau terlepas
garamnya membahayakan
1.6 METOLOGI PRAKTIKUM
1.6.1. Pemeriksaan tampak luar batu bata
Alat dan bahan
a. Alat
 Jangka sorong / mistar 30 cm
 Gergaji besi
 Timbangan dengan kapasitas 30 cm
b. Bahan
Untuk pemeriksaan tempat luar dan ukuran diambil 10 buah batu
bata yang diambil secara acak.
Prosedur cara kerja :
1. Pemeriksaan ukuran bata
a. Ukuran panjang lebar dan tebal batu bata dilakukan paling sedikit
3 kali pada masing – masing batu bata.
b. Tentukan pula penyimpangan maksimumnya dan
dinyatakan dalam mm.
2. Pemeriksaan tampak luar
a. Bentuk
 Bidang datar
 Keretakan
 Kerusakan – kerusakan kesikuanya
Hitung presentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah yang
di periksa.
b. Berat
 Timbang berat batu dengan ketelitian 10 gr
 Hitung berat rata – rata dan dinyatakan dalam kg
c. Warna
 Ukur sisi panjang batu bata
 Beri tanda ke panjang batu bata
 Potong batu bata tepat pada batu bata tersebut ( ½ panjang )
sehingga diperoleh dua potong batu bata yang sama panjang.
 Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan
tersebut

1.6.2 Daya Serap Batu Bata


Alat dan bahan
a. Alat
 Rak
 Kaki penyangga terbuat dari baja siku
 Timbangan dengan kapasitas 2 kg
 Stop watch
 Kain lap
b. Bahan
 Air
 Batu bata
Prosedur Kerja :
1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya konstan (110 ± 5o C)
sehingga berat tetap ( a gr )
2. Masukkan tangki penyangga dari baja siku kedalam bak dan atur
jarak as keatas ± ¾ panjang batu bata.
3. Tuangkan batu bata kedalam bak hingga air dalam bak mencapai
ketinggian 1 cm diatas permukaan kaki penyangga.
4. Masukan batu bata kedalam bak dengan meletakan kain penyangga.
5. Biarkan batu bata terendam selama satu menit.
6. Angkat batu bata perlahan – lahan posisi batu bata pada waktu
diangkat harus vertical, sama halnya ketika diletakan pada kaki
penyangga air.
7. Lap permukaan batu bata dari kelebihan air.
8. Timbang batu bata tersebut ( B gr )
9. Hitung daya serap batu bata.
1.6.3. Pemeriksaan Kadar Air
a. Alat dan Bahan
 3 buah batu bata
 Timbangan
 Oven

b. Cara Kerja
1. Batu bata kita beri nomer agar nantinya tidak keliru antara batu
bata satu dengan yang lain.
2. Batu bata kita masukan dalam oven dan kemudian kita oven
dalam suhu 110 ± 5o C selama 24 jam. Setelah itu kita diamkan
dulu batu bata sampai dingin, sesudah itu baru kita timbang. Dari
hasil penimbangan kita bisa mangetahui penurunan berat yang
dialami masing – masing batu bata.
3. Setelah itu masing – masing penyusunan kita jumlahkan dan kita
bagi tiga sehingga kita mendapatkan hasil rata – ratanya.
4. Kemudian hitung kadar airnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengujian Tampak Luar

Ukuran
Berat Kesiku-
No. Panjang Lebar Tebal Warna Ket
(gr) an
(cm) (cm) (cm)
Tidak Tidak
1. 21,5 10 3,7 1066,5 Coklat
Siku Baik
Tidak Tidak
2. 20,5 9,5 3,7 1066,8 Coklat
Siku Baik
Tidak Tidak
3. 20,5 9,5 3,7 1018,1 Coklat
Siku Baik
Tidak Tidak
Rata² 20,83 9,6 3,7 1050,47 Coklat
Siku Baik

2.2 Pengujian Kadar Air

Berat Sebelum Di Oven Berat Setelah Di Oven Kadar Air


No.
(gr) (gr) (%)
1. 1066,5 1060 0,613
2. 1066,8 1035,8 2,992
3. 1018,1 1010 0,802
Rata² 1050,47 1035,27 4,407

Rumus: KA= berat sebelum dioven – berat setelah dioven x 100%


berat setelah dioven

2.3 Pengujian Daya Serap

Ukuran Berat (gr)


Luas Daya
1. 21,5 10 215 1066,5 1341,1 25,747
2. 20,5 9,5 194,75 1066,8 1285,7 20,519
3. 20,5 9,5 194,75 1018,1 1220,3 19,860
Jumlah 62.5 29 604,5 3145,14 3847,1 66,126
Rata² 20,83 9,67 201,50 1050,47 1282,37 22,042

Rumus:
Daya Serap = Berat basah – Berat kering x 100%
Berat kering
Bata 1. = ( 1341,1 – 1066,5) x100 % = 25,747 %
1066,5
Bata 2. = ( 1285,7 –1066,5) x 100 % = 20,519 %
1066,8
Bata 3. = ( 1220,3 - 1018,1 ) x 100 % = 19,860 %
1018,1

Rata-Rata Daya Serap = ( 1282,37 – 1050,47 ) x 100 %


1050,47
= 22,076 %
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Tampak Luar
Panjang rata-rata = 208,3 mm
Lebar rata-rata = 96,7 cm
Tebal rata-rata = 37 mm
Warna = Coklat
Bentuk = Balok
Berat rata-rata = 1050,13 gr
Penyimpangan maksimal :
 Syarat ukuran bata standar
1. Panjang = 240 mm, Lebar = 115 mm, Tebal = 52 mm.
2. Panjang = 230 mm, Lebar = 110 mm, Tebal = 50 mm.
 Syarat Penyimpangan ukuran batu bata :
Panjang max = 3% ; lebar max = 4% ; tebal max = 5%
a. Syarat Penyimpangan Ukuran Batu bata Standar no. 1 :
Panjang = 240 mm, Lebar = 115 mm, Tebal = 52 mm.

Panjang :

Lebar :

Tebal :
b. Syarat Penyimpangan Ukuran Batu bata Standar no. 2 :
Panjang = 230 mm, Lebar = 110 mm, Tebal = 50 mm.

Panjang :

Lebar :
Tebal :

Hasil Penyimpangan Batu Bata yang Diuji :


a. Bata Uji I
 Presentase Penyimpangan panjang
= P. bata standar 2 – P. bata uji I x 100%
P. bata standar 2
= 230 – 215 x 100%
230
= 6,521 %
Syarat :3%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Panjang :
Bata Standar 2 – Bata Uji I = 230 - 215
= 15 mm
Syarat : 6,9 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Presentase Penyimpangan lebar
= L. bata standar 2 – L. bata uji I x 100%
L. bata standar 2
= 110 – 100 x 100%
110
= 9,090 %
Syarat :4%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Lebar :
Bata Standar 2 – Bata Uji I = 110 - 100
= 10 mm
Syarat : 4,4 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Presentase Penyimpangan tebal
= T. bata standar 2 – T. bata uji I x 100%
T. bata standar 2
= 50 – 37 x 100%
50
= 26,000 %
Syarat :5%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Tebal :
Bata Standar 2 – Bata Uji I = 50 - 37
= 13 mm
Syarat : 2,5 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
b. Bata Uji II
 Penyimpangan panjang
= P. bata standar 2 – P. bata uji II x 100%
P. bata standar 2
= 230 – 205 x 100%
230
= 10,869 %
Syarat :3%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Panjang :
Bata Standar 2 – Bata Uji II = 230 - 205
= 25 mm
Syarat : 6,9 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Penyimpangan lebar
= L. bata standar 2 – L. bata uji II x 100%
L. bata standar 2
= 110 – 95 x 100%
110
= 13,636 %
Syarat :4%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Lebar :
Bata Standar 2 – Bata Uji II = 110 - 95
= 15 mm
Syarat : 4,4 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Penyimpangan tebal
= T. bata standar 2 – T. bata uji II x 100%
T. bata standar 2
= 50 – 37 x 100%
50
= 26,000 %
Syarat :5%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Tebal :
Bata Standar 2 – Bata Uji II = 50 - 37
= 13 mm
Syarat : 2,5 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
c. Bata Uji III
 Penyimpangan panjang
= P. bata standar 2 – P. bata uji III x 100%
P. bata standar 2
= 230 – 205 x 100%
230
= 10,869 %
Syarat :3%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Panjang :
Bata Standar 2 – Bata Uji III = 230 - 205
= 25 mm
Syarat : 6,9 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Penyimpangan lebar
= L. bata standar 2 – L. bata uji III x 100%
L. bata standar 2
= 110 – 95 x 100%
110
= 13,636 %
Syarat :4%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Lebar :
Bata Standar 2 – Bata Uji III = 110 - 95
= 15 mm
Syarat : 4,4 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Penyimpangan tebal
= T. bata standar 2 – T. bata uji III x 100%
T. bata standar 2
= 50 – 37 x 100%
50
= 26,000 %
Syarat :5%
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.
 Selisih Tebal :
Bata Standar 2 – Bata Uji III = 50 - 37
= 13 mm
Syarat : 2,5 mm
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat.

2. Daya Serap.
Daya serap air rata-rata dari bata adalah 22,042 %

3. Kadar Air.
Kadar air rata-rata adalah 4,407 %

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa batu bata yang diuji
dimensinya tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan.

3.2 SARAN
Hasil pengujian tampak luar tidak baik, bata memilki mutu kurang baik
dan tidak sesuai dengan syarat yang ditetapkan, sehingga batu bata tidak
memenuhi syarat untuk dijadikan material atau sebagai bahan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai