Anda di halaman 1dari 19

PEMADATAN TANAH

Nama : Chan Hard Elgard Soput


NIM : 21013050
Kelas : 2BTKJJ
NO.ABSEN : 24
DEFINISI DARI PEMADATAN TANAH
• Pemadatan tanah biasanya didefenisikan sebagai peningkatan kerapatan limbak tanah, merapatnya partikel-
partikel solid tanah, dan penurunan nilai porositas tanah Glinski and Lipiec,1990 dalam Jorge et. al, 1992.
Pemadatan tanah dalam arti sebenarnya yang diinginkan adalah untuk fondasi jalan angkutan, sedangkan
pemadatan tanah hutan atau pertanian akibat pergerakan kendaraan seperti traktor tidak diinginkan. Dari
sudut pandang teknik engineering pemadatan tanah cenderung meningkatkan kekuatan tanah shear
strength dan menurunkan kompresibilitas tanah Craig, 1983 dalam Jorge et. al , 1992. Dari sudut pandang
pertanian agricultural, kepadatan tanah cenderung untuk menurunkan kuantitas air dan unsur hara yang
dibutuhkan akar tanaman dalam tanah Bowen, 1981 dalam Joerge et. al. 1992. Kepadatan tanah soil
compaction merupakan proses pergerakan partikel-partikel tanah yang secara mekanis bergerak ke posisi
keadaan yang lebih rapat satu sama lain. Pemadatan tanah merupakan fungsi dari jenis tanah, kadar air dan
jenis lalu lintas yang ada di permukaan tanah. Pada tiap lintasan traktor cenderung terjadi pemadatan tanah
pada bekas lintasan ban dan akan semakin menjadi padat pada lintasan berikutnya. Pukulan air hujan dan
injakan kaki hewan pada tanah merupakan gaya yang dapat memadatkan tanah Miles dalam Abbas, 1990. 9
Menurut Markwick 1944 dalam Matangaran 1992, pemadatan tanah itu adalah proses dimana partikel-
partikel tanah secara mekanis bergerak ke posisi yang lebih rapat satu sama lain.
• Tingkat kepadatan tanah yang yang dicapai dinyatakan dalam kgm 3 . Herujito dalam Abbas 1990
mengistilahkan pemadatan tanah dengan “kekompakan” yaitu kenaikan kerapatan limbak tanah
sebagai akibat dari beban atau tekanan yang dialami oleh tanah tersebut. Untuk menduga tingkat
pemadatan tanah hutan yang terjadi, dilakukan dengan pengukuran kerapatan limbak tanahnya
Hamzah, 1983. Poerwowidodo 1992 mengemukakan kerapatan limbak tanah dapat digunakan sebagai
petunjuk tidak langsung aras kepadatan tanah. Kepadatan tanah akan langsung mengendalikan
kesarangan tanah, kapasitas sekap air, dan penerobosan perakaran tanaman ke dalam tubuh tanah
untuk mengintensifkan penyerapan udara, air dan hara. Pada aras kepadatan tanah yang tinggi, dapat
mengganggu perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman. Greacen dan Sans 1986 dalam
Sambas 1994 mengatakan bahwa pemadatan tanah hutan setelah kegiatan pembalakan secara
mekanik terjadi karena adanya gaya tekan dan getaran alat-alat seperti traktor. Menurut Sowers dan
Sowers dalam Gaultney et. al., 1982, perubahan tingkat kepadatan tanah disebabkan oleh gaya dari
luar maupun dari dalam tanah sendiri.
• . Gaya dari dalam berupa pengeringan, pengembangan maupun pendinginan tanah, sedangkan gaya
dari luar dikenakan pada tanah oleh kegiatan yang ada pada permukaan tanah. Pemadatan tanah
sebagai akibat bekerjanya suatu alat berat berkaitan erat dengan gaya tekan terhadap tanah dari
alat yang bersangkutan. Gaya tekan terhadap tanah merupakan faktor kunci proses terjadinya
pemadatan tanah. Gaya tekan ground pressure diukur dari berat alat rata-rata dibagi luas
permukaan tanah yang menopang alat tersebut. Semakin kecil luas permukaan tanah yang
menopang, akan semakin besar gaya tekan pada tanah yang dihasilkan. Semakin besar gaya tekan
pada tanah semakin intensif proses pemadatan yang terjadi Lowman et. al . dalam Matangaran,
1992. Kepadatan tanah diketahui dari perhitungan pengaruh jumlah rit terhadap kerapatan limbak
tanah. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan 10 kerapatan limbak tanah yang tidak dilalui
traktor tanah tidak terusik sebagai gambaran tegakan hutan tumbuh pada kondisi kerapatan limbak
tanah di TPn diukur juga. Kriteria Hovland et. al. 1966 dalam Hamzah 1983, yaitu hasil dari
penyaradan 1-2 rit tergolong kerapatan longgar. Penyaradan 3-32 rit kerapatan sedang kecuali pada
penyaradan 27 rit, dan lebih dari 33 rit termasuk tanah padat compact soil.
• Fungsi pemadatan tanah di pekerjaan kontruksi

• Pemadatan tanah adalah salah satu faktor terpenting keberhasilan proyek kontruksi. Ini menjadi
penting karena pemadatan tanah dapat meningkatkan daya dukung tanah, memperkecil daya
rembes dan pengaruh air terhadap lahan serta membantu menahan beban dari bangunan.
• Proses pemadatan tanah tidak dapat dilakukan sembarangan dan membutuhkan waktu. Langkah
untuk memulai pembangunan adalah dengan membersihkan berbagai macam tumbuhan, pohon,
semak-semak dan bebatuan yang dapat mengganggu proses dari konstruksi tersebut. Selanjut akan
dilakukan proses pemadatan tanah pada area yang akan dibangun.
• Sebelum kegiatan pemadatan tanah dilakukan, biasanya harus terlebih dulu mengukur tekanan air
tanah menggunakan piezometer. Setelah itu pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa alat
berat untuk mempercepat pemadatan tanah. Alat-alat tersebut dipilih sesuai dengan jenis medan
dan jenis tanah serta besaran anggaran proyek yang dibutuhkan.
Berikut alat-alat yang membantu pemadatan tanah :
• Three Wheel Roller
• Pemadatan ini biasanya digunakan untuk agregat tanah yang berbutir kasar dengan berat roda
penggilas sekitar 6 ton dan 12 ton. Alat pemadatan tanah dirancang dengan tiga silinder yang
terbuat dari baja dengan tujuan untuk menambah berat pemadat.
• Tandem Roller
• Tandem Roller merupakan alat berat yang biasa digunakan untuk memadatkan tanah untuk
pembuatan jalan raya dan bandara sehingga mendapatkan pemadatan yang lurus dan halus. Tandem
roller memiliki berat 8 ton sampai 14 ton dan dapat membantu proses pemadatan.
• Bulldozer
• Bulldozer sebagai alat pembantu untuk mendorong tanah dan meratakan tanah yang telah di
turunkan oleh truck. Alat ini juga dapat digunakan untuk menghancurkan gumpalan tanah yang agar
proses pemadatan berjalan dengan lancar.
• Tujuan dan Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah:
• Tahapan pemadatan dilakukan dengan cara menggilas, memukul ataupun mengolah tanah. Tahapan pemadatan tanah
penting untuk dilakukan dan bukan tanpa tujuan. Sepertinya cukup merepotkan tetapi pemadatan tanah akan
meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil daya rembes air dan memperkecil pengaruh air terhadap lahan. Tanah
yang sudah dipadatkan dengan baik akan benar-benar memiliki kekuatan dan stabil menopang beban konstruksi.

• Tentu saja ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemadatan tanah. Faktor-faktor tersebut meliputi kadar
air dalam tanah yang dipadatkan, jenis tanah, luas permukaan yang menerima tekanan dalam proses pemadatan,
ketebalan lapisan tanah yang dipadatkan, dan jumlah lintasan alat pemadat, misalnya 10 kali atau 15 kali.

• Sederet faktor tersebut akan menentukan lamanya proses pemadatan dan peralatan yang digunakan. Misalnya saja
faktor lapisan yang dipadatkan akan mempengaruhi jenis peralatan yang dipakai. Semakin tebal lapisan yang
dipadatkan, maka dibutuhkan alat pemadat tanah yang semakin berat pula. Sementara itu pada jenis tanah yang
kering, maka proses pemadatan lebih sulit dilakukan. Karena itu pula perlu ditambahkan air dalam proses pemadatan
tanah supaya diperoleh kadar air optimal sehingga hasil pemadatan tanah memuaskan.
ALAT YANG DI GUNAKAN DALAM PEMADATAN TANAH
Peralatan PemadatanTanah Stamper kuda
Proses pemadatan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Saat Alat pemadat tanah yang satu ini terbilang sudah lebih canggih jika
ini tersedia pilihan peralatan pemadatan tanah baik yang digerakkan dengan dibandingkan peralatan pemadat tanah manual. Stamper kuda merupakan
tenaga manusia atau hewan dan peralatan mesin modern. Tentu saja, masing- mesin yang dirancang secara khusus sehingga memiliki daya tekan untuk
masing tipe peralatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan memadatkan tanah. Kecepatan dan ukuran mesin stamper kuda ini bervariasi.
peralatan bisa dilakukan menyesuaikan dengan medan, kondisi tanah yang Begitu pula dengan bahan bakar yang digunakan. Ada yang menggunakan solar
hendak dipadatkan dan tentunya anggaran yang telah direncanakan. dan ada pula yang memakai bensin. Tentu saja dengan mesin ini, pekerjaan
pemadatan tanah menjadi lebih cepat daripada menggunakan peralatan
Alat pemadat tangan pemadat tanah manual.
Alat ini tergolong sebagai alat pemadat manual. Bentuknya cukup sederhana
yakni terbuat dari beton cor yang diberi tangkai. Alat ini dipakai dengan cara
menumbukkannya ke permukaan tanah yang hendak dipadatkan. Tentu saja alat Pneumatik Tired Roller
ini sangat mengandalkan kekuatan manusia. Alat pemadat tangan ini masih
diandalkan khususnya untuk daerah-daerah terpencil dengan luas lahan yang Peralatan pemadat tanah ini memiliki roda-roda penggilas berupa ban karet.
terbatas. Misalnya saja pemadatan tanah untuk pondasi rumah sederhana. Roda-roda tersebut diatur dengan susunan berselang-seling. Tujuannya agar
tanah yang tak tergilas roda bagian muka dapat tergilas dengan roda di bagian
Alat pemadat silinder beton belakang. Pada peralatan ini, tekanan di permukaan tanah juga bisa diatur agar
sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan tekanan dapat dilakukan dengan
Seperti halnya alat pemadat tangan, alat pemadat ini masih tergolong alat mengubah tekanan ban. Peralatan ini cocok digunakan pada permukaan tanah
manual. Bentuknya silinder dari beton cor yang dioperasikan dengan cara granular, tanah lempung dan jenis tanah pasir.
ditarik dengan menggunakan kerbau, sapi atau kendaraan bermotor. Alat ini bisa
menjadi pilihan untuk menghemat biaya pemadatan tanah terutama pada area
yang tidak luas.
Three Wheel Roller Vibration Roller
Peralatan pemadat yang disebut three wheel roller ini biasanya digunakan Alat pemadat ini juga memadatkan tanah dengan menggunakan vibrasi atau
pada jenis pemadatan dengan material berbutir kasar. Alat pemadat ini getaran seperti halnya stamper kodok. Tetapi alat ini memiliki fasilitas yang
dirancang dengan tiga silider yang terbuat dari baja. Tujuannya tak lain lebih lengkap. Vibration roller biasanya juga dilengkapi dengan tangki yang dapat
untuk menambah berat pemadat. Roda silinder sendiri bisa diisi dengan diisi dengan air. Fungsinya tak lain untuk membasahi area yang hendak
pasir, minyak atau air sehingga diperoleh berat yang dibutuhkan. Berat dipadatkan supaya debu-debu tidak beterbangan. Alat ini digerakkan dengan
roda-roda penggilas ini sekitar 6 ton sampai dengan 12 ton. mesin diesel dan ketinggian pegangan alat bisa disesuaikan dengan tingkat
kenyamanan operator yang mengendalikannya. Dengan menggunakan peralatan
ini, tentunya proses pemadatan menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan. Alat
Stamper Kodok atau Plate Compactor ini cocok dipakai tak hanya untuk memadatkan tanah tetapi juga memadatkan
paving dan aspal di jalanan.
Stamper kodok bekerja dengan vibrasi atau getaran untuk memadatkan
tanah. Alat pemadat ini selain umum digunakan untuk memadatkan paving,
juga bisa dipakai untuk memadatkan permukaan tanah ataupun Tandem Roller
memadatkan kerikil yang telah bercampur dengan aspal pada pekerjaan
pengaspalan jalan. Alat pemadat tanah ini bekerja dengan mesin yang Tandem roller tergolong sebagai alat berat untuk pekerjaan-pekerjaan
menggunakan bahan bakar bensin dan dioperasikan oleh satu orang konstruksi besar seperti bandara dan jalan raya. Alat ini dipakai untuk
operator. penggilasan akhir agar permukaan aspal menjadi lebih rata. Saat ini tersedia
tandem roller dengan dua poros dan tandem roller dengan tiga poros. Tandem
roller memiliki bobot 8 ton sampai dengan 14 ton dan menghasilkan lintasan
yang sama di setiap rodanya.
PARAMETER DALAM PEMADATAN TANAH
• Parameter Tanah
• Tanah adalah suatu benda padat berdimensi tiga terdiri dari panjang lebar dalam yang merupakan bagian dari kulit bumi. Kata
tanah seperti banyak kata umumnya mempunyai beberapa pengertian. Pengertian tradisional, tanah adalah medium alami untuk
pertumbuhan tanaman dan merupakan daratan. Pengertian lain, tanah berguna sebagai pendukung pondasi bangunan dan
sebagai bahan bangunan itu sendiri, seperti batu bata, paving blok. Faktor yang mempengaruhi daya dukung tanah antara lain :
jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, dan lainlain. Tingkat kepadatan tanah dinyatakan dalam presentase berat volume (γd)
terhadap berat volume kering maksimum (γdmaks).
• Tanah terdiri dari tiga fase elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara, seperti yang ditunjukkan Gambar A
• Gambar A. Tiga fase elemen tanah (Das, 1995)
• Gambar A. memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume (V) dan berat total (W). Berikut hubungan volume-berat :
• = Vs + Vv = Vs + Vw + Va
• Vv = Vw + Va
• Keterangan :
• Vs = Volume butiran padat
• Vw = Volume air
• Va = Volume udara
• Vv = Volume pori
• Apabila udara dianggap tidak mempunyai berat, maka total berat total dari contoh tanah dapat dinyatakan
dengan :
• = Ws + Ww Dengan :
• Ws = berat butiran padat
• Ww = Berat air
• Adapun data parameter tanah didapatkan dari hasil pengujian laboratorium maupun dari hasil interpolasi
data-data tanah yang sudah ada. Hasil dari parameter tanah inilah yang menjadi masukan untuk pengukuran
dan anlisa selanjutnya.
• Angka Pori
• Angka pori menunjukkan seberapa besar ruang kosong yang disebut pori-pori tanah terhadap ruang padat. Pori-
pori inilah yang nanti akan terisi air atau butiran tanah yang lebih kecil, sehingga sifat dari tanah pun berubah.
Nilai ini merupakan hubungan volume tanah yang umum dipakai, didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume pori (VV) dan volume butiran padat (VS) yang disebut angka pori
• (e). 𝑉𝑣
• e = 𝑉𝑠

• Porositas
• Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori dan volume tanah total. Angka ini menunjukkan
seberapa besar volume pori yang ada yang dapat diukur dalam prosentase.
• 𝑉𝑣
• n=𝑉
• dimana n = angka porositas.
• Kadar Air
• Kadar air atau water content (w) didefinisikan sebagai perbandingan antara bearat air dan berat butiran padat
dari volume tanah yang diselidiki. Pemeriksaan kadar air dapat dilakukan dengan pengujian soil test
laboratorium, begitu juga untuk mengukur angka pori, porositas, derajat kejenuhan dan berat jenis.
• 𝑊𝑤
w = 𝑊𝑠
Derajat Kejenuhan
• Nilai ini merupakan perbandingan antara perbandingan volume air dengan volume pori atau dapat dirumuskan,
• 𝑉𝑤 S = 𝑉𝑣
• Dimana S = derajat kejenuhan yang biasa dinyatakan dalam prosentase.
• Berat Jenis Tanah Basah
• Berat jenis tanah basah (moist unit weight) merupakan nilai dari perbandinagn berat tanah per satuan volume.
• γw = 𝑊 = 𝑊𝑠+𝑊𝑤
𝑉 𝑉
• atau dapat dinayatakan dalam berat butiran padat, kadar air, dan volume total
• yang dirumuskan berupa :
• γw = 𝑊𝑠+(1+ 𝑤)

• 𝑉
• Berat Jenis Tanah Kering
• Berat jenis tanah kering (dry unit weight) merupakan perbandingan berat kering per satuan volume tanah.
Besaran yang didapat dari soil test ini diukur dalam keadaan kering, dapat dirumuskan sebagai berikut :
• γd = 𝑊𝑠 atau γd = 𝛾

𝑉 1+𝑤
• yang dapat digunakan sebagai hubungan antara berat volume, berat volume
• kering dan kadar air.
PRAMETER DALAM PEMADATAN TANAH
• Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah.
Jenis Tanah Sudut Geser Dalam (ϕ) Bersama dengan sudut geser dalam, kohesi merupakan kuat
geser taah yang menentukan ketahanan tanah terhadap
deformasi akibat tegangan yang bekerja pada tanah dalam hal
Kerikil Kepasiran 35° - 40°
ini berupa gerakan lateral tanah. Deformasi ini terjadi akibat
KOHESI kombinasi keadaan kritis pada tegangan normal dan tegangan
Kerikil Kerakal 35° - 40°
geser yang tidak sesuai dengan factor aman dari yang
direncanakan. Nilai ini didapat dari pengujian Triaxial Test dan
Direct Shear Test. Nilai kohesi secara empiris dapat ditentukan
Pasir Padat 35° – 40° dari data sondir (qc) yaitu sebagai berikut :
• Kohesi (c) = qc/20
Pasir Lepas 30°

• Sumber : Das, 1995


Lempung Kelanauan 25° - 30°
• Tanah memiliki butiran yang variatif dan keanekaragaman
butiran tersebut menjadi batasan-batasan ukuran golongan
Lempung 20° - 25°
tanah menurut beberapa sistem.Tabel
KEPADATAN TANAH DI SUATU LOKASI
• Kepadatan tanah di suatu lokasi

• Menentukan Berat Isi Tanah

• Uji Sand Cone pada STA 01+400 dengan melakukan penggalian kurang lebih 10,60 cm pada plat alat Sand Cone dengan volume lubang 2,095 cm3, material dari
penggalian tersebut di masukkan ke wadah/kantong plastik yang tertutup lalu di timbang, berat tempat + tanah basah = 4.765 gr kemudian menimbang pasir +
corong+ botol =7.830gr lalu meletakkan corong ke bawah di atas plat corong dan membuka kran pelan-pelan dengan memasukkan pasir yang sudah di dalam botol
sampai mengisi lubang tersebut = 4.382 gr, lalu menimbang sisa pasir+corong+ botol = 3.448 gr. Kemudian di ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan berat
isi tanah (w3/v) = 2.272 gr/cm3.

• Menentukan Berat Isi Pasir

• Dilakukan dengan cara meletakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata, tutup kran isi corong pelan-pelan dengan pasir. Kemudian kran di buka isi botol
sampai penuh dan di jaga agar selama pengisian corong selalu paling sedikit setengahnya kemudian kran di tutup dan dibersihkan kelebihan pasir di atas kran dan
ditimbang (Gs) = 1.359 gr.

• Menentukan Berat Pasir Dalam Corong

• Dengan cara mengisi botol pelan-pelan dengan pasir secukupnya dan menimbang berat pasir di dalam corong = 7.830 gr, lalu meletakkan alat dengan corong di
bawah pada plat corong, pada dasar yang rata dan bersih, kemudian membuka kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir, lalu kran di tutup dan menimbang alat
sisa pasir = 3.448 gr, lalu menghitung berat pasir dalam corong (w4-w5) = 4.382 gr.
MENENTUKAN KEPADATAN
• yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
MENENTUKAN PEMADATAN TANAH
• Berat isi tanah (w.3/v) = 2.272 gr/cm3 Tanah+Cetakan 10,235 10,875 11,125 11,196 10,978

• Berat isi pasir (Gs) = 1.359 gr/cm3 Berat Cetakan 5,504 5,904 5,904 5,904 5,904

• Berat isi pasir dalam corong (w.4-w.5) =


Berat Tanah Basah 4,731 4,971 5,221 5,292 5,074
• 4.382 gr
• Kepadatan yang di setujui = 101.16 %
Volume Cetakan 2,357.70 2,357.70 2,357.70 2,357.70 2,357.70

• Kepadatan yang diperoleh dari hasil pengujian di lapangan dengan


Berat Isi Basah Berat 2.007 2.108 2.214 2.245 2.152
menggunakan alat Sand Cone didapat nilai kepadatan yaitu 101.16 %.
Isi Kering
• Pada pengujian ini diperoleh berat isi tanah kering maksimum (dry density =
γd max) yaitu sebesar 2.084 gram/cm3, serta dengan nilai OMC (Optimum
gd = g/(100+w) x 100 1.908 1.985 2.065 2.074 1.967
• Moisture) adalah 7.90 %.
BERAT TANAH KERING KEPADATAN YANG DI SETUJUI

• Kepadatan yang Disetujui


• Kepadatan tanah kering w.17 = 2.105 gr/cm3,
koreksi kepadatan kering maximum w.21 = 2.081
gr/cm3. Sehingga w.17/w.21x100 = w.22 Jadi
kepadatan yang disetujui adalah (w.22) = 101.16 %
RUMUS KORELASI PEMADATAN

• yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

• Berat isi tanah (w.3/v) = 2.272 gr/cm3

• Berat isi pasir (Gs) = 1.359 gr/cm3

• Berat isi pasir dalam corong (w.4-w.5) =

• 4.382 gr

• Kepadatan yang di setujui = 101.16 %

• Kepadatan yang diperoleh dari hasil pengujian di lapangan dengan


menggunakan alat Sand Cone didapat nilai kepadatan yaitu 101.16 %.

• Pada pengujian ini diperoleh berat isi tanah kering maksimum (dry density =
γd max) yaitu sebesar 2.084 gram/cm3, serta dengan nilai OMC (Optimum

• Moisture) adalah 7.90 %.

Anda mungkin juga menyukai