Anda di halaman 1dari 26

Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang terinci. Sebagian besar sisitem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks yang sederhana seperti distribuai ukuran butir dan plastisitas. Walaupun saat ini terdapat berbagai sisitem klasifikasi tanah, tetapi tidak ada satupun dari sistem tersebut yang benar-benar memberikan penjelasan yang tegas mengenai segala kemungkinan pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat tanah yang sangat bervariasi.

Yang dimaksud dengan tektur tanah adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan. Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada didalam tanah. Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tanah salah satunya dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA). Sistem ini didasarkan pada ukuran batas dari butiran tanah yaitu : Pasir (sand) : butiran dengan diameter 2,0 s/d 0,05 mm Lanau (silt) : butiran dengan diameter 0,05 s/d 0,002 mm Lempung (clay) : butiran dengan diameter < 0,02 mm.

Sebagai contoh suatu sampel tanah A terdiri dari 30% pasir, 40% lanau dan 30% butiran dengan lempung (0,002 mm). Klasifikasi tekstur tanah tersebut dapat ditentukan dengan cara seperti yang ditunjukkan anak panah sbb : Dari hasil yang ditunjukkan anak panah jenis tanah A termasuk dalam daerah Clay loam (lempung tanah liat). Diagram ini hanya didasarkan pada bagian tanah yang lolos ayakan No. 10 (diameter 2 mm). Apabila terdapat tanah yang mengandung butiran berdiameter > 2 mm, maka perlu diadakan koreksi.

Contoh suatu sampel tanah B terdiri dari 20% kerikil, 10% pasir, 30% lanau dan 40% lempung . Komposisi tekstural tanah dimodifikasi menjadi :

10 100 12,5% (100 20) 30 100 lanau : 37,5% (100 200) 40 100 lempung : 50% (100 20) pasir :
Dari persentase tanah yang telah dimodifikasi, klasifikasi tanah B termasuk tanah clay (lempung). Tetapi karena persentase kerikil yang dikandung tanah cukup besar (20%), maka tanah tersebut dapat dikatakan sebagai lempung berkerikil (gravelly clay)

Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena hanya didasarkan pada distribusi ukuran butir tanah saja. Dalam kenyataannya, jumlah dan jenis dari mineral lempung yang dikandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis tanah yang bersangkutan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk memperhitungkan sifat plastisitas tanah yang disebabkan adanya kandungan mineral lempung, agar dapat menafsirkan ciri-ciri suatu tanah. Karena sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tidak memperhitungkan sifat plastisitas tanah, maka sistem tersebut dianggap tidak memadai untuk sebagian besar dari keperluan teknik. Pada saat ini terdapat dua sistem klasifikasi tanah selalu dipakai oleh para ahli teknik sipil. Kedua sistem tersebut memperhitungkan distribusi ukursn butir dan batas-batas Atterberg. Sistem tersebut adalah : Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials ) dan Sistem Klasifikasi Unified (Unified Soil Classification System, USCS)

Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh Departemen Jalan Raya di semua negara bagian di Amerika Serikat. Sistem klasifikasi ini dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public Road Administration Classification System. Sistem ini sudah mengalami beberapa perbaikan terakhir pada th 1945, yaitu ASTM Standard no D-3282, AASHTO metode M145, sbb :
Klasifikasi Umum
A-1 Klasifikasi Kelompok A-1-a Analisa saringan , % lolos : No. 10 (2,00 mm) No. 40 (0,425 mm) No. 200 (0,075 mm) Karaktearistik fraksi lolos saringan no. 40 : Batas Cair (LL) Indeks Plastisitas (PI) Indeks Kelompok (GI) Tipe material yang pokok pada umumnya A-1-b A-3 A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7

Material Glanural ( <35% lolos saringan no. 200 )


A-2 A-4

Tanah Tanah Lanau Lempung ( > 35% lolos saringan no. 200 )
A-7 A-5 A-6 A-7-5 A-7-6 36 min

50 maks 30 mks 15 maks

50 maks 25 maks

51 min 10 maks

35 maks

35 maks

35 maks

35 maks

36 min

36 min

36 min

6 maks

NP

40 maks 10 maks

41min 10 maks

40 maks 11 min

41 min 11 min

40 maks 10 maks

41 min 10 maks

40 maks 11 min

41 min 11 min

0 Pecahan batu, kerikil dan pasir

0 Pasir halus

4 maks

8 maks

12 maks

16 maks

20 maks

Kerikil dan pasir berlanau atau berlempung NP = Nonplastis

Tanah berlanau

Tanah berlempung

Penilaian umum sebagai Catatan : Group A-7-5 untuk PI LL -30 tanah dasar (Subgrade)

Sangat sampai Baik Group A-7-6 Baik untuk PI > LL -30

Sedang dampai Buruk

Klasifikasi Umum
A-1 Klasifikasi Kelompok A-1-a A-1-b

Material Glanural ( <35% lolos saringan no. 200 )


A-2 A-3 A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7 A-4

Tanah Tanah Lanau Lempung ( > 35% lolos saringan no. 200 )
A-7 A-5 A-6 A-7-5 A-7-6 36 min

Analisa saringan , % lolos : No. 10 (2,00 mm) No. 40 (0,425 mm) No. 200 (0,075 mm)
Karaktearistik fraksi lolos saringan no. 40 : Batas Cair (LL) Indeks Plastisitas (PI) Indeks Kelompok (GI) Tipe material yang pokok pada umumnya

50 maks 30 mks 15 maks

50 maks 25 maks

51 min 10 maks

35 maks

35 maks

35 maks

35 maks

36 min

36 min

36 min

6 maks

NP

40 maks 10 maks

41min 10 maks

40 maks 11 min

41 min 11 min

40 maks 10 maks

41 min 10 maks

40 maks 11 min

41 min 11 min

0 Pecahan batu, kerikil dan pasir

0 Pasir halus

4 maks

8 maks

12 maks

16 maks

20 maks

Kerikil dan pasir berlanau atau berlempung NP = Nonplastis

Tanah berlanau

Tanah berlempung

Penilaian umum sebagai Catatan : Group A-7-5 untuk PI LL -30 tanah dasar (Subgrade)

Sangat sampai Baik Group A-7-6 Baik untuk PI > LL -30

Sedang dampai Buruk

Pada sistem ini tanah diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok besar, yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah yang diklasifikasikan ke dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 adalah tanah yang butirannya < 35% lolos saringan No. 200. Tanah yang butirannya > 35% lolos saringan No. 200 diklasifikasikan ke dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 yang sebagian besar terdiri dari lanau dan lempung.

Sistem klasifikasi AASHTO didasarkan pada kriteria : Ukuran butir : Kerikil : bagian tanah yang lolos saringan # 75 mm (3) dan yang tertahan pada saringan No. 10 (2 mm) Pasir : bagian tanah yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan yang tertahan saringan No. 200 (0,075 mm). Lanau dan lempung : bangian tanah yang lolos saringan No. 200.
Plastisitas : Berlanau : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] 10. Berlempung : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah memiliki indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] 11. Batuan : apabila ukuran butiran > 75 mm. Cara mengklasifikasikan tanah, data hasil uji dicocokkan dengan angkaangka yang terdapat pada tabel AASHTO dibaca dari kolom kiri ke kolom sebelah kanan hingga ditemukan, angka-angka yang sesuai.

Hubungan batas cair (Liquid Limit, LL) dan indeks plastisitas (Plasticity Index, PI) untuk tanah yang masuk dalam kelompok A-2, A-4, A-5, A-6, dan A-7 adalah sbb :
70 60

Indeks Plastisitas (PI)

50 40 A-7-6 30 A-2-6 A-6 20 10 A-2-4 A-4 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 A-2-5 A-5

A-2-7 A-7-5

Batas Cair (LL)

Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar (subgrade) untuk jalan raya, suatu angka yang dinamakan indeks grup (Group Index, GI) juga diperlukan selain kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Angka GI ini ditulis dalam kurung setelah nama kelompok dan subkelompok dari tanah yang diuji. Group Index dihitung dengan menggunakan persamaan :

GI = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01 (F 15) (PI 10)


dimana : F = persentase butiran yang lolos saringan No. 200 LL = batas cair (Liquid Limit) PI = indeks plastisitas (Plasticity Index) Suku pertama persamaan GI yaitu ( F 35 ) [ 0,2 + 0,005 ( LL 40 ) ] adalah bagian dari indeks grup yang ditentukan dari batas cair (LL). Suku kedua yaitu 0,01 (F 15) (PI 10), adalah bagian dari indeks grup yang ditentukan dari indeks plastis (PI).

Aturan untuk menggunakan nilai GI, yaitu :


a. Bila GI negatif atau < 0, maka GI dianggap = 0 b. Nilai GI yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibulatkan ke angka yang terdekat (contoh GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3; GI = 3,5 dibulatkan menjadi 4). c. Tidak ada batas atas untuk indeks grup. d. Nilai GI untuk kelompok tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3 selalu 0 (nol). e. Untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari indeks grup PI saja yang digunakan, yaitu GI = 0,01(F 15) (PI 10).

Hasil dari uji analisis distribusi suatu tanah adalah sbb : - Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100% - Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 75% Tanah memiliki batas cair (LL) = 54% dan indeks plastisitas (PI) = 23%. Klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO. Penyelesaian : Karena tanah yang lolos saringan No. 200 adalah 75% > 35%, maka tanah ini masuk jenis lanau-lempung (silty-clay), yaitu masuk ke dalam kelompok A-4, A-5, A-6, atau A-7. Tanah memiliki LL = 54% > 41%, kemungkinan masuk dalam kelompok A-5 , A-7-5 atau A-7-6. Karena tanah memiliki PI = 23% > 11%, maka kemungkinan masuk salah satu kelompok A-7-5 atau A-7-6. Selanjutnya nilai PI dikontrol terhadap LL 30 = 54 30 = 24% Karena PI = 23 % < LL 30, maka tanah masuk dalam kelompok A-7-5 GI = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01(F 15) (PI 10) GI = (75 35) [0,2 + 0,005 (54 40)] + 0,01(75 15) (23 10) = 18,6 dibulatkan menjadi 19. Sehingga klasifikasi tanah A-7-5(19).

Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada th 1942 untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang yang dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineer selama perang dunia II. Pada saat ini sistem klasifikasi USCS digunakan secara luas oleh para ahli teknik. Sistem USCS mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Tanah berbutir kasar (Coarse-grained-soil), yaitu : tanah jika lebih dari 50% tertahan saringan No. 200, terdiri dari : Kerikil dan tanah berkerikil diberi simbol G (gravel) Pasir dan tanah berpasir diberi Simbol S (sand). 2. Tanah berbutir halus (Fine-grained-soil), yaitu : tanah jika lebih dari 50% beratnya lolos saringan No. 200, terdiri dari : Lanau (silt) anorganik diberi simbol M Lempung (clay) anorganik diberi simbol C Lanau organik dan lempung organik diberi simbol O Untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar organik tinggi diberi simbol PT.

Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah : W = well graded (tanah dengan gradasi baik) P = poorly graded (tanah dengan gradasi buruk) L = low plasticity (tanah plastisitas rendah , LL < 50) H = high plasticity (tanah plastisitas tinggi, LL > 50) Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbul kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, dan SC. Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan :
1. Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 (ini adalah fraksi halus) 2. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No. 40. 3. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi (Gradation coeficient, Cc) utk tanah dimana (012)% lolos saringan No. 200. 4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos saringan No. 40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos saringan No. 200).

Jika persentase butiran yang lolos saringan No. 200 adalah antara (5 12)%, simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW-GC, GP-GC, SW-SM, SW-SC, SP-SM, dan SP-SC diperlukan. Rincian klasifikasi tanah Sistem Unified (USCS) adalah sbb :

Divisi Utama Tanah berbutir kasar 50% atau lebih butiran tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) Kerikil bersih (sedikit bersih atau tak ada butiran halus) Kerikil banyak kandungan butiran halus Pasir bersih (sedikit atau tak ada butiran halus) Pasir banyak kandungan butiran halus

Simbol Kelompok GW GP GM GC SW SP SM
Kerikil gradasi baik dan mengandungbutiran halus Kerikil gradasi buruk dan mengandungbutiran halus

Nama Jenis
campuran campuran pasir-kerikil, pasir-kerikil, sedikit sedikit atau atau tidak tidak

Kerikil 50% atau lebih dari fraksi kasar tertahan saringan no. 4 (4,75 mm)

Krikil berlanau, campuran kerikil-pasir-lanau Kerikil berlempung, campuran kerikil-pasir-lempung Pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus Pasir berlanau, campuran pasir-lanau

Pasir lebih dari 50% fraksi kasar lolos saringan no. 4 (4,75 mm)

SC
ML CL OL MH

Pasair lanau, campuran pasir-lempung


Lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau atau berlempung Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kuarus (clean clays) Lanau organik dan lempung berlanau organik dengan plastisitas rendah Lanau anorganik atau pasir halus diatomae, lanau elastis Lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk Lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi Gambut (peat), dan tanah lain dengan kandungan organik tinggi

Tanah berbutir halus 50% atau lebih lolos saringan no. 200 (0,075 mm)

Lanau dan lempung batas cair 50% atau kurang

Lanau dan lempung batas cair > 50%

CH OH

Tanah dengan kadar organik tinggi

PT

Simbol Kelompok
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ; Kurang dari 5% lolos saringan no. 200 : GM, GP, SW, SP. Lebih dari 12% lolos saringa no. 200 : GM, GC, SM,SC. 5% - 12% lolos saringan no. 200 : Klasifikasi perbatasan yang mempunyai dua simbol

Kriteria Klasifikasi
D Cu 60 lebih besar dari 4 D10
Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda

GW GP GM GC

( D30 ) 2 Cc antara1 dan 3 D10 D60

SW
SP SM SC ML CL OL MH CH OH PT

Cu

D60 lebih besar dari 6 D10

Cc

( D30 ) 2 antara1 dan 3 D10 D60

Tidak memenuhi kedua kriteria untuk SW Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda

Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di ASTM Designation D-2488

Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH, CH dan OH didapat dengan cara menggambar batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande, 1984) yang diberikan. Untuk tanah gambut (peat), identifikasi secara visual mungkin diperlukan dengan menggunakan manual ASTM Designation D-2488.

Klasifikasikan contoh tanah dengan sistem klasifikasi Unified dengan data-data sbb : - Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100% - Persentase butiran yang lolos saringan No. 40 = 58% - Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 58% Tanah memiliki batas cair (LL) = 30% dan indeks plastisitas (PI) = 10%.
Penyelesaian : Karena tanah lolos saringan No. 200 adalah 58% > 50%, maka tanah ini termasuk tanah berbutir halus. Dengan menggunakan bagan plastisitas, untuk LL = 30 dan PI = 10, tanah tersebut diklasifikasikan sebagai CL.

Klasifikasikan dari 2 contoh tanah dengan sistem klasifikasi USCS, dimana hasil analisa saringan dan nilai plastisitas tanah adalah sbb :
No. Saringan Diameter butiran (mm) Tanah I (% lolos) Tanah II (% lolos)

4
10 40 100 200 LL PL PI

4,75
2,00 0,425 0,150 0,075 -

100
92 87 78 61 21 15 6

96
89 41 8 5 Nonplastis

Penyelesaian : Dari tabel terlihat untuk tanah I > 50% lolos saringan No. 200 (61%). Jadi tanah I adalah tanah berbutir halus, sehingga batas-batas Atterberg dibutuhkan untuk klasifikasinya. Dari nilai LL = 21 dan PI = 6, menurut diagram plastisitas, tanah termasuk kelompok CL ML.

Penyelesaian : Tanah II terrmasuk tanah berbutir kasar, karena hanya 5% lolos saringan No. 200. Karena 96% lolos saringan No. 4 (> 50% lolos) maka tanah ini termasuk pasir (bukan kerikil). Tanah II lolos saringan No. 200 = 5%, termasuk kelompok (5 12)% lolos saringan No. 200, jadi tanah II mempunyai dua simbol, yaitu SP SM tergantung pada nilai Cu dan Cc-nya.
100 90 Persentase lolos (%) 80

70
60 50 40

Tanah I Tanah II

Dari grafik diperoleh : D60 = 0,8 mm, D30 = 0,3 mm, dan D10 = 0,17 mm

30
20 10 0 0.01
D 10 = 0,17 D30 = 0,3 0.1 D60 = 0,8

10

Ukuran butiran (mm)

Penyelesaian : Dari grafik diperoleh : D60 = 0,8 mm, D30 = 0,3 mm, dan D10 = 0,17 mm
Koefisien Keseragama n Cu D60 0,8 4,7 6 D10 0,17

( D30 ) 2 (0,3) 2 Koefisien Gradasi Cc 0,66 1 D10 D60 0,17 0,8

Tanah termasuk bergradasi baik jika Cu > 6 dan Cc diantara 1 dan 3. Karena tanah II tidak termasuk kriteria tersebut, maka tanah II termasuk dalam kelompok SP SM dengan gradasi buruk. Karena butiran halus lanau (non plastis), maka tanah II adalah SM.

Kedua sistem klasifikasi AASHTO dan Unified didasarkan pada tekstur dan plastisitas tanah. Kedua sistem klasifikasi membagi tanah dalam dua kategori pokok, yaitu : berbutir kasar (coarse-grained) dan berbutir halus (fine-grained), yang dipisahkan oleh saringan No. 200. Menurut sistem AASHTO suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus apabila lebih dari 35% lolos saringan No. 200. Menurut sistem Unified suatu tanah dianggap sebagai tanah berbutir halus apabila lebih dari 50% lolos saringan No. 200. Dalam sistem AASHTO saringan No. 10 digunakan untuk memisahkan antara kerikil dan pasir ; dalam sisitem Unified yang digunakan adalah saringan No. 4 Dari segi batas ukuran pemisahan tanah, saringan no. 10 lebih dapat diterima untuk dipakai sebagai batas atas dari pasir. Hal ini digunakan juga dalam teknologi beton dan lapisan pondasi jalan raya.

Dalam sistem Unified, tanah berkerikil dan berpasir dipisahkan dengan jelas, tapi dalam sistem AASHTO tidak. Kelompok A-2 berisi tanah-tanah yang bervariasi. Tanda-tanda seperti GW, SM, CH, dan lainnya yang digunakan dalam sistem Unified menerangkan sifat-sifat tanah lebih jelas dari pada simbol yang digunakan dalam sistem AASHTO. Klasifikasi tanah organik seperti OL, OH dan PT telah diberikan dalam sistem Unified, tapi sistem AASHTO tidak memberikan tempat untuk tanah organik. Liu (1967) telah membuat perbandingan antara sistem AASHTO dan Unified, sbb :

Kelompok Tanah yang sebanding dengan sistem Unified Kelompok tanah sistem AASHTO Kemungkinan Besar A-1-a A-1-b GW, GP SW, SP, GM, SM Mungkin SW, SP GP Kemungkinan Kecil GM, SM -

A-3
A-2-4 A-2-5 A-2-6

SP
GM, SM GM, SM GC, SC

GC, SC GM, SM

SW, GP
GW, GP, SW, SP GW, GP, SW, SP GW, GP, SW, SP

A-2-7
A-4 A-5 A-6

GM, GC, SM, SC


ML, OL OH, MH, ML, OL CL

CL, SM, SC ML, OL, SC

GW, GP, SW, SP


GC, GM, SM SM, GM GC, GM, SM

A-7-5
A-7-6

OH, MH
CH, CL

ML, OL, CH
ML, OL, SC

GM, SM, GC, SC


OH, MH, GC, GM, SM

Kelompok tanah sistem Unified


GW GP GM GC SW SP SM SC ML CL OL MH CH OH PT

Kelompok Tanah yang sebanding dengan sistem AASHTO Kemungkinan Besar


A-1-a A-1-a A-1-b, A-2-4, A-2-5, A-2-7 A-2-6, A-2-7 A-1-b A-3, A-1-b A-1-b, A-2-4, A-2-5, A-2-7 A-2-6, A-2-7 A-4, A-5 A-6, A-7-6 A-4, A-5 A-7-5, A-5 A-7-6 A-7-5, A-5 -

Mungkin
A-1-b A-2-6 A-2-4, A-6 A-1-a A-1-a A-2-6, A-4, A-5 A-2-4, A-6, A-4, A-7-6 A-6, A-7-5 A-4 A-6, A-7-5, A-7-6 A-7-5 -

Kemungkinan Kecil
A-2-4, A-2-5, A-2-6, A-2-7 A-3, A-2-4, A-2-5, A-2-6, A-2-7 A-4,A-5, A-6, A-7-5 A-7-6, A-1-a A-4, A-7-6, A-7-5 A-3, A-2-4, A-2-5, A-2-6, A-2-7 A-2-4, A-2-5, A-2-6, A-2-7 A-6, A-7-5, A-7-6, A-1-a A-7-5 A-7-6 A-7-6 -

Anda mungkin juga menyukai