Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geoteknik hadir sebagai bagian dari ilmu praktis teknik sipil dalam
perancangan awal disain bangunan. Ilmu geoteknik mempelajari perilaku
tanah dan batuan sebagai tumpuan pondasi maupun sebagai studi material
konstruksi, serta hubungannya dengan kemampuan menahan beban bangunan
yang berdiri diatasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang berjalan
bersamaan dengan tingkat peradaban manusia, dari mulai pembangunan piramid
Mesir, candi Borobudur hingga pembangunan gedung pencakar langit sekarang
ini.
Pada awal abad ke-20 ilmu ini mulai berkembang berkat karya Karl
Terzaghi dan rekan- rekannya. Pada saat studi perancangan kontruksi, peranan
ahli geoteknik itu meliputi: menentukan lokasi bangunan, menentukan
kekuatan bangunan untuk jangka waktu lama, menentukan stabilitas bangunan
dibandingkan dengan potensi gempa regional dan resonansi, mengkalkulasi dan
menganalisis potensi deformasi (penurunan) bangunan, menentukan metode
pelaksanaan, pemilihan material, dan monitoringnya. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai survei lapangan untuk melihat kondisi tanah, lapisan tanah,
jenis tanah, dan lain sebagainya.
Salah satu masalah geoteknik yang melegenda adalah kemiringan menara
Pisa di Italia yang disebabkan oleh ketidakseragaman dukungan tanah
dibawahnya terhadap menara tersebut. Selain itu adapun masalah geoteknik yang
terdapat di daerah banda aceh sendiri yaitu kemiringan menara mesjid Raya
Baiturrahman yang disebabkan adanya penurunan tanah (likuifaksi) dibawahnya
dan disekitarnya. Sehingga dirasa sangat penting kajian geofisika terhadap
pembangunan infrastruktur keteknikan sebagai survei awal dalam proses
perencanaan pembangunan. Kajian geofisika dapat mendukung ilmu geoteknik
dengan berbagai metodenya untuk mengindentifikasi keadaan tanah, batuan,
material, struktur bawah, dan lainnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Sebagai persyaratan untuk memenuhi nilai ujian akhir semester pada mata
kuliah geoteknik.
2. Mengetahui secara baik ilmu geoteknik
3. Memahami kaitan ilmu geoteknik dengan ilmu geofisika.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Materi Pembelajaran


Geoteknik adalah salah satu cabang dari ilmu Teknik Sipil yang di
dalamnya diperdalam pembahasan mengenai permasalahan kekuatan tanah dan
batuan serta hubungan dengan kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri
di atasnya. Pada dasarnya ilmu ini tergolong ilmu tua yang berjalan bersamaan
dengan tingkat peradaban manusia.
Secara keilmuan, bidang teknik sipil ini mempelajari lebih mendalam
ilmu-ilmu yang erat kaitannya dengan kajian geoteknik, antara lain:

1. Mekanika tanah dan batuan;


2. tenik pondasi;
3. struktur bawah tanah.

1. Mekanika Tanah
Mekanika tanah adalah bagian dari ilmu geoteknik. Istilah mekanika
tanah diberikan oleh Karl Von Terzaghi pada tahun 1925 melalui bukunya
“Erdbaumechanik auf bodenfphysicalicher grundlage” (mekanika tanah
berdasarkan sifat-sifat fisik fisika) yang membahas prinsip-prinsip dasar dari
ilmu mekanika tanah modrn dan menjadi dasar studi –studi lanjutan ilmu ini,
sehingga Tarzaghi pun disebut sabagai “Bapak mekanika tanah”.
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia atau satu sama lain, zat
cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara butiran mineral-mineral
padat tersebut. Tanah berguna sebagai pendukung pondasi bangunan dan juga
tentunya sebagai bahan bangunan itu sendiri. Pengujian lapangan yang dilakukan
untuk mempelajari sifat-sifat tanah adalah sondir, bor, uji tekan pelat, dan uji
kekuatan gesar tanah di lapangan. Sedangkan pengujian laboratorium yang
dilakukan untuk mempelajeri sifat-sifat tanah adalah uji ayak untuk tanah
berbutir besar dan uji hidrometer untuk tanah berbutir halus, berat jenis tanah,
kerapatan tanah, kadar air, permeabilitas, plastisitas tanah, konsolidasi uji
kekuatan geser tanah dan uji kemampatan dengan menggunakan uji proctor.

2. Teknik Pondasi
Teknik pondasi adalah suatu upaya yang dilakukan secara teknis untuk
mendapatkan jenisjenis dan dimensi fondasi bangunan secara efisien, sehingga
dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Teknik fondasimerupakan
bagian dari ilmu geoteknik.
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
1. Pondasi dangkal, kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu pondasi yang sering
digunakan adalah pondasi menerus yang biasa terda;pat pada rumah-
rumah yang dibuat dari beton atau pasangan batuyang kemudian
meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
2. Pondasi dalam, penngunaan pondasi untuk menyalurkan beban bangunan
melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang
lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan
semacamnya.
3. Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang.

Pondasi di desain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan atau


sattlement tertentu oleh para insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan sumber daya dukung tanah. Daya dukung
pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhaadap pondasi.

3. Struktur Bawah Tanah


Struktur tanah adalah kondisi fisik tanah dimana unsur penyusun tanah, kekuatan
ikatan tanah antar butir penyusun tanah, dan porositas serta permeabilitas batuan
penyusun menjadi faktor yang diperhitungkan. Terutama sebagai indikator stabil
atau tidaknya keadaan tanah tersebut.
Aplikasi geoteknik adalah:
 konstruksi jembatan;
 bangunan DAM;
 lapangan terbang;
 jalan raya;
 pelabuhan;
 subway;
 Gedung-gedung, dll.
Bangunan berupa beban yang memberikan beban pada bahan geologi
tanah dan batuan yang akan memberi respon. Bahan geologi dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Tanah
a. Gambut (peak)
b. Lumpur (clay)
c. Lanau (silt)
d. Pasir (sand), halus, sedang, kasar
e. Kerikil (gravel)
2. Batuan (rock)
Dalam geoteknik penjelasan batuan berdasarkan jenis mineral yang
dikandungnya, namun berdasarakan kekuatan:
a. Rock Quality Designation (RQD)
b. Diskontunuity (keretakan batuan)

Material geologi yang terjadi secara alami (natural) memiliki sifat yang
kompleks, sehingga untuk keperluan konstruksi lapisan-lapisan tanah dan batuan
dibuat penyelidikan, penyelidikan yang telah ada selama ini bersifat invasive
testi:

1. Drilling;
2. standart penetration test;
3. core penetrartion test;
4. vane share test;
5. test pit (sumur uji)
6. dynamc core penetration.

Metode-metode yang lebih modern bersifat non invansive adalah:

1. Resistivity
2. MASW
3. Seismic refraksi
4. Seismic refraksi
5. GPR
6. VLF
7. CMD

2.2 Klasifikasi dan Deskripsi Tanah


Deskripsi tanah dibuat oleh staf laboratorium dan ada juga yang berasal
dari hasil uji. Dalam proses ini diharapkan menggunakan istilah-istilah yang
sama untuk menjelaskan jenis dan sifat tanah, tujuan ini dibuat cara klasifikasi
dan deskripsi sistematis. Deskripsi memberikan keterangan pada tanah.
Keterangan ini dapat dari berbagai sumber, yaitu:
a. Penyelidikan tanah setempat
b. Pengeboran
c. Catatan mengenai bahan apa yang terdapat selama proses pengeboran
d. Deskripsi yang dibuat oleh staf pengeboran
e. Membuka dan memeriksa
f. Hasil uji lab

Dalam proses ini diharapkan menggunakan istilah-istilah yang sama


artinya dalam menjelaskan jenis atau sifat tanah. Untuk tujuan ini, dibuat cara
klasifikasinya dan deskripsi yang sistematis untuk mencegah kesalah pahaman.

a. Klasifikasi adalah memberi nama pada tanah menurut sifat dan


hakikatnya komposisi tanpa memperhatikan keadaan aslinya.
b. Deskripsi adalah memberi keterangan sifat tanah menurut keadaan
aslinya.
c. Sistem klasifikasi adalah USCS (unifield soil classification system)
berdasarkan sifat tanah itu sendiri, keterangan mengenai keadaan aslinya
hanya sepintas saja.
d. Sistem deskripsi adalah sistem untuk membuat rekaman pengeboran,
lubang uji, sumur uji, dsb. Dengan menerangkan secara tepat dan jelas
tentang keadaan aslinya tersebut.
Fraksi lebih kecil dari 0.006 mm
>50% <50%
Tanah bebutir halus Tanah berbutir kasar
Kelakuan rastis quick Pembagian ukur butir
lempung lanau pasir kerikil batu

Deskripsi tentang sifat tanah asli, cara klasifikasi hanya menjelaskan sifat
bahan itu sendiri. Tidak termasuk mengenai keadaan asli bahan di dalam tanah.
Tanah berbutir kasar yang paling penting pada tanah yaitu berdasarkan relative
ini menjadi petunjuk utama dalam menjelaskan sifat aslinya. Istilah lepas sedang
padat digunakan untuk menjelaskan sifat ini.
Istilah Indeks Nilai “SPT” N Nilai CPT
kepadatan (30 mm) (Mpa)
Sangat padat > 85 > 50 > 20
Padat 65 - 85 30 - 50 12 - 20
sedang 35 - 65 10 - 30 4 - 12
Lepas 13 – 35 4 – 10 16 – 4
Sangat < 15 <4 0 – 16

Deskripsi visual penilaian sederhana tentang:


 Lepas : dapat diangkat dengan tangan atau sekop
 Padat : memerlukan alat untuk mengangkat baik dalam bentuk gumpalan
ataupun bukan

Tanah berbutir halus, sifat yang paling penting tanah berbutir halus
adalah kekuatan konsistensi.
Kuat geser terdrainasi Istilah Ciri-ciri
< 12 Sangat baik Mudah keluar diantara jari
saat diremas
12 - 25 Lunak Sulit keluar diantara jari saat
diremas
50 - 100 Agak kaku Dapat ditekan masuk oleh
ibu jari saat diremas
100 - 200 Sangat kaku Dapat ditekan masuk dengan
kuku ibu jari
200 - 500 Keras Sulit ditekan masuk dengan
kuku ibu jari

2.2.1 Kerikil dan Pasir


Kelompok ini terdiri dari pecahan batuan, dengan berbagai macam
bentuk, butiran-butiran pasir terdiri dari pecahan-pecahan batu atau mineral
tunggal, pada bebeapa keadaan pasir hanya terdiri dari ukuran yang disebut
dengan pasir seragam. Adakalanya terdapat kombinasi keduanya sehingga
disebut tanah bergadrasi baik.

2.2.2 Lanau
Bahan peralihan antara lempung dan pasir. Lanau bersifat kurang plastis,
lanau memiliki permeabilitas yang lebih tinggi, sifat-sifat khusus yang
ditunjukkan lanau adalah quick behavior dan dilantasi. Sifat ini tidak ada pada
lempung. Kecendrungan pada lanau menjadi cair ketika digetarkan. Dilantasi
adalah kecendrungan untuk mengalami pertambahan volume ketika berubah
bentuk. Penggunaan istilah kerikil, lanau, lempung sama dengan pengertian
sehari-hari.
2.2.3 Lempung
Terdiri dari ukuran butiran yang sangat kecil <0.002, memiliki sifat
kohesi dan plastisitas. Sifat tersebbut tidak ada pada pasir dan kerikil. Sifat
kohesi berarti butiran-butiran saling menempel. Plastisitas adalah sifat yang
memungkinkan tanah berubah bentuk tanpa merubah volume dan tidak
menyebabkan retak dan pecah.

2.3 Pengeboran
Pengeboran dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Invansive
2. Non-invansive
Adapun hal yang paling poeting dalam pengeboran yaitu:
 Metode
 Data lapisan tanah (statigrafi)
 Ditulis dalam log pengeboran (bore log)
 Catatan tentng statigrafi bawah permukaan (tanah dan batuan). Catatan
ini mencakup semua lapisan, yang mencatat master bore mengamati
lapisan tanah pada saat pengeboran berlangsung keterangan yang dicatat
sesuai dengan cara deskripsi dan klasifikasi tanah atau batuan, digunakan
data geoteknik infrastruktur maupun kebencanaan.
 Keterangan diambil dari lubang sedapat mungkin mendapatkan keadaan
aslinya. Ditempat asalnya mendapatkan contoh benar-benar mendekati
keadaan asali ditempat.

Cara pengeboran yaitu dengan:


 Membuat sumur
1. Sumur uji Test pit
Kelebihan dan kekurangan pengeboran sebagai berikut:
Kelebihan Kekurangan
Murah Data yang di dapat tidak dalam
Sederhana
Mendapatkan gambaran yang jelas
tentang laisan

2. Pengeboran bor tangan


Tipe “Iwon” bila bertemu dengan bahan-bahan yang lepas (longar) maka
digunakan casing yang berfungsi sebagai penahan longsir dari tanah yang lepas
yang diakibatkan oleh tekanan air pori.
Kelebihan Kekurangan
Murah Tidak mungkin dilakukan di
tanah keras
sederhana Dangkal, 8 – 10 m

3. Pengeboran dengan mesin


Alat bor yang mengguanakan mesin umumnya terdiri dari tiga bagian:
a. Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan kecepatan yang bisa
diatur dan didapat juga menekan stang dan alat bor ke bawah.
b. Pompa, untuk memompa air pengeboran (air pencuci) ke bawah
melalui bagian (lubang) dalam stang bor.
c. Roda pemutar dan derricle atau tripod untuk menaikkan dan
menurunkan stang dan alat bor kedalam lubang bor.

Alat bor mesin dapat digunakan dengan berbagai cara untuk membuat
lubang bor:

1. Pengambilan inti
Pengambilan inti terus-menerus memakai tabung terbuka (single tube
core barrel), tabung di tekan dari atas agar masuk ketanah pada dasar
lubang bor. Tabung yang penuh tanah akan ditarik ke atas dan tanah
dikeluarkan dengan tabung kemudian dimasukkan kembali dan inti tanah
berikutnya diambil. Dengan demikian didapatkan serangkaian inti
sepanjang kedalaman lubang bor juga gambar yang lengkap tentang jenis
dan sifat tanah sepanjang lubang bor.
2. Pengeboran memutar
“core barrel” pada bahan yang keras atau sangat padat tidak lagi
membuat lubang bir dengan cara tabung terbuka maka dipakai core
barrel. Core barrel mula-mula dikembangkan pada pengeboran batu keras
dan sekarang dipakai jua pada tanah yang keras. Core barrel terdiri dari
dua tabung yaitu tabung luar dan tabung dalam. Tabung dalam untuk
memegang inti bahan yang dibor dan tabung ini dengan intinya tidak
berputar. Hanya tabung luar yang berputar dan ujungnya berfungsi seperti
pahat yang memotong bahan yang di bor sehingga menjadi inti yang
langsung masuk tanung dalam, saat pengeboran air terus dipompa.

3. Pengeboran cucian (wash drilling)


Cara sederhana membuat lubang bor, air dipompa melalui stang-stang
bor sampai ke ujung bawah bor. Air pengeboran ini mengangkut
potongan atau pecahan pengeboran sampai keluar dengan air ke
permukaan tanah bahan yang terangkut. Cara dipakai pada lapisan tanah
pasir dan kerikil.

4. Pengeboran tumbuk
Dilakukan dengan lapisan pasir kerikil yang sangat padat. Dilakukan
dengan bermacam auger dan kabel. Bahan diambil dari lubang bor
dengan alat kabel yang dikenal sebagai pompa pasir. Alat pengisap pasir
atau pecahan batu dari dasar lubang ke dalam tabng kemudian di tarik
keluar dari tabung.

2.4 Sampling (Pengambilan contoh tanah)


Istilah contoh tanah asli berarti contoh tanah yang diambil dari tempat
asliya dengan cara demikian rupa sifatnya masih tetap sama dengan tempat
asalnya (tidak boleh mengalami deformasi atau perubahan kadar airnya). Contoh
yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh tetapi dengan cara pelaksanaan
sebagaimana mestinya dan pengawetan yang tepat maka kerusakan-kerusakan
terhadap sampel tanah dapat dibatasi sekecil mungkin. Cara yang paling sering
digunakan untuk mendapatkan asli dengan memakai tabung berupa silinder
berdinding tipis. Tabung ini disambung ke stang-stang bor, derajat kerusakan
pada sample dengan memakai tabung tergantung pada:
a. Keadaan dan ukuran tabung sampel.
 Tabel dinding harus setipis mungkin, perbandingan luasnya jangan lebih
dari 10%.
 Permukaan dalam dan luar tabung harus licin.
 Ujung pemotong tabung harus mempunyai bentuk dan ukuran tertentu
serta terpelihara dengan baik.
b. Cara pelaksanaanya adalah tabung ditekan ke dalam tanah secra langsung
jangan dipukul. Cara ini mungkin apabila dipakai bor mesin karena
diperlukan beban yang tinggi serta perlengkapan hidrolik untuk memberi
gaya tekan.
c. Cara membersihkan lubang bor adalah tanah pada dasar lubang bor harus
betul-betul asli dan sebelum tabung dimasukkan kotoran serta lumpur
harus dibersihkan.

Setelah tabung ditekan ke dalam tanah, dibiarkan beberapa menit dengan


maksud memberi kesempatan terjadi perlekatan antara tanah dengan permukaan
dinding tabung, kemudian tabung diputar 180 derajat. Untuk memotong tanah
pada dasar sampel setelah sampel di ambil dari lubang bor kedua ujungnya ditutup
dengan parrafin untuk menceganh pengeringan.

2.4.1 Sampel Bongkah


Contoh sampel tanah ini langsung di ambil dengan penggalian dan
pemotongan. Sampel dapat di ambil pada permukaan tanah atau di dalam
penggalian yang dibuat untuk mencapai kedalaman yang diperlukan. Keuntungan
dari pengambilan bongkah-bongkah:
1. Kerusakan yang terjadi diperkecil
2. Contoh yang diambil dapat lebih besar
3. Tempat pengambilan contoh dapat dipilih dengan tepat, sehingga
mendapat contoh dengan sifat yang perlu diteliti.
2.5 Standart Penetration Test (SPT)
Pengujian ini merupakan cara dinamis, berasal dari Amerika Serikat,
semula cara ini merupakan pengambilan contoh tanah dengan tabung atau dua
bagian yang disebut dengan spit spoon sample. Diameter tabung ini agak kecil
dengan dinding yang tebal sehingga tidak memenuhi syarat untuk mengambil
tanah yang asli. Tabung dua bagian ini dipukul masuk ke dalam tanah kemudian
di tarik ke atas dan bukan untuk mendapatkan inti tanah dari dalamnya. Cara
pengambilan contoh asli ini kemudian dikembangkan sehingga menjad juga cara
mengukur kekuatan atau kepadatan tanah, berat dan tinggi jatuh penumbuk serta
ukuran tabung dijadikan standart dan cara melakukan pengujian juga ditetapkan.
Adapun cara yang ditetapkan adalah:
1. Tabung disambung pada ujung standar bor dan dimasukkan sampai dasar
lubang bor.
2. Tabung ditumbuk masuk tanah sampai sedalam 15 cm pertama.
3. Tabung ditumbuk terus dan jumlah pukulan diukur dua kali 15cm – 45cm.
4. Tabung ditarik keluar dari lubang bor dan dibuka untuk mengambil contoh
tanah di dalamnya, contoh ini dipakai untuk sifat fisik tanah di
laboratorium.
Pengujian ini memerlukan lubang bor dan dilakanakan sambil pengeboran,
jarak anatara pengujian umumnya sekitar 1 m. Pengujian ini paling sering
dilakukan di dalam pasir, apabila dalam pasir perlu memakai casing agar lubang
bor tidak runtuh. Untuk menjamin bahwa energi dari setiap pukulan dengan beban
penumbuk betul-betul tetap sama, beban penumbuk haruslah dilepaskan sekalian
dengan beban penumbuk kabel. Nilai N yang dipakai dalam kolerasi dengan
parameter lain adalah nilai dari pengujian yang memakai kabel tetap
disambungkan ke penumbuk. Cara ini merupakan cara Amerika Serikat, dengan
cara ini energi setiap pukulan adalah 60% energi dengan cara jatuh bebas. Nilai
yang didapatkan dengan cara ini di sebut (Ni) atau (N) yang dihubungkan dengan
nilai N yang benar.
Keuntungan dan kekurangan pengujian SPT adalah:
Keuntungan Kekurangan
Digunakan dimana-mana Perlu ada lubang bor sehingga
harus ada mesn bor yang berarti
tanah pada dasar lubang bor
sudah tidak asli akibat
dilakukannya pengeboran
Dapat digunakan di segala tanah, Pengukuran ini adalah cara
termasuk tanah yang sangat keras dinamis dan peralatan untuk
dan padat melakukannya agak kasar
Pengujian empiris sehingga
dilakukan korelasi dengan
parameter lain
Belum ada standar yang lengkap
tentang cara melakukan
pengujian SPT, untungnya cara
menjatuhkan beban penumbuk
boleh dengan cara jatuh bebas
atau dengan kabel tetap
disambung pada tabung

2.6 Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test)


Uji sondir berasal dari negara Belanda sebelum perang dunia II dan pada
masa ini hampir di setiap negara di pakai pengujian yang memakai sebuah konis
pada ujung serangkaian stang yang ditekan secara langsung ke bawah dan
mengukur gaya dipergunakan bermacam-macam perlengkapan berupa dongkrak
hidrolik untuk menekan kerucut dengan kecepatan yang teratur, diperlukan juga
beban yang berat atau system jangkar-jangkar untuk menahan gaya berat.
Stang yang dipaki terdiri atas stang luar dan stang dalam. Stang luar
digunakan untuk memasukkan kerucut ke dalam tanah, sedangkan stang dalam
digunakan untuk mengukur perlawanan kerucut (nilai kronis). Jadi ketika nilai
kronis ini diukur, hanya stang dalam yang bergeraka sedangkan stang luar tidak
bergerak. Dengan demikian gaya yang diukur adalah gaya pada kerucut saja.
Tidak termasuk perlawanan gesekan atau pelekatan antara stang dan tanah.
Ada beberapa macam kronis yang dipakai, yaitu:
 Mekanis
 Elektronik
Dengan konis biasa hanya nilai tahanan konis mekanik yang dapat diukur
sedalam 4cm. Setelah itu stang luar ditekan sampai kerucut mencapai kedalaman
berikutnya. Bikonis terdiri dari dua bagian, yang satu adalah kerucut pada
ujungnya dana yang lain adalah adhesion jaket. Di Indonesian istilah hambatan
pelekat sering dipakai dengan arti yang sama dengan skin fiction atau adhesion,
karena itu istilah silinder pelekat diukr bersama-sama. Dengan bikonis ini, nilai
konis dan nilai hambatan pelekat di dapat dengan mengurangi besarnya nilai koni
an nilai keseluruhan konis mekanis, pengukuran umumnya dilakukan setiap 20 cm
kecepatan gerak konis besarnya 2 cm/detik.

2.7 Hubungan Geofisika dan Geoteknik


Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas
atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di
bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari
parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari
pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah
permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara
global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi
mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu
untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Disini peranan ilmu geofisika sangatlah penting. Metode survei geofisika
disesuaikan dengan tujuan kontruksi, misalnya ketika ingin membuat
bendungan dilakukan survei geolistrik untuk menentukan tapak bendungan,
survei ini bertujuan untuk mengetahui sampai kedalaman berapa terdapat air
tanah dan menentukan besar kekuatan basement (batuan dasar yang kuat untuk
pondasi). Bisa juga melakukan determinasi terhadap keberadaan jalur-jalur air
bawah tanah. Sehingga daerah yang dekat dengan jalur ini dan kebetulan struktur
tanahnya rawan bisa dihindari, karena daerah daratan jenis ini juga mengandung
potensi bencana longsor. Lain halnya jika untuk membuat jembatan atau sebuah
gedung, metoda yang dipakai biasanya seismik untuk menentukan besarnya
kecepatan gelombang permukaan dan menemukan lapisan aquifer dekat
permukaan.
Kemudian diantara sekian banyak ilmu yang dipelajari, ada metode yang
bisa menentukan factor-faktor dari kestabilan struktur tanah. Metode gravitimeter,
mengidentifikasi densitas ( rapat massa ) batuan dari tanah. Metode ini juga bisa
digunakan dalam menentukan bentuk tubuh batuan pembentuk daratan tanah di
bagian bawah. Sehingga kita bisa menentukan daerah mana saja yang ada
kemungkinan terjadinya longsoran bawah tanah ( subsidence ).
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Geoteknik mempelajari perilaku tanah dan batuan sebagai tumpuan
pondasi maupun sebagai studi material konstruksi, serta hubungannya dengan
kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri diatasnya. Adapun peranan
ahli geoteknik itu meliputi:
 menentukan lokasi bangunan,
 menentukan kekuatan bangunan untuk jangka waktu lama,
 menentukan stabilitas bangunan dibandingkan dengan potensi gempa
regional dan resonansi,
 mengkalkulasi dan menganalisis potensi deformasi (penurunan)
bangunan,
 menentukan metode pelaksanaan, pemilihan material, dan monitoringnya.

Untuk keperluan konstruksi lapisan-lapisan tanah dan batuan dibuat


penyelidikan, penyelidikan yang telah ada selama ini bersifat invasive testi:

 Drilling;
 standart penetration test;
 core penetrartion test;
 vane share test;
 test pit (sumur uji)
 dynamc core penetration.

Peranan ilmu geofisika sangatlah penting dalam ilmu geoteknik karena


metode–metode penelitiannya disesuaikan dengan tujuan pembangunan
konstruksi. Selain itu metode penelitiannya merupakan metode yang lebih
modern bersifat non invansive yang digunakan dalam penyelidikan geoteknik.
Seperti Resistivity, MASW, Seismic refraksi, Seismic refraksi, GPR, VLF dan
CMD yang ditempatkan sesuai fungsi dan kegunannya masing-masing.
GEOTEKNIK
Geoteknik dan Peranan Geofisika dalam Ilmu Geoteknik

Oleh:

ZAKIA MASRURAH
1104107010019

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA, FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA-ACEH
2015

Anda mungkin juga menyukai