Pelarut : Aquadest Panjang Gelombang : 232 nm Keseragaman Tablet Metformin Tablet Metformin Hidroklorida mengandung metformin hidroklorida, C4H11N5, tidak kurang dari 95.0% dan tidak lebih dari 105.0%. Larutan Induk Baku Metformin HCl 1. Timbang baku pembanding metformin HCl 10 mg dan 30 mg, masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml. 2. Tambahkan ±20 ml aquadest larutkan dengan ultrasonik ad homogen, dan ditambahkan aquadest hingga garis tanda dan dikocok sampai homogen dan saring (didapat konsentrasi 100 ppm dan 300 ppm). Pembuatan Larutan Standar 1. Dipipet 5 ml, 10 ml larutan induk baku metformin HCl (100 ppm) masukkan labu ukur 100 ml tambahkan aquadest ad tanda (diperoleh konsentrasi 5 ppm dan 10 ppm). 2. Dipipet 4 ml larutan induk baku metformin HCl (100 ppm) masukkan labu ukur 50 ml tambahkan aquadest ad tanda (diperoleh konsentrasi 8 ppm). 3. Dipipet 4 ml, 5 ml larutan induk baku metformin HCl (300 ppm) masukkan labu ukur 100 ml tambahkan aquadest ad tanda (diperoleh konsentrasi 12 ppm dan 15 ppm). 4. Diukur serapan pada rentang panjang gelombang maksimal yang didapat. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum 1. Konsentrasi larutan standar (5 ppm, 10 ppm dan 15 ppm ) diukur serapan pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Penentuan Kadar Tablet Metformin HCl 1. Timbang serbuk setara dengan 100 mg metformin HCl. 2. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan ± 30 ml aquadest. 3. Diultrasonik hingga homogen dan tambahkan aquadest hingga garis tanda dan saring (didapat konsentrasi 1000 ppm) 4. Sejumlah 1,0 ml filtrat dipipet dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. 5. Diencerkan dengan aquadest hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen (didapat konsentrasi 10 ppm). 6. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimal yang telah diperoleh. Spektroskopi FTIR
1. Jelaskan kegunaan Spektrofotometer FTIR di Industri farmasi ?
Spektroskopi FTIR dalam industri farmasi biasanya digunakan untuk menentukan gugus fungsi dan jenis ikatan apa saja yang terdapat dalam suatu senyawa baik senyawa baru ataupun senyawa yang telah diketahui untuk menguji kebenaranya, ikatan-ikatan yang umum dianalisis ialah ikatan –CH,-SH, -NH, -OH, C=C, C=O (Czarnecki dkk., 2015). Selain itu spektra hasil spektroskopi FTIR juga dapat digunakan untuk data dalam analisis kemometrik dalam penentuan kadar suatu senyawa. 2. Bagaimana cara kerja FTIR? Prinsip kerja dari spektroskopi FTIR ini berdasarkan adanya interaksi antara radiasi Inframerah dengan molekul dan atom penyusun sampel analit yang berupa getaran (vibration) pada ikatanya. Getaran ini menyebabkan peningkatan pada pita absorbsi sesuai dengan gugus kimia penyusunya (Ozaki, 2012). Masing-masing ikatan tadi akan memberikan respon getaran yang berbeda pada suatu kisaran panjang gelombang.
Czarnecki, M. A., Y. Morisawa, Y. Futami, dan Y. Ozaki. 2015. Advances in molecular
structure and interaction studies using near-infrared spectroscopy. Chemical Reviews. 115(18):9707–9744. Ozaki, Y. 2012. Near-infrared spectroscopy—its versatility in analytical chemistry. Analytical Sciences. 28(6):545–563.