Anda di halaman 1dari 2

2.

METODE
2.1.

Waktu dan Tempat

Praktikum preparasi sampel untuk


analisis mineral dan pembuatan larutan
standar untuk analisis kandungan Fe,
Zn, Ca, Cu, Cr, dengan menggunakan
AAS dilakukan pada hari Jumat, 19
September 2014 dan 17 Oktober pukul
14.00 WIB sampai 17.00 WIB di
Laboratorium Analasis Zat Gizi Mikro
Lantai
2,
Departemen
Gizi
Masyarakat,
Fakultas
Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
2.2.

Alat dan Bahan

Alat
yang
digunakan
pada
praktikum preparasi sampel analisis
mineral adalah neraca analitik, kaca
arloji, enlenmeyer, labu ukur, dan hot
plate. Bahan yang digunakan adalah
sampel pocari sweat, HNO3, HClO4
60%, HCl 1:1, HNO3 1:1 dan H2SO4
98%.
Alat yang digunakan untuk
menyiapkan larutan standar adalah
labu ukur dan labu takar serta pipet
mohr. Larutan standar Cu 1000 ppm,
HNO3, serta air deionisasi digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan
larutan standar
2.3.

Prosedur Perobaan

Preparasi
sampel
analisis
mineral merupakan metode AOAC
925.08
yang
terstandarisasi
internasional. Praktikum preprasi
sampel analisis mineral menggunakan
sampel pocari sweat. Sampel yang
digunakan ditimbang 1 gram
kemudian
dimasukkan
kedalam
erlenmeyer 100 ml dan dibuat

replicate. Kemudian ditambahkan


H2SO4 98% sebanyak 10 ml dan 10 ml
HNO3 kedalam dalam labu erlenmeyer
tersebut.
Selanjutnya
sampel
dipanaskan diatas hot plate sampai
warna larutan didalam erlenmeyer
menjadi warna hitam, lalu tambahkan
HNO3 10 ml sampai larutan menjadi
bening. Setelah warna larutan dalam
labu erlenmeyer menjadi bening,
erlenmeyer diangkat dari hot plate
diteteskan kurang lebih 2 tetes air
bebas ion kemudian diencerkan dalam
labu takar 100 ml.
Metode
Atomic
Absorption
Spectriphotometry dikenal juga dengan
metode AOAC 985.35.
Larutan
standar yang dibuat untuk analisis
mineral menggunakan AAS ialah
menggunakan larutan standar Cu 1000
ppm. Jika ingin membuat larutan
standar dengan konsentrasi yang lebih
kecil dengan volume tertentu ialah
dengan mengalikan ppm larutan yang
akan dibuat dan volume yang akan
dibuat kemudian dibandingkan dengan
ppm larutan mula-mula. Misalnya
ingin membuat larutan Cu 50 ppm
dengan volume 500 ml, maka volume
larutan Cu 1000 ppm yang dibutuhkan
ialah sebanyak 50 ml. Setelah
didapatkan jumlah larutan Cu 1000
ppm yang
dibutuhkan,
larutan
kemudian dipipet sebanyak 50 ml ke
dalam labu takar 500 ml. Kemudian
ditambahkan 2 ml HN03. Setelah itu,
ditambahkan air deionisasi hingga
tanda tera.
3. PEMBAHASAN
Praktikum pengabuan basah
pada dasarnya ialah menambahkan
senyawa tertentu pada bahan yang
akan dianilisis. Senyawa yang
ditambahkan adalah larutan HNO3

yang
berfungsi
sebagai
pengoksidasi zat-zat organik yang
terkandung dalam suatu bahan
pangan. Zat-zat organik kemudian
akan menguap dalam bentuk asap.
Asap yang dikeluarkan pada saat
pemanasan berwarna orange. Hal
ini terjadi karena zat organik yang
menguap salah satunya adalah
asam nitrat (HNO3). Menurut
Mukhammad (1994), jika asam
murni
dipanaskan
cenderung
mengeluarkan asap putih ketika
terpapar ke udara, asam dengan
nitrogen
dioksida
terlarut
mengeluarkan uap yang berwarna
coklat kemerahan (1)
Pembuatan larutan standar
pada metode AAS dilakukan
dengan menambahkan HNO3 yang
kemudian ditera dengan air
deionisasi. Air yang digunakan
adalah air deionisasi karena pada
pembuatan larutan ini air yang
digunakan harus air yang tidak
mengandung mineral atau logam,
salah satunya dengan melalui
penyulingan minimal sebanyak 2
kali sehingga tidak mengganggu
larutan standar yang dibuat. Fungsi
penggunaan HNO3 pada percobaan
ini adalah untuk melarutan logam
karena logam tidak bisa larut
dalam air dan dapat larut dalam
pelarut asam (2)
Kendala yang dialami pada saat
praktikum preparasi sampel untuk
analisis mineral adalah pada saat
melakukan
tera
100ml
menggunakan labu ukur. Air bebas
ion dituang terlalu sehingga larutan
melewati batas tera. Setelah ditera,
larutan yang berada didalam labu
ukur dihomogenkan dengan cara
dikocok-kocok, sehingga larutan

yang pada awalnya melebihi batas


tera turun dan mendekati batas tera
pada labu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fauzi
Mukhammad.
1994.
Analisis Hasil Pangan (Teori dan
Praktek). Jember (ID): Universitas
Negri Jember
2. Khopkar. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Jakarta (ID): UIpress.

Anda mungkin juga menyukai