PENDAHULUAN
Buku ini merupakan buku panduan untuk Mahasiswa dalam melakukan praktikum
mekanika tanah. Buku panduan praktikum mekanika tanah ini dibagi menjadi 3
bagian:
Perbaruan yang dilakukan dalam buku panduan praktikum ini mencakup perubahan
susunan modul praktikum menjadi:
1. Standar Acuan
2. Maksud dan Tujuan Percobaan
3. Alat-alat dan Bahan
4. Teori dan Rumus yang Digunakan
5. Prosedur Praktikum
6. Pengolahan Data
Tim Penyusun
2015
Buku Praktikum Mekanika Tanah
DAFTAR ISI
BAGIAN 1
BAB 1 ATTERBERG LIMITS ................................................................................... 2
A. LIQUID LIMIT (BATAS CAIR) .............................................................. 2
B. PLASTIC LIMIT(BATAS PLASTIS) ....................................................... 10
C. SHRINKAGE LIMIT (BATAS SUSUT) ................................................... 14
BAB 2 SPECIFIC GRAVITY .................................................................................. 20
BAB 3 HYDROMETER.......................................................................................... 29
BAB 4 SIEVE ANALYISIS ..................................................................................... 41
BAB 5 COMPACTION .......................................................................................... 46
BAB 6 CALIFORNIA BEARING RATIO ................................................................... 56
BAB 7 PERMEABILITY......................................................................................... 64
BAGIAN 2
BAB 8 HAND BORING & SAMPLING ..................................................................... 87
BAB 9 CONE PENETRATION TEST (SONDIR) ....................................................... 93
BAB 10 TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED-UNDRAINED) TEST ........................... 104
BAB 11 CONSOLIDATION TEST ........................................................................ 120
BAB 12 DIRECT SHEAR TEST ............................................................................ 137
BAB 13 UNCONFINED COMPRESSION TEST ....................................................... 145
BAGIAN 3
BAB 14 SWELLING TEST .................................................................................. 160
BAB 15 SAND CONE TEST ................................................................................ 170
BAB 16 FIELD - CALIFORNIA BEARING RATIO (FIELD - CBR) ............................. 176
ii
BAGIAN 1
BAB 1
ATTERBERG LIMITS
A.
1.1.
Standar Acuan
ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and
1.3.
Alat Cassagrande
Can
Spatula
Mangkuk porselin
Oven
Botol penyemprot
Air suling
Gambar 1.1 Peralatan praktikum liquid limit: a) Alat Cassagrande; b) Standard grooving
1.4.
Cair
Plastis
BATAS CAIR
Semi Plastis
BATAS PLASTIS
Solid
BATAS SUSUT
Semakin ke kanan diagram di atas, kadar airnya semakin sedikit. Batas cair
ini ditentukan dengan percobaan memakai alat percobaan liquid limit. Alat ini
dikembangkan oleh Cassagrande dan besarnya batas cair ditentukan pada
ketukan ke-25.
= 1 2 100%
2
(1.1)
dengan :
1.5.
= kadar air
w1
w2
w3
= berat can
Prosedur Praktikum
1.5.1. Persiapan
1. Siapkan tanah lolos saringan no. 40 ASTM, dengan kondisi kering udara.
2. Pastikan kebersihan alatalat.
3. Kalibrasi timbangan yang akan digunakan.
4. Siapkan botol penyemprot dan air suling.
5. Siapkan dan keringkan can yang diperlukan.
1.5.2. Jalannya Praktikum
1. Masukkan sampel tanah ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
campur dengan air suling dan aduk dengan spatula hingga tanah menjadi
homogen.
5. Timbang can terlebih dahulu, lalu ambil sebagian tanah dalam mangkuk
Pengolahan Data
II
III
IV
Jumlah ketukan
Berat can
Berat air
Kadar air
W(y)
82
81
W (%)
80
79
78
77
y = Ln(x) +
76
75
74
0
10
20
30
40
50
60
Jumlah ketukan
= (25)
(1.2)
keterangan:
LL
= liquid limit
Wn
= jumlah ketukan
LL1
=%
LL2
=%
LL3
=%
LL4
=%
LL5
=%
Jumlah ketukan
Wn (%)
LL (%)
LLrata-rata =
Kesalahan relatif =
LLcara1 LLcara2
100% = %
LLcara1
(1.3)
B.
1.1.
Standar Acuan
ASTM D 4318 "Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and
1.3.
Pelat kaca
Container
Spatula
Mangkuk porselin
Oven
b. Bahan
1.4.
Air suling
10
IP = LL PL
(1.4)
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis
dan batas cair. Rumus yang digunakan sama seperti persamaan (1.1):
1 2
100%
2 3
dengan:
1.5.
= kadar air
w1
w2
w3
= berat container
Prosedur Praktikum
1.5.1. Persiapan
1. Bersihkan alatalat yang akan digunakan.
2. Siapkan botol penyemprot dan air suling.
3. Siapkan tanah lolos saringan No.40 ASTM.
4. Timbang berat kedua container.
1.5.2. Jalannya Praktikum
1. Masukkan sampel tanah ke dalam mangkuk porselin dan kemudian
campur dengan air suling dan diaduk dengan spatula hingga homogen.
2. Ambil sampel tanah tersebut sedikit lalu gulung di atas pelat kaca sampai
berdiameter inch. Bila kadar air berlebih, pada waktu sampel tanah
mencapai diameter inch tidak terjadi retakretak, maka percobaan ini
harus diulang kembali dengan menambahkan sampel tanah. Sedangkan
bila kadar air kurang, sampel tanah akan retak-retak sebelum mencapai
diameter inch. Percobaan ini harus diulang kembali dengan
11
12
Pengolahan Data
w1 (gr)
w2 (gr)
Berat Can
w3 (gr)
w2 w3 (gr)
Berat air
w1 w2 (gr)
Kadar air
W=
w1 w2
x100%
w2 w3
13
C.
1.1.
Standar Acuan
ASTM D 427 "Standard Test Method for Shrinkage Factors of Soils by the
Mercury Method"
AASHTO T 92 "Standard Method of Test for Determining the Shrinkage
Factors of Soils"
SNI 3422:2008 "Cara uji penentuan batas susut tanah"
1.2.
1.3.
Coated dish
Shrinkage dish
b. Bahan
Air Raksa
Vaselin
Gambar 1.7 Peralatan praktikum shrinkage limit: a) Shrinkage dish; b) Coated dish; c) Air
Raksa
14
Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku. Di
dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak
akan terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya
dikurangi. Pada tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume.
Batas susut ditunjukkan dengan kadar air tanah pada tahap mengering dan
tidak terdapat perubahan/pengurangan volume. Rumus yang digunakan:
( )( )
100%
(1.6)
dengan :
ww
wd
Vw
Vd
1.5.
100%
(1.7)
Prosedur Praktikum
1.5.1. Persiapan
1. Siapkan tanah lolos saringan No. 40 ASTM kering udara.
2. Siapkan air suling dan botol penyemprot.
3. Timbang coated dish atau container yang diperlukan.
1.5.2. Jalannya Praktikum
1. Masukkan butiran tanah ke dalam mangkuk porselin dan beri air suling
secukupnya kemudian aduk dengan spatula hingga homogen.
15
dish agar sampel tanah mengisi penuh seluruh bagian coated dish dan
permukaannya rata.
4. Timbang sampel tanah dan coated dish tersebut.
5. Ulangi percobaan tersebut sebanyak dua kali.
6. Diamkan coated dish dan sampel tanah di udara terbuka kurang lebih
selama 18 jam agar tidak mengalami retak-retak akibat pemanasan secara
tiba-tiba.
7. Setelah 18 jam, masukkan sampel tanah ke dalam oven.
8. Setelah sekitar 1824 jam di oven, keluarkan coated dish dan tanah kering
dari oven. Timbangnya lagi, dan kemudian hitung volume tanah basah
dan volume tanah kering.
* Hitung volume tanah basah:
dish.
2 1
(1.8)
16
Timbang shrinkage dish beserta isinya sehingga diperoleh berat air raksa
dalam shrinkage dish (wHg+S)
Celupkan sampel tanah kering ke dalam shrinkage dish yang berisi raksa
dengan menekannya secara hatihati dengan pelat kaca berkaki tiga
sehingga permukaan sampel tanah benarbenar berada tepat di
permukaan air raksa. Sebagian raksa akan tumpah keluar. Proses ini
disebut sub-merging soil cake (gambar 1.6).
Keluarkan sampel tanah dan timbang kembali shrinkage dish + raksa yang
tersisa (wHg)
(1.9)
vaselin dan diisi tanah diketukketuk agar tidak tersisa gelembung udara
di dalamnya. Sedangkan menurut standar ASTM D-427, coated dish hanya
digoyanggoyangkan.
Pada metode ASTM alat yang dipakai untuk menampung tanah adalah
mangkuk porselin yang mempunyai diameter 1.75 inch dan tinggi 0.5
inch, sedangkan dalam percobaan di dalam laboratorium dipakai coated
dish.
Buku Praktikum Mekanika Tanah
17
Pengolahan Data
ww+c(gr)
wc (gr)
ww = ww+c - wc (gr)
wd+c (gr)
wd = wd+c - wc (gr)
wHg+c (gr)
wHg (gr)
wHg/ 13.53
wHg+s (gr)
(wHg+s)(wHg+s)
(wHg) / 13.53
Shrinkage Limit
SL
Shrinkage Ratio
SR
wHg+s (gr)
KeKeterangan :
ww wd Vw Vd w 100%
wd
...
wd
100%
Vd
...
100%
...
=
Buku Praktikum Mekanika Tanah
18
ww wd Vw Vd w 100%
wd
...
wd
100%
Vd
...
100%
...
SLdish1 SLdish2
2
... ...
2
SRdish1 SRdish2
2
... ...
2
19
BAB 2
SPECIFIC GRAVITY
2.1.
Standar Acuan
ASTM D 854 "Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by
Water Pycnometer"
AASHTO T 100 "Specific Gravity of Soils"
SNI 1964:2008 "Cara Uji Berat Jenis Tanah"
2.2.
Oven
Kompor Listrik
Termometer
Can
Alat Penyemprot
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 40 sebanyak 500 gram, kering oven
Air suling
20
2.4.
(2.1)
Dimana:
Gs
= spesifik gravity
(2.2)
Dimana:
ws
= berat tanah
Vs
= volume tanah
21
(2.3)
Dimana:
= berat air
= volume air
Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama dengan
volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan 2.1. menjadi sebagai
berikut:
(2.4)
Percobaan specific gravity ini dilakukan pada kondisi suhu TC, sehingga nilai
tersebut harus dikoreksi dengan faktor koreksi , sehingga rumus 2.4 tersebut
menjadi:
(2.5)
Dimana:
= berat tanah
= berat air
22
Temperatur
(C)
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
SNI 1964:2008
Hubungan Kerapatan
Relatif Air
0.99862
0.99843
0.99823
0.99802
0.99780
0.99757
0.99733
0.99708
0.99682
0.99655
0.99627
0.99598
0.99568
Faktor Koreksi
Suhu,
1.0004
1.0002
1.0000
0.9998
0.9996
0.9993
0.9991
0.9989
0.9986
0.9983
0.9980
0.9977
0.9974
Nilai Gs pada umumnya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil
percobaan benar atau tidak adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Nilai Gs beberapa jenis tanah
TIPE TANAH
Pasir
Pasir kelanauan
Lempung anorganik
Tanah dengan mika dan besi
Tanah organik
Sumber: Bowles (2001)
2.5.
GS
2.65 - 2.67
2.67 - 2.70
2.70 - 2.80
2.75 - 3.00
1.0+ - 2.60
Prosedur Praktikum
2.5.1. Persiapan
1. Siapkan empat buah pycnometer yang telah dibersihkan dan dikeringkan.
2. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 400 gram lolos
saringan No. 40 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama 24
jam dengan temperatur 110 5C (230 9 F).
23
Sampel tanah yang digunakan adalah seberat 25 gram untuk botol labu
dan 10 gram untuk stoperred bottle.
24
Dididihkan
Sampel tanah yang dipakai 100 gram, lolos saringan No. 40 ASTM
dankering oven.
25
Pengolahan Data
(2.6)
Dimana:
Ww
= berat air
ws
Sampel 1
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Sampel 2
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
26
= ... x
= ...
Sampel 3
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Sampel 4
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Nilai specific gravityrata-rata
= =
27
Sampel 1
1 =
|
|1
1 = %
Sampel 2
2 =
|
|2
2 = %
Sampel 3
3 =
|
|3
3 = %
Sampel 4
4 =
|
|4
4 = %
Kesalahan Relatifrata-rata
+ + +
= 1 2 4 3 4
= %
28
BAB 3
HYDROMETER
3.1.
Standar Acuan
ASTM D 421 "Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for
3.3.
Gelas ukur
Stopwatch
Oven
Termometer Celcius
Gelas belimbing
b. Bahan
29
h
d
g
a
c
3.4.
2 2
9
(2)
menjadi
9..
= 22
(3.1)
30
= diameter butiran ( cm )
Hukum ini hanya berlaku jika: 0.0002 mm < D < 0.2 mm.
hydrometer
pengendapan
tipe152
dikalibrasi
berlangsung.
untuk
Menurut
suspensi
Bowles,
larutan
yang
(3.2)
= 1 + 0.5 (2 /A)
(3.3)
31
= waktu
Vb
L1
(3.4)
dengan:
CT
% = 100%
(3.5)
% =
Dimana:
100%
. 1.65
= ( 1) 2.65
(3.6)
(3.7)
32
= (
)980
menjadi
(3.8)
keterangan :
-
Setelah % finer dan D yang saling terkait telah dihitung, maka didapatsuatu
grafik distribusi butiran. Dari grafik ini akan didapat D10, D30 dan D60.
D10 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak10%
(%finer = 10%)
D30 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak30%
(%finer = 30%)
D60 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak60%
(%finer = 60%)
Sehingga koefisien keseragaman (CU) kita bisa dapatkan dengan rumus:
= 60
10
(3.9)
33
30 2
(3.10)
10 60
1 < CC < 3, dapat dianggap suatu range untuk tanah yang bergradasi baik.
Berikut merupakan tabel yang digunakan pada perhitungan analisis butiran
metode hidrometer. Semua tabel (3.13.5) bersumber dari Engineering
Properties of Soil and Their Measurement (Bowles, 2001).
Unit weight
of water,
g/cm3
1.00000
0.99897
0.99880
Viscosity
of water,
poise*
0.01567
0.01111
0.01083
18
19
20
21
22
23
0.99862
0.99844
0.99823
0.99802
0.99780
0.99757
0.01056
0.01030
0.01005
0.00981
0.00958
0.00936
24
25
26
27
28
29
30
0.99733
0.99708
0.99682
0.99655
0.99627
0.99598
0.99568
0.00914
0.00894
0.00874
0.00855
0.00836
0.00818
0.00801
Tabel 3. 2 Faktor
koreksi untuk Gs tanah
Gs of soil
solids
Correction
factor
Temp.
(C)
CT
2.85
2.80
2.75
2.70
2.65
2.60
2.55
2.50
0.96
0.97
0.98
0.99
1.00
1.01
1.02
1.04
15
16
17
1.10
-0.90
-0.70
18
19
-0.50
-0.30
20
21
0.00
+0.20
22
23
+0.40
+0.70
24
25
+1.00
+1.30
26
27
28
29
30
+1.65
+2.00
+2.50
+3.05
+3.80
34
2.50
0.0151
0.0149
0.0148
0.0145
0.0143
0.0141
0.0140
0.0138
0.0137
0.0135
0.0133
0.0132
0.0130
0.0129
0.0128
2.55
0.0148
0.0146
0.0144
0.0143
0.0141
0.0139
0.0137
0.0136
0.0134
0.0133
0.0131
0.0130
0.0128
0.0127
0.0126
2.60
0.0146
0.0144
0.0142
0.0140
0.0139
0.0137
0.0135
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0124
Gs of Soil Solids
2.65
2.70
0.0144
0.0141
0.0142
0.0140
0.0140
0.0138
0.0138
0.0136
0.0137
0.0134
0.0135
0.0133
0.0133
0.0131
0.0132
0.0130
0.0130
0.0128
0.0129
0.0127
0.0127
0.0125
0.0126
0.0124
0.0124
0.0123
0.0123
0.0121
0.0122
0.0120
2.75
0.0139
0.0138
0.0136
0.0134
0.0133
0.0131
0.0130
0.0128
0.0126
0.0125
0.0124
0.0122
0.0121
0.012
0.0118
2.80
0.0137
0.0136
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0118
0.0117
2.85
0.0136
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0127
0.0126
0.0124
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0117
0.0116
0.0115
Tabel 3.5 Nilai L (kedalaman efektif) yang digunakan pada rumus Stokes untuk diameter
partikel pada alat hidrometer 152 H berdasarkan ASTM
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Effective
depth L, cm
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
Effective
depth L, cm
16.3
16.1
16.0
15.8
15.6
15.5
15.3
15.2
15.0
14.8
14.7
14.5
14.3
14.2
14.0
13.8
13.7
13.5
13.3
13.2
13.0
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
12.9
12.7
12.55
12.4
12.2
12.0
11.9
11.7
11.5
11.4
11.2
11.1
10.9
10.7
10.5
10.4
10.2
10.1
9.9
9.7
9.6
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
Effective
depth L, cm
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
9.4
9.2
9.1
8.9
8.8
8.6
8.4
8.3
8.1
7.9
7.8
7.6
7.4
7.3
7.1
7.0
6.8
6.6
6.5
35
Prosedur Praktikum
3.5.1. Persiapan
1. Siapkan sampel tanah sebanyak 50 gram kering oven.
2. Timbang 40 gram water glass sebagai bahan dispersi danmasukkan water
36
Gambar 3.3 Cara memasukkan hydrometer yang benar (tidak dilepas tiba-tiba)
6. Pada menit yang ke-2.5, masukkan kembali hydrometer dan baca kembali
skalanya hingga menit keempat (R4).
37
Analysis.
3.5.3. Perbandingan dengan ASTM
Pada prosedur ASTM, pembacaan hydrometer tidak dilakukan pada menit ke120, 240, 480 dan 960.
38
Pengolahan Data
Sampel No. 1
Dari percobaan Specific Gravity didapat Gs= ...
Dari tabel 3.2., a = ...
Berat tanah Ws = 50 gram
Koreksi nol = ...
Koreksi miniskus = ...
Contoh perhitungan pada pembacaan menit pertama:
T = 29C CT dari tabel 3.3 ...
Ra (Actual Hydrometer Reading) = R1 = ...
Rc (Correction Hydrometer Reading)
= Ra - koreksi nol + CT
= ... - ... + ...
= ...
% =
100% =
100%= ...
39
Actual
Tanggal
Waktu
Temp.
Hyd.
pembacaan
(menit ke-)
(oC)
Reading
(Ra)
Corr. Hyd.
reading
(RC)
Hyd.Corr.
%
only for
Finer
Reading
(Tabel 3.5)
L/t
K
(Tabel 3.4)
D (mm)
(Rh)
1
2
4
8
15
30
60
120
240
480
960
1440
40
BAB 4
SIEVE ANALYISIS
4.1.
Standar Acuan
ASTM D 421"Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for
4.3.
Saringan standar ASTM No. 10, 18, 40, 60, 100, 200, serta Pan
Piringan kaleng
Can
Sikat gigi
Oven
b. Bahan
41
b
Gambar 4.1 Peralatan praktikum sieve analyisis: a) Satu set saringan standar ASTM dan
pan; b) Motorized dynamic sieve shaker
4.4.
100%
(4.1)
(4.2)
42
KR =
Wd Wt
Wd
100%
dengan :
4.5.
wd
wt
Prosedur Praktikum
4.5.1. Persiapan
1. Saring tanah yang digunakan dalam percobaan hydrometer
dengan saringan No. 200 ASTM agar bersih dari butiran clay, silt,
dan koloid-koloid.
2. Masukkan tanah yang sudah bersih ke dalam can, lalu masukkan
ke dalam oven selama 18 jam.
4.5.2. Jalannya Praktikum
1. Keluarkan tanah dari oven dan diamkan sejenak, lalu timbang
beratnya.
2. Susun saringan menurut urutan nomor yaitu: 4, 10, 18, 40, 100,
200 (dari yang terbesar di atas hingga yang terkecil), dan
terbawah adalah pan.
3. Masukkan tanah yang telah ditimbang ke atas saringan No. 4
ASTM.
4. Letakkan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik
(Motorizied Dynamic Sieve
Shaker) dan
tutup, kemudian
43
Pengolahan Data
Sampel No. 1
Berat sampel tanah pada percobaan hydrometer = 50 gram
Berat sampel setelah percobaan hydrometer kering oven (w1) = gram
Berat sampel yang tertahan pada saringan:
No. 10 ASTM
= gram
No. 18 ASTM
= gram
No. 40 ASTM
= gram
= gram
= gram
Pan
= gram
Total (w2)
= gram
44
w1 w2
w1
100% = %
Hasil pengolahan data dapat dirangkum seperti pada tabel di bawah ini :
SIEVE
NO.
DIAMETER
(mm)
W. RETAINED
(gram)
%
RETAINED
%
PASSING
4
10
18
40
100
200
4.75
2
0.84
0.42
0.15
0.075
PAN
45
BAB 5
COMPACTION
5.1.
Standar Acuan
ASTM
698
"Standard
Test
Methods
forLaboratory
Compaction
5.3.
Hydraulic extruder
Gelas ukur
46
Timbangan
Oven
Jangka sorong
b. Bahan
b
Gambar 5.1 Peralatan praktikum compaction: a) Mould (lengkap); b) Hammer; c) Pelat
besi/penggaris; d) Jangka sorong
5.4.
47
...
(5.1)
dengan:
CE
= jumlah layer
2.
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawah ini:
Table 5.1. Perbedaan Modified Proctor dan Standard Proctor pada uji pemadatan
Test Identification
Diameter Mould (inch)
Berat Hammer (lbs)
Tinggi Jatuh Hammer
(Inch)
Jumlah Layer
Jumlah Pukulan PerLayer
C.E (ft-lb/ft3)
Ukuran Butiran
Maksimum Yang Lolos
Standard Proctor
AASHTO T 99
(ASTM D 698)
Modified Proctor
AASHTO T 180
(ASTM D 1557)
4
5.5
6
5.5
4
10
6
10
12
12
18
18
25
56
25
56
12.400
12.400
56.000
56.000
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
48
Gambar 5.2. Perbedaan grafik pemadatan Modified Proctor dan Standard Proctor
49
100%
(5.2)
= (1 + )
(5.3)
(5.4)
= (1+)
dengan:
W
= kadar air
0
1+0
(5.5)
dengan:
Vadd = volume air yang akan ditambahkan
WX
W0
(5.6)
= (1+W)V
= (1+W)
(5.7)
50
dry
.
1+(W.Gs )/Sr
(5.8)
dengan:
GS
Sr
= derajat kejenuhan
...
51
Prosedur Praktikum
5.5.1. Persiapan
1. Siapkan 6 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No.
4 ASTM.
2. Campur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah,
nilai kadar air awal dalam hal ini dianggap sama.
3. Ambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya,
dan mencari nilai kadar air sampel tersebut.
4. Kembalikan sampel tanah ke kantongnya masing-masing.
5. Hitung kadar air pada keesokan harinya, lalu tambahkan air pada masingmasing kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda.
6. Masukkan sampel tanah ke dalam kantong plastik dan diamkan selama 1824 jam (diperam) agar kadar airnya merata.
5.5.2. Jalannya Praktikum
1. Siapkan mould, collar, dan base plate.
2. Timbang mould dan ukur dimensinya untuk mengetahui volume tanah
hasil pemadatan.
3. Masukkan sampel tanah ke dalam mould, perkirakan jumlahnya
sedemikian rupa sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3
tinggi mould (karena total lapisan pemadatan sebanyak 3 lapis).
4. Tumbuk 25 kali pada setiap lapisan secara merata dengan hammer
seberat 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch (Standard Proctor ASTM).
5. Setelah pemadatan lapis ketiga selesai, buka collar dan ratakan kelebihan
tanah pada mould dengan pelat pemotong.
6. Timbang berat tanah beserta mould.
7. Keluarkan sampel tanah dari mould dengan bantuan extruder.
8. Ambil bagian atas, tengah, bawah dari sampel tanah tersebut untuk
diperiksa kadar airnya, dengan demikian akan diperoleh kadar air rata-rata
dari sampel tanah setelah dipadatkan.
52
Pengolahan Data
= cm
tinggi
= cm
berat
= gram
volume = ..d2.tinggi
= cm3
= gr
w(c+w)
= wcan + wwet
= gr
* setelah dioven
w(c+d)
= wcan + wdry
= gr
wwater
= w(c+w) - w(c+d)
= gr
wdry
= w(c+d) - wcan
= gr
W0
100%
= ... %
Kadar air untuk sampel lainnya dapat dirangkum dalam sebuah tabel seperti
di bawah ini:
Sample
I
II
III
IV
V
wcan
gr
gr
gr
gr
gr
w(c+w)
gr
gr
gr
gr
gr
w(c+d)
gr
gr
gr
gr
gr
wwater
gr
gr
gr
gr
gr
wdry
gr
gr
gr
gr
gr
W0
%
%
%
%
%
53
= %
Wx
= %
= gr
Vadd
0
1+0
= ... ml
Untuk volume air yang perlu ditambahkan pada sampel lainnya, dapat
dirangkum dalam sebuah tabel seperti di bawah ini:
Sample
I
II
III
IV
V
wcan
gr
gr
gr
gr
gr
w(c+w)
gr
gr
gr
gr
gr
w(c+d)
gr
gr
gr
gr
gr
wwater
gr
gr
gr
gr
gr
wdry
gr
gr
gr
gr
gr
W0
%
%
%
%
%
Wx
%
%
%
%
%
Vadd
ml
ml
ml
ml
ml
= gr
w(c+w)
= wcan + wwet
= gr
* setelah dioven
w(c+d)
= wcan + wdry
= gr
wwater
= w(c+w) - w(c+d)
= gr
wdry
= w(c+d) - wcan
= gr
100%
= ... %
54
=%
Wsoil+mould
= gr
Wmould
= gr
Wsoil
= gr
Vsoil
= Vmould
= cm3
wet
= Wsoil / Vsoil
= cm3
= (1+)
= gr/cm3
w
gr
gr
dry
gr/cm3
gr/cm3
III
gr
gr/cm3
IV
gr
gr/cm3
gr
gr/cm3
= 100%
GS
water
= 1 gr/cm3
ZAV =
.
1+(W.Gs )/Sr
Sample
I
II
III
IV
V
W
%
%
%
%
%
Gs
ZAV
55
BAB 6
Standar Acuan
ASTM D 1883 Standard Test Method for CBR (California Bearing Ratio) of
Laboratory-Compacted Soils
AASHTO T 193 Standard Method of Test for The California Bearing Ratio
SNI 1744:1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium
6.2.
6.3.
Compaction Hammer
Mould
Timbangan
Oven
Aluminum can
Stopwatch
56
Bak air
b. Bahan
Gambar 5.1 Peralatan praktikum CBR: a) mesin CBR; b) Piringan berlubang dengan dial;
c) Beban logam
6.4.
57
(6.1)
PENETRATION
mm
inch
MPa
psi
2.5
0.10
6.9
1000
5.0
0.20
10.3
1500
7.5
0.30
13.0
1900
10.0
0.40
16.0
2300
12.7
0.50
18.0
2600
Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
dikorelasikan dengan grafik Calibration Prooving Ring.
Test Unit Load (psi) = tegangan ()
()
(6.2)
Dengan:
A
= Luas Piston
= M. LRC
= dial reading
58
condition
dilakukan
setelah
sampel
tanah
dalam
mould
59
Tabel 6.2 Nilai CBR tanah beserta kualitas dan juga kegunaan serta sistem klasifikasinya
Nilai
Kualitas
Kegunaan
0-3
Sangat rendah
3-7
7-20
CBR
Sistem Klasifikasi
Unified
AASHTO
Subgrade
A5, A6, A7
Subgrade
Cukup baik
Subbase
SM, SP
20-50
>50
Baik
Base atau
Subbase
SM, SP, GP
A2-6
Base
GW, GM
A1a, A2-4, A3
Sangat baik
6.5.
Prosedur Praktikum
6.5.1. Persiapan
1. Siapkan 3 plastik sampel tanah lolos saringan No.4 ASTM seberat 5 kg.
2. Rencanakan kadar air pada masing-masing kantong. Kadar air ini
divariasikan -2% s/d -2.5% dari kadar air optimum pada percobaan
Compaction, dan +2 s/d +2.5% dari kadar air optimum. Untuk membuat
kadar air yang diinginkan, cari kadar air awal terlebih. Kemudian
tambahkan air dengan volume tertentu (V) untuk mencapai kadar air yang
diinginkan menggunakan persamaan berikut:
3. Setelah
sampel
tanah
0
1+0
= ml
dicampur
dengan
(5.5)
air
hingga
merata,
60
61
Pengolahan Data
=%
W1
=%
0
1+0
Membuat
Grafik
yang
1+
= ml
(5.5)
= ml
Menunjukkan
Penetrasi
Tanah
terhadap
Tegangan/Beban (terlampir)
Menentukan Nilai CBR pada penetrasi 0.1 dan 0.2 pada kondisi Unsoaked
dan Soaked
Penetrasi 0.1
Unsoaked
: CBR =
Soaked
: CBR =
100% = %
100% = %
Penetrasi 0.2
Unsoaked
: CBR =
Soaked
: CBR =
100% = %
100% = %
Penetration (inch)
0.1
0.2
CBR
Unsoaked
Soaked
...
...
...
...
62
Dial Reading
Swell (%)
63
BAB 7
PERMEABILITY
7.1.
Standar Acuan
ASTM D 2434 "Standard Test Method for Permeability of Granular Soils
(Constant Head)"
AASHTO T 215 "Standard Method of Test for Permeability of Granular Soil
(Constant Head)"
7.2.
7.3.
Mould permeability
Gelas ukur
Penggaris
Jangka sorong
Stopwatch
b. Bahan
Pasir
Air
64
a
b
Gambar 7.1 Peralatan praktikum permeability: a) Alat constant head test; b) penggaris; c)
7.4.
q
~i
A
q=kiA
(7.1)
atau
permeabilitas
tanah.
Sehingga
dengan
begitu,
65
66
Penentuan nilai k dilakukan dengan cara mengukur penurunan tinggi muka air
selama periode waktu tertentu dan pada saat ini tegangan air menjadi tidak
tetap sehingga rumus Darcy dapat digunakan. Misalnya pada ketinggian air
(h), penurunan (dh) akan membutuhkan waktu (dt), maka koefisien
permeabilitas dapat diturunkan dari rumus Darcy sehingga menjadi:
q=kiA
h
L
qI
A h t
(7.2)
dengan:
= koefisien permeability
67
= selang waktu
Apabila air yang melalui sampel tanah sedikit seperti pada sampel tanah
lempung murni dimana nilai k sangat kecil, maka metode ini tidak efektif lagi
digunakan untuk mengukur nilai k. Sehingga akan lebih baik menggunakan
cara yang kedua, yaitu metode Variable Head.
Metode Variable Head Test
68
Jumlah air yang mengalir pada standpipe dalam waktu tertentu adalah :
q av a
dh
dt
dengan :
a
= luas cross-sectionstandpipe
q A k
h
L
lalu dengan menyamakan jumlah air yang masuk = jumlah air yang keluar
qin qout
dh
h
A.k .
dt
L
dh 1 A k dt
h h h a L
0
0
h1
ln
k 2.3
h0 A k t
h1
aL
h
aL
log10 0
At
h1
(7.3)
dengan:
69
K20 = KT( T / 20 )
(7.4)
dimana:
T
20
Perbandingan viskositas dapat dilihat pada gambar 7.3 di bawah ini (tabel
koreksi viskositas cairan).
Temperatur oC
Gambar 7.4
70
10-1
10-2
Pasir
Kerikil
bersih
10-3
bersih
10-4
dan
campuran pasir-kerikil
10-5
10-6
Pasir
sangat
lanau
dan
10-7
10-8
10-9
10-10
halus,
lempung-
lanau berlapis-lapis
lanau
(>20%
lempung)
bercelah
k (m/s)
Jenis Tanah
1x10-2 1
Kerikil
Pasir/campuran pasir-kerikil
1 x10-5 - 1x10-2
1x10-9 - 1x10-5
Clay padat
1x10-11 1x10-9
k (m/s)
5x10-5 - 1x10-4
Pasir halus
1x10-5 - 5x10-5
Pasir kelanauan
1x10-6 - 2x10-5
Lanau
1x10-7 - 5x10-6
Lempung
1x10-11 1x10-8
71
Prosedur Praktikum
7.5.1. Persiapan
1. Siapkan tanah kering yang lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak 3 kg,
dan pasir sebanyak 3 kg.
2. Siapkan mould permeability, kemudian catat data diameter, tinggi, serta
berat mould.
3. Campur tanah dengan pasir dengan perbandingan tertentu (tanah:pasir =
1:1 / 1:2 / 2:1) sehingga terdapat 3 sampel campuran tanah dan pasir,
kemudian aduk sampai rata.
4. Kemudian masukkan campuran tanah dan pasir untuk setiap masingmasing perbandingan tersebut ke dalam mould hingga padat dan
perhatikan filter pada bagian atas dan dasar mould agar harus selalu
terpasang.
5. Tutup mould dan letakkan pada alat permeability.
7.5.2. Jalannya Praktikum
1. Percobaan yang dilakukan adalah Constant Head Test, pertama-tama
alirkan air melalui selang, naik ke reservoir di atas kemudian masuk ke
72
Pemadatan tanah tidak sama dengan cara ASTM. Selain itu standar yang
ditetapkan
ASTM
tidak
dapat
dipenuhi
karena
peralatan
dalam
73
Pengolahan Data
: Wpasir = ... gr
Wtanah = ... gr
Tinggi sampel (L)= ... cm = ... x 10-2 m
Luas (A) = D x L = ... m2
Tinggi constant head (h) = ... cm = ... x 10-2 m
Volume air tertampung (V) = ... ml = ... x 10-6 m3 (dalam ... detik)
7.6.2. Perhitungan
Koefisien Permeabilitas pada suhu kamar ( 29oC )
K29 = ( V. L ) / ( A . h . t2 )
sehingga untuk suhu standar (20oC)
; 29 / 20 =
74
Sampel 1
Tinggi (L)
=m
=m
Luas (A)
=DxL
=x
= m2
= m3 ( dalam detik )
K29 = ( V . L ) / ( A . h . t2 )
=(.)/(..
= m/s
K20 = K29 . ( 29 / 20 )
=.
= m/s
Sampel 2
Tinggi (L)
=m
=m
Luas (A)
= m2
K29 = ( V . L ) / ( A . h . t2 )
= m/s
75
K20 = K29 . ( 29 / 20 )
=.
= m/s
Sampel 3
Tinggi (L)
=m
=m
Luas (A)
= m2
K29 = ( V . L ) / ( A . h . t2 )
= m/s
K20 = K29 . ( 29 / 20 )
=.
= m/s
Nilai-nilai k yang didapat kemudian dirangkum pada sebuah tabel di bawah
ini:
No. Sampel
K29 (m/s)
K20 (m/s)
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
BAGIAN 2
86
BAB 8
Standar Acuan
ASTM D 1452 Standard Practice for Soil Investigation and Sampling by
Auger Borings
ASTM D 1587 Standard Practice for Thin-Walled Tube Sampling of Soils
for Geotechnical Purposes
8.2.
8.3.
8.4.
Auger Iwan
Batang pemegang
Kunci Inggris
Socket
Tabung 2 buah
Lilin
Oli
87
Disturbed sample adalah sampel tanah yang diambil tanpa ada usaha yang
dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample
adalah sampel tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Sampel tidak
terganggu ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan
susunan kimia. Sampel tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh,
tetapi untuk pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi
sekecil mungkin.
Pengeboran Auger
Pengeboran auger merupakan salah satu metode yang sederhana dalam
melakukan investigasi tanah (soil investigation) dan pengambilan sampel
(sampling).
Pengeboran
dapat
dilakukan
hingga kedalaman
tertentu
tergantung dari kondisi muka air tanah, karakteristik tanah, serta peralatan
yang digunakan.
Pengeboran auger dapat dilakukan secara manual oleh tangan manusia (hand-
operated auger) dan dapat dilakukan secara mekanis oleh mesin (machineoperated auger). Pada praktikum ini, pengeboran dilakukan secara manual
menggunakan auger tipe Iwan (auger Iwan) yang merupakan bor terdiri dari
dua segmen plat baja (menyerupai tabung) dengan dua mata pisau di
ujungnya.
88
Boring Log
Boring log merupakan catatan hasil pengeboran yang digunakan sebagai
identifikasi jenis lapisan tanah. Adapun dalam boring log biasanya berisi
informasi antara lain:
-
Elevasi permukaan titik bor, elevasi lapisan tanah, dan elevasi muka air
tanah.
89
JENIS TANAH
JENIS TANAH
Lempung
Lanau kelempungan
Lanau
Lanau kepasiran
Pasir
Pasir kelempungan
Material Timbunan
Pasir kelanauan
Lempung Kelanauan
Bongkahan
Lempung Kepasiran
Gambut
(Clay)
(Silt)
(Sand)
(Fill material)
(Silty-clay)
(Sandy-clay)
8.5.
SIMBOL
(Clayey-silt)
(Sandy-silt)
(Clayey-sand)
(Silty-sand)
(Boulders)
(Peat)
Prosedur Praktikum
8.5.1. Persiapan
1. Siapkan alat-alat praktikum.
2. Tentukan titik pengeboran dan bersihkan permukaan tanah dari rumput
dan batuan.
8.5.2. Jalannya Praktikum
1. Pasang auger Iwan pada batang bor dan diletakkan di titik bor.
2. Putar bor searah jarum jam sambil dibebani. Batang bor diusahakan agar
tetap tegak lurus.
90
3. Masukkan auger Iwan sampai kedalaman 30 cm, lalu ambil contoh tanah
terganggu dan masukkan dalam kantong plastik.
4. Pada kedalaman 1 m, ganti auger Iwan dengan socket dan tabung, lalu
pasang kepala pemukul dan dipukul dengan palu. Pemukulan dengan
pemberat (palu) harus dilakukan dengan memperhatikan keselamatan.
91
Pengolahan Data
Dari sampel tanah yang diambil, dapat dibuat boring log yang berisi jenis
tanah, warna, dan juga uraian secara visual. Berikut merupakan contoh boring
log.
92
BAB 9
Standar Acuan
ASTM D 3441 Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Tests
of Soil
SNI 2827:2008 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
9.2.
9.4.
Biconus standar dengan luas konus 10 cm2 dan luas mantel 150 cm2
Kunci Inggris
93
Gambar 9.1 Rincian konus ganda (biconus) tipe Begemann. Posisi tertekan (kiri); posisi
terbentang (kanan)
94
Hasil dari pengujian sondir ini adalah tahanan ujung yang diambil sebagai gaya
penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir, atau qc dan tahanan
ujung total, atau qt. Pengujian sondir ini dilakukan hingga mencapai tanah
keras atau hingga mencapai kemampuan maksimum alat, yaitu tekanan qc =
250 kg/cm2. Berikut merupakan proses kerja bikonus pada saat dilakukan
penetrasi alat sondir.
95
Gambar 9.3 Mekanisme kerja bikonus pada saat dilakukan penetrasi alat sondir
Setelah didapatkan data tahanan qc dan qt, dilakukan perhitungan nilai friksi
yang terjadi pada selimut bikonus (fs), hambatan pelekat (HP), jumlah
hambatan pelekat (JHP), serta Friction Ratio (FR). Berikut rumus yang
digunakan dalam perhitungan:
= +
()+()
(9.1)
1010
150
15
(9.2)
96
Ft
qt
qc
Fm
(9.3)
dimana:
(9.4)
100%
(9.5)
Setelah dilakukan perhitungan fs, HP, JHP, dan FR, dibuat grafik terhadap
kedalaman yang menunjukkan stratifikasi dari lapisan tanah di lokasi tersebut.
Nilai tahanan konus serta nilai rasio friksi dapat dikorelasikan terhadap jenis
tanah serta prilakunya. Gambar berikut menunjukkan korelasi hasil uji CPT
terhadap prilaku tanah oleh Robertson (1986).
97
9.5.
Prosedur Praktikum
9.5.1. Persiapan
1. Buat lubang bujur sangkar dengan ukuran 30 cm sisinya dengan
kedalaman 20 cm atau sampai kedalaman dimana tidak dijumpai lagi
lapisan yang mengandung akar tanaman.
2. Pasang angkur pada dua sisi dimana alat sondir akan ditempatkan.
3. Letakkan mesin sondir lalu pasang baja kanal sebagai penahan agar alat
tidak terangkat atau goyang.
98
2. Putar alat sondir secara manual sehingga menekan rangkaian konus dan
pipa menembus tanah sampai kedalaman 20 cm.
3. Kunci alat dan lakukan pembacaan pada manometer sambil diputar searah
jarum jam dengan kecepatan penetrasi konus antara 1 cm/s sampai 2
cm/s. Selama penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun,
karena akan mengacaukan pembacaan.
4. Bila pembacaan sudah mencapai nilai yang lebih besar dari 50 kg/cm2,
pembacaan dilakukan pada manometer besar dengan cara mengunci
manometer kecil dan membuka manometer besar, kemudian dilakukan
pembacaan kembali.
5. Pembacaan dihentikan bila nilai qc telah mencapai harga 250 kg/cm2.
99
Pengolahan Data
Contoh perhitungan data :
15
2115
15
/2 = 0,4 /2
= = 20 0,4 = 8 /2
= 0 + 8 = 8 /2
0,4
15
3119
15
/2 = 0,8 /2
= = 20 0,8 = 16 /2
= 8 + 16 = 24 /2
0,8
100
:
:
:
:
:
Area of Cone
Ground Water
Level
Elevation
:
:
Kedalaman
(m)
qc
(kg/cm2)
qt
(kg/cm2)
0,00
-0,20
-0,40
-0,60
-0,80
-1,00
-1,20
-1,40
-1,60
-1,80
-2,00
-2,20
-2,40
-2,60
-2,80
-3,00
-3,20
-3,40
-3,60
-3,80
-4,00
-4,20
-4,40
-4,60
-4,80
-5,00
-5,20
-5,40
-5,60
-5,80
-6,00
0
0
15
19
19
17
18
17
18
18
20
16
18
16
15
14
16
18
20
20
20
23
24
24
29
27
28
28
28
20
20
0
0
21
31
34
24
23
24
24
27
29
28
28
23
32
32
34
33
35
36
38
38
44
37
44
38
35
37
34
34
35
0,000
cm2
m
m
Pembacaan
fs
HP
(kg/cm2)
(kg/cm2)
0,00
0,00
0,40
0,80
1,00
0,47
0,33
0,47
0,40
0,60
0,60
0,80
0,67
0,47
1,13
1,20
1,20
1,00
1,00
1,07
1,20
1,00
1,33
0,87
1,00
0,73
0,47
0,60
0,40
0,93
1,00
0,00
0,00
8,00
16,00
20,00
9,33
6,67
9,33
8,00
12,00
12,00
16,00
13,33
9,33
22,67
24,00
24,00
20,00
20,00
21,33
24,00
20,00
26,67
17,33
20,00
14,67
9,33
12,00
8,00
18,67
20,00
JHP
(kg/cm)
FR
(%)
0,00
0,00
8,00
24,00
44,00
53,33
60,00
69,33
77,33
89,33
101,33
117,33
130,67
140,00
162,67
186,67
210,67
230,67
250,67
272,00
296,00
316,00
342,67
360,00
380,00
394,67
404,00
416,00
424,00
442,67
462,67
0,00
0,00
2,67
4,21
5,26
2,75
1,85
2,75
2,22
3,33
3,00
5,00
3,70
2,92
7,56
8,57
7,50
5,56
5,00
5,33
6,00
4,35
5,56
3,61
3,45
2,72
1,67
2,14
1,43
4,67
5,00
101
18
16
15
15
12
12
12
10
10
15
18
12
26
18
18
25
39
58
21
35
30
30
60
100
75
65
130
145
95
150
24
20
18
17
16
16
17
12
13
18
26
22
29
25
28
37
59
66
50
45
46
46
68
120
90
70
145
155
105
0,40
0,27
0,20
0,13
0,27
0,27
0,33
0,13
0,20
0,20
0,53
0,67
0,20
0,47
0,67
0,80
1,33
0,53
1,93
0,67
1,07
1,07
0,53
1,33
1,00
0,33
1,00
0,67
0,67
8,00
5,33
4,00
2,67
5,33
5,33
6,67
2,67
4,00
4,00
10,67
13,33
4,00
9,33
13,33
16,00
26,67
10,67
38,67
13,33
21,33
21,33
10,67
26,67
20,00
6,67
20,00
13,33
13,33
470,67
476,00
480,00
482,67
488,00
493,33
500,00
502,67
506,67
510,67
521,33
534,67
538,67
548,00
561,33
577,33
604,00
614,67
653,33
666,67
688,00
709,33
720,00
746,67
766,67
773,33
793,33
806,67
820,00
2,22
1,67
1,33
0,89
2,22
2,22
2,78
1,33
2,00
1,33
2,96
5,56
0,77
2,59
3,70
3,20
3,42
0,92
9,21
1,90
3,56
3,56
0,89
1,33
1,33
0,51
0,77
0,46
0,70
102
Gambar 9.3 Contoh grafik pengolahan data sondir. Grafik qc dan JHP terhadap kedalaman
(kiri); grafik fs terhadap kedalaman (tengah); grafik FR terhadap kedalaman (kanan)
103
BAB 10
Standar Acuan
ASTM D 2850 Standard Test Method for Unconsolidated-Undrained Triaxial
10.3.
Pompa penghisap
Kertas tissue
Extruder
Spatula
Can
Oven
104
10.4.
(10.1)
Dimana:
Persamaan 10.1 merupakan parameter kuat geser pada kondisi tegangan total
(total stress). Tanah yang diberikan penambahan beban akan mengalami
kenaikan tegangan air pori, u. Apabila kenaikan tegangan air pori ini
dihilangkan, maka didapatkan persamaan kuat geser tanah pada kondisi
tegangan efektif (effective stress), seperti persamaan 10.2 berikut.
= + ( )
(10.2)
105
+
=
(10.3)
106
= Tegangan horizontal
A0
L0
Dengan Diagram Mohr, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan gaya
geser dapat digambarkan:
( + )
( )
2
2
( + )
2
cos 2
(10.4)
sin 2
Gambar 9.1 Diagram mohr untuk mencari nilai kohesi (c) dan sudut geser ().
107
Gambar 9.3 Grafik hubungan q vs settlement, tidak terlihat puncak yang jelas
108
10.5.
Prosedur Praktikum
10.5.1. Persiapan
1. Keluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan masukkan ke dalam
cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong
dengan gergaji kawat.
109
Gambar 9.6 Proses pengeluaran sampel uji dari silinder uji (kiri) dan sampel uji yang
telah jadi (kanan)
Hisap udara yang ada di antara membran dan dinding alat dengan
pompa hisap.
110
2. Masukkan sampel tanah ke dalam sel Triaxial, dan tutup dengan rapat.
111
3 = 0.40 kg/cm2
3 = 0.80 kg/cm2
3 = 1.20 kg/cm2
112
Correct area :
=
0
9,89
=
= 9,9273131 2
1 0,9965398
31,51
= 45 +
= 60,76
2
2
Mencari n dan n :
=
1 +3
1,649 +0,40
1 3
2
cos 2
1,6490,40
2
cos(121,52)
= 0,6810 /2
=
13
1,6490,4
2
2
sin 2
sin(121,52)
= 0,5324 /2
113
114
115
116
117
118
Gambar 9.14 Grafik keruntuhan dan Grafik Mohr dari uji Triaxial
119
BAB 11
CONSOLIDATION TEST
11.1. Standar Acuan
ASTM D 2435 Standard Test Method for One-Dimensional Consolidation
Properties of Soils
SNI 03-2812-1992 Metode pengujian konsolidasi tanah satu dimensi
11.2.
11.3.
Consolidation cell
Ring Konsolidasi
Oven pengering
Stopwatch
Extruder
120
Can
b. Bahan
11.4.
121
Derajat kejenuhan
Tahap II : Terjadi konsolidasi primer, yaitu saat dimana tekanan air pori
secara perlahan dipindahkan kedalam tegangan efektif, yang
merupakan akibat dari keluarnya air dari pori-pori tanah.
Tahap III: Terjadi Konsolidasi sekunder, yaitu disaat tekanan air pori telah
hilang seluruhnya. Pemampatan yang terjadi pada masa ini
disebabkan oleh terjadinya penyesuaian plastis dari partikelpartikel tanah.
settlement, merupakan akibat dari deformasi elastis yang terjadi pada tanah
kering, basah dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air.
11.5.
Prosedur Praktikum
11.5.1. Persiapan
1. Berikan ring konsolidometer dan olesi vaseline diseluruh permukaan
bagian dalam, kemudian ukur dimensi (D dan h0) dan massa-nya (Wring)
dengan jangka sorong dan timbangan.
122
Gambar 11.2 Pengolesan vaseline ke silinder ring (kiri), pengukuran diameter ring
konsolidasi (kanan), dan pengukuran tinggi ring konsolidasi (bawah)
Gambar 11.3 Tanah dikeluarkan dari tabung dengan extruder (kiri), proses perataan
permukaan ring (kanan).
123
Batu pourous
Kertas pori
Kertas pori
Batu porous
Gambar 11.4 Kertas pori dan batu porous (kiri) dan sample tanah dalam ring konsolidasi
(kanan)
124
Gambar 11.6 Pemberian air hingga permukaan silinder tembaga terendam (kiri) dan
pengesetan dial (kanan)
Gambar 11.7 Proses loading (kiri) dan pembacaan dial untuk setiap waktu (kanan)
125
t (menit)
Menurut Taylor
Nilai t x yang didapatkan
kemudian dikuadratkan untuk
mendapatkan nilai t90
x
1.15x
Penurunan (cm)
Gambar 11.8 Grafik penurunan vs akar waktu penurunan, untuk menentukan t90
126
Kondisi
Awal
0,848H 2
Cv
t90
(11.1)
1
H
H half averageload height H ring
2
2
H
Susut
Pc
Grs 2
Grs 1
0
Grs 3
1
Grs 5
2
16
32
e2
e1
Grs 4
Void Ratio, e
Gambar 11.9 Grafik angka pori vs tegangan, untuk mencari tegangan PC
Langkah pengerjaan:
1. Sketsa grafik angka pori vs tegangan
2. Buat garis dari titik 0 ke titik 32 (grs 1).
3. Buat garis sejajar thd garis 1 dan bersinggungan dgn titik lengkung
(grs 2).
4. Buat garis horisontal thd titik p (grs 3).
5. Tarik garis melalui titik 16 dan 32 (grs 4).
127
Cc
keterangan :
e1 , e2 angka pori dari grafik pressure vs void ratio
(11.2)
128
............................
cm
2.
............................
cm2
3.
............................
cm
4.
............................
cm
5.
............................
6.
............................
gr
7.
Berat ring
............................
gr
8.
(6) (7)
gr
9.
Berat air
100%
Berat tan ah ker ing
10.
............................
gr
11.
............................
gr
12.
............................
cm
13.
Hi H0
cm
14.
Wt Ws
Hv A
15.
Hv
H0
129
Pembacaan awal
............................
cm
17.
Pembacaan akhir
............................
cm
18.
Bedaan tinggi
(16) (17)
cm
19.
(13) (18)
cm
20.
Hvf
H0
21.
Berat air
100%
WS
22.
Po
Wt
H
Hi A
kg/c
m2
23.
............................
cm
24.
25.
H
H0
e0 - e
130
131
132
133
134
135
136
BAB 12
12.3.
Alat
Stopwatch
Can
Oven
d. Bahan
137
(12.1)
Sedangkan tegangan geser didapat dengan menghitung gaya geser (G) yang
didapat dari pembacaan maksimum load ring dial setelah dikalikan dengan
nilai kalibrasi prooving ring (LRC):
=
G = M x LRC
(12.2)
(12.3)
Dimana:
138
12.5.
Prosedur Praktikum
12.5.1. Persiapan
1. Ukur diameter lingkar dalam Shear Box.
2. Seimbangkan sistem counterweight sehingga mampu memberikan gaya
normal terhadap shear box.
3. Timbang penutup Shear Box + bola + can.
4. Sediakan pasir secukupnya dan dibersihkan dari kotoran maupun kerikil
menggunakan saringan No.18.
5. Ambil sedikit pasir, timbang dan masukkan oven untuk mencari kadar air
pasir.
12.5.2. Jalannya Praktikum
1. Masukkan pasir ke dalam shear box kira-kira 3/4 bagian dengan mengunci
139
6. Catat pembacaan horizontal dial setiap 15 detik hingga dial berhenti dan
berbalik arah.
7. Ulangi percobaan 1 6 untuk beban 10, 15, 20, dan 25 kg.
12.6.
Pengolahan Data
............................
gr
2.
............................
cm
3.
d2
cm2
4.
LRC
............................
kg/div
5.
Beban 5 Kg :
= P/A = (5 + (1))/(A)
............................
kg/cm2
= (LRC *M)/(A)
............................
kg/cm2
............................
kg/cm2
= (LRC * M)/(A)
............................
kg/cm2
6.
Beban 10 Kg :
140
(12.4)
X = = P/A
(12.5)
dimana:
Y = = G/A
Dari perhitungan tersebut, dapat dibuat tabel untuk pembuatan grafik Direct
shear, seperti berikut ini:
Beban
X (P/A)
Y (G/A)
5 kg
10 kh
15 kg
20 kg
25 kg
141
142
Gambar 12.3 Tabel data percobaan direct shear dengan variasi beban yang berbeda
143
Gambar 12.4 Grafik direct shear yang dapat digunakan untuk mencari kohesi (c) dan
sudut geser () pasir.
144
BAB 13
of Cohesive Soil
RSNI 3638 Metode uji kuat tekan-bebas tanah kohesif
13.2.
13.3.
Oli
Gergaji kawat
Spatula
Can
Oven
Palu
b. Bahan
145
(13.1)
146
luas menjadi .
Gambar 13.3 Perubahan yang terjadi pada sampel selama percobaan berlangsung
(13.2)
0 0
0
147
1
0
(13.3)
0
= 1
Dimana = regangan
Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu:
(13.4)
=
Dimana:
dan
(13.5)
Dimana:
= Unconfined compression strength
= Diameter sampel
= Tinggi sampel
148
tanah
undisturbed
setelah
mengalami
remoulded
(disturbed)
Pada tanah jenis lempung dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai sensitivitasnya dalam table berikut.
Tabel 13.1 klasifikasi tanah berdasarkan sensitivitas (Braja M.,436)
149
Prosedur Praktikum
13.5.1. Persiapan
1. Keluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan masukkan ke dalam
cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong
dengan gergaji kawat.
2. Ratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan
menggunakan spatula. Kemudian keluarkan sampel uji dari silinder uji
dengan extruder manual.
3. Ukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D ).
4. Timbang berat awal sampel tanah tersebut.
5. Ambil sisa tanah hasil pencetakan untuk ditentukan kadar airnya.
13.5.2. Jalannya Praktikum
1. Tempatkan sampel uji pada mesin Unconfined Compression Test sesegera
mungkin untuk menghindari hilangnya kadar air pada sampel uji.
2. Naikkan pelat bawah dengan memutar kenop hingga ujung atas sampel
uji mengenai pelat atas dan dial gauge untuk pembebanan tersentuh.
Kunci kenop tersebut agar mesin Unconfined dapat bekerja.
3. Set dial menjadi nol dan mulai jalankan mesin Unconfined.
150
Sampel Undisturbed
= ..... gr
= ..... gr
Wt of cup
= ..... gr
Wt of water
= ..... gr
Wt of dry soil
= ..... gr
Water content, w
= ..... %
Dimensi sampel :
Diameter
= ...... cm
Tinggi
= ...... cm
Luas
= ...... cm2
Volume
= ...... cm3
Berat
= ...... gr
151
weight
volume
dim ana :
wet
dry
wet
1 w
Density
2.
............................
kg/div
3.
=KM
............................
kg
4.
= L/L
............................
5.
= A0/(1-)
............................
cm2
6.
qu
= P/A
............................
kg/cm2
7.
Cu
= qu/2
............................
kg/cm2
Untuk Remoulded :
8.
qur
= P/A
kg/cm2
9.
Cur
= qu/2
kg/cm2
Nilai Sensitivity :
quu
qur
152
153
154
155
156
157
158
BAGIAN 3
159
BAB 14
SWELLING TEST
14.1. Standar Acuan
ASTM D 4546
14.3.
Consolidation cell
Ring Konsolidometer
Vaseline
Oven pengering
Stopwatch
Extruder Mekanis
Can
b. Bahan
160
Gambar 14.1 Peristiwa Kapiler (Interaksi Antara Partikel Lempung dan Air)
Berdasarkan ASTM D 4546 96, Standard Test Methods For One Dimensional
161
seating pressure minimal 1 kPa selama 5 menit dan dilakukan pembacaan dial
seating pressure, kemudian dilepas dan dilakukan pembacaan dial sekali lagi.
Contoh tanah dengan beban konstan dengan tekanan 1 kPa diberi air hingga
mengembang dilakukan pembacaan dial selama 72 jam. Kondisi yang terakhir
ini ditetapkan sebagai persentase mengembang maksimum yang terjadi.
Langkah selanjutnya adalah contoh tanah diberi beban tambahan berturutturut sebesar 5kPa, 10 kPa, 20 kPa, 40 kPa, 80 kPa, 100 kPa, dan seterusnya
sehingga terlewati kondisi air pori awal. Untuk masing-masing kondisi dipakai
masa beban 12 jam.
METODE B (ASTM-D-4546-90)
Metode ini sering disebut loaded swell test. Contoh tanah yang sudah siap
dicetak dalam consolidometer ring diameter 6,20 cm dan tinggi 2,54 cm diberi
tekanan minimal sebesar 1 kPa, kemudian dilakukan setting awal selama 5
menit sebelum dibasahi dan dilakukan pembacaan dial. Contoh tanah diberi
air hingga mengembang dan dilakukan pencatatan dial hingga mencapai batas
162
yang
sebenarnya
diperoleh
setelah
dilakukan
koreksi
cassagrande.
Besar pengembangan dan tekanan pengembangan yang didapatkan bisa
memperlihatkan potensi pengembangan dari tanah yang diujikan, sesuai
dengan tabel berikut:
Tabel 14.1 Hubungan persentase pengembangan terhadap tingkat pengembangan
163
14.5.
Prosedur Praktikum
14.5.1. Persiapan
1. Siapkan sampel tanah monmorilonite sebanyak 2500 gram.
2. Tambahkan air pada sampel sehingga kadar airnya mencapai 25%, sambil
diaduk hingga merata.
3. Lakukan pemadatan sampel tanah dengan standard proctor.
4. Ukur dimensi ring (diameter dan tinggi) dan berat ring konsolidometer
kemudian mengolesi ring dengan vaselin.
5. Masukkan tanah uji ke dalam ring konsolidometer dengan menggunakan
extruder mekanis.
164
tanah
yang
ada
pada
ring
konsolidometer
dengan
menggunakan spatula.
Batu pourous
Kertas pori
Kertas pori
Batu porous
Silinder tembaga
2. Atur dial pada alat konsolidometer dan tambahkan air sampai silinder
tembaga tergenang.
3. Berikan beban awal sebesar 150 atau 300 gram.
4. Lakukan pembacaan dial untuk 0, 6, 15, 30, 60, 2, 4, 8, 15, 30,
60, 120, 180, 240, 480, 1440, 2880, dan 4320.
165
= ... cm
= ... cm
Wring
= ... gram
Wring + soil
= ... gram
= ... cm2
= ... cm3
=
= /3 = / 3
= = = / 2
= = =
Gs
= ...
Wdry
= ... gr
166
Beban
(kg)
Tegangan
(kg/cm)
Dial
(103 mm)
0
0,1
0,25
0,5
1
2
4
8
15
30
60
120
180
240
1440
2880
4320
5760
7200
8640
10080
11520
16
167
% =
100%
( 2)
Ket:
Koefisien = 10 (pengaruh panjang lengan momen)
168
= =
=
169
BAB 15
Untuk menentukan massa jenis in-situ dan berat jenis dari deposit tanah
alami, agregat, dan campuran tanah menggunakan alat sand cone.
15.3.
Katup dan pipa orifice yang dihubungkan dengan botol kaca melalui
corong kecil
Sendok tanah
Pelat metal
170
15.4.
171
(15.1)
(15.2)
= +/
Dimana w adalah kadar air (%) yang biasanya ditentukan dari laboratorium.
Volume
dari
pasir
ditentukan
dengan
mengukur
beratnya,
dengan
172
Prosedur Praktikum
15.5.1. Persiapan
Mengacu pada standar Prosedur Kerja ASTM D1556 - 07
1. Timbang dan catat berat dari toples kaca + cone + pasir kuarsa penuh di
dalam toples kaca.
2. Timbang dan catat berat dari sand cone.
15.5.2. Jalannya Praktikum
1. Letakkan base plate di atas tanah pada posisi tanah yang akan diuji.
2. Gali tanah di lubang base plate sedalam 10 cm.
3. Masukkan tanah hasil galian tersebut ke dalam plastik, lalu timbang
beratnya dan mencari kadar airnya.
4. Letakkan sand cone + toples kaca yang berisi pasir kuarsa di atas base
plate, dan membuka katup sedemikian rupa sehingga pasir keluar dari
toples kaca melalui cone dan mengisi lubang hasil galian.
5. Tutup katup ketika pasir sudah berhenti mengalir keluar.
6. Timbang berat toples kaca + cone + sisa pasir di dalam toples kaca.
7. Masukkan kembali pasir kuarsa yang telah keluar dari toples kaca ke
dalam toples beling.
8. Ulangi langkah 1 s/d 7 pada percobaan ini untuk sampel tanah 2 pada
lokasi yang berbeda.
173
Sampel 1
Wcan : g
W1
:g
W2
:g
2 1
100% = 100% = %
Sampel 2
Wcan : g
W1
:g
W2
:g
2 1
100% = 100% = %
dry Lapangan
Sampel 1
Sampel 2
W1 (gr)
W2 (gr)
W3 (gr)
W4 (gr)
w (%)
V (cm3)
= Berat toples kaca + berat cone + berat pasir (saat toples kaca masih
penuh dengan pasir
= Berat toples + berat cone + berat pasir yang tersisa dalam toples
= Kadar air
= Volume tanah =
1 (2 +3 )
174
100% = 100% = %
dry Lapangan
dry field = massa jenis kering = (W4/V)/(1+W)
Derajat kepadatan
Derajat kepadatan = (dry-field / dry-lab) 100%
175
BAB 16
Soils in Place
SNI 1738:2011 Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan
16.2.
16.3.
Engkol
Cincin Penguji
Dongkrak mekanis
Pelat beban
Torak penetrasi
176
16.4.
Field - California Bearing Ratio adalah suatu pengujian kekerasan suatu bahan
dilapangan dibandingkan dengan batu berjenis limestone yang sangat keras
dan berada di daerah lembah California. Uji CBR bisa dilakukan di laboratorium
ataupun di lapangan. Tujuan dari pengujian CBR sendiri adalah mendapatkan
nilai CBR, yaitu nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dalam
mendapatkan beban tertentu dibandingkan dengan bahan standar berupa
batu pecah yang bernilai CBR sebesar 100 %.
Nilai CBR juga diartikan sebagai perbandingan antara kekuatan contoh tanah
dengan kepadatan tertentu dan kadar air tertentu terhadap kekuatan batu
pecah bergradasi rapat sebagai standar material dengan nilai CBR = 100,
didapatkan pada test compaction. Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus :
test unit load (psi)
(16.1)
177
PENETRATION
mm
inch
MPa
psi
2.5
0.10
6.9
1000
5.0
0.20
10.3
1500
7.5
0.30
13.0
1900
10.0
0.40
16.0
2300
12.7
0.50
18.0
2600
Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
dikorelasikan dengan grafik Calibration Prooving Ring.
Test Unit Load (psi) = tegangan ()
()
(16.2)
Dengan:
A
= M LRC
= Pembacaan dial
178
Prosedur Praktikum
16.5.1. Persiapan
Mengacu kepada SNI 1738: 2011
1. Tentukan lokasi pengujian di lapangan
2. Bersihkan area pengujian dari puing material dan usahakan agar bidang
permukaan untuk tekannya adalah rata.
3. Siapkan dua titik disekitar lokasi pengujian untuk diangkur.
4. Jika pada prosedur, pembebanan menggunakan alat berat, seperti truk.
Pada percobaan ini digunakan angkur sebagai pengganti alat penekannya.
16.5.2. Jalannya Praktikum
1. Pasang alat CBR lapangan di titik yang ditentukan dengan menjaga area
sekitarnya agar tidak tertekan tanahnya.
2. Penetrasi alat CBR dengan penurunan slongsong setiap 0.025 inch dan
saat itu dial gauge dibaca besarnya.
16.6.
Pengolahan Data
Wsoil + Wcan
Wdry + Wcan
= gram
Piston area
= 3 inch2
179
Penetration
(inch)
0,025
0,050
0,075
0,100
0,125
0,150
0,175
0,200
Dial Reading
Stress (psi)
16.6.2. Perhitungan
Penetrasi untuk kedalaman 0,1 inch dan 0,2 inch:
CBR value = (
)x 100 %
CBR (%)
0,100
0,200
Sampel 2
Penetration (inch)
CBR (%)
0,100
0,200
180