Anda di halaman 1dari 7

PERKERASAN BETON SEMEN PORTLAND Uraian Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkeraan beton seme-portland, sebagaimana disyaratkan

dngan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang tertera pada gambar atau intruksi Konsultan Pengawas

Material a. Agregat Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan pasal, kecuali agregat kasar harus berupa batu pecah. b. Baja Tulangan i. Baja tulangan (reinforced steel) harus sesuai dengan ketentuan kecuali berat batang ukuran tanpa standar ditentukan dalam tabel spesifikasi dalam pembuatan. dengan mengabaikan

Batang berdiameter 9mm atau kurang: S11 0136-80 (Grade BJTP 24); atau JIS G 3112 (Grade SR 24); atau AASHTO M31 (Grade 40)

Batang berdiameter 10mm atau lebih: S11 0136-80 (Grade BBJTD 40); atau JIS G 3112 (Grade SD 40A); atau AASHTO M31 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO M55.

Baja tulangan tidak boleh disimpan / diletakan di atas tanah dan harus disimpan dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja tulangan ulir harus diangkut dan dipelihara lurus atau dibengkokan dengan bentuk seperti terlihat pada gambar. Tidak boleh dibengkokan dan diluruskan kembali atau dibengkokan dua kali pada titik yang sama pada baja tulangan. ii. Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja atau tulangan profil sebagaimana terlihat pada gambar. Tulangan anyaman baja harus

sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55, tulangan ini harus berupa lembaran-lembaran datar dan merupakan suatu jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. iii. Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.

c. Bahan pengisi sambungan (Joint Filler) Bahan pengisi tuang (Poured Filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M 173. Bahan pengisi padat (Preformed Filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M 33, AASHTO M 153, AASHTO M 213, atau ASSHTO M 220, seperti ketentuan dalam gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang untuk memasang dowel. Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu lembaran untuk seluruh kedalaman dan lebaryang diperlukan untuk sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas. Bila bileh digunakan lebh dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus dikencangan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

d. Membran Kedap Air (Slip Sheet Membrane) Membrane atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus berupa lembaran Polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat overlapping sekurang-kurangnya harus 300mm

e. Curing Materials Curing materials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas: Liquid Membrane-Forming Compounds for Curing Concrete- type 2 White Pigmented.

f. Beton i. Bahan Pokok Campuran

Persetujuan untuk proporsi bahanpokok campuran akan didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang akan dibuat oleh Kontraktor sesuai ketentuan dari spesifikasi ini. Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui. Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak diehendaki dan Kontraktor harus mendasarkan desain campurannya (mix design) pada campuran yang paling hemat yang memenuhi semua persyaratan. Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan. Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus dibuat minimum. Bila perbandingan yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka setiap perubahan terhadap perbandingan itu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan permukaan tetap dapat dijamin. Bila menurut pendapatnya perlu, Konsultan pengawas dapat meminta Kontraktor untuk menubah ukuran agregat kasar. Perbandingan air dan semen untuk agregat kering didasarkan pada persyaratan kekuatan beton, tetapi tidak boleh lebih dari ,40 berat total semen. Plasticiser atau bahan additive pengurang air tidak boleh digunakan, kecuali ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Bahan additive campuran untuk mempercepat proses pengerasan dan yang mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.

ii.

Kekuatan Beton Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 pada umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T 97 Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural strength) minimum. Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh Kontraktor harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan menunjukan

margin dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).

iii.

Pengambilan contoh Beton Pengambilan contoh beton untuk keperluan pengujian harus sesuai dengan ketentuan yaitu kuat tekan ultimate beton harus ditentukan padacontoh yang dibuat menurut Peraturan Bton Bertulan Indonesia 1971 atau, bila tidak memungkinkan, dengan AASHTO T 141 (ATM C 172) dan AASHTO T 23 (ASTM C 31). Silinder uji yang dibuat di laboratorium harus sesuai dengan AASHTO T 126 (ATM C 192). Pengujian tekan dengan silinder harus sesuai dengan ketentuan ASHTO T 22 ( ASTM C 39).

iv.

Kekuatan karakteristik Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton harus ditentukan segera setelah 20 hasil pengujian yang pertama masing-masing kelas sudah tersedia. Kekuatan karakteristik dihitung dengan persamaan. Xo = - KS Dimana : Xo K = kekuatan karakteristik = rata-rata dari serangkaian hasil pengujian = faktor yang berdasrkan pada presentase hasil uji yang diijinkan lebih Rendah dari kekuatan karakteristik S = standar deviasi, dengan persamaan :

Dimana:

X = hasil masing-masing benda uji N = jumlah total dari hasil uji

Nilai-nilai untuk faktor K adalah : 1,64 untuk desain campuran Untuk hasil uji pelaksanaan tertera pada tabel berikut ini:

N K

4 1,17

6 0,83

8 0,67

10 0,58

12 0,52

14 0.48

16 0,44

Bila ketentuan karqakteristik belih rendah dari ketentuan kerja minimum, kontraktor harus menaikan kadar semen sampai dihasilkan perbandingan campuran yang sesuai, atau sampai ada perbaikan control kualitas agar kekuatan rata-rata meningkat atau variasi kekuatan semakin kecil, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

Peralatan a. Umum peralatan concrete batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer) harus sesuai dengan spesifikasi. Kapasitas concrete batching plant harus dpat memasok kebutuhan alat slipform concrete paver sedemikian rupa sehinga alat terus bergerak tanpa terhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat pengangkat campuran.

b. Mesin Pembetuk Perkerasan Beton jenis Perancah Berjalan (slipform Concrete Paver) Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang memounyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerassan sekaligus member arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju. Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar minimum 4,0 m yang bertumpu pada 4 (empat) roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing depan dan belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian-kemiringan (slope sensor) yang seluruh sensor ini dikendalikan secara computer (computerized control). Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan: Auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh bagian lebar perkerasan; Screed yang mengatur masdukan beton ke dalam mold (cetakan);

Vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan konsolidasi seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mold dengan frekuensi 160-200 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar tetap berfungsi walupun harus menyentuk tulangan;

Mold (slipform pan/ finishing pan) pembentuk perkerasan harus terbuat dari baja berkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar beton yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat;

c. Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkan mesin slipform concrete paver beroperasi maka setelah disetujui Konsultan Pengawas digunakan alat berikut ini : i. Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading ad Finishing Machines) Jenis mesing penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa (finishing machines) harus dilengkpai dengan tranverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa dengan ketentuan. ii. Vibrator (Penggetar) Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa surface pan type atau interval type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500impuls per menit (58 Hz), dan frekuensi internal vibrator tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator tabung dan tidak boleh kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk spud vibrator. Bila spud vibrator, baik dioperasikan dengan tangan maupun dipasang pada mesin penghampar (spreader) atau penempa (finishing), digunakan di dekat acuan, frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz). Di lkasi sisi dekat acuan (form) dapat dilakukan penyempurnaan secara manual (dengan tangan). d. Gergaji Beton (concrete saw)

Bila ditentukan sambungan dibentuka dengan penggergajian (saw Joints), Kontraktor hatus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, dengan mata gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang selalu siap dioperasikan (standby). Kontraktor harus menyediakan cadangan pisau gergaji secukupnya, fasilitas penerangan untuk pekerjan malam. Peralatan ini harus selalu siap kerja, baik sebelum maupun selama pekerjaan perkerasan beton. e. Acuan Acuan ini digunakan bilamana pekerjaan dengan mesin slipform tiak dimungkinkan dan harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari Konsultan Pengawas. Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m. acuan ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa sambunan horizontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamanya. Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai harus digunakan untuk tikungan denga n radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan (fleksibel) atau lengkung harus d=sedmikian dan disetujui oleh konsultan pengawas. Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan paemasangan, sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaik tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang dasar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujungh-ujung bagian yang bersambungan.

Anda mungkin juga menyukai