A. LINGKUP PEKERJAAN
Adapun lingkup pekerjaan pada pekerjaan ini, antara lain :
1. Pekerjaan Pendahuluan
a. Uitzet Trase Saluran
b. Pembersihan dan Striping/Kosrekan
c. Pasang Profil
d. Direksi Keet ( 3 x 6 )
e. Mobilisasi dan demobilisasi
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah dengan excavator
b. Urugan Tanah kembali
3. Pekerjaan Pasangan Batu
a. Mortar tipe N (setara campuran 1 PC:4 PP)
b. Plesteran tebal 1,5 cm, dengan mortar tipe S
c. Pekerjaan acian
4. Pekerjaan Beton
a. Beton mutu fc=14,5 Mpa(K.175)
b. Beton mutu fc=9,8 Mpa(K.125)
c. Pembesian kolom. Balok, ringbalk dan sloof
d. Begisting dinding beton biasa dengan multiplex 12 mm
5. Pekerjaan Lain – lain
a. Pembelian Box Culvert (Monolite)
b. Pemasangan Box Culvert
c. Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
METODE KERJA
Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut di atas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan
rencana kerja( Bestek ).
1. PEMBERSIHAN LOKASI
Metode Pelaksanaan :
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan
bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada
1
ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi. Umumnya hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini harus dibuang, dan
ditumpuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi jalan atau
batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari
tempattempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lubang dan
dipadatkan dan memindahkan semua bahan-bahan yang timbul akibat pembersihan
lapangan.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Tukang, dan Pekerja
Peralatan :
- Alat standar pertukangan, gerobak dorong
2
Mendirikan bangunan sementara berukuran 3 m x 6 m Yang dipergunakan untuk
menyimpan bahan dan alat serta tempat untuk istirahat pekerja dan untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sehari–hari.
Direksikit dapat dilaksanakan dari dinding triplek atau multiplek atau seng BJLS. 60
dengan kerangka dinding kayu kruing/ meranti.
Direksikit harus dilengkapi dengan gambar kerja, gambar rencana, buku harian, buku
tamu, gudang untuk menyimpan alat kerja dan ruang kantor sebagai pengendalian
pelaksanaan proyek.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang kayu, Tukang kayu , Pekerja dan
Surveyor
Peralatan :
- Theodolith/Waterpass, Peralatan Tukang Kayu
Material :
- Kayu Papan, Multiplek, CNP, Spandek
4. GALIAN TANAH
Metode Pelaksanaan :
Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam
gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-
patok disetujui Pengawas lapangan.Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan
bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/elevasi dan dimensi yang
dikehendaki Direksi.
Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan elevasi yang telah
ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan
material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya
tidak lebih dari 15 cm.
Penggalian Saluran
(1) Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.
(2) Menggunakan excavator/ alat berat
(3) Posisi galian disesuaikan dengan gambar, kondisi lapangan dan arahan dari
pengawas
(4) Bekas gailan dibawa keluar dari lokasi pelaksanaan pekerjaan
(5) Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan sal;uran jalan
harus ditempatkan disepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian,
dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan ditanggul lain yang memerlukan
tambahan timbunan.
(6) Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau
ditempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang
saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, diluar pekerjaan
permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam
3
gambar atau menurut perintah Direksi dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga
rapi dan stabil. Penyedia jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut
bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program penggalian dari
saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.
(7) Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut
selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan sebagai pemberitahuan
kepada Direksi.
(8) Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat–alat seperti spades, hoes,
bulldozer dengan dihubungkan alat pembelah, scrapers tanpa dihubungkan dengan
alat khusus.
(9) Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat menggunakan alat pembelah khusus
yang dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding, atau yang diperlukan
sesuai dengan pelaksanaan.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja dan Operator
Peralatan :
- Alat Bor Strouse, Peralatan Tukang Gali, excavator pc 200
4
persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian
dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
- Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang
kelihatan harus diplester.
- Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling, apabila saluran terletak dalam galian (untuk
saluran dalam timbunan, suling-suling tidak perlu dipasang). Suling-suling harus
dibuat dari pipa-pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah setiap
2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi
dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian
terluar ditutupi ijuk.
- Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batunya harus dilapis kasar dengan adukan, semen : pasir = 1 : 4 setebal
20 mm. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
dan bahan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Peralatan :
- Alat Tukang Batu, Scafolding
Material :
- Batu, Pasir Pasang, Batu, Semen, Air
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.
5
Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
untuk menghindarkan keretakan.
Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Peralatan :
- Alat Tukang Batu/ plesteran , Scafolding
Material :
- Pasir, Semen, Air
7. PEKERJAAN BETON
Metode Pelaksanaan :
- Tata cara pengecoran beton bertulang :
Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan,
pengawas diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat
diberikan pada waktu pengecoran.
Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI
03-2410-1989.
Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan
dalam lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan
dan segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat
penggetar (vibrator).
Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan
maupun bekisting.
Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton vang
mengeras, permukaan yang lama harus diberslhkan dan dikasarkan,
permukaan sambungan disiram dengan air semen. Penyambungan
beton yang melebihi 7 hari dilapisi dengan bahan penyarnbung.
Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-
bidang beton selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus
menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung basah (atau
plastik untuk struktur kolom).
- Pekerjaan Pembesian.
Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang
satu dengan yang lainnya (sesual gambar keria).
Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum
sepanjang yang disyaratkan.
6
Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan
sampai
menimbulkan perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan
besi utama dengan begel harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran
minimum diameter 1 mm.
Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus
dijaga, jangan sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton
deking sesuai
dengan tebal selimut beton yang disyaratkan dalam
SKSNI.
Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.
Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
- Pekerjaan Bekisting.
Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak
ada perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban
sementara maupun tetap.
Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian
cairan dari adukan beton (mortar leakage). Susunan acuan dengan
penunjang- penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau
keseluruhan beton hasil pengecoran. Kekuatan penyangga, silangan-
silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari konstruksi acuan
adalah merupakan tanggung jawab Pemborong.
Pada bagian terendah (dari settap tahapan pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
Kayu acuan hanrus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.d. Pada tahapan ini dilakukan.
pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-- perlengkapan lain yang harus
tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi
kekuatan konstruksi (SNI 03 - 2847 - 1989).
Perencanaan acuan dan konstrukstinya harus dapat menahan beban-
beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan.
terhadap beban
Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai
umur minimal 8 hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja dan Operator
Peralatan :
- Alat Tukang Besi, Alat Tukang Kayu, Alat Tukang Batu, Concrete Mixer/Molen
- Material :
7
Pasir Beton, Semen, Kerikil, Air, Besi Beton, Kawat Bendrat, Multiplek 18 mm, Kayu
5/7, Paku
8. PEKERJAAN TANGGUL
Metode Pelaksanaan :
- Tanggul–tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang, bila tersedia
serta memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dapat dibentuk dengan bahan hasil
dari galian tanah dari saluran dan saluran pembuang. Bila diperlukan tambahan
tanah untuk timbunan maka harus didapat dari borrow area.
- Tanggul untuk saluran diatas tanah asli harus dibuat rapat air dan tidak boleh ada
tanda–tanda rembesan sesudah sesudah diisi dengan debit maxsimum.
- Tanggul tersebut diatas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan tani atau jalan masuk
harus dibentuk seperti yang telah diuraikan diatas atau dibuat dengan cara lain yang
disetujui Direksi.
- Bahan timbuanan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara berlapis-lapis,
dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0,15 m.
- Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin
penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak
kurang 90% dari pemadatan kering maximum yang ditentukan oleh tes Standar
Proctor Compaction yang harus sering dilaksanakan atas permintaan Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan.
- Timbunan diatas tanah asli dibelakang bangunan-bangunan baru harus dipadatkan
seperti yang diuraikan diatas bagi tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan
tani. Apabila tidak ditentukan lain didalam gambar atau atas perintah Direksi, maka
semua tanggul saluran harus mempunyai kemiringan sesuai gambar.
- Bahan-bahan basah dari penggalian saluran, kecuali bila ditentukan oleh Direksi
bahwa tidak sesuai, akan digunakan dalam pembuatan tanggul. Bahan yang
kebasahannya melebihi batas, kadar air optimum tidak boleh langsung digunakan.
Penyedia Jasa harus merencanakan operasi-operasi tanggulnya dengan
mempertimbangkan kemungkinan perlunya penundaan penimbunan, pencampuran
dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur lain atau kombinasi seperti yang
diperlukan untuk memungkinkan penempatan material ditanggul yang diperinci
dengan kelebihan yang sesuai.
Penyiapan Tanah
- Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan dipakai untuk bahan
- timbunan harus bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk
akar- akarnya.
- Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya harus dikupas/digali sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah galian harus selalu dijaga baik dengan
cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.
- Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan terhenti,
permukaan dari timbunan harus digali kemabali dan kadar airnya diperiksa kembali
8
sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
Tambahan untuk Penurunan Tanah pada Tanggul
- harus memperthitungkan tambahan timbunan tanggul, pengisian guna
mengatasi pemadatan sendiri (Setlement) dan penurunan akibat pemadatan tanah
timbunan dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang
telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah Direksi.
- Pemadatan pada Timbunan
- Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan (Urugan-urugan) yang direncanakan pada
- gambar-gambar harus dihampar dalam lapisan setebal 15 cm. Operasi-operasi
Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan untuk digunakan pada
tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang dipadatkan harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan baik waktu
ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan
untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk
memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas.
- Sebelum dan selama operasi pemadatan berjalan, material harus mempunyai kadar
air optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud-maksud pemadatan, seperti
yang ditentukan oleh Direksi dan kelembaban tersebut harus merata pada setiap
lapisan. Selama dapat dilaksanakan seperti yang ditentukan oleh Direksi material
harus dibuat agar mengandung kelembaban yang cocok ditempat penggalian. Jika
kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan tidak boleh
dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Direksi dan kelembaban
ditambah dengan memerciki air dan mengolahnya ditempat pemadatan. Jika
kelembaban melebihi dari batas maksimum yang diizinkan untuk pemadatan
pekerjaan pemadatan tidak boleh dilanjutkan, (kecuali ada persetujuan khusus
dari Direksi), sampai material tersebut harus dikeringkan dengan mengolahnya dan
mencampurnya dengan bahan- bahan yang kering atau cara lain yang disetujui.
- Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 15
cm sebelum dipadatkan dan penghamparan material tersebut harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-
kantong, dan cacat-cacat lainnya.
- (Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik
untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang baik dengan
kepadatannya dan stabilitasnya.
- Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-
pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang diperlukan tidak
mungkin dilakukan alat penggilas untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka
tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (mechanical tamper)
dengan berat dan design cukup untuk mencapai kepadatan yang setingkat dengan
tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya. Lapisan-lapisan pemadatan
tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun harus seperti
spesifikasi diatas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar
9
ada ikatan yang cukup dengan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
- Pemadatan dengan tenaga manusia.
- (Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal
dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk dengan tangan
beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk
melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan
yang diinginkan tercapai. Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat dari besi
atau beton, penggunaan kayu atau batang kelapa tidak diijinkan.
Tenaga Kerja :
- Pelaksana Lapangan, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja dan Operator
Peralatan :
Alat Tukang Batu, Forklift, Alat penghampar Aspal MAnual
- Material :
Box Culvert monolit, Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
10