Anda di halaman 1dari 20

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN I. UMUM
Pasal 1 URAIAN
I. Keterangan Umum
1. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam
dokumen pengadaan RKS ini adalah sesuai dengan gambar-gambar
perencanaan, BQ, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, serta
Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan pekerjaan
2. Pekerjaan ini di Wates, Kabupaten Kulon Progo.
II. Ikhtisar Pekerjaan
1. Pogram Pengembangan dan Pelatihan Tenaga kerja Kegiatan Revital-
isasi BLK sesuai dokumen yang ada
2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan ialah : Pembangunan
Gedung Workshop dan TUK Las :
A. PERSIAPAN (Pemasangan Papan nama proyek, Pengukuran dan
Pemasangan Bouwplank), dan Pembersihan lokasi
B. PELAKSANAAN :
A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP DAN
TUK LAS :
1). Pekerjaan Galian dan Urugan (galian tanah pondasi, urug tanah
kembali, urugan tanah peinggian peil/dipadatkan, urugan pasir di
bawah pondasi dan bawah lantai)
2). Pekerjaan Pasangan dan Plesteran (pasangan pondasi batu belah
hitam, pasangan bata merah, plesteran bata, plesteran beton,
acian, skoning, saluran air hujan buis beton 1/2 dia 25 cm, bak
kontrol dan pasangan paving block segi enam (halaman)
3). Pekerjaan Beton (Sloof 15/20, kolom utama 30/30, kolom praktis
11/11, balok lateu 10/15, ring balok 10/15, Beton Shading, Beton
bertulang lantai dan rabat beton samping dan belakang)
4). Pekerjaan Kayu Kosen Pintu dan Jendela (kosen kayu kruwing,
daun pintu panil kayu kruwing, daun jendela kaca, pasang BV)
5). Pekerjaan Atap dan Rangka Atap (rangka atap baja ringan, atap
genteng metal roof berpasir, bubungan metal roof berpasir,
bubungan dan pasang lisplank kalsiplank)
6). Pekerjaan Rangka Plafond dan Partisi (Pasang plafond gypsum
board rangka besi hollow (ruangan), pasang plafond grc board
rangka besi hollow (teras),pasang list plafond gypsum profil dan
pasang partisi grc board rangka metal stud)
7). Pekerjaan Lantai dan Pelapisan (Rabat beton bawah lantai,
pasang lantai keramik 40 x 40, pasang lantai keramik anti selip 40
x 40 (selasar) keramik Lantai dan dindng KM/WC
8). Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca (Pasang slot pintu,
Engsel pintu H 140 mm, Engsel jendela H 110 mm, Handle
jendela, Grendel jendela, Grendel pintu, Hak Angin jendela, Kaca
bening tebal 5 mm).
9). Pekerjaan Instalasi Listrik (Pasang lampu SL 18 watt, pasang
lampu SL 5 watt, pasang meteran baru, stop kontak lantai, stop
kontak 1 phase, stop kontak 3 phase, box panel, Exhaust fan)
10). Pekerjaan Pengecatan (Cat dinding, cat plafond, cat partisi dan
cat kayu)
B. PEKERJAAN PARKIR :
1). Pekerjaan Galian dan Urugan (galian tanah pondasi, urug tanah
kembali, urugan pasir di bawah lantai)
2). Pekerjaan Plesteran (plesteran beton, acian)
3). Pekerjaan Beton (Sloof 15/20, slof 15/15 kolom praktis 25/40,
4). Pekerjaan tiang Pipa besi GI, Atap dan Rangka Atap (pasang
rangka atap pipa besi GI, dan atap galvalum dan pasang talang
galvalum)
5). Pekerjaan Lantai (Rabat beton bertulang)
6). Pekerjaan Pengecatan (Cat kolom, cat besi)
7). Pekerjaan Halaman (Paving block, kansteen)

III. Pekerjaan Persiapan


a. Mobilisasi Peralatan
Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan,
kendaraan-kendaraan/alat-alat besar yang menunjang pelaksanaan
kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
b. Persiapan Lapangan
1) Pembersihan lapangan, sisa bangunan
2) Pembuatan dan pemasangan Papan nama proyek kolom kayu di
tanam dengan pondasi umpak beton.
c. Pematokan bouwplank dan Uitzet
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-
patok utama bagi pembangunan. Biaya pengukuran dan pematokan
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Sarana Kegiatan
Kontraktor harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas air
bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta saat
pelaksanaan semaksimal mungkin tidak banyak mengganggu kegiatan
rumah sekitarnya.
e. Kantor Kerja Direksi Pelaksana di lokasi kegiatan
Penyediaan ruang kerja, los kerja/ barak bahan dan ruang kerja
pelaksana sesuai dengan kebutuhan diadakan sendiri dan setelah selesai
kegiatan tetap menjadi milik kontraktor. Kontraktor harus melengkapi
almari arsip, meja tulis beserta perlengkapannya, buku laporan, catatan-
catatan dan lain-lain sebagai tempat kerja yang akan digunakan dengan
syarat-syarat :
1) Luas Bangunan sesuai kebutuhan
2) Bangunan semi permanen
3) Lokasi dalam Kegiatan
4) Tersedia fasilitas air dan listrik
f. Peralatan Kantor Direksi
1) Meja kerja dan kursi, almari/ rak 1 buah untuk contoh material yang
akan digunakan.
2) Fasilitas air dan listrik
3) Kalender
4) Meteran rol 50 m dan 5 m
a. Penyediaan K3 Kesehatan dan keselamatan kerja
Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan Helm, Sepatu,
Rompi serta kotak yang berisi obat-obatan untuk PPPK
b. Keamanan Kegiatan
Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga
keamanan Kegiatan, baik barang milik perusahaan maupun Direksi
c. Pemeliharaan Selama 6 (enam) bulan
Rekanan harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, perbaikan,
pemeliharaan kebersihan dan tanggung jawab atas kerusakan akibat
kesalahan teknis selama masa pemeliharaan
d. Kontrol Kualitas Bahan
Kecuali ditentukan lain, Rekanan/ Kontraktor harus sudah
mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan pekerjaan kontrol
kualitas bahan kepada pihak ke tiga (tes bahan laboratorium). Rekanan /
Kontraktor harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan
tersebut.
e. Standard Yang Dipakai
Semua pekerjaan yang harus diadakan melalui kontrol ini harus mengikuti
persyaratan Normalisasi Indonesia, adapun standar yang digunakan :
1) Peraturan pembebanan untuk gedung-gedung 1983
2) Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia 1982
3) Tata cara perhitungan struktur beton bangunan gedung SNI T-15
1991-03
4) Pedoman perencanaan ketahanan gempa untuk rumah dan gedung
1987.
5) Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI) 1961
6) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983
Bila suatu syarat disebutkan secara khusus dalam persyaratan ini,
maka ketentuan itu harus diutamakan. Direksi akan membuat
perbaikan dan peringatan yang perlu untuk melengkapi standard
persyaratan dan gambar.
f. Membuat pagar pengaman kegiatan, sewa selama masa pelaksanaan
Kegiatan.
g. Seluruh barang yang ada di pasal ini tetap menjadi milik pemborong
kecuali buku laporan mingguan, harian, bulanan dan catatan resmi
lainnya diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat penyerahan ke II
pagar seng menjadi milik pemilik Kegiatan
h. Penggunaan Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis ini dipersiapkan untuk menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan sebagai Kegiatan
Pembangunan Gedung Pemerintah. Syarat seluruh bangunan dan
pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan
kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan teknis
berlaku untuk bangunan dalam Kegiatan ini, disesuaikan yang dinyatakan
dalam gambar-gambar dan keterangan-keterangan tambahan lain secara
tertulis, serta perintah tambahan Direksi. Standard-standard yang dipakai
terutama adalah standard yang masih berlaku.

Pasal 2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN KETERTIBAN


Pemeriksaan tempat-tempat pekerjaan, sebelum memulai sesuatu pekerjaan
yang ada dalam kontrak, pemborong harus mengunjungi tempat-tempat
pekerjaan dan meninjau kondisi (keadaan) serta bahan-bahan yang akan
ditemukan.
1. Sebagai akibat dari berlangsungnya pembangunan, maka kebersihan gedung
yang ada, halaman, kantor, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan
yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari barang bekas,
tumpukan tanah, kotor dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau keselamatan
lingkungan menjadi tanggungjawab Kontraktor Pemborongan.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang maupun yang berada di
halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran, keamanan pekerjaan/ umum dan juga agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Konsultan Pengawas
maupun Pemberi Tugas.
Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas/TPL pada waktu pelaksanaan.

Pasal 3. PEKERJAAN PENGAMAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA


1. Bouwkeet
Kontrakror harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
untuk dipergunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan
bangunan. Setelah berakhirnya pekerjaan, Kontraktor wajib membongkar dan
menyingkirkan bangunan sementara tersebut dari lokasi pekerjaan.
2. Pembangkit tenaga sementara
Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor, termasuk
pemasangan sementara dari kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan.
Setelah pekerjaan selesai peralatan Kontraktor wajib menyingkirkan semua
peralatan yang dipergunakan pada Pembangkit Tenaga Sementara, yang
semua beban menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Air
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari
sumber yang ada di tiap lokasi Kegiatan, Kontraktor harus membuat
sambungan-sambungan sementara yang diperlukan atau cara lain untuk
mengalirkan air dan mencabut kembali pada waktu pekerjaan selesai dan
membetulkan pekerjaan yang terganggu.
4. Iklan
Kontraktor tidak di ijinkan membuat iklan bentuk apapun di dalam sempadan
atau (batas), site atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin pihak Pemberi
Tugas.
5. Orang-orang yang Tidak Berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan, dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada
Staf Pelaksana yang bertugas dan para penjaga.
6. Pekerja bangunan/Kegiatan harus memberikan identitas diri (KTP) atau
identitas lain yang dapat dijadikan sebagai identitas diri kepada koordinator
Pelaksana atau yang ditunjuk.
7. Perlindungan Terhadap Milik Umum

Kontraktor harus menjaga agar jalan di sekitar tempat pekerjaan (tapak)


bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya.
8. Perlindungan Bangunan Yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan gedung yang ada, utilitas, jalan-
jalan, saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan oleh operasi - operasi
Kontraktor dalam arti kata yang luas. Semua itu harus diperbaiki oleh
Kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
9. Penjagaan dan Pemagaran Sementara
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak
(siang malam), Pemberi tugas tidak bertanggung jawab kepada Kontraktor
dan Sub Kontraktor atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan
atau peralatan dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Kontraktor wajib
mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara yang mungkin
diperlukan untuk keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan dan umum,
juga membayar upah dan biaya resmi untuk keperluan tersebut.
10. Perlindungan Pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan,
hingga kontrak selesai dan diterima oleh Pemberi Tugas. Kontraktor harus
menjaga perlengkapan/ bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan
untuk seluruh pekerjaan, termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh
sub Kontraktor dan harus mengingat agar pekerjaan bebas dari air kalau
hujan lebat dan banjir, dengan jalan melindunginya pakai tutup layak,
memompa, menimba atau seperti yang dikehendaki atau diinstruksikan.
11.Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama Kontraktor harus
mengadakan dan menjaga semua fasilitas kesejahteraan dan tindak
pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu ke lokasi
pekerjaan. Fasilitas yang tindakan pengamanan seperti ini, untuk
memuaskan Pemberi Tugas juga harus menurut undang-undang atau
memenuhi ketentuan undang-undang yang berlaku pada waktu ini. Di lokasi
pekerjaan Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama yang mudah dicapai, sebagai tambahan hendaknya
disetiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih
dalam sola-soal mengenai pertolongan pertama.
12. Gangguan Pada Sekitar
Segala pekerjaan menurut Pemberi Tugas akan menyebabkan gangguan
pada lingkungan yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai dengan
pengarahan Pemberi Tugas, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi
beban Kontraktor.
13. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Kerja Normal
Kontraktor akan mendapat ijin tertulis dari Pengawas Lapangan untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini diluar jam-jam kerja
biasa, pada hari-hari Minggu atau hari libur resmi. Ijin ini biasanya tidak
ditahan-tahan kecuali ada alasan-alasan khusus, misalnya yang menyangkut
gangguan istirahat malam, sekolah/menjalankan ibadah
14. Pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Kontraktor Berkewajiban untuk pengurusan pembuatan IMB

Pasal 4. ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT PEMBANTU


1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien, misalnya Beton
molen, steger, pompa air, pemotong besi, listrik penerangan kegiatan.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-
alat berat yang menggunakan jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya, menyingkirkan, membersihkan bekas-
bekasnya.
4. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan
ayat 1 pasal ini Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat
bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda untuk bekerja pada waktu hari
hujan dan lainnya.

Pasal 5. PENGAWASAN
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas bangunan harus dapat dengan mudah
mengawasi memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengawasan Konsultan Pengawas/ Panitia tetap menjadi tanggung jawab
Pemborong.Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian
atau seluruhnya.
3. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-
petugas Konsultan Pengawas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum di dalam gambar kerja dan RKS. Penyimpangan dari padanya
harus mendapat izin dari Pemberi Tugas/Perencana.

Pasal 6. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR KERJA


1. Sebagaimana telah dinyatakan dalam RKS ini beserta gambar kerjanya
digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
2. Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan pada
RKS ini.
3. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka
Pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada Perencana/ Konsultan
Pengawas dan Kontraktor diwajibkan mentaati keputusan Perencana
/Konsultan Pengawas yang bersangkutan.
4. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah
yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada
ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus
mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
5. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar kerja, atau
diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar
kerja/untuk memungkinkan Kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor harus dapat membuat
gambar tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) atas biaya Kontraktor.
6. Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali dalam gambar kerja, RKS atau
dokumen yang sama yang berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus
diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi justru
untuk menegaskan permasalahannya. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang tinggi.

Pasal 7. PENJELASAN PERBEDAAN GAMBAR


Uraian mengenai perbedaan gambar telah dijelaskan di atas, tetapi bila ada
perbedaan ukuran atau tidak sesuai antara gambar yang berlainan bidang/jenisnya
maka dapat dipakai pedoman, sebagai berikut :
1. Gambar Kerja Arsitektur dengan gambar struktural maka : yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, dalam
kualitas dan jenis bahan adalah gambar struktur.
2. Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja sanitasi, maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran kualitas,jenis bahan adalah gambar sanitair
3. Gambar Kerja Arsitektural dengan gambar kerja Elektrikal, maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar Arsitektural, dalam
ukuran kualitas dan bahan adalah gambar listrik.

BAGIAN II. ARSITEKTUR - STRUKTUR


Pasal 8.. PEMBERSIHAN LAPANGAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pembersihan lapangan dari sisa bongkaran yang
mengganggu jalannya pekerjaan pekerjaan tanah. Pekerjaan Keprasan dan
Urugan tanah (Cut And Fill) di buat sesuai dengan gambar dan di lapisan atas
(tanah, humus) tebal 20cm, berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan
peralatan yang memadai.
Keprasan tanah dan pengurugan
1. Keprasan dan Urugan sampai pada permukaan-permukaan yang dikehendaki
sesuai dengan yang tertera pada gambar-gambar kerja.
2. Pengurugan dengan bahan-bahan yang telah disetujui sampai kepada yang di-
rencanakan.

Pasal 9. PENGUKURAN, PEMASANGAN BOUWPLANK, PENENTUAN PEIL


1. Letak peil nol ditentukan oleh Konsultan Pengawas disetujui oleh Perencana
2. Papan untuk bouwplank adalah kayu ukuran 2/20 diserut rata bagian atas
3. Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat, tertancap di tanah sehingga
tidak bisa digerakan atau dirubah.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu sama yang lain, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
5. Setelah selesai pemasangan papan ukur, Pemborong harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya, serta harus
menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur
sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Pengawas.
6. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/ setting out pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang
diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
level, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan untuk itu.
7. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut di atas, merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Pengawas.
8. Sebelum memulai pekerjaan galian Pemborong harus memastikan peil-peil dari
halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau garis-garis
contur yang ditentukan dalam gambar kerja.
9. Bila ditentukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka
PenyediaJasa harus memberikan laporan tertulis pada Konsultan Pengawas

Pasal 10. PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN


1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan diambil : disesuaikan dengan
ketinggian peil bangunan setempat. Bangunan sesuai yang ada dimana peil +
0,00 m ditentukan oleh Perencana dan diketahui Konsultan Pengawas.
2. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera dilaporkan kepada
Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru
sebelum sesudahnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu dan tidak
rusak untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut & ukuran tegak secara tepat
dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk itu dihindari pengukuran dengan
perasaan, penglihatan dan secara kira-kira.

Pasal 11. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR SERTA PONDASI


1. Pekerjaan Galian
a. Segala pekerjaan galian yang dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan dari pekerjaan atau
sebagiamana ditunjukkan dalam gambar atau bilamana perlu memindahkan
tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah
yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh
Konsultan Pengawas. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman
yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengurug daerah tersebut
dengan bahan-bahan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa pembuangan, kabel-kabel
listrik, telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya
memberitahukan kepada Pengawas atau kepada Penguasa/Instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat
dari pekerjaan galian tersebut
c. Persiapan Untuk Urugan
Urugan pasir setebal 10 cm untuk lapisan bawah pondasi, sedangkan
urugan tanah kembali adalah untuk mengisi sisa pondasi.sedangkan untuk
urugan tanah mendatangkan, kontraktor mendatangkan urugan dengan
persyaratan tanah urug yang di datangkan sudah mempunyai izin
d. Bahan-bahan untuk urugan pasir dan urugan tanah
Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.Untuk pasir lapisan bawah pondasi
setebal 10cm, jenis pasir ayak, pasir sungai progo, kemudian tanah urug
yang diurugan adalah hasil galian tanah semula yang sudah dibersihkan
dari kotoran, dilakukan selapis demi selapis ditumbuk sampai padat.
2. Pekerjaan Pondasi Batu belah hitam
Bahan batu setempat harus memenuhi syarat :
a. Bahan adalah sejenis batu andesit yang keras, masif, berat dan berwarna
kehitam-hitaman dan mempunyai muka belah lebih dari 3 muka.
b. Tidak ringan dan tidak porous.
c. Bahan asal adalah batu andesit besar yang kemudian dibelah /dipecah
menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
3. Untuk Pondasi batu belah di gunakan adukan 1Pc : 5Ps.
Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran di dalam gambar atau atas
petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing
dengan adukan selapis sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut
dan mencapai masa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk
pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk dan persetujuan pengawas.
Sebelum pemasangan pondasi batu kali di bawah pondasi tersebut harus
dipasang lapisan pasir urug tebal 10cm
4. Pemadatan tanah urug dilakukan setiap ketebalan 20 cm

Pasal 12. PEKERJAAN PASANGAN BATA


1. Bahan bata merah harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bermutu, matang, keras, ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak
retak-retak, tidak mengandung batu dan tidak berlubang.
b. Ukuran : Panjang = 22 Cm, Lebar = 11 cm , Tebal = 5 cm (disesuaikan
dengan ukuran yang ada ).
c. Memenuhi syarat-syarat PUBB (NI.3-1956) Kontraktor harus menyerahkan
sample bata yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari site.
2. Proporsi Adukan
Spesi pasangan bata 1pc : 6 Ps
Plesteran 1pc : 6 ps
Adukan yang tumpah ke bawah pada waktu pemasangan bata bekas dan yang
sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan
dengan yang baru.

3. Pemasangan
a. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bata atau menunda pemakaian
beton.

_ Pondasi batu belah hitam spesi : 1Pc : 5Ps

_ Pasangan bata merah spesi : 1Pc : 6Ps


_ Plesteran bata : 1Pc : 6Ps

b. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata di-
pasang dengan adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm. Proporsi Pasangan
: 1Pc : 6Ps
c. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
d. Tidak diperkenankan berdiri/membebani di atas pekerjaan bata sebelum
mengeras.
e. Pada waktu pemasangan bata tersebut harus bebas dari air yang melekat.
f. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-
alat pengukur datar ataupun tegak (“lot”, dsb), sambungan sama rata, sudut
siku, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, “bergigi”
(tiap sambungan saling menutup).
g. Pada hubungan-hubungan dengan tiap-tiap beton harus dipasang stek dan
pada ujung pasangan harus bergigi.
h. Pada penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
i. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1m, kecuali dengan
seijin pengawas.
j. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau
tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali
atas biaya Kontraktor, kecuali bila Pengawas mengijinkan penambalan-
penambalan.
k. Pemasangan bata harus dirawat/ disirami air sesuai dengan persetujuan
pengawas.
l. Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih
sampai kenyang, atau direndam dalam air.
m. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan
untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi 5% (lima persen)
n. Adukan 1 pc : 6 ps digunakan untuk :
1) Semua pemasangan bata harus terikat kuat dengan kolom, dinding
beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya.
o. Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhannya atau
atas petunjuk-petunjuk Pengawas. Kolom-kolom praktis untuk penguat
pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa sehingga maksimum setiap
luas 12 m2 pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat-penguat (beton
praktis) tersebut. Pada sisi lain tegak yang berhubungan dengan beton/
kolom harus dipasang angkur diameter 6 mm, panjang 30 cm dari muka
beton dengan jarak tiap 40 cm sepanjang sisi tegak

Pasal 13. PEKERJAAN PLESTERAN


1. Pekerjaan Plesteran terdiri dari :
Pekerjaan dengan campuran 1Pc : 6Ps Semua pekerjaan plesteran harus lurus
dan lot (tegak)
Sebelum plesteran dikerjakan, bidang-bidang yang akan diplester dikasarkan
dulu dan dibersihkan dari bahan-bahan yang mengganggu daya rekat
plesteran.
Pencampuran harus dikerjakan dengan takaran dan disyaratkan pasir diayak
terlebih dahulu.
Semua sudut pasangan bata merah diplester campuran 1 Pc : 2 Ps.
2. Sudut-sudut seponengan harus menghasilkan bidang seperti pada gambar

Pasal 14. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON


1. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa,
beton bertulang dengan penulangannya, bekesting, finishing dan pekerjaan lainnya
sesuai gambar rencana.
2. Bahan
Semen Portland (PC) :
a. Semen Portland yang dipakai sesuai dengan SNI 15.204901994
b. Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-
kantong semen asli dari pabrik.
c. Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari
10 lapis.
Agregat (pasir, split, tau batu pecah) :
a. Agregat halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan, Agregat tidak
boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan
terhadap karatan.
b. Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu, dipakai ukuran ¾
cm, agregat kasar harus keras dan tidak berpori dan tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1 %.
c. Batu pecah harus keras, padat dan tidak porus
d. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir tajam dan kasar
e. Pasir dan batu pecah tidak boleh tercampur dengan tanah liat, lumpur, debu,
bahan organic dan bahan yang lain yang mempunyai pengaruh buruk terhadap
sifat beton
f. Kotoran yang terkandung dalam batu pecah maupun pasir maksimal satu
persen
g. Diusahakan agregat terhindar dari panas matahari secara langsung
h. Pasir laut tidak boleh digunakan

Pembesian / Penulangan
a. Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Baja tulangan diameter lebih besar sama dengan 13 mm menggunakan baja
tulangan deform (BJTD 400) dengan tegangan leleh minimum 400 Mpa dan
ulur minimum 24 prosen
- Baja tulangan diameter lebih kecil sama dengan 12 mm menggunakan baja
tulangan polos (BJTP 240) dengan tegangan leleh minimum 240 Mpa dan
ulur minimum 24 prosen
b. Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik di laboratorium
bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik setiap diameter minimum tiga bila
diperlukan
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Mutu baja tulangan yang dipakai adalah U24.
Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak
berkarat
Air.
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
Lapisan Pelindung Beton
Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut : kolom 3 cm, balok
2,5 cm dan harus sepengetahuan Konsultan Pengawas. Campuran untuk
beton dekking 1 pc : 2 ps sekurang-kurangnya berumur 7 hari.
Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Dalam keadaan diragukan, maka Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksaan
Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik atas biaya Kontraktor
3. Macam Pekerjaan
Pekerjaan Beton Meliputi Beton struktural dan non struktural
Campuran beton menggunakan 1pc : 2Pp : 3Kr, untuk pekerjaan sesuai dengan
gambar
Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan atas dasar
perhitungan serta gambar-gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana.
Ukuran penulangan/pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar rencana, apabila
ada macam penulangan yang belum jelas dapat dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana/Pengawas.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan penakaran semen agregat harus dengan takaran yang volume sama.
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya, dalam hal ini
apabila diperlukan akan diadakan pengujian slump.
Pengadukan, pengangkutan, pencoran, pemadatan terutama harus diperhatikan :
a. Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton
(beton molen)
b. Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus dengan mesin
penggetar (vibrator).
c. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
mempunyai bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
d. Papan bekisting menggunakan kayu Kalimantan klas III atau kayu tahun lokal
yang baik.
e. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada pengecoran tidak
ada air adukan
f. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran-kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan.
Sebelum pengecoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberitahu dan diberi
waktu yang cukup untuk melaksanakan pemeriksaan rangkaian baja tulangan
tersebut tidak sesuai dengan gambar rencana, pengecoran beton tidak boleh
dilaksanakan.
Jika dipandang perlu untuk memperoleh struktural yang disyaratkan, Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan percobaan
pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton (mix design)
Selama pengecoran, mutu beton atau mutu pelaksanaan harus diperiksa secara
kontinyu dengan benda uji. Dianjurkan disamping membuat benda-benda uji
untuk diperiksa pada 28 hari juga membuat benda-benda uji untuk diperiksa
pada umur 3 dan 7 hari.
Benda-benda uji yang baru dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari
getaran, ditutup karung basah dan dilepas dari cetakannya setelah keras.
Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta
kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sebelum
beton menjadi keras.
Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen dan tanpa bahan
pembantu adalah 14 (empat belas) hari. Selama waktu perawatan, permukaan
beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupi
dengan karung-karung basah, atau menggenanginya dengan air.

Pasal 15. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Rangka atap baja ringan dengan atap Metal roof motif berpasir
1. Pekerjaan atap baja ringan
Mutu baja (Steel/Grade) : G550
Tegangan leleh Minimum : 550 MPa
Tegangan Tarik Ultimate : 550 MPa
Modulus Elastis : 200.000 MPa
Modulus Geser : 80.000 MPa
2. Lapisan anti karat Zincalumn AZ 100
Lapisan Zinc Alumn atau Galvalum (AZ 100) harus memiliki ketebalan minimum
100 g/m2
3. Jenis Profil Baja
Profil C75-75 tebal 0,75mm
Reng B 35.045 tebal 0,45mm tinggi profil 3,5cm.
Pemasangan Kuda kuda atau jarak maksimum truss 1200mm di perkaku dengan
bracing
4. Garansi struktur
Surat garansi struktur harus dari Pabrik selama 10 th dan sertificate of
Authenticity untuk AZ 100
5. Pekerjaan penutup atap
Macam pekerjaan penutup atap
Penutup atap gedung dari Metal roof motif bebatuan Multi roof, sakura roof,
surya roof per lembar 8 daun (2x4) dengan ukuran panjang 770mm dan lebar
800mm tebal 0,3mm sedangkan penutup atap parker dari galvallum tebal
0,3mm

PASAL 16. PEKERJAAN RANGKA GI GALVANIS PARKIR


1. Bahan.
a. Pipa GI yang dipakai harus menggunakan GI dengan lapisan galvanis sesuai
dengan gambar
b. Selama pelaksanaan, mutu dan tebal Pipa galvanis harus dijaga dengan
ukuran sesuai dengan gambar.
2. Macam pekerjaan Pipa GI galvanis :
a. Macam pekerjaan :
1) Memasang Pipa galvanis ukuran 3” dengan tebal 2,0mm
2) Memasang Pipa galvanis ukuran 2,5” dengan tebal 1,8mm
3) Memasang Pipa galvanis ukuran 2,0” dengan tebal 1,8mm.
4) memasang Pipa galvanis ukuran 1,5” dengan tebal 1,8mm
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a. Semua pekerjaan Pipa Galvanis dengan ukuran sesuai dengan gambar ,
dan lain-lain yang ditentukan dalam gambar rencana.
b. Semua Pekerjaan Sesuaikan dengan gambar

PASAL 17. PLAFOND

1. Bahan.
Langit-langit dari bahan Gypsumboard tebal 9 mm Elephant star aplus, rangka
besi hollow untuk dalam ruangan, sedangkan tritis dengan bahan Kalsiboard
tebal 4 mm GRC board dengan rangka besi hollow 2x4 dan 4x4cm, untuk tritis
dengan list profil gypsum, Macam Pekerjaan
a. Memasang langit-langit sesuai bahan tersebut di atas pada tritis yang
dinyatakan pada gambar rencana
b. Pasang lisplank bahan kalsiplank
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memasang lembaran-lembaran Kalsiboard/gypsum, Kontraktor
wajib memeriksa bahwa kerangka besi hollow, untuk bidang-bidang plafon
telah sesuai dengan gambar tentang letaknya, pola dan ukurannya.
b. Pola pemasangan langit-langit tiap kesatuan ruang dibuat simetris.
c. Kerangka jarak 60cm x 60cm harus rata pada semua arah dan tidak
melengkung.

PASAL 18. PEKERJAAN KAYU


1. Bahan.
Kayu yang dipakai harus menggunakan kayu kualitas baik, tua, kering dan tidak
bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya sesuai dengan ps III
PPKI 1961 mutu A.
Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
menyimpannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
2. Macam Pekerjaan dan Jenis Kayu :
Macam Pekerjaan :
a. Memasang balok kusen pintu dan jendela dengan ukuran 6/12 kayu
kruing, daun pintu/jendela kayu kruing BV atau sesuai gambar rencana
3. Ukuran Kayu
a. Ukuran kayu balok kusen 6/12 cm dengan minimal ukuran jadi 5,5/11,5 cm.
b. Ukuran kayu untuk papan daun pintu 3/20 dan 3/10, sesuai gambar rencana.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata khususnya kayu untuk
papan, balok dan lain-lain yang ditentukan dalam gambar rencana.

PASAL 19. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPISAN DINDING


1. Bahan
Pekerjaan keramik lantai 40 x 40 ruangan, 40 x 40 anti selip teras, serta KM/WC
ukuran 25 x 25, untuk lantai atau sesuai gambar rencana. Keramik ”Roman,
KIA, Platinum” ukuran 25 x 40 dipasang untuk dinding Kamar Mandi/WC atau
seuai gambar rencana.
Kontraktor diharuskan mengajukan contoh bahan-bahan tersebut di atas
secukupnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan PPK Hal
ini harus dilakukan sebelum Kontraktor mendatangkan bahan-bahan tersebut
dalam jumlah besar.
2. Macam Pekerjaan
Pekerjaan lantai meliputi pemasangan secara rata dan rapi serta pemotongan
keramik, hingga benar-benar sempurna.

Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pemasangan yang benar-benar rata dan


rapi keramik dinding dengan perekat yang memenuhi syarat, sesuai gambar
rencana dan petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Syarat Pelaksanaan
Persiapan
Sebelum pekerjaan lantai ruangan dikerjakan, Penyedia Barang/ Jasa harus
mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan lantai dasar dan di
atasnya diberi pasir urug dengan ketebalan sesuai ketentuan dalam gambar
rencana. Semua pekerjaan pipa dan saluran di bawah lantai harus ditempatkan
sesuai gambar rencana dan sebelum lantai ruangan dipasang, harus diadakan
pemeriksaan yang teliti dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemasangan Keramik
a. Semua keramik lantai dipasang dengan menggunakan perekat 1 pc : 3 ps.
b. Pada lantai baru sebelum spesi diberi urugan pasir tebal sesuai gambar
rencana. Tebal adukan kurang lebih 3 cm.
c. Setelah pasangan keramik cukup kering dan telah disetujui/ diperiksa
kerapian pemasangannya, maka celah antara keramik dikolot dengan cara
disiram pertama dengan pasta semen encer, sehingga kira-kira separoh
tinggi/tebal celah terisi pasta semen, kemudian disiram kedua dengan pasta
semen agak kental hingga benar-benar semua celah terisi pasta semen.
d. Keramik dinding dipasang dengan perekat 1 pc : 2 ps.
e. Permukaan keramik, bagian bawah harus terisi penuh/padat dengan adukan.
f. Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus dilakukan
dengan pemotong mesin dengan lebar kira-kira ½ kali lebar keramiknya.

PASAL 20. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI DAN BESI


1. Bahan.
1.1. Slot tanam digunakan Dexon, SES, Solid type 2 kali putar dipasang pada
daun pintu dipasang sesuai dengan gambar rencana
Engsel yang digunakan adalah engsel besar dari engsel kupu2, untuk pintu 140
mm dan untuk jendela 110 mm
Besi neut dan angkur dari besi beton diameter 10 mm.
Semua alat-alat penggantung dan pengunci, Kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh-contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dalam
rapat evaluasi.
2. Macam pekerjaan
2.1. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada pintu sesuai gambar
rencana
2.2. Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu.
2.3. Memasang grendel pintu 2 bh untuk daun pintu dobel.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu & jendela dapat ditutup dan
dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.

PASAL 21. PEKERJAAN CAT-CATAN


1. Bahan.
Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, vernis, sealer cement emulsion filler
dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara, dan cat
akhir.
Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng, dimana tertera nama perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana, warna cat akan ditentukan kemudian.
- Besi : Propan, Dulux, Emco
- Kayu : Propan, Dulux, Emco
- Gypsum : Catylac, Dulux, Mowilex
- Dinding interior : Catylac, Dulux, Mowilex
- Dinding Exterior : Catylac, Dulux, Mowilex
Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat digunakan catnya
Cat meni kayu dan besi digunakan Isamu, jago, Mowilex
Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
Cat Tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
dengan memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul/diplamur pada
tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian
dicat paling sedikit dua kali sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan
oleh pabrik.
Cat meni kayu
Bidang yang akan dicat meni harus bersih dan dalam keadaan kering.
Pengecatan harus merata dan tidak terlihat lagi serat-serat kayu yang dicat,
termasuk memeni sambungan-sambungan kayu.
Cat kayu
Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas ampelas
sampai halus dan didempul pada tempat yang berlubang, selanjutnya diplamur,
sehingga permukaannya menjadi rata dan licin, baru kemudian dicat sampai
rata.
Pengecatan dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari langsung.
Cat meni besi
Segera setelah pekerjaan baja dibersihkan sampai kulit giling dan permukaan
korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni dilaksanakan
sampai rata dan baik.
Cat besi
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi baru boleh dicat besi, setelah
terlebih dahulu dibesihkan dari kotoran yang menempel.
Pengecatan minimal dua kali, pengecatan yang dilakukan di luar ketika keadaan
mendung atau hujan tidak diperkenankan.
Pelaksanaan pekerjaan cat arus sesuai dengan prsyaratan yang tercantum dalam PTI
1961.
3. Macam Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Cat dinding luar dan dalam, cat beton. serta cat Gypsum.
Cat kayu : lisplank kalsiplank
Cat Besi : Pipa besi

BAGIAN III PERSYARATAN PEKERJAAN LISTRIK


PASAL 22. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Persyaratan Umum
Lingkup pekerjaan :
a. Pemasangan Meteran Listrik baru 13.200VA, per phase 20A
b. Pemasangan titik lampu pada dalam ruangan dan luar sesuai gambar rencana
c. Memasang jaringan instalasi listrik/ penyambungan.
d. Memasang stop kontak dan saklar penerangan serta lampu-lampu.
e. Menyediakan peralatan serta material yang diperlukan baik tercantum dalam
gambar maupun tidak, yang secara Umum perlu untuk suatu instalasi yang baik
serta memenuhi persyaratan instalasi listrik.
f. Memasang box panel Atau sesuai dengan gambar .
g. Instalasi lstrik dengan 1phase dan 3 phase
h. Pekerjaan listrik ini dikerjakan sampai menyala sempurna.

Standart.
b. Kontraktor harus menggunakan dan menunjuk/ dengan surat tugas dengan
instalatir yang telah terdaftar dan mendapat ijin PLN serta persetujuan
Pengguna Anggaran dengan menunjukkan surat Tugas. Instalatir membuat
gambar rencana (shop drawing) rangkap 3 (tiga) dan diajukan kepada Pembuat
Komitmen yang terlebih dahulu telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Pelaksana instalasi listrik harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
seperti : Peraturan Umum untuk Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL)
Gambar dan Label
a. Gambar kerja dibuat oleh Instalatir, sebelum melaksanakan harus sudah
mendapat persetujuan dari PLN dan Pembuat Komitmen.
b. Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar revisi, yaitu gambar instalasi
yang sesuai dengan instalasi yang sebenarnya.
c. Tiap-tiap panel dan papan pembagi harus diberi label yang jelas mengenai
fungsi tiap-tiap bagiannya.
Material
a. Kontraktor wajib memberi contoh material yang akan dipergunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Material yang akan dipergunakan harus baru dan berkualitas baik menurut
standart-standart yang berlaku.
2. Kabel, pipa dan pertanahan (grounding).
Kabel dan bus ber
a. Kabel cabang dari panel (Branch circuit) untuk lampu-lampu adalah type NYK,
penambang kabel minimum 2,5 mm
b. Bus bar adalah dari bahan tembaga
c. Kabel antara zekering dari type NYY
d. Kabel yang belum dipasang harus memenuhi PUIL.
Pemipaan
a. Saluran kabel yang berupa pipa berukuran minimal 5/8 inci dan jumlah kabel di
dalamnya disesuaikan dengan peraturan dari PUIL.
b. Lekukan atau belokan harus dengan radius besar 3 kali diameter pipa dan
harus rata.
c. Pipa harus diberi bahan pralon polos dan pipa-pipa yang dipasang di luar
bangunan harus dari bahan galvanizet iron.
d. Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan sebelum tembok diplester.
Pemasangan kabel
a. Kabel-kabel yang dipasang adalah buatan kabel metal, kabel indo, dan
supreme.
b. Radius kelengkungan kabel utama arus sesuai dengan rekomendasi
pabrik/embuatnya.
c. Setiap federe bila menembus tembok harus diberi selobang.
d. Kabel-kabel (feeder) yang ditanam dalam tanah/lantai harus diberi pelindung,
letak dan kedalaman sesuai standart berlaku.
e. Setiap penyambungan kabel yang harus menggunakan sepatu kabel (cable
plugs) sesuai dengan ukuran kabel yang akan disambung kemudian dipatri
atau dipres, sambungan-sambungan dan taps diberi isolasi dengan baik.

3. Peralatan dan Material


Saklar-saklar (sutches) dan zekering-zekering (fuse)
a. Saklar lampu-lampu penerangan dipasang 1,2 m di atas muka lantai,
b. Semua saklar dipasang rata dengan tembok.
Stop kontak (receptack les)
a. Stop kontak harus dengan pertanahan
b. Pemasangan stop kontak disesuaikan dengan gambar dan semua stop kontak
dipasang rata dengan tembok pemasangan kawat pertanahan untuk stop
kontak sama dengan pemasangan kawat fasenya.
c. Stop kontak 3phase dan 1phase sesuai dengan gmbar
d. Stop kontak dan saklar yang dipakai”Broco, Panasonic, GAO”.
Fitting, lampu
a. Fitting dan Lampu SL 18 Watt dan 5 Watt yang digunakan “Philips, Panasonic,
Kawachi”.
b. Fitting lampu pijar harus dari bahan porselin.
c. Sebelum pelaksanaan Instalatir harus menunjukkan contoh armateur untuk
mendapat persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan pengawas.
Sistem Pemasangan
Pemasangan instalasi listrik didasarkan atas tegangan 220Volt, semua
lampu/lampu yang dipasang dengan tegangan 220 Volt.

PASAL 23. PEKERJAAN BESI, KACA


1. Bahan
Semua bahan yang dipakai disertai jaminan mutu dari pabrik (manufacture) atau
sertifikat pengujian dari laboratorium pengujian dari laboratorium penguji bahan
yang disetujui Tim Teknis serta memenuhi standart Industri yang berlaku, jika di
perlukan.
Bahan-bahan yang dipakai produksi dalam negeri yang dikenal baik seperti yang
produknya memenuhi standart industri yang berlaku
Kaca yang digunakan adalah kaca bening tebal 5 mm untuk kualitas baik dan rata,
tidak bergelombang. Pemasangan sesuai dengan gambar rencana.
Pada daun pintu KM/WC di lapis Alumunium
Untuk pekerjaan.
Semua besi untuk angkur, baut angkur yang dipakai harus berkualitas baik dan
disetujui Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang dipakai Penyedia Barang /Jasa diwajibkan mengajukan contoh-
contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dalam rapat evaluasi.
2. Macam Pekerjaan
Semua seng dan besi dimeni dan bidang yang kotor dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran lain yang dapat mengakibatkan terkelupasnya meni
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca mengembang tidak pecah.
Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut-sudutnya.
Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca daun semua sudutnya harus
ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah
atau tergores harus diganti.

PASAL 24. PEKERJAAN SANITASI


1. Bahan
Pipa PVC Wavin, Pralon, Rucika ukuran sesuai gambar rencana.
Kloset duduk dan jongkok Wastafel”Toto, INA, American Standart”, kran air “Onda,
Toto, Ina”, floor drain dari Stainlees
Macam-macam sambungan
Sambungan pipa dipilih bahan sesuai dengan jenis dan mutu yang terbaik dan dari
pabrik yang sama serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang dipakai harus baru dengan kualitas yang memenuhi syarat.
2. Macam Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membangun instalasi plumbing sesuai dengan gambar sehingga bebas gangguan,
untuk : Pemasangan pipa-pipa untuk saluran supply air bersih lengkap dengan alat
pengontrol, sambungan-sambungan dan kelengkapan lain.
Pipa PVC untuk saluran air bersih dan air kotor
Membuat/memasang kelengkapan KM/WC (kloset duduk, floor drain, kran air,
jaringan air bersih maupun kotor dll) sesuai gambar rencana hingga dapat
berfungsi sempurna.
Membuat sumur peresapan air kotor atau sesuai dengan gambar rencana.
Membuat bak kontrol air kotor dan bak kontrol air tinja atau sesuai gambar rencana.
Membuat septictank dengan pasangan bata 1 pc : 2 ps, diplester 1 pc : 2 ps dan
diaci sesuai gambar rencana
Menyediakan Ember 40 liter dan gayung untuk tiap KM/WC
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua pemasangan pipa yang tergantung harus dilengkapi dengan penguat (klem)
Pemasangan pipa harus ditanam dalam tanah maupun dinding sesuai kebutuhan
secukupnya hingga aman terhadap benda-benda lain. Untuk kedalaman
pemasangan / penanaman pipa harus seijin Konsultan Pengawas.
Penimbunan/penutupan bekas galian pipa dalam tanah / dinding tembok harus
seijin Konsultan Pengawas.
Penutupan bekas jalur pipa harus dikembalikan seperti semula dan dalam keadaan
sempurna.
Semua pekerjaan sanitasi dan sanitair ini dikerjakan sampai sempurna dan
berfungsi dengan baik

PASAL 25. STANDART BAHAN


1. Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar yang
dipakai di Indonesia, sepeti terurai di bawah ini :
Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah semen standart mutu SNI.
Air
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda-benda
terapung yang bisa dilihat secara visual dan asam-asam zat organik dan
sebagainya
Pasir Pasang
Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengandung zat-zat organik
dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0, mm minimal 15%

Batu Merah (batu bata)


Bata Merah yang digunakan adalah ukuran standart dengan toleransi ukuran
sesuai tabel 27-1 dan 27-2 PUBI 1982.
Cat
Cat kayu dan cat besi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PUBI
1982 tabel 53-1 dengan referensi NI.4, Peraturan Cat Indonesia.
Cat tembok yang digunakan adalah cat emulsion dengan persyaratan sesuai tabel
54-2. PUBI 1982.
Kayu
Kayu yang digunakan untuk bangunan struktural kayu bengkirai, kruing. Kayu
kruing harus diawetkan sesuai petunjuk dalam SKBI. Adapun persyaratan / mutu
kayu, berdasarkan tabel 37-3.

Wates, 26 Desember 2019


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Anda mungkin juga menyukai