SPESIFIKASI TEKNIS
BAGIAN I. UMUM
Pasal 1 URAIAN
I. Keterangan Umum
1. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam
dokumen pengadaan RKS ini adalah sesuai dengan gambar-gambar
perencanaan, BQ, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, serta
Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan pekerjaan
2. Pekerjaan ini di Wates, Kabupaten Kulon Progo.
II. Ikhtisar Pekerjaan
1. Pogram Pengembangan dan Pelatihan Tenaga kerja Kegiatan Revital-
isasi BLK sesuai dokumen yang ada
2. Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan ialah : Pembangunan
Gedung Workshop dan TUK Las :
A. PERSIAPAN (Pemasangan Papan nama proyek, Pengukuran dan
Pemasangan Bouwplank), dan Pembersihan lokasi
B. PELAKSANAAN :
A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG WORKSHOP DAN
TUK LAS :
1). Pekerjaan Galian dan Urugan (galian tanah pondasi, urug tanah
kembali, urugan tanah peinggian peil/dipadatkan, urugan pasir di
bawah pondasi dan bawah lantai)
2). Pekerjaan Pasangan dan Plesteran (pasangan pondasi batu belah
hitam, pasangan bata merah, plesteran bata, plesteran beton,
acian, skoning, saluran air hujan buis beton 1/2 dia 25 cm, bak
kontrol dan pasangan paving block segi enam (halaman)
3). Pekerjaan Beton (Sloof 15/20, kolom utama 30/30, kolom praktis
11/11, balok lateu 10/15, ring balok 10/15, Beton Shading, Beton
bertulang lantai dan rabat beton samping dan belakang)
4). Pekerjaan Kayu Kosen Pintu dan Jendela (kosen kayu kruwing,
daun pintu panil kayu kruwing, daun jendela kaca, pasang BV)
5). Pekerjaan Atap dan Rangka Atap (rangka atap baja ringan, atap
genteng metal roof berpasir, bubungan metal roof berpasir,
bubungan dan pasang lisplank kalsiplank)
6). Pekerjaan Rangka Plafond dan Partisi (Pasang plafond gypsum
board rangka besi hollow (ruangan), pasang plafond grc board
rangka besi hollow (teras),pasang list plafond gypsum profil dan
pasang partisi grc board rangka metal stud)
7). Pekerjaan Lantai dan Pelapisan (Rabat beton bawah lantai,
pasang lantai keramik 40 x 40, pasang lantai keramik anti selip 40
x 40 (selasar) keramik Lantai dan dindng KM/WC
8). Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca (Pasang slot pintu,
Engsel pintu H 140 mm, Engsel jendela H 110 mm, Handle
jendela, Grendel jendela, Grendel pintu, Hak Angin jendela, Kaca
bening tebal 5 mm).
9). Pekerjaan Instalasi Listrik (Pasang lampu SL 18 watt, pasang
lampu SL 5 watt, pasang meteran baru, stop kontak lantai, stop
kontak 1 phase, stop kontak 3 phase, box panel, Exhaust fan)
10). Pekerjaan Pengecatan (Cat dinding, cat plafond, cat partisi dan
cat kayu)
B. PEKERJAAN PARKIR :
1). Pekerjaan Galian dan Urugan (galian tanah pondasi, urug tanah
kembali, urugan pasir di bawah lantai)
2). Pekerjaan Plesteran (plesteran beton, acian)
3). Pekerjaan Beton (Sloof 15/20, slof 15/15 kolom praktis 25/40,
4). Pekerjaan tiang Pipa besi GI, Atap dan Rangka Atap (pasang
rangka atap pipa besi GI, dan atap galvalum dan pasang talang
galvalum)
5). Pekerjaan Lantai (Rabat beton bertulang)
6). Pekerjaan Pengecatan (Cat kolom, cat besi)
7). Pekerjaan Halaman (Paving block, kansteen)
Pasal 5. PENGAWASAN
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas. Konsultan Pengawas bangunan harus dapat dengan mudah
mengawasi memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengawasan Konsultan Pengawas/ Panitia tetap menjadi tanggung jawab
Pemborong.Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian
atau seluruhnya.
3. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas-
petugas Konsultan Pengawas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum di dalam gambar kerja dan RKS. Penyimpangan dari padanya
harus mendapat izin dari Pemberi Tugas/Perencana.
3. Pemasangan
a. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus
sedemikian rupa sehingga tidak merusak bata atau menunda pemakaian
beton.
b. Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata di-
pasang dengan adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm. Proporsi Pasangan
: 1Pc : 6Ps
c. Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
d. Tidak diperkenankan berdiri/membebani di atas pekerjaan bata sebelum
mengeras.
e. Pada waktu pemasangan bata tersebut harus bebas dari air yang melekat.
f. Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan alat-
alat pengukur datar ataupun tegak (“lot”, dsb), sambungan sama rata, sudut
siku, naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, “bergigi”
(tiap sambungan saling menutup).
g. Pada hubungan-hubungan dengan tiap-tiap beton harus dipasang stek dan
pada ujung pasangan harus bergigi.
h. Pada penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
i. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1m, kecuali dengan
seijin pengawas.
j. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau
tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali
atas biaya Kontraktor, kecuali bila Pengawas mengijinkan penambalan-
penambalan.
k. Pemasangan bata harus dirawat/ disirami air sesuai dengan persetujuan
pengawas.
l. Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih
sampai kenyang, atau direndam dalam air.
m. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan
untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi 5% (lima persen)
n. Adukan 1 pc : 6 ps digunakan untuk :
1) Semua pemasangan bata harus terikat kuat dengan kolom, dinding
beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya.
o. Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhannya atau
atas petunjuk-petunjuk Pengawas. Kolom-kolom praktis untuk penguat
pasangan bata harus dibuat sedemikian rupa sehingga maksimum setiap
luas 12 m2 pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat-penguat (beton
praktis) tersebut. Pada sisi lain tegak yang berhubungan dengan beton/
kolom harus dipasang angkur diameter 6 mm, panjang 30 cm dari muka
beton dengan jarak tiap 40 cm sepanjang sisi tegak
Pembesian / Penulangan
a. Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Baja tulangan diameter lebih besar sama dengan 13 mm menggunakan baja
tulangan deform (BJTD 400) dengan tegangan leleh minimum 400 Mpa dan
ulur minimum 24 prosen
- Baja tulangan diameter lebih kecil sama dengan 12 mm menggunakan baja
tulangan polos (BJTP 240) dengan tegangan leleh minimum 240 Mpa dan
ulur minimum 24 prosen
b. Mutu baja tulangan tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik di laboratorium
bahan yang ditunjuk. Jumlah sample uji tarik setiap diameter minimum tiga bila
diperlukan
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa
sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Mutu baja tulangan yang dipakai adalah U24.
Kawat Pengikat.
Kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak
berkarat
Air.
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
Lapisan Pelindung Beton
Untuk lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut : kolom 3 cm, balok
2,5 cm dan harus sepengetahuan Konsultan Pengawas. Campuran untuk
beton dekking 1 pc : 2 ps sekurang-kurangnya berumur 7 hari.
Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Dalam keadaan diragukan, maka Konsultan Pengawas berhak minta Pemeriksaan
Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik atas biaya Kontraktor
3. Macam Pekerjaan
Pekerjaan Beton Meliputi Beton struktural dan non struktural
Campuran beton menggunakan 1pc : 2Pp : 3Kr, untuk pekerjaan sesuai dengan
gambar
Semua pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini dikerjakan atas dasar
perhitungan serta gambar-gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana.
Ukuran penulangan/pembesian, bentuk dan letak sesuai gambar rencana, apabila
ada macam penulangan yang belum jelas dapat dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana/Pengawas.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan penakaran semen agregat harus dengan takaran yang volume sama.
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
tercapai sifat mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya, dalam hal ini
apabila diperlukan akan diadakan pengujian slump.
Pengadukan, pengangkutan, pencoran, pemadatan terutama harus diperhatikan :
a. Pengadukan semua beton harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton
(beton molen)
b. Pemadatan beton untuk konstruksi beton bertulang harus dengan mesin
penggetar (vibrator).
c. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
mempunyai bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
d. Papan bekisting menggunakan kayu Kalimantan klas III atau kayu tahun lokal
yang baik.
e. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada pengecoran tidak
ada air adukan
f. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran-kotoran atau benda-benda lain yang tidak diperlukan.
Sebelum pengecoran dimulai, Konsultan Pengawas harus diberitahu dan diberi
waktu yang cukup untuk melaksanakan pemeriksaan rangkaian baja tulangan
tersebut tidak sesuai dengan gambar rencana, pengecoran beton tidak boleh
dilaksanakan.
Jika dipandang perlu untuk memperoleh struktural yang disyaratkan, Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan percobaan
pendahuluan guna menentukan rencana campuran beton (mix design)
Selama pengecoran, mutu beton atau mutu pelaksanaan harus diperiksa secara
kontinyu dengan benda uji. Dianjurkan disamping membuat benda-benda uji
untuk diperiksa pada 28 hari juga membuat benda-benda uji untuk diperiksa
pada umur 3 dan 7 hari.
Benda-benda uji yang baru dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari
getaran, ditutup karung basah dan dilepas dari cetakannya setelah keras.
Beton yang selesai dicor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta
kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan sebelum
beton menjadi keras.
Perancah dan acuan tidak boleh dibuka kecuali sudah ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Waktu perawatan minimal untuk beton yang menggunakan semen dan tanpa bahan
pembantu adalah 14 (empat belas) hari. Selama waktu perawatan, permukaan
beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab dengan cara menutupi
dengan karung-karung basah, atau menggenanginya dengan air.
1. Bahan.
Langit-langit dari bahan Gypsumboard tebal 9 mm Elephant star aplus, rangka
besi hollow untuk dalam ruangan, sedangkan tritis dengan bahan Kalsiboard
tebal 4 mm GRC board dengan rangka besi hollow 2x4 dan 4x4cm, untuk tritis
dengan list profil gypsum, Macam Pekerjaan
a. Memasang langit-langit sesuai bahan tersebut di atas pada tritis yang
dinyatakan pada gambar rencana
b. Pasang lisplank bahan kalsiplank
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memasang lembaran-lembaran Kalsiboard/gypsum, Kontraktor
wajib memeriksa bahwa kerangka besi hollow, untuk bidang-bidang plafon
telah sesuai dengan gambar tentang letaknya, pola dan ukurannya.
b. Pola pemasangan langit-langit tiap kesatuan ruang dibuat simetris.
c. Kerangka jarak 60cm x 60cm harus rata pada semua arah dan tidak
melengkung.
Standart.
b. Kontraktor harus menggunakan dan menunjuk/ dengan surat tugas dengan
instalatir yang telah terdaftar dan mendapat ijin PLN serta persetujuan
Pengguna Anggaran dengan menunjukkan surat Tugas. Instalatir membuat
gambar rencana (shop drawing) rangkap 3 (tiga) dan diajukan kepada Pembuat
Komitmen yang terlebih dahulu telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Pelaksana instalasi listrik harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
seperti : Peraturan Umum untuk Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL)
Gambar dan Label
a. Gambar kerja dibuat oleh Instalatir, sebelum melaksanakan harus sudah
mendapat persetujuan dari PLN dan Pembuat Komitmen.
b. Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar revisi, yaitu gambar instalasi
yang sesuai dengan instalasi yang sebenarnya.
c. Tiap-tiap panel dan papan pembagi harus diberi label yang jelas mengenai
fungsi tiap-tiap bagiannya.
Material
a. Kontraktor wajib memberi contoh material yang akan dipergunakan untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Material yang akan dipergunakan harus baru dan berkualitas baik menurut
standart-standart yang berlaku.
2. Kabel, pipa dan pertanahan (grounding).
Kabel dan bus ber
a. Kabel cabang dari panel (Branch circuit) untuk lampu-lampu adalah type NYK,
penambang kabel minimum 2,5 mm
b. Bus bar adalah dari bahan tembaga
c. Kabel antara zekering dari type NYY
d. Kabel yang belum dipasang harus memenuhi PUIL.
Pemipaan
a. Saluran kabel yang berupa pipa berukuran minimal 5/8 inci dan jumlah kabel di
dalamnya disesuaikan dengan peraturan dari PUIL.
b. Lekukan atau belokan harus dengan radius besar 3 kali diameter pipa dan
harus rata.
c. Pipa harus diberi bahan pralon polos dan pipa-pipa yang dipasang di luar
bangunan harus dari bahan galvanizet iron.
d. Pemasangan pipa-pipa harus dilakukan sebelum tembok diplester.
Pemasangan kabel
a. Kabel-kabel yang dipasang adalah buatan kabel metal, kabel indo, dan
supreme.
b. Radius kelengkungan kabel utama arus sesuai dengan rekomendasi
pabrik/embuatnya.
c. Setiap federe bila menembus tembok harus diberi selobang.
d. Kabel-kabel (feeder) yang ditanam dalam tanah/lantai harus diberi pelindung,
letak dan kedalaman sesuai standart berlaku.
e. Setiap penyambungan kabel yang harus menggunakan sepatu kabel (cable
plugs) sesuai dengan ukuran kabel yang akan disambung kemudian dipatri
atau dipres, sambungan-sambungan dan taps diberi isolasi dengan baik.