Pendahuluan
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 2
1
17/09/2019
pH
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 4
2
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 5
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 6
3
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 7
Pembentukan AAT sangat sulit untuk dihentikan jika telah terjadi karena
reaksi akan berlangsung sampai satu atau lebih reaktan habis atau tidak
lagi dapat bereaksi – reaksi dapat berlangsung selama berpuluh bahkan
beratus tahun setelah tambang berhenti
Confluence of the polluted Matsu River
(Red River downstream) and the Kitakami
River (at closure of the Matsuo Mine)
http://www.jogmec.go.jp/english/mp_co
https://en.wikipedia.org/wiki/Rio_Tinto_(river) ntrol/mp_control_005.html
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 8
4
17/09/2019
GARD Guide (2009)
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 10
10
5
17/09/2019
11
Pembentukan
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 12
12
6
17/09/2019
13
Pembentukan AAT
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena tersedianya:
• Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
• Oksigen (dalam udara) ‐ pengoksidasi
• Air – pencuci hasil oksidasi dan reaktan
• Oleh karena itu perlu diketahui jenis sulfur yang terdapat di dalam
batuan – yang mudah teroksidasi adalah sulfur yang terdapat
dalam bentuk mineral sulfida:
• FeS2 ‐ pyrite MoS2 ‐ molybdenite
• FeS2 ‐ marcasite CuFeS2 – chalcopyrite
• PbS – galena Cu2S ‐ chalcocite ZnS ‐ sphalerite
• CuS ‐ covellite FeAsS ‐ arsenopyrite
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 14
14
7
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 15
15
Pembentukan AAT
• Lag time dalam
pembentukan AAT
merupakan
pertimbangan penting
dalam pencegahan AAT
• Pengendalian
pembentukan AAT
selama stage 1 akan jauh
lebih efektif (dan lebih
ekonomis dalam jangka
panjang) dibandingkan
pada tahap‐tahap lanjut
Tahapan dalam pembentukan AAT (Broughton & Robertson, 1992
dalam GARD Guide, 2009)
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 16
16
8
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 17
17
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 18
18
9
17/09/2019
Karakterisasi Batuan
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 19
19
Karakterisasi batuan
• Merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk pengelolaan
AAT ‐ mengetahui apakah batuan yang akan tergali pada saat
penambangan maupun terpapar di udara tergolong berpotensi
membentuk asam (potentially acid forming, PAF) atau tidak berpotensi
membentuk asam (non‐acid forming, NAF)
• Secara ideal karakterisasi harus dilakukan untuk semua tipe batuan yang
akan terdedah akibat kegiatan penggalian, baik batuan penutup
(overburden atau waste rock) maupun batuan bijih atau batubara karena
AAT dapat terbentuk di permuka kerja penggalian, timbunan batuan
penutup, tempat timbunan bijh atau batubara, dan timbunan tailing
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 20
20
10
17/09/2019
Karakterisasi
• Program karakterisasi dirancang untuk mengumpulkan data yang cukup
untuk menjawab pertanyaan berikut:
• Apakah AAT dapat terbentuk?
• Apa yang menjadi sumber pembentuk AAT, berapa banyak jumlahnya dan kapan
pembentukan AAT dapat terjadi?
• Apa pathway yang signifikan dari AAT yang terbentuk (transpor kontaminan) menuju ke
sungai penerima?
• Apa dampak lingkungan yang dapat terjadi jika AAT mengalir ke lingkungan?
• Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan/atau mengolah atau mengelola AAT?
• Program karakterisasi hendaknya dapat diintegrasikan dalam kegiatan
eksplorasi supaya efisien terutama ditinjau dari segi biaya
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 21
21
Sampling (pemercontohan)
• Salah satu langkah terpenting untuk program prediksi AAT adalah pemilihan,
penyimpanan dan persiapan sampel (percontoh) untuk analisis ataupun pengujian.
• Tujuan dari pemilihan, penanganan dan preparasi sampel adalah untuk dapat
dilakukannya analisis dan pengujian dalam rangka menentukan variabilitas dari
besaran (magnitude) dan kepentingan (significant) dalam material target.
• Kegiatan pengambilan sampel akan berlangsung pada setiap tahapan, sejak eksplorasi
sampai pascatambang
• Pertanyaan
• Material mana yang akan disampling?
• Di mana, kapan, dan seberapa sering sampling dilakukan?
• Apa jenis, dimensi, dan berat dari sampel yang akan diambil?
• Bagaimana cara penyimpanan dan preparasi sampel yang diperlukan?
• Jawabannya : site specific
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 22
22
11
17/09/2019
Sampling (Pemercontohan) 2
• Penentuan dan pengambilan sampel batuan yang benar akan menentukan
kualitas dari program karakterisasi. Informasi dasar mencakup pemahaman
tentang kondisi geologi, genesa cebakan mineral atau batubara, stratigrafi dan
litologi, dan juga rancangan tambang.
• Penentuan target batuan yang akan disampling, jumlah sampel dengan
mempertimbangkan sebaran batuan, serta teknik sampling yang akan diterapkan.
• Strategi sampling memiliki dimensi spasial, vertikal, horizontal, dan temporal.
Pemahaman tentang kondisi geologi lokal termasuk litologi dan sebaran batuan
serta potensi rencana tapak tambang merupakan pertimbangan untuk
menentukan lokasi atau titik sampling, kedalaman sampel dan jarak antara titik
sampling. Status tahapan pertambangan (tahap eksplorasi atau tahap operasi)
merupakan pertimbangan dimensi temporal dari perencanaan kegiatan sampling.
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 23
23
Sampling (Pemercontohan) 3
• Keterwakilan ruang (spasial) dapat dicapai melalui sampling dengan jarak atau
interval yang teratur baik secara horizontal maupun vertical pada wilayah
eksplorasi atau pada rencana tapak tambang.
• Keterwakilan geologi dan geokimia membutuhkan sampling tambahan terarah
dalam unit geologi yang dibatasi oleh sifat fisik yang berbeda (misalnya batuan
terkekarkan), oleh mineralogi (misalnya alterasi), pelapukan (zona oksidasi).
• Untuk batubara sampel harus diambil pada setiap strata (overburden,
interburden, sisipan, maupun atap dan lantai lapisan batubara). Karena
sifatnya perlapisan penentuan sampel yang representatif relatif tidak begitu
sulit.
• Sebaliknya untuk tambang bijih primer, pemahaman akan bentuk, penyebaran
dan geometri badan bijih dan batuan sampingnya perlu difahami terlebih
dahulu untuk dapat melakukan perencanaan sampling yang representatif.
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 24
24
12
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 25
25
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 26
26
13
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 27
27
Contoh hasil
karakterisasi batuan
pada tambang batubara
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 28
28
14
17/09/2019
Besaran sampel
• Jumlah minimum per sampel sangat tergantung pada persyaratan untuk
analisis dan pengujian serta apakah sampel akan dianalisis sebagai
keseluruhan atau fraksi ukuran butir yang berbeda
• Jika analisis dan pengujian akan dilakukan pada beberapa fraksi ukuran butir
yang berbeda jumlah sampel yang diperlukan haruslah cukup besar.
• Misalnya untuk mendapatkan sampel fraksi < 2 mm sebanyak 2 kg diperlukan
kira‐kira 10 kg sampel batuan.
• Untuk uji statik biasanya diperlukan sampel sebanyak 500 gram, tetapi lebih
baik disiapkan sebanyak 1 kg. Berat minimum sampel untuk uji kinetik di
laboratorium adalah 2–3 kg ditambah dengan minimum 500 g untuk uji statik
pra uji kinetik
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 29
29
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 30
30
15
17/09/2019
Penanganan Sampel
• Tujuan dari penanganan sampel adalah untuk menjaga sifat yang penting dalam
pembentukan AAT dan menyiapkan jumlah material yang cukup untuk analisis dan uji
yang telah direncanakan protokol harus dibuat yang menggambarkan persyaratan
yang diperlukan untuk setiap jenis sampel, analisis dan uji
• Penyimpanan sampel harus menjamin bahwa proses oksidasi sedapat mungkin tidak
terjadi. Salah satu langkah yang umum adalah dengan cara pengeringan sampel.
Pengeringan pada suhu dibawah 40°C tidak akan mengubah hampir semua mineral.
• Preparasi sampel yang umum dilakukan adalah pemecahan dan penggerusan serta
pengayakan. Untuk keperluan beberapa uji seperti analisis unsur, spesies sulfur,
potensi penetralan dan potensi pembentukan asam, sampel perlu digerus menjadi <
74 µm (200 mesh) atau < 125 µm (120 mesh). Sementara sampel batuan untuk
keperluan uji kinetik seringkali digerus menjadi < 9,5 mm (3/8 inci) atau 6,4 mm (1/4
inci).
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 31
31
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 32
32
16
17/09/2019
Basic screening tools: Leach test to
a) Paste pH & EC Sometimes
simulate the AMD
b) Total sulfur the results are generation process
c) Acid neutralizing not consistent ⇨ column leach
capacity test:
d) Net acid producing • Kinetics of the
potential (calculated process
from S & ANC) • Confirmation of
e) Net Acid Generation geochemical
characteristics
11
NAF STATIC KINETIC MINERA
Identification of
10
9 UC TEST TEST LOGY mineral
8
7 composition – the
NAG pH
6
5 CHARACTERIZATION occurrence of
4
PAF NAF sulfide minerals
3 UC PAF
2
1
‐60 ‐40 ‐20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Net Acid Producing Potential (NAPP), Kg H2 SO4/ton rocks
PAF = potentially acid forming; NAF = non-acid forming
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 33
33
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 34
34
17
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 35
35
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 36
36
18
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 37
37
Karakterisasi geokimia
• Penentuan karakteristik geokimia batuan hendaknya dilakukan tidak hanya
dengan satu kriteria, misalnya ABA atau NAG test tetapi dengan multi‐kriteria:
• Kriteria hasil ABA
• Kriteria hasil NAG test
• Hasil karakterisasi mineralogi
• Hasil paste pH
• Untuk memastikan hasil dari static test – disarankan untuk melakukan uji
pelindian atau kinetic testing yang juga dapat memberikan gambaran tentang
laju reaksi dan kualitas air lindian yang terjadi
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 38
38
19
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 39
39
11
10 NAF
9 UC
8
7
NAG pH
6
5
4
3 UC PAF
2
1
‐60 ‐40 ‐20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Net Acid Producing Potential (NAPP), Kg H2SO4/ton rocks
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 40
40
20
17/09/2019
• Jika menghadapi kondisi “tidak tentu” perlu digunakan hasil uji lain, yaitu pH
pasta untuk membantu interpretasi. Nilai pH pasta pada dasarnya
menunjukkan kondisi sampel pada saat uji dilakukan. Jika pH pasta
menunjukkan asam maka dapat diartikan bahwa sudah terjadi proses oksidasi
pada sampel. Penambahan air destilat akan mencuci atau melarutkan hasil
oksidasi sehingga sangat mungkin sampel tersebut dapat digolongkan sebagai
PAF
• Hal lain yang dapat digunakan untuk membantu interpretasi sampel yang
tergolong “tidak tentu” adalah dari hasil analisis mineralogi. Jika memang
terindikasi keberadaan mineral sulfida, khususnya pirit, maka sangat mungkin
sampel tersebut dapat digolongkan sebagai PAF.
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 41
41
Kinetic test
• Kinetic test dilakukan untuk
• memvalidasi hasil static test,
• Memperkirakan laju pelapukan jangka panjang
• Memperkirakan potensi geologic material untuk menghasilkan penyaliran yang dapat
berdampak terhadap lingkungan
• Uji kinetik adalah simulasi proses oksidasi (pelapukan) yang prosedurnya
disesuaikan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam jangka
waktu yang reasonable
• ada dua jenis uji kinetik yang dikenal secara umum:
• Humidity cell test (HCT) – suatu uji standar pada kondisi beroksigen dengan pencucian
(flushing) secara periodik
• Column leach test
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 42
42
21
17/09/2019
Humidity cell
• Sampel (lebih kurang 1 kg) dengan distribusi ukuran diketahui
dimasukkan ke dalam cell
• Siklus udara jenuh selama 3 hari, dilanjutkan dengan siklus udara
kering selama 3 hari
• Pada hari ke‐7 dilakukan flushing
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 43
43
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 44
44
22
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 45
45
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 46
46
23
17/09/2019
Sumber: Price, 2009 dalam GARD Guide, 2009
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 47
47
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 48
48
24
17/09/2019
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 49
49
Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 50
50
25
17/09/2019
Pengelolaan AAT
• Metode pencegahan
• Metode pengolahan
• Sistem manajemen AAT
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 2
1
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 3
2
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 5
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 6
3
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 7
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 8
4
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 9
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 10
10
5
17/09/2019
11
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 12
12
6
17/09/2019
Sumber AAT
Pit Tambang Bukaan Tambang
Batuan Penutup Tailing
Terbuka Bawah Tanah
Segregasi De‐sulfurasi
Metode Pencegahan dan Mitigasi AAT pada
Enkapsulasi Kompaksi
Tahap Operasi dan Pascatambang
Pencampuran Penirisan
Metode untuk Tahap Re‐mining, timbun balik (back filling)
Operasi‐produksi Pasivasi
Penambangan secara selektif
Co‐disposal, In‐pit disposal
Penudungan Kering Penyumbatan
(Dry Cover) (Sealing)
Metode untuk Tahap Pelapisan oleh air
Pasca‐ tambang (Water Cover)
Penenggelaman (Flooding)
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 13
13
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 14
14
7
17/09/2019
15
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 16
16
8
17/09/2019
Segregasi/pemisahan
Segregasi atau penanganan selektif dari batuan penutup adalah upaya untuk
memisahkan penanganan batuan yang berpotensi membentuk asam (potentially
acid forming atau PAF) dan batuan yang tidak berpotensi membentuk asam
(non‐acid forming atau NAF) dan selanjutnya batuan PAF ditempatkan
sedemikian rupa untuk mencegah terbentuknya AAT; melalui:
• Rencana penanganan batuan penutup didasarkan pada karakterisasi geokimia
rinci dari setiap jenis batuan di lokasi penambangan dan model geologi.
• Pengelolaan batuan penutup dan program pemantauan dikembangkan untuk
mengidentifikasi dan memisahkan batuan sebelum penggalian, pengangkutan,
dan penimbunan.
• Prosedur khusus penanganan batuan dikembangkan, mencakup rancangan
penempatan batuan PAF, spesifikasi material pelapis, sekuen perlapisan,
spesifikasi dan metode kompaksi.
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 17
17
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 18
18
9
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 19
19
Pencampuran
• Pencampuran antara batuan yang bersifat PAF dengan batuan yang berpotensi
menetralkan asam dapat dilakukan jika memang tersedia batuan yang bersifat
alkalin di areal penambangan, lebih baik lagi jika batuan seperti ini merupakan
salah satu jenis batuan penutup yang harus atau ikut digali pada kegiatan
penambangan
• Efektivitas dari metode pencampuran ini dipengaruhi oleh ketersediaan material
alkalin, rancangan tambang, kesetimbangan stoikiometri antara material
pembentuk dan penetral asam, sifat geokimia dan reaktivitas dari batuan, dan
metode pencampuran.
• Contoh metode pencampuran adalah pencampuran antara batuan penutup
dengan batugamping di tambang terbuka Grasberg yang memiliki jumlah
batugamping yang cukup melimpah karena formasi batugamping merupakan
formasi batuan dasar (host rock) bagi badan bijih tembaga ‐ pencampuran dengan
menggunakan belt conveyor dan stacker system
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 20
20
10
17/09/2019
Belt conveyor
Stacker
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 21
21
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 22
22
11
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 23
23
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 24
24
12
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 25
25
• Contoh penudungan
dengan air adalah metode
penempatan tailing di
bawah permukaan air atau
sering disebut sebagai
subaqueous/submerge
disposal
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 26
26
13
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 27
27
Pengolahan AAT
• Penentuan teknologi pengolahan AAT mencakup analisis terhadap berbagai faktor
seperti karakteristik AAT yang akan diolah, sistem pengolahan, aliran keluar dari
sistem pengolahan, pengelolaan produk samping dan kondisi lapangan untuk
menilai risiko dari setiap faktor dikenal sebagai pendekatan risiko dalam pemilihan
teknologi pengolahan AAT.
• Aspek karakteristik aliran AAT yang akan diolah laju aliran atau debit, konsentrasi
kontaminan dan pH.
• Aspek sistem pengolahan kegagalan dalam operasional baik dari aspek mekanikal,
elektrikal, sistem kendali, dan bahan.
• Aspek aliran keluar dari sistem pengolahan atau efluen tidak terpenuhinya baku
mutu lingkungan.
• Aspek pengelolaan sludge kurangnya kapasitas penampungan dan stabilitas fisik
maupun kimiawi lumpur yang buruk.
• Aspek kondisi lapangan ancaman bencana alam terhadap sarana pengolahan
seperti banjir dan gempa bumi.
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 28
28
14
17/09/2019
Pengolahan AAT 2
• Tujuan pengolahan AAT = site specific, dapat berupa:
• Pemanfaatan kembali air tambang untuk keperluan pengolahan bijih atau
batubara, transpor material dan penggunaan operasional lainnya seperti
penyiraman debu, irigasi pada daerah reklamasi atau pendinginan tambang
bawah tanah – dalam hal ini pengolahan AAT bertujuan untuk memperbaiki
kualitas air tambang sehingga memenuhi persyaratan untuk
pemanfaatannya kembali.
• Perlindungan kesehatan manusia pada kondisi di mana terdapat
kemungkinan kontak antara manusia dengan AAT baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Perlindungan lingkungan khususnya dampak terhadap air permukaan dan
air tanah AAT dapat menjadi media pembawa berbagai pencemar atau
kontaminan ke lingkungan.
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 29
29
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 30
30
15
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 31
31
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 32
32
16
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 33
33
Teknologi lain
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 34
34
17
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 35
35
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 36
36
18
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 37
37
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 38
38
19
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 39
39
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 40
40
20
17/09/2019
• Batugamping ‐ CaCO3
• Kelebihan batugamping:
• murah
• tidak akan terjadi pengolahan berlebih (overtreat)
• sifat lumpur yang baik
• tidak membahayakan pekerja
• Kekurangan batugamping:
• kurang dapat terlarut
• umumnya memerlukan pengadukan
• tidak dapat mengolah secara cepat AAT yang mengandung kandungan besi fero
yang tinggi
• tidak dapat mencapai pH yang cukup tinggi untuk pengendapan cepat dari Fe dan
Mn
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 41
41
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 42
42
21
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 43
43
Kelebihan utama dari bahan berbasis Na, K dan NH3 adalah kelarutannya yang tinggi
sehingga mudah dalam penggunaannya. Ion monovalent ini dapat pula memecah
partikel lempung yang dapat menimbulkan masalah padatan tersuspensi. Namun harga
bahan ini juga tinggi
Kaustik soda (NaOH)
• umumnya digunakan jika konsentrasi Mn dalam AAT tinggi karena dapat
meningkatkan pH hingga 13
• baik digunakan sebagai bahan penetral AAT pada aliran yang rendah
• sangat reaktif karena memiliki kelarutan yang tinggi
• juga sangat efektif untuk mengurangi kandungan nikel, tembaga dan zinc
• tetapi kurang efektif untuk mengurangi anion seperti arsenate atau antimonite.
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 44
44
22
17/09/2019
• Kelebihan NaOH
• hanya memerlukan sistem pencampuran yang sederhana karena dapat dalam
bentuk cairan
• tidak menghasilkan lumpur kalsium sulfat
• dapat mencapai pH yang cukup tinggi untuk menghilangkan kandungan Fe2+ dan
Mn2+
• ekivalen netralisasi yang tinggi
• Kekurangan NaOH
• mahal
• dapat membahayakan pekerja
• pengolahan berlebih (over treat) mudah terjadi
• kapasitas buffer kecil
• volume lumpur yang tinggi – lumpur dengan densitas yang rendah bisa tidak stabil
untuk Mn2+ menjadi mudah terlarut kembali
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 45
45
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 46
46
23
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 47
47
• Anhydrous Ammonia (NH3)
• NH3 merupakan produk alami dari dekomposisi bahan organik dalam siklus nitrogen.
Ammonia adalah gas yang stabil, berbau tajam dan tidak berwarna pada tekanan
atmosfer. Tetapi dapat dikompres dan didinginkan menjadi larutan tak berwarna yang
sangat mudah larut di dalam air.
• Kelebihan NH3:
• sangat mudah larut sehingga penggunaan sangat mudah
• termurah jika ditinjau dari dasar kelarutan yang tinggi
• mengurangi biaya pekerja
• dapat mengendapkan Mn pada pH yang lebih rendah dibandingkan bahan penetral lain
• Kekurangan NH3:
• dapat berracun bagi biota perairan
• dapat menghasilkan asam di daerah hilir aliran lebih banyak dibandingkan air yang dinetralkan
• pemantauan tambahan diperlukan
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 48
48
24
17/09/2019
49
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 50
50
25
17/09/2019
51
OLD dirancang untuk menambahkan alkalinitas melalui pelarutan batugamping di dasar dan dinding saluran.
Jika sudah terjadi pelapisan oleh endapan Fe dan Al hidroksida efektivitas berkurang sekitar 10 sampai 50%.
Direkomendasikan untuk dibuat dengan kemiringan yang curam (>20%)
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 52
52
26
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 53
53
Acid seepages in
rehabilitated
overburden dump
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 54
54
27
17/09/2019
Passive treatment
Wetland
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 55
55
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 56
56
28
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 57
57
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 58
58
29
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 59
59
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 60
60
30
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 61
61
Waste dump & tailings Implementation of mitigation
dam assessment, method, field confirmation,
monitoring, treatment monitoring, treatment
Tailings management, mitigation
& treatment
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 62
62
31
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 63
63
• Pembentukan model geokimia batuan dilakukan dalam beberapa
tahapan, yaitu:
• Pemahaman tentang keberadaan mineral sulfida di dalam batuan, baik
pada batuan bijih atau pada batuan penutup berdasarkan analisis geologi
dan genesa cebakan mineral atau lingkungan pengendapan batubara.
• Perencanaan dan perancangan untuk sampling batuan yang representatif
sejak pada tahap eksplorasi dan sedapat mungkin terintegrasi dengan
pengeboran inti pada tahap eksplorasi rinci.
• Uji karakteristik geokimia batuan untuk identifikasi batuan PAF dan NAF.
• Model geokimia batuan dibangun berdasarkan model litologi dan model
geologi serta hasil karakterisasi geokimia batuan.
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 64
64
32
17/09/2019
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 65
65
Integrasi
dengan Model
Penambangan
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 66
66
33
17/09/2019
Pengembangan
sistem
pengelolaan
AAT
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 67
67
17 September 2019 Kursus Air Asam Tambang & Sistem Penyaliran Tambang 68
68
34