2
Outlet of Krugersdorp Game Reserve (Aviary Dam) before
entering COH WHS and Tweelopies Spruit
3
Pembersihan Lahan: Pemberaian, penggalian, pemuatan, pengangkutan &
• hilangnya flora & fauna penimbunan:
• peningkatan erosi debu, getaran, erosi lahan terbuka, bentang alam,
perubahan aliran limpasan, air asam tambang,
kualitas air, kualitas tanah
Penambangan:
• Debu (dari kegiatan peledakan, penggalian, pengangkutan, penimbunan baik
untuk overburden maupun bijih atau batubara)
• Getaran (peledakan, gerakan truck/alat berat)
• Kebisingan (penggunaan alat berat, peralatan statis)
• Kualitas air akibat erosi dan pelindian /leaching (air asam tambang), air
limpasan
• Kuantitas air (air permukaan maupun air tanah)
Kegiatan Pertambangan vs Dampak Lingkungan Penting
Kadar
Parameter Satuan
maksimum
pH 6-9
TSS mg/l 200
Cu mg/l 2
Zn mg/l 5
Pb mg/l 0.1
As mg/l 0.2
S 2+ mg/l 0.05
Fe mg/l 5
Mn mg/l 2
Sn mg/l 2
Cr total mg/l 0.5
Kadar
Parameter Satuan
maksimum
pH 6-9
TSS mg/l 200
Cu mg/l 2
Zn mg/l 5
Pb mg/l 0.1
As mg/l 0.2
S 2+ mg/l 0.05
Fe mg/l 5
Mn mg/l 2
Sn mg/l 2
Cr total mg/l 0.5
Kadar Maksimum
Parameter Satuan
Penambangan Pengolahan
pH 6-9 6-9
TSS mg/l 200 100
Cu mg/l 2 2
Cd mg/l 0,05 0,05
Zn mg/l 5 5
Pb mg/l 0,1 0,1
Ni mg/l 0,5 0,5
Cr 6+ mg/l 0,1 0,1
Cr total mg/l 0,5 0,5
Fe mg/l 5 5
Co mg/l 0,4 0,4
Baku mutu air limbah kegiatan pertambangan bijih besi
AIR ASAM
TAMBANG
Air Asam Tambang
TERBENTUKNYA AAT
TERBENTUKNYA AAT
TERBENTUKNYA AAT
Pembentukan AAT
Genangan di pit
• Mine Effluent
• Mill Tailings
(acid mine drainage – AMD) atau air asam batuan – acid rock drainage - ARD)
Adalah air limpasan atau air rembesan yang dihasilkan pada daerah tambang akibat proses
kegiatan penambangan yang mengekspos batuan dan dicirikan denngan tingkat keasaman yang
tinggi atau nilai PH yang rendah.
adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi dan ditandai dengan nilai pH yang
rendah di bawah 5) sebagai hasil dari oksidasi mineral sulfida yang terpapar atau terdedah
(exposed) di udara dengan kehadiran air.
Pembentukan AAT
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena tersedianya:
• Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
• Oksigen (dalam udara) - pengoksidasi
• Air – pencuci hasil oksidasi
• Kehadiran bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans
• Oleh karena itu perlu diketahui jenis sulfur yang terdapat di dalam batuan –
yang mudah teroksidasi adalah sulfur yang terdapat dalam bentuk mineral
sulfida:
• FeS2 - pirit MoS2 - molybdenite
• FeS2 - marcasite CuFeS2 – chalcopirit
• FexSx - pyrrhotite PbS - galena
• Cu2S - chalcocite ZnS - sphalerite
• CuS - covellite FeAsS - arsenopirit
Pembentukan AAT
• Pembentukan AAT dimungkinkan karena tersedianya:
• Mineral sulfida – sumber sulfur/asam
• Oksigen (dalam udara) - pengoksidasi
• Air – pencuci hasil oksidasi
• Kehadiran bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans
• Oleh karena itu perlu diketahui jenis sulfur yang terdapat di dalam batuan –
yang mudah teroksidasi adalah sulfur yang terdapat dalam bentuk mineral
sulfida:
• FeS2 - pirit MoS2 - molybdenite
• FeS2 - marcasite CuFeS2 – chalcopirit
• FexSx - pyrrhotite PbS - galena
• Cu2S - chalcocite ZnS - sphalerite
• CuS - covellite FeAsS - arsenopirit
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O 2 Fe2+ + 4 SO42- + 4 H+
low pH
+ metals
TERBENTUKNYA AAT
Dampak yang dapat ditimbulkan dari AAT adalah terhadap biota perairan, baik secara
langsung karena tingkat keasaman yang tinggi maupun karena peningkatan
kandungan logam di dalam air (air yang bersifat asam mudah melarutkan logam-
logam).
Stream Effects
• Colored waters:
• “Yellow boy”
• Iron oxides, basically rusting the
stream floor
• White
• Aluminum
• Black
• Manganese
• Determined by shifts in pH
Air Asam Tambang (AAT)
1. Air limpasan hujan yang mengalir dan kontak dengan dinding pit penambangan
2. Air hujan yang jatuh dan terinfiltrasi pada timbunan batuan penutup
3. Air hujan yang jatuh dan terinfiltrasi pada timbunan batubara atau bijih hasil penambangan (run
of mine, ROM), tumpukan bijih pada ekstraksi mineral berharga dengan metode, timbunan tailing
dan timbunan limbah sisa pencucian batubara.
4. Air tanah yang mengalir ke dalam bukaan tambang bawah tanah dan kontak dengan batuan
dinding bukaan.
5. Air tanah dan limpasan hujan yang mengalir ke zona ambrukan pada tambang bawah tanah dg
metode ambrukan.
SULFAT PADA AAT
1. Logam Berat (Fe, Cu, Pb, Zn, Cd, Co, Cr, Ni, Hg)
2. Metalloid (As, Sb)
3. Unsur Linnya (Al, Mn, Si, Ca, Na, Mg, Ba, dan F)
Your Text Here
CIRI AAT
1. Kandungan Sulfat yang tinggi (>1000 mg/l)
2. Kandungan besi dan aluminium yang tinggi (>100 mg/l)
3. Konsentrasi tembaga, kromium, nikel, timbal dan zinc (>10 mg/l)
4. Kandungan Fe dan Al terlarut umumnya lebih tinggi dibandingkan unsur lainnya
Air Asam Tambang
Memang tidak semua tambang dapat menghasilkan AAT – misalnya pada tambang
bijih yang batuannya didominasi oleh batuan oksida (bauksit, nikel) – AAT terutama
dapat terjadi di tambang batubara dan bijih yang mengandung mineral sulfida.
Risiko yang dihadapi oleh pertambangan terhadap AAT tidak saja pada masa operasi
tetapi yang lebih penting adalah pada masa pascatambang.
Bila (masih) terjadi kasus AAT pada pascatambang, bisa membuat pelaku usaha
pertambangan bertanggungjawab selamanya atau harus mengeluarkan biaya yang
sangat besar untuk melakukan penggalian & penimbunan kembali batuan penutup
(re-mining)
Dampak Negatif AAT:
– Polusi perairan: pH rendah & logam-logam larut
– Meracuni ikan & org. akuatik lain
– Korosi pipa & struktur bangunan air
Prinsip pengelolaan AAT
• Pencegahan terbentuknya AAT lebih baik dari pada mengolahnya (prevention
is always better than treatment) karena:
• Lebih andal untuk jangka panjang
• Meminimalkan risiko
• Langkah pertama dari pencegahan – identifikasi batuan yang berpotensi
membentuk asam dan yang tidak berpotensi membentuk asam –
“karakterisasi geokimia batuan”
• Dengan mengetahui sebaran jenis-jenis batuan berdasarkan karakteristiknya
dalam pembentukan AAT – dapat disusun perencanaan pencegahan yang
baik
• Hal ini perlu dilakukan sejak tahap eksplorasi, perencanaan & perancangan,
konstruksi, penambangan, dan pascatambang
Konsep karakterisasi batuan
Batuan dapat terdiri atas:
• Mineral sulfida
• Mineral penetral asam
Karakterisasi batuan bertujuan untuk
mengidentifikasi apakah:
• Potensi pembentukan asam lebih besar dari
pada potensi penetralan asam batuan
berpotensi membentuk asam (potentially acid
forming = PAF)
• Potensi penetralan asam lebih besar dari
potensi pembentukan asam batuan tidak
berpotensi membentuk asam (non-acid forming
= NAF)
Uji potensi pembentukan asam
• Ada dua jenis uji untuk menentukan potensi pembentukan asam, yaitu:
• Potensi pembentukan asam melalui penentuan secara independen komponen yang
dapat membangkitkan dan menetralkan asam → dikenal sebagai ABA (Acid-Base Accounting)
• Potensi pembentukan asam dinyatakan dalam satu nilai yang digunakan untuk menggambarkan
kemungkinan asam yang dibangkitkan atau pelepasan asam yang terkandung dalam sampel →
NAG test dan paste pH
• Uji-uji di atas relatif tidak mahal sehingga dapat dilakukan untuk jumlah sampel yang
banyak – hasilnya seringkali dipakai untuk kriteria penapisan dalam klasifikasi batuan
• ABA awalnya dikembangkan untuk batubara tetapi selanjutnya juga digunakan pada
tambang bijih
Uji potensi pembentukan asam
• Uji yang umum dilakukan untuk mengkarakterisasi batuan adalah:
• Penentuan total sulfur
• Kapasitas penetralan asam atau acid neutralizing capacity (ANC)
• Pembentukan asam neto atau net acid generating (NAG)
• pH pasta atau paste pH
• Uji-uji tersebut seringkali dikelompokkan sebagai uji statik (static test)
karena tidak dapat menentukan laju reaksi pembentukan AAT
Neraca asam-basa (acid-base accounting, ABA)
humidity cell
column leach
NAF PAF
NAF
NAF
Contoh metode encapsulation
Pasif:
– Reaksi kimia dan/biologis terjadi secara alami
– Tidak perlu perawatan intensif Biaya Lebih Murah
Pengolahan aktif - berbagai jenis material alkali
OPEN LIMESTONE
CHANNEL