Anda di halaman 1dari 64

UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

BAB I
IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1. Identitas Pemrakarsa :

1. Nama Pemrakarsa CV. Anugrah Cipta Mandiri


2. Jenis Usaha/Kgiatan Pertambangan Tanah Urug
3. Perizinan IUP Eksplorasi
( Keputusan Kepala BKPM No.
1320/1/IUP/PMDN/2021 tentang
Persetujuan Pemberian Izin Usaha
Pertambangan Untuk Komoditas Batuan
Kepada CV. Anugrah Cipta Mandiri )
4. Luas IUP Eksplorasi 6,8 Hektar
5. Kode Wilayah -
6. Kapasitas Produksi 6.000 ton/bulan
7. Bentuk Usaha CV
8. Bidang Usaha Pertambangan Umum
9. Lokasi Usaha Kecamatan Belimbing – Kabupaten
Melawi
10. Alamat :
a. Kantor Pusat Jl. Imam Bonjol, Gang Peniti Baru No. 9
G. Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat

b. Kantor Perwakilan -

11. Penanggung-jawab Miftahuddin

BAB II
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 1
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Potensi bahan galian atau mineral di wilayah Propinsi Kalimantan Barat cukup melimpah,
baik bahan galian logam, non-logam, maupun batuan. Potensi mineral tersebut akan lebih
bermanfaat bila dikelola dan diusahakan secara komersial dan profesional dalam rangka
pembangunan Kalimantan Barat umumnya dan Kabupaten Melawi khususnya.

Pengelolaan bahan galian harus selalu memperhatikan dan mempertimbangkan fungsi


kelestarian lingkungan hidup. Berkenaan dengan fungsi kelestarian lingkungan yang harus
terjaga, maka CV. Anugrah Cipta Mandiri dalam melakukan kegiatan penambangan Tanah
Urug di Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, akan menyusun suatu dokumen tentang
pengendalian, pengelolaan dan pemantauan lingkungan selama dan setelah kegiatan
penambangan, yakni berupa dokumen UKL-UPL ( Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ).

2.1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Nama dan jenis kegiatan adalah usaha Pertambangan Komoditas Tanah Urug berdasarkan
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi ( Keputusan Kepala BKPM No.
1320/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha Pertambangan Untuk
Komoditas Batuan Kepada CV. Anugrah Cipta Mandiri. Adapun luas IUP Eksplorasi adalah
6,8 hektar dengan rencana luas IUP Operasi Produksi adalah 6,8 hektar. Penambangan akan
dilakukan dengan cara semi-mekanis, tidak menggunakan peledakan, namun menggunakan
kemampuan alat gali excavator yang dilengkapi dengan excavator. Adapun cara
penggalian/penambangan adalah : Pembongkaran tubuh batuan menggunakan alat berat
excavator yang dilengkapi dengan excavator, dengan geometri tambang tetap berbentuk
teras-teras ( benches ).

2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Secara geografis Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Eksplorasi atas nama CV. Anugrah Cipta
Mandiri terletak pada koordinat sebagaimana terdapat dalam tabel 1. Adapun batas lokasi
eksplorasi secara administrasi dalam lingkup wilayah Kecamatan Belimbing adalah :

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 2


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 1
Batas Wilayah Administrasi Kecamatan

Kecamatan Belimbing
No. Batas administrasi Berbatasan dengan
1 Sebelah Utara Kabupaten Sintang
2 Sebelah Selatan Kecamatan Tanah Pinoh
3 Sebelah Timur Kecamatan Nanga Pinoh
4 Sebelah Barat Kabupaten Sintang

Tabel 2
Daftar Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
a.n. CV. Anugrah Cipta Mandiri

Daftar Koordinat An. CV. Anugrah Cipta Mandiri


Bujur Timur Lintang Selatan
No
D M S D M S
1 111 32 35,84 0 21 30,34
2 111 32 36,52 0 21 30,34
3 111 32 36,52 0 21 29,66
4 111 32 37,71 0 21 29,66
5 111 32 37,71 0 21 28,90
6 111 32 40,22 0 21 28,90
7 111 32 40,22 0 21 28,25
8 111 32 41,31 0 21 28,25
9 111 32 41,31 0 21 27,69
10 111 32 41,83 0 21 27,69
11 111 32 41,83 0 21 26,90
12 111 32 41,58 0 21 26,90
13 111 32 41,58 0 21 26,29
14 111 32 41,23 0 21 26,29
15 111 32 41,23 0 21 25,93
16 111 32 42,24 0 21 25,93
17 111 32 42,24 0 21 25,66
18 111 32 42,85 0 21 25,66
19 111 32 42,85 0 21 25,38
20 111 32 43,68 0 21 25,38
21 111 32 43,68 0 21 24,95
22 111 32 44,35 0 21 24,95
23 111 32 44,35 0 21 24,45
24 111 32 45,04 0 21 24,45
25 111 32 45,04 0 21 25,32
26 111 32 45,34 0 21 25,32

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 3


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

27 111 32 45,34 0 21 27,08


28 111 32 45,96 0 21 27,08
29 111 32 45,96 0 21 27,40
30 111 32 46,62 0 21 27,40
31 111 32 46,62 0 21 32,72
32 111 32 45,48 0 21 32,72
33 111 32 45,48 0 21 33,68
34 111 32 44,26 0 21 33,68
35 111 32 44,26 0 21 34,64
36 111 32 43,30 0 21 34,64
37 111 32 43,30 0 21 35,43
38 111 32 42,55 0 21 35,43
39 111 32 42,55 0 21 34,94
40 111 32 40,02 0 21 34,94
41 111 32 40,02 0 21 35,38
42 111 32 39,26 0 21 35,38
43 111 32 39,26 0 21 35,69
44 111 32 38,75 0 21 35,69
45 111 32 38,75 0 21 35,29
46 111 32 38,44 0 21 35,29
47 111 32 38,44 0 21 34,70
48 111 32 37,89 0 21 34,70
49 111 32 37,89 0 21 33,90
50 111 32 37,36 0 21 33,90
51 111 32 37,36 0 21 32,85
52 111 32 36,81 0 21 32,85
53 111 32 36,81 0 21 31,90
54 111 32 36,30 0 21 31,90
55 111 32 36,30 0 21 31,04
56 111 32 35,84 0 21 31,04

Sumber : Lampiran II Keputusan Kepala BKPM No. 1320/1/IUP/PMDN/2021 tentang


Persetujuan Pemberian Izin Usaha Pertambangan Untuk Komoditas Batuan Kepada
CV. Anugrah Cipta Mandiri.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 4


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 1
Peta Kesampaian Lokasi IUP Eksplorasi CV. Anugrah Cipta Mandiri

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 5


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 6


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 2
Peta Lokasi Rencana Pertambangan Tanah Urug CV. Anugrah Cipta Mandiri

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 7


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

2.3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Penambangan Tanah Urug yang direncanakan dilakukan dengan cara system Open Pit
( Quarry ), dimana penambangan dilakukan secara metode jenjang (bench methods). Ukuran
Tanah Urug dari penggalian dengan excavator yang kemudian diangkut ke stockpile ROM
(run of mine) untuk ditimbun sebelum diangkut ke konsumen.

Namun demikian, kemampuan maksimal alat gali, yakni excavator adalah 100 m3/hari, atau
setara dengan : 100 m3 x 2,4 ton/m3 = 240 ton/hari.
Jadi, kapasitas produksi batu per bulan = 240 x 25 = 6.000 ton/bulan
= 6.000 ton x 12
= 72.000 ton/tahun.

Perhitungan sumberdaya akan memberikan manfaat dalam memberikan berapa besaran


kuantitas dan kualitas bahan galian tertentu dan distribusi dari nilainya. Hal tersebut sangat
penting untuk menentukan tahapan penambangan yang nantinya akan mempengaruhi pada
pemilihan peralatan dan nilai pemanfaatannya secara ekonomis. Jumlah sumberdaya bahan
galian tersebut akan menentukan umur tambang, juga penting dalam perancangan pabrik
pengolahan dan kebutuhan infrastruktur lainnya. Model sumberdaya yang disusun adalah
pendekatan dari realitas, berdasarkan data/informasi yang dimiliki dan masih mengandung
ketidakpastian. Namun dengan taksiran sumberdaya ( hipotetik analisis ) akans
mencerminkan secara tepat kondisi geologi dan karakter/sifat dari endapan bahan galian
dimaksud. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data aktual yang diolah/diperlakukan
secara objektif. Keputusan dipakai tidaknya suatu data dalam penaksiran harus diambil
dengan pedoman yang jelas dan konsisten.

Dari hasil-hasil yang telah diperoleh tersebut, sebaran batuan target terlihat tidak seragam di
permukaan yang diduga merupakan hasil pelapukan batuan yang tersingkap. Dengan bantuan
perangkat lunak pengolah grafis untuk menghitung volume, kandungan tanah pada lokasi
pengukuran ini berkisar 4.885.512 m3. Namun, perhitungan tersebut belum
mempertimbangnkan pit limit. Berdasarkan pertimbangan konservasi dan lingkungan,
ditetapkan bahwa batas kedalaman penggalian adalah sampai dengan 20 meter saja ( Lihat
Tabel 3 ). Sehingga dengan demikian, jumlah potensi tanah ( sumberdaya ) adalah sebagai
berikut :

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 8


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Sumberdaya Tanah Urug tersebut adalah : 4.885.512 m3 atau setara dengan 8.793.921 Ton
( BJ Tanah Urug 1,8 ton/m3 ). Apabila rencana produksi per bulan adalah 6.000 ton atau
72.000 ton/tahun, maka umur tambang CV. Anugrah Cipta Mandiri adalah :
8.793.921 Ton : 72.000 Ton/Tahun = 122 Tahun

Tabel 3
Cadangan Tanah Urug dan Umur Tambang Pada Setiap Blok
( Dengan pit-limit 60-80 dpal )

Cadangan
Tebal Volume Umur
Daerah Luas Dalam Ton
Lapisan ROM Tambang
Prospek (m2) ( BJ 1,8
Batu (m3) (Bulan)
ton/m3 )
Blok A
Sub Blok 1 110,50 20 2.205 0,90
Sub Blok 2 306,00 20 6.120 2,50
Sub Blok 3 558,00 18 10.044 4,14
Sub Blok 4 459,00 16 7.344 3,03
Sub Blok 5 666,00 14 9.324 3,84
Sub Blok 6 749,25 12 8.991 3,71
Sub Blok 7 832,50 10 8.325 3,43
Sub Blok 8 832,50 8 6.660 2,74
Sub Blok 9 832,50 6 4.995 2,05
Sub Blok 10 998,40 4 3.996 1,64

Blok B
Sub Blok 11 4.662,00 2 9.324 3,84
Sub Blok 12 3.037,50 4 12.150 5,01
Sub Blok 13 2.972,20 5 14.681 6,06

Jumlah 17.016,35 104.159,25 42,89 260.398,125

Catatan : ROM (Run of Mine) = Tanah Urug yang baru digali dan masih bercampur
bahan-bahan lain ( batupasir, batulempung ).

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


2.4.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang
Berdasarkan hasil telaahan tata ruang oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Melawi bahwa
wilayah IUP Eksplorasi atau wilayah rencana pertambangan masuk kedalam kawasan
Wilayah Pertambangan Batuan. Dengan demikian seluruh tapak proyek ( 2,2 hektar ) rencana

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 9


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

pertambangan sudah sesuai dengan tata ruang. Sedangkan menurut Peta Kesesuaian Kawasan
Hutan, area IUP Eksplorasi atas nama CV. Anugrah Cipta Mandiri, masuk kedalam kawasan
Area Penggunaan Lain ( APL ). Hasil telaahan tata ruang dan peta terkait terdapat pada
lampiran dokumen ini.

2.4.2. Persetujuan Ijin Prinsip


Terkain dengan rencana usaha pertambangan atas nama CV. Anugrah Cipta Mandiri, maka
langkah awal untuk memperoleh ijin usaha pertambangan ( operasi produksi ) adalah
mengajukan rekomendasi WIUP ( wilayah ijin usaha pertambangan ) dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal ( BKPM ). Adapun ijin-ijin yang telah dimiliki oleh CV. Anugrah Cipta
Mandiri adalah sebagai berikut :
 Rekomendasi WIUP dari BKPM
 IUP Eksplorasi ( Keputusan Kepala BKPM No. Keputusan Kepala BKPM No.
1320/1/IUP/PMDN/2021 tentang Persetujuan Pemberian Izin Usaha Pertambangan
Untuk Komoditas Batuan Kepada CV. Anugrah Cipta Mandiri ).
Kedua Surat Keputusan tersebut terdapat pada lampiran.

2.4.3. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan


Garis besar rencana kegiatan penambangan Tanah Urug a.n. CV. Anugrah Cipta Mandiri

terbagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu :

2.4.3.1. Tahap Pra Konstruksi

a. Pengurusan Ijin/non izin

Pengurusan izin dalam hal ini berupa : rekomendasi WIUP, Izin Usaha Pertambangan
( IUP ) Eksplorasi, Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Operasi Produksi, termasuk
rekomendasi-rekomendasi dari Pemerintah Daerah setempat, dan lain-lain, seperti
Rekomendasi Tata Ruang ( Izin Penggunaan dan Pemanfaatan Ruang ), Rekomendasi
Status Kawasan Hutan dari BPKH. Perizinan-perizinan tersebut dipersiapkan pada masa
pra konstruksi.
b. Survey Lokasi

Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan kegiatan yang akan dilaksanakan,
baik kelayakan teknis, kelayakan finansial, dan kelayakan lingkungan. Dari hasil survey
disimpulkan bahwa kegiatan penambangan yang akan dilaksanakan, yang secara

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 10


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

administratif berada di wilayah Kecamatan Belimbing, berada pada zona yang tepat yaitu
kawasan yang jauh dari kawasan lindung dan pemukiman penduduk terdekat.
Kegiatan pertambangan Tanah Urug ini diharapkan akan mampu mendukung
perkembangan wilayah Kecamatan khususnya dan Kabupaten Melawi umumnya, terutama
dalam rangka penyediaan material batu untuk pembangunan/pemeliharaan jalan yang
melalui wilayah Kabupaten Melawi, maupun pembangunan jalan pada daerah sekitar.
c. Sosialisasi Kegiatan dan Penentuan Batas Definitif Pertambangan Tanah Urug

Setelah memperoleh surat izin dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat atas rencana
penambangan Tanah Urug, maka selanjutnya dilakukan sosialisasi rencana kegiatan
pertambangan CV. Anugrah Cipta Mandiri kepada masyarakat di Kecamatan Belimbing,
khususnya kepada masyarakat sekitar lokasi proyek (pertambangan), paling tidak dalam
radius 200 meter dari lokasi pertambangan ( quarry ). Sosialisasi kegiatan pertambangan
oleh CV. Anugrah Cipta Mandiri dimaksudkan agar komponen masyarakat yang berada
di sekitar areal rencana penambangan mengetahui adanya kegiatan penambangan yang
akan dilaksanakan. Kegiatan pertambangan diharapkan memperoleh dukungan dari
masyarakat Desa setempat. Disamping sosialisasi rencana penambangan, akan dilakukan
juga pengukuran tata batas definitif areal penambangan Tanah Urug a.n. CV. Anugrah
Cipta Mandiri.
Penentuan tata batas definitif tersebut akan melibatkan Badan Pertanahan Kabupaten
Melawi dan Dinas Perindag dan ESDM Propinsi Kalimantan Barat.
Penetapan tata batas kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menegaskan batas areal
tambang dan kejelasan dengan wilayah di sekitarnya, sehingga tidak terjadi persoalan
mengenai batas wilayah atau tumpang tindih batas lokasi kegiatan dengan batas wilayah
pemanfaatan lain di sekitarnya.
d. Pembebasan Lahan Masyarakat

Lokasi penambangan Tanah Urug CV. Anugrah Cipta Mandiri merupakan tanah yang
sebagian dikuasai oleh masyarakat setempat dengan bukti pemilikan tanah yang sah
berupa Surat Keterangan Tanah (SKT). Kegiatan pembebasan lahan ini selanjutnya
dimediasikan oleh perangkat Desa dan Kecamatan setempat.

e. Mobilisasi Peralatan Tambang


Adapun jenis-jenis peralatan mekanis yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pertambangan Tanah Urug antara lain seperti tercantum dibawah ini :

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 11


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 4
Rencana Kebutuhan Peralatan Operasional Pertambangan Tanah Urug
CV. Anugrah Cipta Mandiri

Thn Thn
Nama / Jumlah Sewa/ Nama/ Jumlah Sewa/
Penga Penga
Jenis Alat (unit) Beli Jenis alat (unit) Beli
daan daan
1
Excavator 2 Beli Welder 1 Beli
2
General
Dump truck 4 Beli 1 manager 1 Beli
1
vehicle
1 Pool
Water truck 1 Beli 2 Beli
Vehicle 2
Pond 1
1 Beli Komputer 2 Beli
Backhoe 1-2
Mine radio 3 Beli
1-2
Light Plant 5 Beli 2

Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa teknik penambangan yang akan diterapkan dalam
operasi penambangan CV. Anugrah Cipta Mandiri Adalah Quarry. Untuk menentukan
jenis peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu dikaji dahulu jenis-jenis
kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi penambangan tersebut. Dengan gambaran
jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih
mudah dilakukan.

Berdasarkan tahapan kegiatannya, peralatan mekanis yang akan dipakai guna mendukung
kegiatan penambangan antara lain :
o Landclearing dan stripping : Bulldozer, Power shovel, truck
o Penambangan/Pembongkaran : Excavator
o Pengangkutan : Dump-truck
o Pemuatan dan pengangkutan : Power shovel dan dump-truck.

Berdasarkan table diatas, jenis peralatan utama penambangan yang digunakan adalah
penggalian dan lori.
 Excavator
Alat ini berdasarkan fungsi utama disebut alat gali muat atau ‘shovel’ atau ‘back-hoe’.
Pada operasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 12
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

o Melakukan penggalian, pemuatan dan pemindahan serta pencurahan material


lemah seperti humus atau ‘top soil’ pada lokasi pengumpulan atau langsung
memuat ke bak ‘dump truck’ di permukaan tanah.
o Melakukan penggalian, pemuatan dan pencurahan lapisan Tanah Urug dan
mengumpulkannya pada satu lokasi dekat lubang bukaan-tambang, atau langsung
memuat ke bak ‘dump truck’.
o Melakukan perintisan dan pembuatan saluran-saluran air dipermukaan , untuk
sistem drainase tambang.
o Melakukan perintisan dan pembuatan kolam air di tambang (pond) dalam rangka
untuk sistem pengolahan dan pemantauan lingkungan tambang.

Excavato
r

Gambar 3
Contoh Gambar Excavator Yang dilengkapi Dengan Excavator

 Dump Truck
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya disebut truk jungkit, pada operasi penambangan
akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
o Melakukan pengangkutan, pencurahan hasil penggalian tanah penutup
(overburden) dan tambang ke lokasi penimbunan tanah (dumping area).

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 13


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

o Melakukan pengangkutan, Tanah Urug hasil tambang (run of mine) dari tambang
ke stockpile.
 Bulldozer
Alat ini fungsi utamanya disebut alat gali dorong atau alat gali gusur, pada operasi
penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
o Melakukan pembabatan semak, perdu dan mengumpulkannya ke suatu lokasi.
o Melakukan penggusuran jenis tanaman pohon-pohonan.
o Melakukan pengupasan tanah permukaan atau humus (stripping) dan
mengumpulkannya dekat lokasi tambang.
o Melakukan perintisan dalam pembuatan lantai kerja dan jalang angkut tambang.

2.4.3.2. Tahap Konstruksi


a. Tahap Pembangunan Fisik Areal Penambangan Tanah Urug
Komponen-komponen kegiatan yang akan dilakukan pada tahap konstruksi penambangan
meliputi kegiatan :
a). Penentuan Daerah Penambangan
Lokasi rencana kegiatan ditetapkan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
 Aksesibilitas, baik dari lokasi tambang maupun ke pasar.
 Jauh dari lingkungan pemukiman.
 Kemudahan dalam pengangkutan ke konsumen/pasar.
Setelah wilayah yang direncanakan untuk areal kegiatan ditetapkan berdasarkan hasil
survey lapangan, maka di dalam wilayah ini ditentukan lagi daerah-daerah yang
diprioritaskan untuk dibangun.
b). Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Untuk memudahkan kegiatan mobilisasi pada daerah-daerah prioritas tersebut diatas,
maka daerah ini perlu dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan (vegetasi).
Pembersihan ini akan dilakukan dengan menggunakan bulldozer guna melakukan
perataan level muka tanah. Pentahapan kegiatan pembersihan lahan ini adalah
mengambil tanah pucuk (topsoil dan humus) yang mengandung unsur hara dapat
ditempatkan secara terpisah. Lapisan topsoil ini selanjutnya ditempatkan dalam lokasi
terpisah yang akan dipergunakan kembali untuk kegiatan reklamasi saat kegiatan akan
ditutup. Tumbuhan yang telah digusur dipisahkan antara yang bernilai ekonomis dengan
yang tidak bernilai ekonomis. Tumbuhan yang tidak bernilai bersama cabang dan ranting

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 14


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

tersebut akan ditimbunkan ke areal yang lebih rendah atau areal dataran yang lebih lunak,
khususnya pada daerah tepi jalan.
Selanjutnya top soil tersebut dibawa ke tempat penimbunan (stockpile). Pada dasarnya
kegiatan land clearing pada areal rencana penambangan dilaksanakan hampir sama
dengan urutan kegiatan penambangan.
c). Pemadatan lahan dan jalan
Sebelum dilalukan pemadatan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi
lapangan setelah pengupasan (land clearing) oleh pengawas operasional berdasarkan
peta layaout situasi kawasan penambangan, terutama areal yang akan dijadikan sebagai
bangunan tambang, perkantoran, jalan keluar-masuk pengangkutan Tanah Urug, dan
bangunan lainya.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan compactor maupun grader. Pada rencana
jalur jalan dan bangunan-bangunan kegiatan terutama unit crusher, jembatan timbang, dan
jalan akses di lingkungan tambang, sebelum dilakukan pemadatan. Hal tersebut
dilakukan guna menjamin kestabilan konstruksi.

d). Pembangunan Infrastruktur Kegiatan Penambangan Tanah Urug


Pembangunan infrastruktur guna mendukung kegiatan penambangan Tanah Urug pada
areal CV. Anugrah Cipta Mandiri merupakan bagian dari kegiatan pada tahap persiapan
produksi.
Pembangunan infrastruktur penambangan Tanah Urug meliputi pembangunan :
 Jalan Tambang
Jalan ini merupakan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan Penambangan Tanah
Urug dengan wilayah di luar kawasan pengolahan, sekaligus sebagai jalan utama
kegiatan pengolahan yang menghubungkan ke lokasi tambang dan ke basecamp.
Jalan kawasan penambangan ini merupakan jalan di dalam wilayah IUP yang
menghubungkan jalan umum ( jalan raya/desa ) dengan kawasan penambangan,
seperti jalan menuju stockpile, unit pengolahan, basecamp. Jalan tersebut
berkonstruksi tanah padat, yang terlebih dahulu mengalami pemadatan dan
pengerasan.
 Pembangunan Saluran Penirisan / drainase
Pembangunan saluran drainase merupakan sarana yang mutlak dibangun pada
kegiatan penambangan ini, yang berfungsi untuk menekan terjadinya limpasan
langsung (surface run off) menuju badan perairan sungai setempat pada saat musim

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 15


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

penghujan. Saluran-saluran penirisan ini akan dibangun di sekitar lokasi


penambangan , khususnya dari lokasi sumber mata air menuju badan perairan umum (
sungai kecil ), yang pada akhirnya bermuara ke Sungai Melawi.
Untuk persiapan pembukaan tambang salah satu faktor penting adalah pengaturan air
kerja atau drainase (penirisan). Sistim penirisan diatur dengan cara membuat kolam
pengendap sedemikian rupa supaya ketersediaan air akan terjamin serta untuk
mengantisipasi limpasan air hujan dan dilengkapi dengan unit-unit pompa. Pompa
yang digunakan adalah pompa jenis sentrifugal. Dengan demikian, pembuatan kolam
pengendap tailing yang sekaligus berupa kolam desliming yang airnya dapat
dipergunakan kembali sebagai media penggunaan lain-lain.
 Pembangunan Bangunan Penunjang
Pada areal ini akan dibangun beberapa bangunan, seperti kantor administrasi, rumah
karyawan, kantin, gudang perlengkapan dan maintenance, rumah genset, parkir
kendaraan, gudang umum dan pos penjagaan keamanan.
Tata letak unit penambangan dirancang berdasarkan jarak, tipe dan jenis bahan
bangunannya, sehingga memenuhi kriteria kesesuaian alur kerja kegiatan
penambangan Tanah Urug.

Rancangan jalan angkut/tambang diuraikan sebagai berikut :


 Lebar Jalan Pada Jalan Lurus

 Jalan Pada Tikungan

Penentuan lebar jalan pada tikungan (belokan) didasarkan pada:


- Lebar jejak ban

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 16


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

- Lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang saat kendaraan belok
- Jarak antar kendaraan saat bersimpangan
- Jarak dari kedua tepi jalan <

 Jari-jari Tikungan

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 17


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Areal Penambangan

Stockpile Base camp/Kantor dll

Kolam pengendap.

Jl. Desa

Gambar 4
Peta Situasi Layout Tambang a.n. CV. Anugrah Cipta Mandiri

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 18


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Areal/ Blok
Penambangan

Pola drainase sekitar Tambang


Areal Penimbunan dan Pengolahan

Drainase jalan raya

Jalan Raya

Gambar 5

Peta Sistim Drainase Sekitar Lokasi Tambang

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 19


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Stockpile area

Jalan tambang

Unit Tangki BBM


Run of mine

Kantor & Mess

Settling pond

Jembatan
Timbang

Pos Jaga
Pintu Utama

Gambar 6
Layout Kawasan Pengolahan Tanah Urug
( Sumber : Study Kelayakan Pendahuluan, 2021).

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 20


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

b. Rekruitmen Tenaga Kerja


Struktur organisasi pengusahaan Pertambangan Tanah Urug dibuat berdasarkan UU No.
13 Tahun 2003 tenang Ketenagakerjaan sebagai berikut :

Tabel 5
Jenis Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Pertambangan Tanah Urug
CV. Anugrah Cipta Mandiri

Jumlah
Kualifikasi
No. Jenis Tenaga Kerja Personal
pendidikan
(orang)
1. Direktur S1 1
2 Manager Tambang/ Kepala Teknik S1 1
Tambang
3. Divisi K3 & Lingkungan S1 1
4. Divisi Administrasi dan keuangan SLTA/D3 1

5. Bagian
- Sarana dan Prasarana SLTA 1
- Operasional tambang, pengolahan D3 1
dan pengangkutan
- Mekanik, perawatan dan gudang SLTA/D3 1
Peralatan
- Logistik, pengadaan bahan bakar, SLTA 1
pelumasan dan suku cadang
- Umum dan personalia SLTA 1
6. Staf
- Supervisor/pengawas/checker SLTA 1
- Staf Bagian SLTA 1
- Foreman SLTA/D3 1
- Operator dan driver SLTA 3
Jumlah 15

c. Fasilitas K3
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 21
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

1. Pangadaan Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri merupakan suatu kelengkapan standard yang harus
diadakan dan dipakai oleh seorang pekerja pada saat sedang bertugas, adapun
APD yang biasa digunakan seperti pada table 6

Tabel 6
Alat Pelindung Diri (APD)

No. Lokasi Alat Pelindung Diri (APD)


1. Tambang Helm Pengaman
Sepatu Pengaman
Kaca Mata
Sarung Tangan Kulit
Masker Debu & Ear Plug
Reflector Vest
2. Tempat Pengolahan Helm Pengaman
Sepatu Pengaman
Sarung Tangan Kulit
Masker Debu & Ear Plug
Jas Laboratorium
Alat pemadam Api
Perlengakapan P3K
3. Bengkel/ Helm Pengaman
Gudang/ Jalan Sepatu Pengaman
Tambang Sarung Tangan Kulit
Kaca Mata Pengaman
Alat pemadam Kebakaran
Perlengakapan P3K
Penampungan Minyak Bekas Pelumas
Penampungan besi & suku cadand bekas
Material Pembersih Minyak Tumpah
Rambu-rambu Lalu Lintas
Rambu-rambu K-3

2. Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

Tabel 7
Langkah-Langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan

No. Kegiatan Uraian


1. Patroli a. Impelementasi peninjauan/pengecekan untuk
Keamanan mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang tidak aman

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 22


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

b. Melakukan tindakan pencegahan dengan pemberhentian


dan peringatan atau menyarankan jika terdapat hal-hal
yang bertentangan dengan peraturan K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis ke supervisor dari
pelanggaran peraturan
d. Batas kecepatan truk 4 ton < 40 Km/jam dan kendaraan
personil <60 km/jam
2. Inspeksi a. Cek kondisi dari pemadam api
keamanan b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi
c. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari gudang
e. Cek kondisi dan penataan dari cam utama lokasi kerja
3. Diskusi a. Diskusi masalah keselamatan pada setiap jam
masalah b. Diskusi pagi, membantu dan memonitor realisasi dari
keselamatan diskusi pagi
4. Kampanye a. Implementasi pengutamaan keselamatan pada setiap
keselamatan tingkatan pekerjaan
b. Evaluasi kontes keselamatan
5. Pelindungan a. Inventaris alat pencegahan sendiri
keamanan b. Melengkapi kekuranagn
c. Memonitor pemakaian Alat Pelindung Diri
d. Check dan melengkapi rambu-rambu
6. Pemilihan a. Check enis peralatan
operataor b. Check kemampuan operator

7. Laporan a. Laporan kecelakaan


keselamatan b. Laporan bulanan
c. Laporan pelatihan

3. Pemilihan Tenaga Kerja


Berdasarkan pengalaman, hasil pekerjaan akan merupakan suatu dasar yang
sangat mempengaruhi hasil kerja, baik untuk jangka pendek maupun untuk
jangka panjang. Guna mendapatkan hasil yang terbaik, hal ini bukan pekerjaan
yang mudah dan selain itu juga memerlukan waktu serta keahlian dan biaya.
Pemilihan tenaga kerja secara tergesa-gesa akan mengandung resiko yang
tidak kecil terhadap pelaksanaan kerja, bagaimanapun baiknya dan
seksamanya rencana kerja yang dibuat.
Kualifikasi persyaratan yang harus dipenuhi untuk dipilih sebagai personil staf
dalam kegiatan ini antara lain perlu mempunyai :
- Fisik maupun mental harus sehat dan kuat

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 23


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

- Optimis dan suka bekerja sama dalam melaksnakan pekerjaan


- Memiliki keahlian teoritis atau praktek

Selain hal-hal tersebut diatas masih banyak persyaratan-persyaratan lain yang


sebaiknya dipenuhi tetapi minimal dengan syarat-syarat tersebut sudah
merupakan bahan dasar yang cukup memadai. Merupakan tugas pimpinan
selanjutnya untuk membentuk dan mengarahkan bahan-bahan tersebut menjadi
factor-faktor produksi yang efektif dan efisien.

2.4.3. Tahap Operasi

Sebelum ditetapkan sistim penambangan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan eksplorasi


menggunakan metoda geolistrik.
Peralatan yang digunakan adalah Automatic Resistivitymeter (Ares) dengan sumber tegangan
DC. Kelebihan dari Ares adalah dapat melakukan pengukuran geolistrik secara otomatis
tanpa harus melakukan pemindahan elektroda secara manual sehingga dapat memperkecil
kesalahan akibat pemindahan elektroda. Beberapa peralatan lain yang digunakan antara lain:
1.Empat puluh delapan elektroda yang terhubung dengan Ares untuk mengalirkan arus listrik
ke dalam tanah dan sekaligus mengukur tegangan.
2.Seperangkat kabel penghubung yang menghubungkan keempat puluh delapan elektroda
dengan ares resistivitymeter.
3.GPS (Global Positioning System), untuk mengetahui titik koordinat dan elevasi (tinggi dari
permukaan laut) setiap titik pengukuran.
4.Meteran untuk mengukur jarak elektroda
5.Seperangkat note book untuk mengambil dan mengolah data dari peralatan Ares
resistivitymeter.
6.Peta geologi sebagai petunjuk lokasi dan litologi.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 24


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 7. Alat Ares Resistivitymeter

Proses pengambilan data dimulai dari menghubungkan elektroda ke tanah hingga 48


elektroda dengan jarak tiap elektroda yaitu 5 meter. Eletroda tersebut dihubungkan dengan
bagian konduktor pada kabel hingga semua tersambung. Berikut alur pengambilan data
geolistrik :
1. Disiapkan semua perlengkapan, kemudian ambil meteran untuk menentukan letak
elektroda dengan jarak tiap elektroda yaitu 5 meter.
2. Elektoda dihubungkan ke tanah dengan cara ditancapkan hingga 48 elektroda
terpasang.
3. Bagian konduktor kabel dihubungkan pada elektroda hingga semua tersambung.
4. Main unit (Ares) dihubungkan dengan sumber tegangan DC 12 Volt, kemudian
dipasang sambungan kabel dengan main unit.
5. Main unit dihidupkan kemudian diatur sesuai konfigurasi dan kondisi.
6. Main unit akan mengambil data secara otomatis sesuai dengan data yang diperlukan
hingga proses selesai.
7. Data dari main unit di unduh dan di konversi.
8. Pengolahan data menggunakan program Res2Dinv.

2.4.3.1. Analisis Hasil


a. Lokasi Pengukuran
Pengukuran geolistrik dilaksanakan di Desa Tekaban, Kecamatan Belimbing,
Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat. Berikut lokasi dan koordinat lintasan
pengukuran geolistrik.

Lintasan 1
A

Lintasan 2 A

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 25


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 5. Sketsa lintasan pengukuran geolistrik

Tabel 8. Lokasi dan koordinat UTM pengukuran geolistrik

Koordinat
Lokasi
A B
Lintasan 1 49 M 560691
49 M 560575 9960447
(Lt.1) 9960391
Lintasan 2 49 M 560548
49 M 560426 9960311
(Lt.2) 9960252

Dapat dilihat pada tabel, koordinat kolom A dan B menyatakan titik-titik ujung lintasan
pengukuran. Pengukuran dilaksanakan pada level topografi yang datar.

Gambar 6. Peta lokasi pengukuran geolistrik (sumber: Google Earth)

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 26


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 8. Lokasi Pengukuran Beserta Cuplikan Peta Geologi

Berdasarkan peta geologi, daerah pengukuran geolistrik berada pada peta Geologi
Lembar Nangapinoh dengan formasi Tebidah (Tot) terdiri dari perselingan batupasir halus
dengan batulumpur hijau dan merah dibagian atas dan dengan batulumpur kelabu dan
batulanau dibagian bawah.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 27


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

4.1. Analisa Hasil Pengukuran


Lintasan 1 (Ln.1)

Gambar 9. Hasil penampang 2D geolistrik Lintasan 1

Gambar 10. Klasifikasi hasil penampang geolistrik pada Lintasan 1

Nama Spesifikasi Lintasan Konfigurasi


Lintasan 1 Elektroda : 48 Jenis : Wenner-Schlumberger
(Lt.1) Jarak : 235 m Datum : 529
Estimasi Kedalaman : 50 m Kondisi : Lahan kering dan berbukit
Analisa Nilai resistivitas terukur: 25,7 Ωm – 11.393 Ωm
Didominasi oleh batuan dasar, yang diduga merupakan tanah laterit (tanah

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 28


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

urugan). Warna merah tua diduga lapisan keras, Lapisan keras merupakan
batuan dasar berisi tanah kering.
Dugaan Tanah Urugan

Lintasan 2 (Ln.2)

Gambar 11. Hasil penampang 2D geolistrik Lintasan 2

Gambar 12. Klasifikasi hasil penampang geolistrik pada Lintasan 2

Nama Spesifikasi Lintasan Konfigurasi


Lintasan 1 Elektroda : 48 Jenis : Wenner-Schlumberger
(Lt.1) Jarak : 235 m Datum : 529
Estimasi Kedalaman : 50 m Kondisi : Lahan kering dan berbukit
Analisa Nilai resistivitas terukur: 59,8 Ωm – 4.868 Ωm
Didominasi oleh batuan dasar, yang diduga merupakan tanah laterit (tanah

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 29


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

urugan). Warna merah tua diduga lapisan keras, Lapisan keras merupakan
batuan dasar berisi tanah kering.
Dugaan Tanah Urugan

Perhitungan Volume (Kapasitas Batuan)


Target pengukuran (survey) geolistrik yaitu mengidentifikasi jenis dari lapisan batuan
dibawah permukaan dan mengetahui informasi ketebalan dan cadangan (volume) batuan di
lokasi yang terukur. Perhitungan berdasarkan luasan lokasi dan kontur/elevasi.
Volume Tanah
Berdasarkan hasil pengukuran geolistrik, hingga kedalaman 50 meter kandungan litologinya
merupakan laterit atau tanah urugan. Sehingga perhitungan cadangan berdasarkan luasan dan
kontur di lokasi. Estimasi volume batuan dasar berisi tanah kering (tanah urugan).

Gambar 13. Penampang batuan 3D dan perhitungan volume tanah urugan

- Hasil kedalaman pengukuran geolistrik yaitu 1,25 meter hingga 50 meter dari
permukaan.
- Secara keseluruhan, berdasarkan hasil interpretasi penampang geolistrik pada lokasi
pengukuran didominasi oleh batuan dasar (tanah laterit/urugan).

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 30


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

- Berdasarkan perhitungan kalkulasi Isosurface Volumes, estimasi cadangan (volume)


tanah urugan adalah 4.885.512 m3.

Komponen-komponen kegiatan yang akan dilakukan pada tahap produksi meliputi :


 Pengupasan Tanah Penutup ( Land clearing )
Untuk mengekspos tubuh batuan yang akan ditambang, terlebih dahulu harus dilakukan
pengupasan terhadap lapisan tanah yang menutupinya. Pengupasan tanah penutup ini
bisa dilakukan sebelum dilakukan penambangan, yakni pada tahap persiapan
penambangan.
Untuk memudahkan pengangkutan tanah penutup ke tempat penimbunan (stockpile),
maka front penambangan dibagi berdasarkan blok-blok penambangan. Dengan demikian,
penambangan akan dilaksanakan berdasarkan urut-urutan blok yang sudah direncanakan.
Dalam rangka meningkatkan perolehan (recovery) yang tinggi, maka Tanah Urug digali
melalui proses pembongkaran dengan menggunakan alat excavator, pengangkutan dan
pemuatan, serta pemecahan batu dengan alat crusher.
Setelah dilakukan pembersihan lahan dan pengupasan tanah penutup, maka pekerjaan
selanjutnya adalah membuat lokasi tempat kerja alat-alat penambangan yang aman,
yakni dengan melakukan perataan-perataan (levelling) sesuai dengan kondisi kemiringan
areal tersebut.
Tujuan dari penyiapan front penambangan adalah agar daerah penambangan cukup
aman dan stabil, sehingga tidak terjadi genangan-genangan air bila terjadi hujan, maupun
erosi.

 Pembongkaran Dengan Excavator


Penambangan dimulai dari puncak perbukitan dengan mengikuti urut-urutan blok.
Penentuan skema penggalian harus memperhatikan geometri tambang, baik sebelum
penggalian. Dengan demikian, front penambangan harus selalu dalam bentuk bertangga (
trap ) dengan dimensi geometri yang memenuhi syarat keselamatan kerja sesuai dengan
jenis dan sifat fisik/mekanik batuannya.

Penggalian, pemuatan serta pengangkutan berlangsung sinkron dalam satu siklus kerja
yang teratur, sehingga diusahakan seminimal mungkin terjadinya suatu atau beberapa
alat yang berhenti menunggu terlau lama. Dengan demikian, kapasitas pemuatan dan
pengangkutan haruslah seimbang. Siklus kerja alat shovel selengkapnya adalah : dig
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 31
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

(gali) – raise full bucket (mengangkat bucket yang sudah terisi penuh) – swing
(memutar) – dump (mencurahkan muatan bucket) – swing ( memutar kembali ke posisi
siap gali ).

Penambangan akan dibagi kedalam beberapa blok, dimulai dari bagian puncak bukit,
yakni pada sekitar lintasan A-A. Namun cadangan tertambang ( minable resource )
masih harus dihitung disesuaikan dengan rencana rona akhir lereng tambang dengan
menetapkan kemiringan overall slope sesuai dengan kajian factor keamanan kemiringan
lereng akhirnya ( 40 ° – 50 ° ).

Gambar 14
Konsep Rencana Desain Lereng Tambang Pada Pasca Tambang

Penambangan Tanah Urug yang direncanakan dilakukan dengan cara system quarry.
Dimana penambangan dilakukan secara metode jenjang (bench methods). Tanah Urug

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 32


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

yang diharapkan dari quarry yang merupakan hasil dari penggalian yang kemudian
diangkut ke stockpile.

 Pengangkutan ke Konsumen
Kegiatan pengangkutan meliputi pengangkutan dari lokasi penambangan (stockpile)
menuju konsumen. Pengangkutan tersebut menggunakan alat angkut truk, sedangkan
pemuatannya menggunakan wheel loader.

2.4.4. Tahap Pasca Operasi


Kegiatan pengelolaan lingkungan pasca penambangan adalah berupa kegiatan perbaikan
lahan bekas penambangan sebelum ditinggalkan atau ditutup. Kegiatan ini merupakan
bagian dari reklamasi lahan bekas tambang di lokasi tambang.
Kegiatan pasca konstruksi yang dilakukan setelah penambangan Tanah Urug CV. Anugrah
Cipta Mandiri berakhir adalah :
 Pengamanan lahan bekas tambang dan pengaturan bentuk lahan

Kegiatan yang dilakukan adalah :


o pemindahan/pembersihan/penjualan seluruh peralatan, sarana dan
prasarana yang berada di areal bekas tambang.

o penutupan lubang/kolong/bukaan di sekitar areal tambang ( apabia


ada ).

o pelarangan terhadap segala aktifitas di kawasan bekas tambang.

o penimbunan lubang bukaan bekas settling pond dan tailing pond


dengan waste sisa penambangan yang pada umumnya berupa endapan pasir, batuan
pecahan berbagai ukuran dan lumpur.

 Pengendalian erosi dan sedimentasi

Untuk mencegah erosi dan sedimentasi maka dilakukan dengan cara :


o meminimalisasi bukaan pada areal bekas kegiatan dengan melakukan
revegetasi dan perataan.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 33


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

o mengelola air yang keluar dari lokasi tambang, yakni dengan metoda
line channels, membuat bendungan atau tanggul-tanggul penahan erosi dan saluran-
saluran/drainase.

o Mengelola penirisan pada setiap unit bangunan di sekitar lokasi


tambang, sehingga tidak terjadi aliran run off yang berlebihan ke badan sungai atau
lingkungan sekitar tambang.

 Revegetasi (penanaman tumbuhan atau


penghijauan)
Yang dimaksud dengan revegetasi disini adalah penanaman kembali daerah bekas
kegiatan pertambangan ( penambangan dan pengolahan ) dengan tanaman yang serupa
dengan tanaman pada saat areal belum dijadikan kegiatan, atau dengan tanaman lain
yang cocok dengan kondisi setempat.
Untuk keberhasilan revegetasi ini maka diperlukan perlakuan tertentu, seperti pemilihan
jenis tanaman atau tumbuhan yang sesuai dengan keadaan tanah setempat, pengumpulan
bibit tumbuhan, pembenihan, metoda penanaman serta pemupukan dan pemeliharaan.
 Pemeliharaan Areal Bekas Tambang
( pascatambang )
Areal reklamasi yang telah berubah fungsi sesuai dengan rencana pemanfaatannya, harus
terpelihara dengan baik. Pemeliharaan terhadap areal bekas penambangan ini
dimaksudkan untuk memantau kegiatan penghijauan lahan sehingga terbentuk ekosistim
baru yang stabil. Dengan terbentuk ekosistim baru yang stabil maka lambat laun
terbentuk daerah yang mempunyai karakteristik serupa dengan kondisi kawasan pada
saat sebelum dipergunakan sebagai kawasan penambangan.
 Rasionalisasi Terhadap Karyawan.
Setelah seluruh kegiatan penambangan batu-pecah berakhir, maka segera dilakukan
pengurangan tenaga kerja yang ada. Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap
sesuai dengan perkembangan jenis pekerjaan.
Pada tahun-tahun terakhir masa produksi volume kegiatan diperkirakan akan mulai
menurun sehingga jumlah tenaga kerja secara sedikit demi sedikit mulai dikurangi. Rona
akhir lokasi Pertambangan Tanah Urug akan dilakukan penataan bentuk lahan dan
direvegetasi hingga dapat dimanfaatkan menjadi fungsi lain yang bermanfaat.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 34


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

2.5. Informasi Rona Lingkungan Hidup Awal


2.5.1. Komponen Lingkungan Geo-Fisik-Kima
2.5.1.1. Keadaan Geografi
a). Letak Wilayah

Kecamatan Belimbing memiliki wilayah administrasi seluas 1.062,10 km2 yang


terbagi menjadi 17 desa. Desa Balai Agas merupakan desa terluas di Kecamatan

Belimbing. Luas Desa Balai Agas sebesar 142,45 km2 atau 13,41 persen dari total luas
Kecamatan Belimbing. Desa dengan luas wilayah terkecil di Kecamatan Belimbing

adalah Desa Belonsat. Luas Desa Belonsat sebesar 24,20 km2 atau 2,28 persen dari total
luas Kecamatan Belimbing.
b). Luas Wilayah

Gambar 15
Luas Daerah Menurut Desa ( Km dan % )

Tabel 9
Luas Daerah Menurut Desa ( Km dan % )

No Desa Ibukota Luas (KM2) Persentase


Terhadap
Luas Kecamatan
(1) (3 (4 (5
1. Balai Agas Balai Agas 142,45 13,40
2. Langan Langa 86 8,11
3. Nusa Kenyikap Nusa nKenyikap 74 6,98
4. Upit Upit 51,5 4,81
5. Batu Ampar Batu Ampar 54 6,23
6. Pemuar Pemua 62 5,09
r
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 35
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

7. Batu Buil Batu Buil 66 5,85


8. Guhung Guhun 35 3,30
9. Belonsat g
Belonsat 24,2 2,26
10. Batu Nanta Batu Nanta 69 6,51
11. Laman Bukit Laman Bukit 44 4,15
12. Nanga Pau Nanga Pau 66 8,11
13. Nanga Entebah Nanga Entebah 86 4,81
14. Tekaban Tekaba 51,5 6,23
15. Labang n
Laban 54 5,09
16. Nanga Menunuk NangagMenunuk 34,45 3,21
17. Sepan Tonak Sepan Tonak 62 5,85
Kecamatan Belimbing 1 062,1 100,0
0

Kecamatan Belimbing terdiri dari 17 desa, 55 dusun, dan 164 Rukun

Tetangga (RT). Adapun luas Kecamatan Belimbing adalah 1.062,10 km2 setelah
pemekaran kecamatan pada tahun 2007 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Melawi No. 32 Tahun 2007. Peraturan ini menjelaskan pembentukan dari empat
kecamatan dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat yang berkembang dan
peningkatan pelayanan masyarakat di bidang pemerintahan dan pembangunan
kemasyarakatan.
Berdasarkan Indeks Desa Membangun tahun 2021, terdapat 10 desa dengan
status berkembang. Desa-desa tersebut antara lain Nusa Kenyikap, Labang, Tekaban,
Sepan Tonak, Nanga Entebah, Nanga Pau, Laman Bukit, Balai Agas, Langan, dan
Upit. Kemudian, terdapat 5 desa dengan status desa mandiri. Desa-desa tersebut
antara lain Batu Buil, Batu Nanta, Pemuar, Guhung, dan Belonsat. Hanya ada 2
desa dengan status desa maju, yaitu Desa Batu Ampar dan Nanga Menunuk.

c). Iklim
Data iklim di wilayah studi diambil dari rata-rata pengukuran dari stasiun pengamatan
klimatologi Kabupaten Melawi. Secara umum iklim (mikro) di Kecamatan Belimbing
berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson termasuk ke dalam Tipe A
(0 < Q < 0,143). Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson ini berdasarkan nilai
quentient (Q) rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah.

Tabel 10
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 36
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Klasifikasi Iklim Berdasarkan Perbandingan Rata-Rata


Bulan Kering dan Bulan Basah
Tipe Rasio Rata-rata
Iklim Bulan Kering dan Bulan Basah (Q)

A 0,000 < Q < 0,143


B 0,143 < Q < 0,333
C 0,333 < Q < 0,666
D 0,666 < Q < 1,000
E 1,000 < Q < 1,670
F 1,670 < Q < 3,000
G 3,000 < Q < 7,000
H 7,000 < Q

Sumber : Shmidt & Fergusson, 1951 dalam Wisnubroto, 2000

Iklim di Kecamata Belimbing Kabupaten Melawi (termasuk klasifikasi hutan hujan tropis
yang di simbolkan dengan afaw (Klasifikasi Koppen). Iklim hutan hujan tropis yaitu
isothermal hutan tropic dengan musim kemaarau yang panas (suhu rata-rata dalam bulan
terpanas > 22º C) tanpa adanya bulan kering (curah hujan rata-rata dalam bulan terkering >
60 mm). Sedangkan berdasarkan klasifikasi Oldeman, areal survei termasuk kedalam zone
agroklimat A yaitu bulan basah lebih dari 9 bulan dan bulan kering (curah hujan rata-rata
dalam bulan kering < 100 mm) kurang dari 2 bulan.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 37


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 38


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 16
Peta Topografi Daerah Penyelidikan

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 39


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 17
Peta Geologi Daerah Penyelidikan

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 40


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 18
Peta Hidrologi Daerah Penyelidikan

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 41


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 11
Rata-rata Hari Hujan ( 2021 )
Jumlah Hari Hujan Bulanan pada Stasiun
Bulan Meterologi Nanga Pinoh (Hari)
2018 2019 2020
Januari 25.00 23.00 25.00
Februari 15.00 17.00 18.00
Maret 26.00 14.00 19.00
April 17.00 18.00 16.00
Mei 16.00 14.00 16.00
Juni 14.00 16.00 19.00
Juli 11.00 7.00 18.00
Agustus 8.00 6.00 16.00
September 15.00 9.00 24.00
Oktober 24.00 19.00 20.00
November 15.00 17.00 25.00
Desember 24.00 25.00 22.00
Sumber : Stasiun Klimatologi, Kabupaten Melawi

Tabel 12
Rata-rata CurahHujan ( 2021 )

Jumlah Curah Hujan Bulanan pada Stasiun Meterologi


Bulan Kabupaten Melawi (mm)
2018 2019 2020
Januari 278.00 278.10 561.00
Februari 280.00 527.20 373.00
Maret 347.00 336.70 444.00
April 310.00 289.70 369.00
Mei 250.00 238.50 238.00
Juni 129.00 222.60 315.00
Juli 114.00 116.10 350.00
Agustus 61.00 103.80 212.00
September 119.00 178.40 544.00
Oktober 415.00 179.00 354.00
November 244.00 372.50 523.00
Desember 510.00 632.30 300.00

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 42


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

d) Kecepatan Angin dan Suhu Udara


Kecepatan angin di sekitar lokasi survey nampaknya tidak begitu berbahaya bagi usaha
pertambangan. Angin tercepat dapat dijumpai pada bulan Desember yaitu 24 knots, dan
terendah pada bulan Maret sekitar 10 knots. Data kecepatan angin dan suhu/ temperatur
bulanan di daerah sekitar lokasi Survey disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13
Rata-rata Kecepatan Angin dan Suhu Udara
Selama Sepuluh Tahun 2018/2019/2020

Kecepatan Angin Bulanan pada Stasiun Meterologi Nanga Pinoh (m/det)


Bulan Minimum Rata-Rata Maksimum
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Januari - - 0.00 4.80 6.60 1.10 9.00 8.00 4.10
Februari - - 0.00 4.50 7.50 1.20 9.00 16.00 5.10
Maret - - 0.00 4.30 8.90 1.20 12.00 14.00 5.70
April - - 0.00 1.40 8.50 1.30 4.00 11.00 5.70
Mei - - 0.00 1.30 7.70 1.20 8.00 8.00 6.70
Juni - - 0.00 1.30 9.10 1.30 5.00 11.00 6.20
Juli - - 0.00 1.10 9.20 1.30 4.00 9.00 4.60
Agustus - - 0.00 2.30 11.10 1.40 6.00 9.00 4.10
September - - 0.00 2.20 9.50 1.40 9.00 9.00 5.10
Oktober - - 0.00 2.10 8.60 1.40 9.00 9.00 6.20
November - - 0.00 2.20 7.80 1.30 10.00 10.00 4.60
Desember - - 0.00 2.20 8.00 1.40 9.00 0.00 5.70

Sumber : Stasiun Klimatologi Kabupaten Melawi

Dari data pada Tabel 12 bahwa kecepatan angin di daerah survei rata-rata setiap bulannya
adalah 4 knots. Temperatur udara berkisar dari 21,2 º C – 32,8 º C, dengan temperatur
rata-rata bulanan 26,1 º C. Temperatur maksimun meningkat menjelang bulan-bulan
kering, dengan temperatur tertinggi 32,8 º C terjadi pada bulan September. Berdasarkan
data temperatur udara seperti yang disajikan pada Tabel 2.10 (rata-rata tahunan 26,1 º C).
Sedangkan arah angin berdasarkan bunga angin dominan adalah Barat Daya dan arah
Barat.
e) Penyinaran Matahari dan Kelemahan Udara
Untuk mengetahui data presentasi penyinaran matahari dan kelembaban udara dapat
dilihat pada Tabel 14.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 43


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 14
Rata-rata Prosentase Penyinaran Matahari Per Hari Tahun
Selama Tahun ( 2021 )

Persentase Penyinaran Matahari Bulanan pada


Bulan Stasiun Meterologi Nanga Pinoh (Persen)
2018 2019 2020
Januari 79.00 57.00 71.00
Februari 55.00 50.00 52.00
Maret 58.00 67.00 53.00
April 52.00 66.00 62.00
Mei 53.00 76.00 59.00
Juni 69.00 65.00 62.00
Juli 65.00 80.00 51.00
Agustus 60.00 78.00 65.00
September 55.00 70.00 55.00
Oktober 57.00 57.00 59.00
November 61.00 69.00 50.00
Desember 54.00 59.00 61.00

Sumber : Stasiun Klimatologi Kabupaten Melawi

2.5.1.2. Kualitas Udara dan Kebisingan


a. Kualitas Udara
Lokasi pengamatan dan pengukuran kualitas udara adalah pada titik sampling
sekitar rencana pertambangan Tanah Urug, yakni antara titik koordinat posisi
109º 591' 34,82" Bujur Timur dan 1º 16' 15,532" Lintang Selatan.
Secara rinci lokasi pengambilan contoh udara (sample) dapat dilihat pada peta
pengambilan sampel (Lampiran), sedangkan hasil pengukuran dapat dilihat pada
Tabel berikut beserta pada lampiran.

Tabel 15

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 44


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Hasil Pengukuran Kualitas Udara Pada Titik Pengamatan


Rencana Pertambangan Tanah Urug

No Parameter Satuan Baku Metode Hasil


Mutu *) ( Alat )
A Fisika
1 Kebisingan dB(A) - Sound level
52,4
meter
2 Suhu ºC - Multigas
31,8
Analyzer
3 Kelembaban % - Quest temp 71,2
4 Kecepatan Angin m/s - Anemometer 1,6
B Kimia
1 Nitrogen g/m3 150 *) Multigas
4,0
Dioksida (NO2) Analyzer
2 Sulfur dioksida g/m3 365 *) Multigas
5,8
(SO2) Analyzer
3 Carbon g/m3 30.000 Multigas
0,7
Monoksida (CO) *) Analyzer
4 Hidrogen Sulfide ppm 0,02 Multigas
0,010
(H2S) ***) Analyzer
5 Amonia (NH3) g/m3 0,5 Gastec
0,18
****)
6 Debu g/m3 230 *) Laser dust
22
monitor
Sumber : Hasil Analisa Sample Udara-Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

Hasil pengamatan yang tertuang pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa
yang kesemuanya tersebut pada rona lingkungan awal berada dibawah baku mutu
udara ambien.
b. Kebisingan
Seperti halnya kualitas udara, pengukuran kebisingan dilakukan pada titik
pengamatan di tepi jalan lokasi rencana Pertambangan Tanah Urug CV. Anugrah
Cipta Mandiri. Hasil pengukuran yaitu sekitar 47,6 – 54,5 dB(A). Sedangkan
pada areal rencana Pertambangan Tanah Urug yaitu sekitar 46,9 – 47,9 dB.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan ambang batas tingkat kebisingan
yang diperbolehkan pada lingkungan kerja (70 dBA), pengukuran kebisingan
yang terjadi saat ini, khususnya pada areal rencana pertambangan atas nama CV.
Anugrah Cipta Mandiri belum melewati ambang batas. Hasil pengukuran tingkat
kebisingan di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 45


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

2.5.1.3. Hidrologi
a. Karakteristik Sungai
Secara regional sungai yang ada di sekitar lokasi menunjukkan pola aliran
dendritik dan radial yang secara kualitatif mempunyai aliran peralihan dan
lurus. Pada umumnya debit Sungai yang bermuara ke sungai Melawi ini akan
menyusut tidak terlalu besar pada musim kemarau. Sungai-sungai yang
mengalir di sekitar lokasi IUP di bagian selatan dan di bagian timur
b. Drainase
Pola drainase di wilayah studi didominasi oleh pasang surut perairan Selat
Karimata. Areal Pertambangan Tanah Urug ditempati lahan bergelombang
yang merupakan bagian dari sebuah bukit yang relatif sempit yang tidak terlalu
terpengaruh oleh pola drainase sekitar. Sumber air baku pada lokasi rencana
Pertambangan Tanah Urug direncanakan akan bersumber dari airtanah dan
suplai air dari pensuplay air bersih perusahaan tertentu yang memiliki izin.
c. Air Tanah/Permukaan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, di sekitar perkampungan penduduk
setempat Desa Tekaban, menunjukkan bahwa kedalaman air permukaan antara
2 – 3 meter, sehingga diperkirakan pada tempat-tempat yang relatif tinggi
berkisar 10 – 15 meter atas dasar kondisi jenis tanah yang ada, disamping
tingkat curah hujan yang relatif tinggi. Sedangkan kualitas air pada bagian timur
secara visual relatif kurang baik, terutama sifat-sifat fisiknya, kecuali daerah-
daerah yang dipengaruhi air rawa ( tidak dilakukan survey ) kualitas air tanah
dangkal kemungkinan relatif jelek karena berbau dan berwarna coklat
kehitaman.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 46


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 16
Laporan Hasil Uji Air Bersih

N Kadar Kelas Mutu Air


Parameter Satuan Hasil Metode
o Maks*) I II III IV
Residu
1 Terseuspensi Mg/L - 50 50 400 400 32 Spectrofotometri
(TSS)
Residu
2 Terlarut Mg/L 1500 1000 1000 1000 2000 48 TDS Meter
(TDS)
Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi
3 Temperatur °C ±3 27,3 Ion Selektif
3 3 3 5
Skala
4 Turdibity 25 25 25 25 25 35 Turdibitimeter
NTU
5 Warna Pt.Co 15 50 50 50 50 45 Spectrofotometer
6 Rasa - Normal - - - - Normal Organoleptis
7 Bau - Normal - - - - Normal Organoleptis
8 Debit m3/s - - - - - - Karenmeter
9 Arsen (As) mg/L 0,05 0,05 1 1 1 0,00 Spektrofotometri
Amoniak
10 mg/L - 0,05 (-) (-) (-) 0,18 Spektrofotometri
(NH4)
Alumunium
11 mg/L 0,2 - - - - 0,010 Spektrofotometri
(AI)
Besi (Fe) SM Ed.21
12 mg/L 1,0 0,3 (-) (-) (-) 0,318
***) Th2005
Cadmium
13 mg/L 0,005 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 Spektrofotometri
(Cd)
14 COD mg/L - 10 25 50 100 40 Spektrofotometri
15 BOD mg/L - 2 3 6 12 5,8 BOD meter
16 DO mg/L - 6 4 3 0 6,09 DO meter
17 Fluorida (F) mg/L 1,5 0,5 1,5 1,5 (-) 0,015 Spektrofotometri
18 Klorida (CI) mg/L 600 600 (-) (-) (-) 10 Spektrofotometri
19 Klorin mg/L - 0,03 0,03 0,03 (-) 0,001 Spektrofotometri
Bebas
(sebagai

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 49


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

CI2)
Kromium
20 valensi 6 mg/L 0,05 0,05 0,05 0,05 1 0,00 Spektrofotometri
(Cr6)
Kalsium
21 mg/L 200 200 200 200 200 8,2 Spektrofotometri
(Ca)
Kesadahan
22 mg/L 500 500 500 500 500 12 Spektrofotometri
(CaCO2)
Merkuri
23 mg/L 0,001 0,001 0,002 0,002 0,005 0,0001 AAS
(Hg)
Mangan
24 mg/L 0,5 0,1 (-) (-) (-) 0,001 Spektrofotometri
(Mn)
Magnesium
25 mg/L 150 (-) (-) (-) (-) - Spektrofotometri
(Mg)
26 Nitrat (NO3) mg/L 10 10 10 20 20 0,028 Spektrofotometri
27 Nitrit (NO2) mg/L 1,0 0,06 0,06 0,06 (-) 0,03 Spektrofotometri
28 pH mg/L 6,5-9,0 6-9 6-9 6,0-9,0 5-9 6,85 Spektrofotometri
Selenium
29 mg/L 0,01 0,01 0,05 0,05 0,05 0,00 Spektrofotometri
(Se)
30 Seng (Zn) mg/L 15 0,05 0,05 0,05 2 0,00 Spektrofotometri
Sianida
31 mg/L 0,1 0,02 0,02 0,02 (-) 0,001 Spektrofotometri
(CN)
SM Ed.21
32 Sulfat (SO2) mg/L 400 400 400 400 (-) 17
Th2005
Sulfida
33 mg/L - 0,002 0,002 0,002 (-) 0,03 Spektrofotometri
(H2S)
34 Timbal (Ph) mg/L 0,05 0,03 0,03 0,03 1 0,001 AAS
Tembaga
35 mg/L 1,0 0,02 0,02 0,02 0,2 0,00 Spektrofotometri
(Ca)
Total
36 Fosphat mg/L - 0,2 0,2 1 5 0,20 Spektrofotometri
(PO4)
Zat Organik
37 mg/L 10 - - - - - Titrimetri
(KMnO4)
38 Fenol mg/L 0,002 0,001 0,001 0,001 (-) 0,002 Spektrofotometri
39 Minyak dan mg/L - 1 1 1 (-) 0,16 Gravimetri

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 50


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Lemak
Deterjen
40 mg/L - 0,2 0,2 0,2 (-) 0,35 Spektrofotometri
(MBAS)

Sumber : Hasil Analisa Sample Air - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, (2021)

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 51


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 17
Hasil Analisa Laboratorium Tanah

Parameter Analisis
Walkley
Kjeldha
pH and Bray I Ekstraksi NH4OAC 1N pH : 7 Eks. KCl 1 N Tekstur
Kode l (%)
NO. Black
Sampel
- (%) (%) (ppm) (cmol(+)kg-1) (cmol(+)kg-1) (%)
H- Pasi
H2O KCl C-0rg N-Total P2O5 K Na Ca Mg KTK KB Al-dd Debu Liat
dd r
1 T1 4,8 3,83 3,93 0,41 21,79 0,69 0,18 0,29 0,20 15,39 8,84 1,56 1,58 2,96 42,59 54,45

Sumber : Hasil Analisa Sample Tanah – Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah UNTAN Pontianak

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 49


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

d. Kualitas Air
Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air adalah :
 Parameter fisika terdiri dari; temperatur, warna, kekeruhan, rasa, bau,
padatan, terlarut dan padatan tersuspensi.
 Parameter kimia yang menggambarkan kandungan logam berat antara
lain Besi, Kadmium, Mangan, Seng, Tembaga dan Timbal, dan Mercury.
 Parameter kimia yang menggambarkan tingkat pencemaran badan air
BOD, COD, Amoniak, Oksigen Terlarut (DO) dll.
 Parameter mikrobiologis digambarkan dengan kandungan E. Coli.

Rona lingkungan kualitas air di daerah studi diperoleh dengan cara pengukuran
langsung (insitu) menggunakan Water Quality Checker serta pengambilan
sampel untuk dianalisis di laboratorium meliputi parameter sebagai berikut :
1) Warna dan Bau
Warna yang dapat diamati secara megaskopis di lapangan disebabkan oleh
adanya humus, plankton, ion-ion besi, mangan serta zat-zat terlarut lainnya.
Hasil pengukuran di lokasi pengambilan sampel air sungai/sumur yaitu warna
air berkisar 48 skala TCU dan tidak berbau.
2) Padatan Terlarut (TDS)
Kadar padatan terlarut (TDS) tergolong tinggi yaitu berkisar 30 mg/l.
3) Padatan Tersuspensi (TSS)
Kadar padatan tersuspensi (TSS) Air Parit (sungai)/sumur menunjukkan
jumlah partikel koloid yang terdapat pada air sungai tersebut. Berdasarkan
hasil analisis contoh air sungai/muara di sekitar areal Pertambangan Tanah
Urug angka TSS adalah 26.
4) Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) berperan penting didalam menentuan nilai guna
perairan untuk kehidupan organisme. Berubahnya nilai pH menimbulkan
perubahan terhadap keseimbangan kandungan carbon dioksida, bikarbonat dan
carbonat di dalam air. Ikan dan biota akuatik lainnya masih dapat mentoleransi
lingkungan perairan yang mempunyai nilai pH antara 4,0 – 11,0 (Jones, 1964
dan Sweingle, 1968). Derajat kesamaan (pH) yang ideal untuk kehidupan
akuatik adalah berkisar 6,5 – 8,5 (INTAC, 1964 dan Swingle, 1968). Hasil
pengukuran pH air sungai/muara adalah 7,10.
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 61
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

5) Oksigen Terlarut (DO)


Oksigen terlarut sangat esensial bagi pernafasan dan merupakan salah satu
komponen utama bagi metabolisme biota air. Oksigen di perairan berasal dari
atmosfer dan proses fotosintesa (Welch, 1952). Adanya angin dan arus air
yang menyebabkan proses aerasi dapat berlangsung dengan baik, sehingga
kandungan oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen terlarut (DO)
di lokasi recana Pertambangan Tanah Urug tidak terukur.
6) BOD dan COD
Biochemical Oxygen demand (kebutuhan oksigen biologi) menggambarkan
jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk merombak bahan organic
dalam keadaan factor. Menurut Boyd (1979), nilai BOD perairan dipengaruhi
oleh faktor densitas plankton, konsentrasi bahan organic dan factor-faktor lain
yang mempengaruhinya. Center dan Hill (1979) mengemukakan bahwa suatu
perairan sungai yang berarus lambat, kadar BOD sebesar 5 mg/l sudah cukup
menggambarkan lingkungan perairan yang buruk, tetapi sebaliknya diperairan
yang deras kadar BOD sebesar 30 mg/l belum mengakibatkan gangguan nyata.
Nilai BOD air sungai/muara di daerah studi 4,48, demikian juga dengan
Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai/muara yang mengalir di daerah
studi adalah 42,6.
7) Kandungan Logam
Hasil analisis kandungan logam dalam air kolam/parit adalah :
a. Flour (F) pada Air Parit (sungai) : 0,00
b. Total Phospat (PO4) Air Parit (sungai) : 0,025
c. Mangan (Mn) tidak diukur
d. Tembaga (Cu) : tidak diukur
e. Timbal (Pb) berdasarkan pengukuran : < 0,003.
f. Kandungan Air Raksa (Hg) berkisar antara : < 0,0001
g. Logam Fe yang terukur berkisar antara 0,120 mg/l.

2.5.1.4. Tanah dan Lahan


a. Keadaan Tanah dan Lahan
Berdasarkan survey pendahuluan jenis tanah yang terdapat di areal rencana
Pertambangan Tanah Urug tersebut didominasi oleh podsolik. Secara umum,
wilayah Kecamatan Belimbing terdiri dari dataran dan perairan. Di bawah satuan
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 62
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

aluvium terdapat batuan beku berkomposisi asam sampai menengah yang


membentuk perbukitan bergelombang lemah. Daerah ini merupakan bagian dari
52,14% daerah datar pada wilayah Kabupaten Melawi dengan kemiringan sekitar
2 % yang mendominasi daerah Kecamatan Belimbing keseluruhan. Sedangkan
jenis tanah daerah Kabupaten Melawi adalah organosal yang menghampar
sepanjang daerah penelitian. Adapun lahan pada areal rencana Pertambangan
Tanah Urug merupakan tanah yang merupakan bagian lereng sebuah bukit dan
dataran rendah.

2.5.2. Komponen Lingkungan Biologi


Ekosistem kawasan Kecamatan Belimbing meliputi hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air
tawar, hutan mapah tropika, hutan mangrove, hutan pegunungan.

a). Flora

Data sekunder flora/vegetasi ditujukan pada beberapa tipe vegetasi yang ada pada lokasi
kegiatan, seperti vegetasi hutan sekunder dan vegetasi semak belukar. Kerusakan yang
terjadi pada vegetasi yang ada di lokasi kegiatan seperti pada kegiatan pembersiahan lahan
akan menghilangkan vegetasi penutup tanah. Kondisi ini akan merubah struktur dan
komposisi jenis flora yang ada pada lokasi tersebut.

Jenis flora yang dapat ditemukan antara lain jelutung, ramin, damar, pulai, rengas, kayu
ulin, tanaman bakau, kendeka dan berbagai tanaman obat. Flora unik lainnya yang dapat
dijumpai adalah anggrek hitam.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 63


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung
(Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai
(Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri),
Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan
tumbuhan obat.

b) Fauna
Sentang satwa di wilayah Kecamatan Belimbing, yaitu bekantan (Nasalis larvatus), bajing
tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang
madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau
(Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros
rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus),
enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading
(Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta) ( Data Sekunder ).

2.5.2. Komponen Sosial


Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Melawi,
jumlah penduduk Kecamatan Belimbing pada tahun 2021 mencapai 23.454 jiwa
yang terdiri dari 12.161 laki-laki dan 11.293 perempuan. Dari total penduduk tersebut,
44,09 persen penduduk di Kecamatan Belimbing menganut agama islam; 32,23
persen menganut agama khatolik; 23,16 menganut agama protestan; 0,43 persen
menganut agama budha; 0,08 persen menganut agama khonghucu; dan 0,01 persen
menganut agama hindu. Sebanyak 10,84 persen dari total penduduk Kecamatan
Belimbing berada di Desa Batu Buil. Kepadatan penduduk di Kecamatan Belimbing
sebesar 23 jiwa/km2. Desa dengan tingkat kepadatan penduduknya yang paling
tinggi adalah Desa Belonsat. Kepadatan penduduk di Desa Belonsat sebesar 60
jiwa/km2. Desa dengan tingkat kepada penduduknya paling rendah adalah Desa
Nanga Entebah. Kepadatan penduduk di Desa Nanga Entebah sebesar 6 jiwa/km2.

2.5.3.1. Sikap dan Persepsi Masyarakat


Sikap dan persepsi masyarakat Kecamatan Belimbing terhadap rencana kegiatan
pertambangan batu pada umumnya menunjukkan respon yang positif, asalkan aktivitas

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 64


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

perusahaan ini tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, seperti
gangguan keamanan dan ketertiban, kesehatan serta pencemaran lingkungan.

Secara umum, dengan adanya kegiatan pertambangan batu CV. Anugrah Cipta Mandiri,
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat khususnya, berupa
terbukanya kesempatan kerja, peluang berusaha, meningkatkan pendapatan serta makin
berkembangnya sektor perekonomian di wilayah ini.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 65


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI DAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan Hidup Yang akan Terjadi


Rencana tahapan kegiatan pembangunan Pertambangan Tanah Urug atas nama
CV. Anugrah Cipta Mandiri secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Konstruksi
 Survey
 Study Kelayakan (FS/ feasibility study)
 Pengurusan Perizinan
 Sosialisasi
 Penyelesaian lahan
2. Tahap Konstruksi
 Persiapan : Mobilisasi kendaraan penunjang dan alat berat
 Penerimaan tenaga kerja.
3. Tahap Operasi
 Pengupasan tanah penutup
 Penambangan ( penggalian dengan excavator )
4. Pasca Operasi
 Pembersihan lahan bekas tambang.
 Reklamasi
 Pemutusan hubungan tenaga kerja.

Seperti umumnya kegiatan pertambangan Tanah Urug akan menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif pada lingkungan di sekitar lokasi penambangan baik aspek fisik, sosial
ekonomi dan budaya serta persepsi masyarakat. Perkiraan dampak pada setiap tahapan
kegiatan yang akan ditimbulkan dengan dibukanya penambangan Tanah Urug secara ringkas
adalah sebagai berikut :
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 66
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Tabel 19
Identifikasi Dampak Yang Mungkin Timbul
Tahapan Kegiatan
Dampak Lingkungan
A B C
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Penurunan Kualitas Udara & Kebisingan X X X X X
Penurunan Kualitas Air Permukaan X X X X X
Terjadinya Erosi dan Sedimentasi X X
Perubahan Bentang Alam X
Penurunan Kualitas Jalan X X X
Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas X X X
Timbulnya Limbah B3 X
Kesehatan dan Keselamatan Kerja X
Perubahan Keragaman & Kelimpahan Flora & Fauna X X
Kesempatan Kerja dan Berusaha X X
Pendapatan Masyarakat X X
Sikap dan Persepsi Masyarakat X X X X X

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 61


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

3.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak telah diuraikan menurut identifikasi dampak,
dampak yang mungkin akan terjadi, sifat dan tolok ukur dampak. Adapun upaya pengelolaan
lingkungan secara umum dapat dilakukan melalui :
1. Pendekatan Teknis.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi.
3. Pendekatan Institusional.

Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kegiatan usaha Pertambangan Tanah
Urug dapat dijelaskan sebagaimana matriks terlampir.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 61


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Gambar 22
Peta UKL – UPL

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 62


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH

Berdasarkan hasil pengkajian sementara bahwa kegiatan pertambangan Tanah Urug tidak
meimbulkan dampak negative yang besar dan penting, namun tetap beresiko menimbulkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga dalam hal ini diperlukan adanya izin
PPLH, berupa Izin Pembuangan Air Limbah dan Izin TPS Limbah B3. Sedangkan limbah
ceceran BBM pada areal penambangan dan pengolahan Tanah Urug akan dikelola dan
dipantau secara periodic sebagaimana diuraikan pada Bab III. Sisa atau ceceran oli dari
genset akan dikumpulkan dan disalurkan kepada Lembaga Penyalur Oli yang sudah terdaftar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan pasal 48 ayat
2 ( penjelasan ) jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ( PPLH ) adalah
sebagai berikut :

Tabel 20
Jenis Izin PPLH

No Jenis Izin PPLH Ya Tidak


1 Izin Pembuangan Limbah Cair x
2 Izin Pemanfaatan Air Limbah Untuk x
Aplikasi ke Tanah
3 Izin Penyimpanan Sementara
Limbah Bahan Berbahaya dan x
Beracun
4 Izin Pengumpulan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
5 Izin Pengangkutan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
6 Izin Pemanfaatan Limbah Berbahaya x
dan Beracun
7 Izin Pengolahan Limbah Berbahaya x
dan Beracun
8 Izin Penimbunanan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
9 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut x

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 63


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

10 Izin Dumping x
11 Izin Reinjeksi ke Dalam Formasi x
12 Izin Venting x

Sedangkan pengelolaan limbah B3 ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun dan Permen LH No. 30 Tahun
2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawwasan Pengelolaan Limbah B3 Serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 64


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

BAB V
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Perusahaan : CV. Anugrah Cipta Mandiri


Nama Pemrakarsa : Miftahuddin
Jabatan : Direktur
Alamat : Jl. Tanjung Raya II, Komplek Mutiara Saigon No. A.13,
Kecamatan Pontianak Timur - Pontaianak
Kalimantan Barat
Bidang Usaha : Pertambangan Tanah Urug.

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Kami bersedia dan bersungguh-sungguh akan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan


pemantauan lingkungan hidup sebagaimana tercantum didalam Dokumen UKL-UPL
kegiatan Pertambangan Tanah Urug atas nama CV. Anugrah Cipta Mandiri ini.

2. Kami bertanggung jawab dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku apabila kami terbukti lalai dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup berdasarkan Dokumen UKL-UPL sebagaimana mestinya.

3. Kami bersedia memperbaharui Dokumen UKL-UPL ini apabila diperlukan, sesuai


dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

4. Kami bersedia melakukan kewajiban melaksanakan frekuensi pelaporan sesuai dengan


materi pelaporan kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang lingkungan hidup dan
instansi teknis Pemerintah Kabupaten Melawi yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan setiap semester pada bulan Juni dan Desember Tahun berjalan.

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 65


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

Demikianlah Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, Januari 2023


Yang Membuat Pernyataan,
Materai
Rp. 10.000

( Miftahuddin )
Direktur

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 66


UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG

LAMPIRAN

CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 67

Anda mungkin juga menyukai