Anda di halaman 1dari 4

Keutamaaan Dzikir

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,

Atas rahmat dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, saat ini kita sedang
melaksanakan salah satu fardhu dan syiar paling agung dalam Islam yaitu Shalat Jumat.

Shalat merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang salah satu tujuannya adalah
untuk berdzikir kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َّ ‫ِإنَّ ِني َأنَا اللَّ ُه اَل ِإ ٰلَ َه ِإاَّل َأنَا َفاعْ بُ ْد ِني وَ َأ ِق ِم ال‬
‫صاَل َة ِل ِذ ْك ِري‬

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha: 14]
Berdzikir kepada Allah atau mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sang pencipta
seluruh umat manusia, jin, malaikat dan seluruh alam semesta, merupakan amalan yang
sangat agung.

Berdzikir kepada Allah merupakan sarana paling besar untuk mendekatkan diri kepada
Allah yang Maha Agung.

Allah Ta’la berfirman,

َ‫صاَل َة تَ ْن َهىٰ عَ ِن ا ْلف َْحشَا ِء وَ ا ْل ُم ْن َك ِر ۗ وَ لَ ِذ ْك ُر اللَّ ِه َأ ْكبَرُ ۗ وَ اللَّ ُه يَ ْعلَ ُم مَا تَصْ نَعُون‬ َّ ‫ب وَ َأ ِق ِم ال‬
َّ ‫صاَل َة ۖ ِإنَّ ال‬ َ ‫ا ْت ُل مَا ُأو ِح‬
ِ ‫ي ِإلَيْكَ مِنَ ا ْل ِكتَا‬

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabut:
45]
Allah Ta’ala menjanjikan bahwa siapa saja yang senantiasa mengingat Allah maka Allah
juga akan mengingat dirinya dengan pahala dan ampunan. Allah Ta’ala berfirman,

‫َفا ْذ ُكرُ و ِني َأ ْذ ُكرْ ُك ْم‬

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, . [Al-Baqarah:
152]
Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, ”Makna ayat ini adalah ingatlah kalian
kepada-Ku dengan melakukan ketaatan, Aku akan mengingat kalian dengan pahala dan
ampunan. Ini adalah pendapat dari Sa’id bin Jubair. (Ulama Tabi’in terkemuka.)

Beliau juga mengatakan, ”Dzikir adalah mentaati Allah. Maka siapa yang tidak taat
kepada Allah berarti tidak berdzikir kepada-Nya meskipun banyak mengucapkan tasbih,
tahlil dan membaca al-Quran.”[i]
Alah Ta’ala juga menegaskan bahwa dzikir kepada Allah Ta’ala itu akan membuahkan
ketenangan dalam hati seseorang. Allah Ta’ala berfirman,

٢٨- ُ‫الَّذِينَ آ َمنُو ْا وَ تَطْمَِئنُّ ُقلُوبُ ُهم ِب ِذ ْك ِر اللّ ِه َأالَ ِب ِذ ْك ِر اللّ ِه تَطْمَِئنُّ ا ْل ُقلُوب‬-

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d: 28]
Ini hanyalah sebagian dari keutamaan berdzikir kepada Allah yang ada dalam al-Quran.
Adapun keutamaan berdzikir kepada Allah yang disampaikan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
sangatlah banyak. Tidak memungkinkan untuk disebutkan semuanya dalam khutbah
Jumat ini.

Namun demikian, kami akan menyampaikan sebagian kecil saja untuk mengenalkan
keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sedemikian besar:

1. Orang mukmin yang berdzikir kepada Allah berada pada kedudukan yang
tinggi sampai-sampai Allah membanggakan mereka di kalangan para
Malaikat.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, ”Muawiyah keluar menuju satu halaqah
(sekelompok orang yang duduk melingkar) di dalam masjid, lalu dia bertanya, ”Apa
yang menyebabkan kalian duduk?”

Mereka menjawab, ”Kami sedang berdzikir kepada Allah.” Muawiyah berkata, ”Demi
Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk kecuali hanya itu?” Mereka
menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.”

Muawiyah berkata, ”Sesungguhnya aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak
percaya kepada kalian. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku
dari Rasulullah ‫ﷺ‬, lebih sedikit haditsnya dariku. Sesungguhnya, Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah
keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,

َ َ‫مَا َأ ْجل‬
‫س ُك ْم‬

’Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.”


Mereka menjawab, ”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,

َ َ‫س ُك ْم ِإاَّل َذاكَ َقالُوا وَ اللَّ ِه مَا َأ ْجل‬


َ‫سنَا ِإاَّل َذاك‬ َ َ‫آللَّ ِه مَا َأ ْجل‬

”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?”
Mereka menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali
hanya itu?” Beliau bersabda,

‫َقا َل َأمَا ِإنِّي لَ ْم َأسْ ت َْح ِل ْف ُك ْم تُ ْه َم ًة لَ ُك ْم وَ لَ ِكنَّ ُه َأتَا ِني ِجب ِْري ُل َفَأخْ بَرَ ِني َأنَّ اللَّ َه عَ َّز وَ جَ َّل يُبَا ِهي ِب ُك ُم ا ْل َماَل ِئ َك َة‬

”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak percaya kepada
kalian. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa
Allah ‘Azza wa Jalla membanggakan kalian kepada para malaikat.” [Hadits riwayat
Muslim, no. 2701].
2. Ahli dzikir akan dikelilingi malaikat, diselimuti dengan rahmat, dan
diturunkan ketenangan kepadanya.
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Abu Sa’id Al-Khudri,
keduanya bersaksi bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

َّ ‫اَل يَ ْق ُع ُد َقوْ ٌم يَ ْذ ُك ُرونَ اللَّ َه عَ َّز وَ جَ َّل ِإاَّل حَ َّف ْت ُه ُم ا ْل َماَل ِئ َك ُة وَ َغ ِشيَ ْت ُه ُم الر َّْح َم ُة وَ نَزَ لَتْ عَ لَي ِْه ُم ال‬
‫س ِكينَ ُة وَ َذ َكرَ ُه ُم اللَّ ُه ِفيمَنْ ِع ْن َد ُه‬

Tidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali para
malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada
mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di sisi-
Nya. [Hadits riwayat Muslim, no. 2700].
3. Dzikir itu merupakan kehidupan hati
Di dalam Shahih Al-Bukhari (6407) dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu dia berkata,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ت‬ ِّ َ‫َمثَ ُل الَّ ِذي يَ ْذ ُك ُر رَ بَّ ُه وَ الَّ ِذي الَ يَ ْذ ُك ُر ُه َمثَ ُل الح‬
ِ ِّ‫ي وَ ال َمي‬

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir
kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”
Sedangkan dalam riwayat Imam Muslim (779) Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ت‬
ِ ِّ‫ي وال َمي‬ ُ ‫ْت الَّ ِذي الَ يُ ْذ َك ُر‬
ِّ َ‫ َمثَ ُل الح‬، ‫هللا ِفي ِه‬ ُ ‫ْت الَّ ِذي يُ ْذ َك ُر‬
ِ ‫ وَ البَي‬، ‫هللا ِفي ِه‬ ِ ‫َمثَ ُل البَي‬

“Permisalan rumah yang dipakai untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang di
dalamnya tidak dipakai untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti orang hidup dan
orang mati.”
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan, ”Apabila hati itu hidup maka akan
dipenuhi dengan iman.

Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

َ‫شوْ نَ رَ بَّ ُه ْم ثُ َّم تَلِينُ ُجلُو ُد ُه ْم وَ ُقلُوبُ ُه ْم ِإلَىٰ ِذ ْك ِر اللَّ ِه ۚ ٰ َذلِك‬


َ ْ‫شعِرُّ ِم ْن ُه ُجلُو ُد الَّذِينَ يَخ‬ َ ‫َاب ًها َمثَا ِن‬
َ ‫ي تَ ْق‬ ِ ‫يث ِكتَابًا ُمتَش‬ِ ‫اللَّ ُه نَزَّ َل َأ ْحسَنَ ا ْلحَ ِد‬
‫ُهدَى اللَّ ِه يَ ْه ِدي ِب ِه مَنْ يَشَا ُء ۚ وَ مَنْ يُضْ ِل ِل اللَّ ُه َفمَا لَ ُه مِنْ َها ٍد‬

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut
kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang
pemimpinpun. [Az-Zumar: 23]
Sedangkan orang yang hatinya keras dari berdzikir kepada Allah maka hatinya mati.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ُأ‬
ٍ ‫َاسيَ ِة ُقلُوبُ ُه ْم مِنْ ِذ ْك ِر اللَّ ِه ۚ و ٰلَِئكَ ِفي ضَ اَل ٍل م ُِب‬
‫ين‬ ِ ‫َفوَ ْي ٌل ِل ْلق‬

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar:22]
Seorang pria menemui Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, tokoh ulama Tabi’in dari
Bashrah, Irak. Dia mengeluhkan kekerasan hatinya. Maka Al-Hasan berkata kepadanya,
”Lunakkanlah hatimu dengan dzikir.”

Hal ini karena ketika hati semakin lalai maka hatinya akan semakin keras. Bila berdzikir
kepada Allah maka kekerasan hati tersebut akan meleleh. [Al-Wabil Ash-Shayyib: 71][ii]
Jenis-Jenis Dzikir
Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Perlu diketahui bahwa dzikir itu ada beberapa jenis atau bentuk. Syaikh Muhammad
Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla itu bisa
dilakukan dengan hati, lisan dan anggota badan.

1. Dzikir dengan hati


Maksud berdzikir dengan hati adalah memikirkan dan mentadabburi keagungan Allah
Ta’ala dan ayat-ayat-Nya yang syar’i, al-Quran dan hukum-hukumnya, ayat-ayat berupa
ciptaan-Nya seperti langit, bumi, matahari bulan dan seterusnya.
Termasuk ke dalam berdzikir dengan hati adalah seorang muslim mengingat-ingat
perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya lalu melaksanakan perintah-
perintah tersebut dan menjauhi larang-larangan tadi. Demikian pendapat dari Al-Qadhi
‘Iyadh, ulama Tabiut Tabi’in.

2. Dzikir dengan lisan


Berdzikir dengan lisan adalah dengan bertasbih, bertahlil (mengucapkan laa ilaaha
illallah), istighfar, membaca al-Quran dan segala ucapan yang mendekatkan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berdzikir dengan hati dan lisan secara bersamaan itu lebih baik daripada berdzikir hanya
dengan hati atau hanya dengan lisan saja.

3. Dzikir dengan anggota badan


Sedangkan berdzikir dengan anggota badan adalah amalan mentaati Allah. Siapa saja
yang beramal dengan ketaatan kepada Allah itu berarti dia orang yang sedang berdzikir
kepada Allah.

Imam AN-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir itu tidak hanya terbatas
pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan seterusnya. Bahkan setiap orang yang beramal
untuk Allah Ta’ala dengan ketaatan maka dia orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala.
Demikianlah pendapat Sa’id bin Jubair rahimahullah dan ulama lainnya.

‘Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah, seorang ulama Tabi’in mengatakan bahwa majlis-
majlis dzikir itu adalah majlis-majlis yang yang mengkaji tentang halal-dan haram,
bagaimana anda berjual beli, shalat, puasa, menikah, bercerai, berhaji dan yang
semacam itu.” [Al-Adzkar: 91]

Jadi shalat itu termasuk dzikrullah, jihad di jalan Allah itu termasuk dzikrullah, berbakti
kepada orang tua termasuk dzikrullah, silaturrahim termasuk dzikrullah, menolong
seorang muslim termasuk dzikrullah, menolong orang yang dizhalimi termasuk
dzikrullah, mempelajari ilmu dan mengajarkannya termasuk dzikrullah, amar makruf nahi
mungkar juga termasuk dzikrullah.[iii]

Anda mungkin juga menyukai